Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

PEMBELAJARAN KREATIF

Dosen Pengampu :

Dra. Pastiria Sembiring,M.Pd

Disusun Oleh :

Sri Ayu Anggraini BN

1192471004

PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, kita panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kita, sehingga penulis bisa menyeselesaikan Critical Book Report mengenai
"Pembelajaran Kreatif” tepat pada waktu yang sudah ditentukan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan Critical Book Report ini. Penulis juga
ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat. Baik langsung ataupun tidak langsung dalam rangka penyelesaian Critical
Book Report ini.
Dan penulis berharap semoga Critical Book Report ini mampu menambah
pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup
memperbaiki Crtical Book Report ini sehingga menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa Crtical Book
Report ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala masukan
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis bisa melakukan
perbaikan Crtical Book Report ini sehingga menjadi Crtical Book Report yang baik
dan benar.

Medan, September2019

Sri Ayu Anggraini BN

ii
DAFTAR ISI

iii
IDENTITAS BUKU

Buku Utama

Judul buku : Pembelajaran Kreatif


Pengarang : Tim Dosen FIP UNIMED
Penerbit : UNIMED PRESS
Tahun terbit : 2019
Kota terbit : Medan
Jumlah halaman : 125 halaman

Buku Pembanding

Judul buku : Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat

Pengarang : Prof. Dr. Utami Munandar


Penerbit : RINEKA CIPTA
Tahun terbit : 1999
Kota terbit : Jakarta
Jumlah halaman : 286 halaman
ISBN : 979-518-831-3

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah
mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk
dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-
book sampai e-education. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir
tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang
melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu, di
pahami ataupun tidak di pahami. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada
ruang dan waktu dimana manusia dapat melaksanakan, dan itu berarti pula bahwa
belajar tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu. Karena perubahan
yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti

Inti dari proses pendidikan adalah belajar dan pembelajaran. Menyadari hal
itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan meningkatkan proses belajar dan
pembelajaran. Agar dapat berkembangnya proses ataupun system pembelajaran
untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, maka diperlukan adanya
pemahaman tentang hakikat belajar dan pembelajaran.

B. Tujuan
1. Penyelesaian tugas mata kuliah Pembelajaran Kreatif
2. Mengulas isi dua buah buku
3. Memahami dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
4. Membandingkan isi kedua buku

v
5. Melatih cara berfikir kritis dalam mengkritik dan menilai keunggulan
maupun kelemahan yang terdapat dalam buku tersebut

C. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan tentang Pembelajaran Kreatif


2. Untuk meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku,
kemampuan membandingkan buku dengan buku lainnya dengan baik.
3. Untuk melatih diri agar berpikir kritis dalam mencari informasi yang
diberikan oleh setiap bab dari buku pertama dan buku kedua.
4. Untuk menilai kekurangan dan kelebihan kedua buku tersebut.

vi
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Hakekat Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar akan selalu kita alami sepanjang hidup kita dan terjadi di sekitar
kita. Belajar itu sendiri tidak hanya melibatkan kemampuan pengetahuan atau
kognitif saja, melainkan emosi, sikap, interaksi, kepribadian dan masih banyak lagi
yang dapat dikembangkan dalam diri kita.

Sering orang menganggap bahwa belajar itu sama dengan menghafal.


Misalnya, kalau orang tua menyuruh anaknya untuk belajar, bagi mereka belajar itu
tidak lain adalah menghafal materi pelajaran. Apakah belajar sama dengan
menghafal? Tentu tidak, bukan? Seseorang yang mampu menghafal sejumlah
materi pelajaran belum tentu menjamin orang tersebut menjadi lebih baik dan
pintar. Kemudian, kalau begitu apa belajar itu?

Menurut Hilgard, “Learning is the process by which an activity originates


or changed through training procedures (wether in the laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not attributable to
training.” Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau
prosedur latihan baik latihan di dalam laboraturium maupun dalam lingkungan
alamiah. (Sanjaya, 2011)

Sedangkan menurut Sanjaya (2011), belajar bukanlah sekadar


mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingg a menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas
mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang
disadari.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan


bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang di lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku

vii
yang tentunya bersifat positif yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum
belajar.

