Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KOMUNITAS BELAJAR DAN MOTIVASI PESERTA DIDIK”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Manajemen Pembelajaran Efektif

Oleh :

KELOMPOK 6
Yolanda Pratiwi (17004043)
Rani (17004146)
Febrian Tri Ananda (17004053)
Reza Ilham Saputra (17004033)
Taufik Hidayat (17004107)

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Fetri Yeni J, M.Pd
Fitri Maiziani, S.Pd, M.Pd

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, karena berkat karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan salah satu tugas makalah pada mata kuliah Manajemen Pembelajaran
Efektif yang berjudul “Komunitas Belajar Dan Motivasi Peserta Didik”.
Dalam menyusun makalah ini, kami juga sangat berterima kasih atas
bimbingan dan dukungan baik moril maupun materil kepada pihak yang telah ikut
berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami yang menulis maupun para pembaca pada umumnya.

Padang, Maret 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1


A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3


A. Perspektif Kelas dalam Komunitas Belajar ..............................................3
B. Dukungan Teoritis dan Empiris .................................................................5
C. Strategi untuk Motivasi belajar siswa dan Membangun Komunitas
Belajar Produktif .........................................................................................9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................12


A. Penutup ........................................................................................................12
B. Kesimpulan ..................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan di sekolah, kelas merupakan komunitas siswa dari satuan
unit kecil dari masyarakat. Melalui sekolah siswa diharapkan menjadi terpelajar,
terampil, meningkat wawasan, pengetahuan dan kemampuannya sehingga penuh
percaya diri dan akhirnya bermuara pada peningkatan peningkatan kualitas hidup.
Dalam sekolah tidak bisa terlepas dari kegiatan belajar mengajar, yang meliputi
seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa
memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan.
Tercapainya tujuan pembelajaran salah satu indikatornya adalah tinggi
rendahnya hasil belajar yang diraih siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar,
Tinggi rendahnya hasil belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai
kesuksesan masa depan siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas,
pengajar memegang peranan yang sangat penting dalam berjalannya proses
pembelajaran. Segala kegiatan yang ada di dalam kelas sepenuhnya tanggung jawab
pengajar sehingga keberhasilan atau kegagalan kelas tersebut ditentukan oleh peran
pengajar pada umumnya. Keterbatasan guru dalam menyampaikan materi pelajaran
sering menjadi salah satu kendala terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk
itu sangat sekali dibentuk komunitas belajar sebagai pembelajaran tambahan untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar seperti yang akan dijelaskan pada materi
berikut ini:

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Persepektif kelas dalam Komunitas Belajar?
2. Apa saja dukungan teoritis dan empiris dalam komunitas belajar dan motivasi
peserta didik?
3. Strategi apa yang dipakai untuk memotivasi peserta didik dan membangun
komunitas belajar yang produktif?

1
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Dapat menjelaskan Persepektif kelas dalam Komunitas Belajar
2. Dapat menjelaskan dukungan teoritis dan empiris dalam komunitas belajar dan
motivasi peserta didik
3. Dapat mengetahui Strategi untuk memotivasi peserta didik dan membangun
komunitas belajar yang produktif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERSPEKTIF MENGENAI KELAS SEBAGAI KOMUNITAS BELAJAR


1. Definisi Komunitas Belajar
Komunitas belajar dapat diartikan sebagai sebuah kelompok yang tediri
dari guru dan siswa di dalam kelas dan berinteraksi dalam kegiatan belajar
mengajar. Menurut Senge, komunitas belajar sebagai: Sebuah organisasi dimana
anggotanya me-ngembangkan kapasitasnya secara terus menerus untuk mencapai
hasil yang diinginkan, mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus
belajar bagaimana belajar bersama-sama.
Banyak kegiatan kelas terjadi dalam berbagai kelompok kecil saat siswa
berbicara, mencoba menyakinkan, dan saling menantang. Program komunitas
membina pembelajaran menekan-kan tiga strategi yang mendorong refleksi dan
diskusi:
a) Penggunaan orang dewasa sebagai panutan, yang dimaksud disini adalah
keduduk-an kedudukan guru sebagai pemegang kedali pembelajaran. Guru
sebagai panutan terutama dalam hal berpikir berbicara, tingkah laku dan
bersikap. Dalam strategi yang digunakan disini adalah guru memberikan
informasi kepada siswa dan meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan
sebanyak mungkin tentang materi tersebut. Dan mem-bagi ke dalam
kelompok belajar, dan memberikan sub topik terhadap masing-masing
kelompok dan masing-masing kelompok bertanggung jawab akan sub topik
tersebut.
b) Anak-anak mengajar anak-anak, siswa yang memimpin diskusi kelompok
kecil secara bergantian yang menuntut siswa membahas berbagai bagian
yang kompleks, berkolaborasi serta berbagai keahlian dan persprektif
masing-masing pada topik ter-tentu. Pengajaran timbal balik seperti ini dapat
melibatkan guru dan siswa serta interaksi antar siswa. Sesama siswa juga
dapat menjadi pendidik yang efektif, pen-didik sebaya melibatkan para siswa

