Anda di halaman 1dari 10

MINIMNYA KEPEDULIAN SISWA TERHADAP

KEKOMPAKAN DI DALAM KELAS

O
L
E
H
NAMA KELOMPOK IV :
1. DONOVAN J KADJA
2. ARIEL P U DETA
3. KEYCIA E.P. MONY
4. INGE F.S. SELAN
5. IMELDA A.J. ITA
6. KELVIN S. SELAN
7. CHRISTINA L. ULLE
8. INDRI M. BONLAY
9. CLAUDIA C. AMALO

SMA NEGERI I KEFAMENANU


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " MINIMNYA KEPEDULIAN SISWA
TERHADAP KEKOMPAKAN DI DALAM KELAS " dengan tepat waktu Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata pelajaran sosiologi . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku guru penganpu mata pelajaran
sosiologi . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kefamenanu, 15-11- 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Kerjasama Siswa...........................................................................................2
B. Cara Meningkatkan Kerjasama Siswa............................................................................2
C. Pembelajaran...................................................................................................................3
D. Penyebab minimnya kepedulian terhadap kerjasama siswa…………………………….3
BAB III.......................................................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................................5
A. KESIMPULAN...............................................................................................................5
B. SARAN...........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerjasama merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena
dengan kerjasama manusia dapat melangsungkan kehidupannya. Kerjasama juga
menuntut interaksi antara beberapa pihak. Menurut Soerjono Soekanto (2006: 66)
kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendapat tersebut sudah jelas mengatakan bahwa kerjasama merupakan
bentuk hubungan antara beberapa pihak yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama dalam konteks pembelajaran yang melibatkan siswa,
Miftahul Huda (2011: 24-25) menjelaskan lebih rinci yaitu, ketika siswa bekerja sama
untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka memberikan dorongan, anjuran,
dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan.
Hal ini berarti dalam kerjasama, siswa yang lebih paham akan memiliki
kesadaran untuk menjelaskan kepada teman yang belum paham.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kerjasama?
2. Bagaimana cara meningkatkan kerjasama siswa?
3. Apa penyebab minimnya kepedulian terhadap kerjasama siswa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kerjasama.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara meningkatkan kerjasama siswa.
3. Untuk mengetahui penyebab minimnya kepedulian terhadap kerjasama siswa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerjasama Siswa


Kerjasama merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena
dengan kerjasama manusia dapat melangsungkan kehidupannya. Kerjasama juga
menuntut interaksi antara beberapa pihak. Menurut Soerjono Soekanto (2006: 66).
Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat tersebut sudah jelas mengatakan bahwa
kerjasama merupakan bentuk hubungan antara beberapa pihak yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Kerjasama dalam konteks pembelajaran yang melibatkan siswa, Miftahul
Huda (2011: 24-25) menjelaskan lebih rinci yaitu, ketika siswa bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka memberikan dorongan, anjuran, dan
informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan. Hal ini berarti
dalam kerjasama, siswa yang lebih paham akan memiliki kesadaran untuk
menjelaskan kepada teman yang belum paham.
Anita Lie (2005: 28) mengemukakan bahwa kerjasama merupakan hal yang
sangat penting dan diperlukan dalam kelangsungan hidup manusia. 8 Tanpa adanya
kerjasama tidak akan ada keluarga, organisasi, ataupun sekolah, khusunya tidak akan
ada proses pembelajaran di sekolah. Lebih jauh pendapat Anita Lie dapat diartikan,
bahwa tanpa adanya kerjasama siswa, maka proses pembelajaran di sekolah tidak
akan berjalan dengan baik dan akhirnya tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Melihat pentingnya kerjasama siswa dalam pembelajaran di kelas maka sikap ini
harus dikembangkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kerjasama siswa dapat diartikan sebagai sebuah interaksi atau hubungan antara siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan
yang dimaksud adalah hubungan yang dinamis yaitu, hubungan yang saling
menghargai, saling peduli, saling membantu, dan saling memberikan dorongan
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan pembelajaran tersebut meliputi
perubahan tingkah laku, penambahan pemahaman, dan penyerapan ilmu pengetahuan

B. Cara Meningkatkan Kerjasama Siswa


Untuk meningkatkan kerjasama siswa perlu diajarkan ketrampilan sosial. Hal
ini dikarenakan dengan ketrampilan sosial nilai-nilai dalam kerjasama akan
terinternalisasi dalam diri siswa dengan cara pembiasaan. Ketrampilan sosial yang
harus dimiliki siswa untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa diungkapkan
oleh Johnson & Johnson dalam Miftahul Huda (2011:55). Menurut Johnson &
Johnson untuk mengoordinasi setiap usaha demi mencapai tujuan kelompok, siswa
harus:
1) Saling mengerti dan percaya satu sama lain.
2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu.
3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain.
4) Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan konflik.

2
Cara untuk meningkatkan kerjasama siswa di atas sesuai dengan prinsip metode
Firing Line, yaitu metode Firing Line menuntut siswa untuk berkomunikasi secara
baik pada sesi bermain peran X dan Y. Saling mendukung, mengerti, dan
mendamaikan perdebatan pada saat sesi diskusi.