2. Pengertian Mengajar

Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar mengalami perkembangan secara


terus menerus. Secara deskriptif, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. (Sanjaya, 2011)

Pengertian mengajar di atas tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan


oleh Smith bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan
(teaching is imparting knowledge or skill). (Sanjaya, 2011)

Kemudian pengertian mengajar juga diungkapkan oleh Gagne (Sanjaya,


2011) yang menyatakan bahwa “instruction is a set of event that effect learners in
such a way that learning is facilitated”. Sehingga mengajar atau
“teaching” menurut Gagne disini guru berperan penting selama mengajar dimana
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing selama terjadinya pembelajaran..

Dari pengetian mengajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan


bahwa mengajar ialah adanya komunikasi dari pendidik ke peserta didik sebagai
usaha menanamkan dan memberikan informasi baik berupa pengetahuan juga
keterampilan kepada peserta didik mengenai hal yang sebelumnya tidak diketahui.

3. Pengertian Pembelajaran

Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran,


tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara
konseptual pada dasarnya dalam istilah menjar itu juga bermakna membelajarkan
siswa. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak
dapat dipisahkan. Tidak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat
seorang mengajar. Itulah makna pembelajaran. (Sanjaya, 2011)

Menurut UU No. 20/2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah


proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

viii
lingkungan belajar. Pembelajaran ini terdapat usaha siswa dalam mempelajari
materi bahan pelajaran juga usaha guru dalam menyampaikan materi tersebut.
Sehingga proses pembelajaran terjadi antara siswa dan guru, kedua hal ini saling
berkesinambungan untuk menciptakan pembelajaran.

Dari pengertian pembelajaran di atas, maka kami dapat menyimpulkan


bahwa pembelajaran ialah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik
yang saling berkesinambungan yang disertai dengan adanya perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pembelajaran

B. Teori - Teori Belajar

Aliran teori-teori belajar

1. Aliran Behaviorisme : Yang berasal dari Behavior yang artinya tingkah laku.
Semakin seseorang diberikan penguatan dalam belajar, ia akan semakin
menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan informasi yang ia dapatkan. Bila
teori behavioristik inidikaitkan dengan pembelajaran, tingkahlaku ini merupakan
wujud capaian atau hasil belajar. Teori behavioristik mulanya, teori belajar
psikologi yang muncul sejak 1940-an sampai sampai dengan awal 1950 dan John
B. Watson dianggap sebagai pelapor. Tokoh aliran ini Ivan Petrovich Pavlov.

2. Aliran Kognitivisme: Yang berarti berfikir, arti dari kognitif itu sendiriadalah
tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Bila
teori kognitif ini dikaitkan dengan pembelajaran, dengan kognitif semua melibatkan
pikiran karena dengan belajar individu tersebut sengan memikirkan sesuatu untuk
merubah tingkah laku yang terjadi, lebih menekankan pada perkembangan berfikir
peserta didik. Teori kognitif memiliki banyak kelompok aliran yang diplopori oleh
para psikolog, diantaranya yaitu teori belajar Gestalt, teori belajar Cognitive Field
dan teori belajar Cognitive Developmental. Pakar teori Kognitif ini lebih terkenal
yaitu John Piaget dan Vigotsky.

3. Teori Belajar Humanistik : Human yang berarti manusia, teori ini adalah suatu
teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan
manusia. Dalam pembelajaran lebih mengutamakan pengembangan potensi diri

ix
peserta didik, dalam teori ini belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik antara lain : Abraham maslow, Arthur
Combs, Carl Ransom Rogers.

4. Teori Belajar Kontruktivistik : Kontruktif yang berarti bersifat membangun.


Dalam pembelajaran pada dasarnya pengetahuan atau informasi dibangun oleh
peserta didik sedikit demi sedikit, yang hasilnya akan diperoleh informasi secara
utuh atau penuh. Pengetahuan memberi makna melalui pengalaman-pengalaman
yang nyata dan hanya bisa didaptkan dengan belajar. Dengan teori konstruktivisme
siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat
keputusan.

5. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan
dengan teori-teori yang sudah dibahas sebelumnya. Menurut teori ini, belajar adalah
pengolahan informasi. Proses belajar memang penting dalam teori ini, namun yang
lebih penting adalah system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa.
Toko dalam teori ini adalah Lev N. Landa.

C. Kratifitas

Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan yang
diterima dari luar diri individu. Kreativitas yang dimiliki manusia, lahir bersama
lahirnya manusia tersebut. Sejak lahir individu sudah memperlihatkan
kecenderungan mengaktualisasikan dirinya.Dalam kehidupan ini kreativitas sangat
penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam
proses kehidupan manusia.

Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi


sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep
lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.

Menurut Utami Munandar (2009: 12), mengemukakan bahwa kreativitas


adalah: Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk

x
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah
ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah
diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga,
maupun dari lingkungan masyarakat.

Beberapa uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya


merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun
kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan
apa yang telah ada sebelumnya.

Berbagai macam karakteristik atau ciri - ciri kreatifitas yang ditunjukan oleh
seorang individu. dibawah ini ialah ciri - cirinya sebagai berikut:

1. memiliki rasa ingin tahu yang besar

2. penuh percaya diri

3. memiliki kemandirian

4. memiliki selera humor

5. mempunyai imajinasi yang tinggi

6. cenderung kritis terhadap orang lain

7. benci terhadap bosan

8. suka dengan hal yang kompleks

9. ulet dan tekun

10. berani menyatakan pendapat dan keyakinan. apabila ditentang, dia akan terus
berpegang teguh dengan pendapat atau keyakinannya.

Mengenai factor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya


kreativitas seseorang, berikut ini David Campble ( dalam Mangunharjdono, 1986)
menjelaskan adanya beberapa factor yang mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor genetik

xi
2. Adanya keterbukaan dalam keluarga
3. Adanya kebebasan psikologis
4. Kehidupan yang sering berpindah-pindah
5. Tersedianya fasilitas yang memadai untuk mengembangkan bakat
6. Keberanian dalam mengambil resiko

Latar Belakang Pentingnya Kreativitas

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.Adapun


tujuannya yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsayan bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas


merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia.
Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan
umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Seperti Bill Gate si raja
microsof, JK Rolling dengan novel Harry Potternya, penyanyi dengan suara khas
Ebiet G.Ade. Apa yang mereka ciptakan adalah karya orisinil yang luar biasa dan
bermakna, sehingga orang terkesan dan memburu karyanya.

Masalah individu kreatif dapat bersumber dari lingkungan belajar atau


pemebelajaran yang terlalu membatasi perkembangan nya dan mewujud nya
kreativitas.Sekolah dapat menjadi msalah indidvidu kreatif,Karena memndang
individu sebagai anak orang /orang yang tidak dapat di percaya melakukan
sesuatu,dapat pula mencemaskan sehingga individu kurang percaya did untuk
menyalurkan bakat kreativitas nya.

Alat Ukur Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes merupakan alat ukur kreatif yangterdiri dari enam subtes berikut;

 Subtes permulaan kata


 Menyusun kata
 Membentuk kalimta tiga kata
 Sifat-sifat yang sama
 Penggunaan yang tidak lazim

xii
 Subtes apa akibat nya.
 Tes ini merupakan tes yang kreativitas verbal yang mengukur
kreativitas.

D. Mengembangkan Kreativitas dan Hambatannya

Berikut ini beberapa cara untuk mengembangkan kreativitas seorang anak:

Peran orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak :

1. Berikan anak mempunyai perasaan aman; Untuk menjadi kreatif secara


emosional anak-anak harus memperoleh perasaan aman. Orang tua harus
sensitive dan memenuhi kebutuhan anak, sehingga anak dapat
mengembangkan rasa percaya diri dan akan memacu keinginan anak untuk
berpetualang dan mencari hal-hal baru.
2. Berikan dukungan sarana ; Orang tua harus memberikan dukungan,
kesenpatan dan menyediakan sarana yang memungkinkan anak untuk
mengeksplor serta berkreasi sebebas mungkin dalam mengembangkan daya
imajinasinya.

Peran sekolah dalam mengembangkan kreativitas peserta didik

1. Guru mengidentifikasi siswa-siswa berbakat kreativitas,untuk selanjutnya


dikembangkan.
2. Guru menciptakan iklim belajar yang menyenangkan,khususnya bagi siswa.
3. Guru membangun rasa percaya diri siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu.

Peran pendidikan tinggi dalam membina kreativitas mahasiswa

1. Sistem pembelajaran yang menumbuh kembangkan kreativitas mahasiswa


yang meliputi pendekatan, strategi, model, metode pembelajaran
2. Pengembangan budaya kreatif di kampus
3. Penyediaan kegiatan ekstrakurikuler beserta fasilitas nya
4. Pelatihan pelatihan membangun kreativitas mahasiswa dan dosen
5. Studi banding antar perguruan tinggi, yang dapat menstimulasi kreativitas
mahasiswa

xiii
Peran masyarakat dalam membina kreativitas

Suasana masyarakat yang kreatif merupakan sosialisasi budaya yang sangat


mendukung pembentukan kreativitas individu.suasana yang dapat
diciptakan melalui model kreatif tersebut.