3
dalam pembelajaran aktif dan meungkinkan guru kelas untuk membimbing
dan memantau siswa belajar saat berada di kelas.
c) Konsultasi komputer online, interaksi yang terjadi disini dilakukan secara
online dengan media komunikasi seperti internet, komputer, handphone dan
sebagainya. Pendidikan dapat memberikan pelatihan secara online, dan
peserta didik dapat saling bertukar informasi, gagasan, ide dan pengetahuan.

2. Karakteristik Kelas sebagai Komunitas Belajar


a) Adanya interaksi antar individu.
Slavin (2009) berpendapat bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit kalau mereka dapat membicarakan satu
sama lain tentang masalah. Keterlibatan dengan orang lain menciptakan
kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman
mereka saat mereka dihadapkan pada pemikiran orang lain, dan saat mereka
berpartisipasi dalam menciptakan pemahaman bersama
b) Adanya pengharapan guru yang tinggi akan prestasi belajar siswa.
Siswa yang mempunyai motivasi pencapaian yang tinggi cenderung
berhasil dalam tugas-tugas sekolah (Slavin, 2009). Dalam proses belajar,
keyakinan atau harapan sangat membantu siswa berkembang bahkan
melampaui apa yang biasa mereka capai.
c) Adanya inkuiri (proses mencari tahu) yang produktif dalam belajar.
Inkuiri dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu
jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan.
d) Lingkungan belajar yang positif.
Penyiptaan lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif akan
menghasilkan lingkungan belajar yang efektif (Slavin, 2009). Untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif melibatkan pengorganisasian
kegiatan di ruang kelas, pengajaran, dan ruang kelas fisik untuk
memungkinkan penggunaan waktu yang efektif, menciptakan lingkungan
yang belajar yang positif dan produktif serta meminimalkan gangguan.

4
e) Adanya Norma-norma dan Aturan-aturan
Norma menciptakan suasana yang tertib dan damai. Dalam peranannya
norma mempunyai kedudukan yang penting dalam membangun komunitas
belajar yang tertib dan damai, dalam mengatur dan menertibkan tingkah laku
siswa, memelihara ketertiban siswa, memenuhi tuntutan keadilan dan
menyelesaikan adanya perbedaan dan pertikaian.
f) Adanya Sanksi dan Penghargaan
Pemberian penghargaan yang positif dapat memberikan pengaruh
terhadap perubahan perilaku siswa. Penggunaan penghargaan dapat
membantu siswa berperilaku baik dan bekerja keras, serta membantu
mening-katkan motivasi siswa. Adanya sanksi membuat aturan menjadi
jelas, sanksi membuat siswa tidak ingin melanggar kesepakatan yang telah
disepakati. Sanksi memberikan kemudahan dalam mendisiplinkan siswa dan
menajemen perilaku siswa, dan membantu mengajarkan tata krama sosial
kepada siswa.

g) Adanya Program dan Kegiatan


Kegiatan dan program dalam sebuah sekolah sangat berguna untuk
pengembangan hobi, minat dan bakat siswa. Pelaksanaan kegiatan ini
merupakan suatu bentuk perhatian sekolah pada siswanya agar melakukan
kegiatan yang lebih positif.

B. Dukungan Teoritis dan Empiris


1. Dukungan Teoritis
a. Motivasi Belajar
Motivasi biasanya di definisikan sebagai proses merangsang prilaku
kita atau membangkitkan kita untuk mengambil tindakan motivasi inilah
yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Menurut Eni Purwati
(2009), Motivasi belajar adalah suatu keadaan dalam diri siswa untuk

5
dapat mengarahkan dan mendorong perilakunya untuk selalu menguasai
materi-materi pembelajaran. Ada tiga fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuaatn yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut

Para psikolog membedakan dua jenis motifasi, yaitu:


1) Motivasi intrinsik adalah ketika prilaku di picu secara internal oleh
minat atau keingintahuan seseorang atau semata- mata karena
kesenangan akan pengalaman.
2) Motivasi ekstrinsik adalah ketika orang di pengaruhi bertindak karena
faktor luar atau lingkungan. Seperti hadiah, hukuman, atau tekanan
social.