C. Pembelajaran
Menurut Isjoni (2010: 14) pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh
siswa, bukan dibuat oleh siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya
pendidik untuk membantu peserta didik dalam proses belajar. Tujuan pembelajaran
adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang ada. Sehingga
pembelajaran merupakan suatu proses interaksi edukatif yang terjadi antara pendidik
dan peserta didik dalam sebuah kegiatan belajar.
Wina Sanjaya (2006: 104) mengartikan istilah pembelajaran (instruction)
sebagai usaha siswa untuk mempelajari bahan pelajaran 19 sebagai akibat dari
instruksi dari gurunya. Proses pembelajaran tidak mungkin terjadi pada siswa apabila
guru tidak memberikan perlakuan. Sehingga jelas bahwa peran guru dan siswa dalam
pembelajaran sama-sama penting tidak ada salah satu yang mendominasi. Hanya saja
siswa dan guru memiliki peran atau tugas masing-masing yang berbeda.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai unsur meliputi guru,
siswa, bahan ajar, serta sarana dan prasarana. Berbagai unsur ini saling terkait dan
memiliki peran masing-masing untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

D. Penyebab minimnya kepedulian terhadap kerjasama siswa


Kepedulian marupakan salah satu bentuk tindakan nyata, yang dilakukan oleh
masyarakat dalam merespon suatu permasalahan. Dalam (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) kepedulian juga merupakan partisipasi yakni keikutsertaan. Kepedulian
sosial merupakan sebuah sikap keterhubungan dengan manusia pada umumnya,
sebuah empati bagi setiap anggota manusia untuk membantu orang lain atau sesama.
Kata peduli memiliki makna yang beragam, oleh karena itu kepedulian itu
menyangkut sebagai tugas, peran, dan hubungan.
Kata peduli juga behubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan. Banyak
yang merasakan semakin sedikit orang yang peduli pada sesama dan cenderung
menjadi individualistis yang mementingkan diri sendiri. Berjiwa sosial dan senang
membantu merupakan sebuah ajaran yang universal dan dianjurkan oleh semua
agama. Berikut ini merupakan penyebab minimnya kepedulian terhadap kerjasama
siswa yaitu sebagai berikut.
1) Kurangnya kepercayaan antar siswa.
Pada dasarnya, hambatan ini terjadi karena siswa tidak bersedia menampilkan
sisi rentannya kepada sesama siswa. Mereka tidak mau terbuka mengenai
kelemahan dan kekurangan diri, kesalahan yang dilakukan, serta kebutuhan
untuk meminta bantuan rekan-rekannya. Keadaan ini membuat tim kesulitan
untuk membangun kepercayaan yang merupakan fondasi penting dalam kerja
sama tim.

3
2) Ketakutan terhadap konflik.
siswa yang tidak saling percaya satu sama lain, tidak akan bersedia untuk
terlibat dalam konflik yang terbuka dan konstruktif. Mereka lebih memilih
untuk menyimpan pendapat yang mereka miliki ketimbang berdebat dengan
rekan satu kelompoknya. Anggota kelompok memilih untuk mempertahankan
keharmonisan (palsu) dalam kelompok.

3) Kurangnya komitmen.
Keengganan siswa untuk terlibat dalam konflik mengakibatkan kurangnya
komitmen anggota terhadap kelompok. Komitmen dalam konteks kerja sama
kelompok berfokus pada pembuatan rencana dan pengambilan keputusan.
Ketika anggota kelompok tidak memberikan pendapatnya dalam diskusi
(karena takut terlibat konflik), mereka akhirnya tidak benar-benar terlibat
dalam keputusan yang diambil oleh kelompok.

4) Menghindari pertanggungjawaban.
Tanpa adanya komitmen terhadap perencanaan dan pengambilan keputusan
yang diambil oleh kelompok, anggota kelompok tidak dapat meminta
pertanggungjawaban kepada rekan kerjanya. Mereka ragu-ragu untuk
memberikan feedback kepada rekan kerja terkait dengan performanya dalam
kelompok. Mereka memilih untuk tidak mengingatkan rekan kerjanya
mengenai standar performa yang tinggi demi menghindari ketidaknyamanan
antar anggota kelompok.

5) Ketidakpedulian terhadap hasil yang diperoleh.


Tanpa adanya pertanggungjawaban, siswa akhirnya lebih fokus pada tujuan
pribadi ketimbang tujuan kelompok. Kegagalan untuk meminta
pertanggungjawaban kepada rekan kerja, menciptakan lingkungan dimana
anggota tidak peduli terhadap hasil yang diperoleh secara kelompok. Mereka
cenderung mencari pengakuan untuk diri sendiri dengan mengorbankan tujuan
bersama.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerjasama siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, terlihat dari sikap
siswa dalam proses pembelajaran antara lain, saat membentuk kelompok siswa tidak
peduli dan tidak mau mengambil bagian dalam kelompoknya, hanya terdapat satu atau
dua siswa yang mau menerangkan materi kepada temannya yang belum jelas, banyak
siswa yang ramai sendiri dan tidak mempedulikan instruksi, serta pada saat salah satu
siswa mempresentasikan hasil diskusi, siswa lain justru mengobrol sendiri dengan
temannya. SEHIGGA MENIMBULKAN KETIDAKOMPAKAN DI DALAM
KELAS.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah


di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/18186/4/BAB%20II%2009.12.017%20Eti%20i.pdf
http://eprints.unm.ac.id/1425/
https://eprints.uny.ac.id/18306/3/BAB%201%2010405241011.pdf

Anda mungkin juga menyukai