Hambatan Kreativitas

Menurut para pakar telah diidentifikasi hambatan-hambatan kreativitas


sebagai berikut:

a. James L. Adams dalam bukunya Conseptual Blockbusting (1986), yakni:

1). Hambatan Persepsi

2). Hambatan Emosi.

3). Hambatan Kultural

4). Hambatan Lingkungan

5). Hambatan Intelektual

Selain itu ada beberapa kendala yang menyababkan terhamatnya


kreatifitas,yaitu :

Kendala yang berasal dari keluarga

 Orang tua kurang memahami tentang pentingnya kreativitas dikembangkan


 Keterbatasan waktu orang tua menyediakan sarana dan media kreativitas

Kendala yang berasal dari sekolah/lembaga pendidikan

 Guru kurang mementingkan pengembangan kreativitas seiring dengan


pembelajaran
 Guru kurang memahami kreativitas siswa

Keterbatasan sarana dan media kreativitas guru/ pendidik

 Ada kecenderungan kurikulum yang mensyaratkan siswa mengikuti


pelajaran yang banyak

xiv
Kendala yang berasal dari masyarakat

 Meskipun telah terdapat sarana dan program pengembangan kreativitas di


masyarakat, seperti tempat tempat olahraga, lomba kreatifitas namun
jumlah nya masih terbatas

Kendala budaya

 Faktor budaya Indonesia yang dapat menghambat kreativitas adalah adanya


pandangan seperti " anak wajib patuh pada orang tua tanpa penting tahu
alasannya. Bangsa Indonesia umumnya cenderung berorientasi pada budaya
kolektivisme, diri yang independen, sehingga orientasi budaya ini mengikat
individu untuk menjaga pandangan dan penilaian orang lain yang menjadi
acuan kelompok nya di dalam bertindak

E. Pembelajaran Kreatif

1. Pengertian Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran (instruction) adalah serangkaian peristiwa yang


mempengaruhi pembelajaran sedemikian rupa sehingga terjadi peristiwa belajar
pada pembelajaran.Berkenaan dengan pembelajaran, terdapat beberapa konsep
yang berdekatan artinya, yaitu pendekatan pembelajaran, teknik pembelajaran,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan taktik
pembelajaran.

Berdasarkan pengertian pembelajaran diatas, dapat dirumuskan bahwa


pembelajaran kreatif adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh pendidik/guru
membelajarkan siswa/peserta didik, yang untuk itu pendidik/guru juga melakukan
pembelajaran secara kreatif.

2. Model Pembelajaran yang Mengandung Kreativitas

1) Model Pembelajaran Inkuiri

Sanjaya (2008) menyebutkan model pembelajaran inkuiri dengan sebutin


Strategi Pembelajaran Inkruiri (SPI). Bahwa SPI adalah “rangkaian pembelajaran

xv
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.Karakteristik,
prinsip, dan langkah – langkah SPI dikemukakan oleh Sanjaya (2006). Ciri – ciri
dan prinsip yang dikemukakan tersebut menitik beratkan pada kemampuan
intelektual (kemampuan berpikir, kemampuan menalar).

2) Model Pembelajaran Berbasis Masalah/PBM (Problem Base Learning)

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan penggunaan berbagai


macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap
tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru
dan kompleksitas yang ada. PBM adalah “suatu pendekatan pembelajaran dengan
membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan masalah – masalah.Penulis
memandang bahwa PBM merupakan model pembelajaran yang mengembangkan
kreativitas siswa/peserta didik.

3) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperativ Learning)

Di dalam pembelajaran kooperatif, guru/pendidik lebih berperan sebagai


fasilitator yang membangun pengetahuan siswa/peserta didik. Para ahli
memandang bahwa pembelajaran kooperatif dilakukan dalam bentuk tatap muka
langsung, terjadi proses dalam kelompok, dan didalam kelompok terdapat saling
ketergantungan yang positif.

4) Model Pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan


menyenangkan)

Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang


memunculkan partisipasi siswa/peserta didik, melibatkan aktivitas siswa/peserta
didik, menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, yang menyenangkan,
sehingga tujuan pembelajaran yang ditentukan dicapai dengan efisien.

5) Model Pembelajaran Digital

Peserta didik generasi ditigal memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda


dari generasi sebelumnya, khususnya dalam komunikasi dan teknologi. Misalnya

xvi
dari pengguna handphone konvensional menjadi pengguna smarthphone.
Perubahan ilmu pengetahuan, komunikasi, dan tekhnologi tersebut, masuk kedalam
dunia pendidikan/pembelajaran. Pada bagian model pembelajaran digital ini,
dikemukakan tiga bagian sebagai berikut :

 Pembelajaran digital online ; Pembelajaran digital merupakan interaksi


antara pengajar dengan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta
didik, dan antara peserta didik dengan media, dengan dukungan E-Learning,
chatting, sharing, application, video converense,kelompok diskusi.
 Blended learning ; blended learning adalah belajar yang menggunakan cara-
cara konvensional tatap muka langsung dan belajar berbasis teknologi
dalam jaringan(daring).
 Aplikasi pembelajaran digital melalui ;
a. Mobile learning
b. Media sosial
c. Pembelajaran berbasis permainan
d. Pembelajaran elektronik
e. Virtual learning

6) Pembelajaran Berbasis HOTS

Kreativitas dalam HOTS dapat dijelaskan bahwa keduanya sama-


sama merupakan kemapuan berfikir tinggi. Pembelajaran yang ideal
mengharuskan guru/pendidik menggunakan keduanya (pembelajaran
HOTS dan kreativitas). Maka pembelajaran dilakukan bukan hanya
sekedar aktivitas mengingat, memahami, mengaplikasikan, yang
disebut dengan HOTS, melainkan sampai kepada puncak tertinggi dari
HOTS,yaitu mengkreasi. Pembelajaran berbasis HOTS yang melibatkan
kreativitas, harus membangun hard skill dan soft skill.

xvii
BAB III

PEMBAHASAN

1. Kelebihan

Kelebihan Buku Utama

 Buku utama memiliki begitu banyak penjelasan yang berkaitan dengan


penelitian yang dilakukan para ahli, sehingga dapat menguatkan materi
yang dibahas.
 Dalam buku tersebut terdapat tes kemampuan berfikir sehingga setelah kita
menguasai materi kita diajak untuk berfikir bagaimana cara mengukur
kemampuan kita.
 Materi dalam buku tersebut juga cukup lengkap dan cukup mudah
dimengerti. Selain itu dilengkapi juga dengan tabel - tabel sehingga
pembaca lebih mudah lagi mengerti.

Kelebihan Buku Pembanding

 Dalam buku ini memiliki bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca
sehingga pembaca mudah memahami isi dari buku tersebut.
 Buku ini juga banyak menyertakan pendapat para ahli dalam mengupas
materi.
 Buku ini menyertakan soal evaluasi disetiap akhir bab yang berguna bagi
evaluasi pembaca.Buku ini memiliki banyak referensi .
 Identitas buku pun lengkap selain itu pemilihan dalam kata - kata tepat
sehingga pembaca dapat memahaminya.
 Penyajian materi juga disajikan dalam bentuk tabel dan gambar yang berupa
foto, diagram atau bagan, dan grafik.

2. Kekurangan

Kekurangan Buku Utama terhadap buku pembanding :

 Sub bab yang tidak beraturan dan pembaca kurang mampu menemukan
dengan jelas materi yang akan dibahas.

xviii
 Identitas buku ini tidak lengkap .
 Buku ini tidak memiliki banyak referensi
 Bukunya terlalu tebal,sehingga pembaca sulit untuk memahami materi
 Kurangnya soal evaluasi disetiap akhir bab yang berguna bagi evaluasi
pembaca

xix
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah


mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk
dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-
book sampai e-education. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir
tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar.Inti dari proses pendidikan adalah
belajar dan pembelajaran. Menyadari hal itu, untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan
meningkatkan proses belajar dan pembelajaran

B. Saran
Demikianlah Critical Book Report ini yang dapat penulis paparkan.Besar
harapan penulis semoga critical book report ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari
critical book report ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan agar crtitical book report ini dapat disusun
menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen FIP UNIMED. 2019.Pembelajaran Keratif . Medan .UNIMED


PRESS

Munandar,Utami . 1999. Perkembsngsn Kreativitas Anak Berbakat.


Jakarta. RENIKA CIPTA

xx
xxi

Anda mungkin juga menyukai