Secara umum terdapat banyak teori motivasi, Lima di antaranya yang


relevan bagi pendidikan adalah:
a) Teori prilaku menekankan pentingnya individu merespons terhadap
peristiwa-peristiwa lingkungan dan penguatan ekstrinsik
b) Teori kebutuhan bahwa orang dibangkitkan untuk bertindak oleh
kebutuhan bawaan dan tekanan intrinsik, daripada oleh hadiah ekstrinsik
atau hukuman. Abraham Maslow menggolongkan kebutuhan-kebutuhan
menjadi 7 tingkatan yaitu Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan rasa aman,
Kebutuhan akan rasa memiliki dan dicintai, Kebutuhan akan harga diri,
Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, Kebutuhan keindahan
serta Kebutuhan aktualisasi diri.

6
c) Teori Kognitif menekankan pentingnya cara orang berfikir dan
keyakinan serta atribusi yang mereka miliki mengenai situasi-situasi
hidup.
d) Teori kognitif social mengatakan bahwa tindakan orang dipengaruhi
oleh nilai yang dimiliki oleh tujuan-tujuan tertentu dan harapan-harapan
mereka akan keberhasilan.
e) Teori Sosikultural mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi tidak hanya
dari factor di dalam individu, seperti kebutuhan, orientasi tujuan dan
harapan tetapi juga harapan dan prilaku kelompok dimana orang
menjadi anggotanya.

b. Komunitas Belajar
Komunitas Belajar adalah suatu setting dimana pada komunitas
tersebut terdapat tujuan belajar yang sifatnya mutual (saling
menguntungkan) dan menunjukkan adanya kepedulian terhadap
pembelajaran dari setiap individu dan anggotanya. Dalam komunitas
belajar, pengetahuan baru bisa diperoleh melalui orang lain dengan sharing
pengetahuan melalui metode ceramah oleh anggota lain atau bisa juga
melalui diskusi dengan anggota komunitas belajar lainnya.
Secara umum terdapat beberapa teori komunitas belajar di antaranya
yang relevan bagi pendidikan adalah:
a) Teori Humanisme, dimana menekan/memfokuskan pada perhatian
manusia. Walaupum dalam aliran pemikiran kependidikan memiliki
perbedaan persepsi dalam memandang aspek manusianya, tetapi
memiliki objek yang sama yaitu manusia.
b) Teori Kognitivisme, belajar dibangun dalam diri seseorang melalui
proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.

7
Fitur-Fitur Komunitas Belajar
1) Properti kelas adalah fitur kelas yang membedakan yang membantu
membentuk prilaku. Enam properti pentingnya adalah
Multidimensionalitas, Simultanitas, Kekinian, Ketidakpastian, Publikasi
dan Sejarah.
2) Proses –Proses Kelas mendefinisikan fitur interpersonal dan kelompok
dari kelas dan mencakup, Pertemanan, Harapan, Kepemimpinan,
Norma, Komunikasi , konflik dan Kepaduan.
3) Struktur Kelas merupakan landasan yang membentuk pelajaran tertentu
dan prilaku-prilaku selama pelajaran tersebut. Tiga struktur yang
penting meliputi struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur partisipasi.

2. Dukungan Empiris dari Penelitian Mengenai Motivasi dan Komunitas


Belajar
Literatur penelitian mengenai kelas dan motivasi sangat banyak dan
menunjukkan pengetahuan dari banyak bidang : psikologi, psikologi sosial,
dinamika kelompok dan konteks sosial pengajaran. Bagian ini memberikan
kajian-kajian menarik untuk memberikan wawasan kepada guru pemula
mengenai cara melakukan beberapa penelitian dan memberikan contoh
penemuan-penemuan yang penting, kajian tersebut adalah:
a) Hubungan antara Lingkungan Kelas dan Motivasi.
Salah satu aspek pengajaran yang paling sulit adalah menyuruh siswa
tekun dalam tugas-tugas belajar. Beberapa siswa bertahan lebih lama dari
lainnya, dan beberapa tugas tampaknya lebih menarik daripada tugas lainnya
bagi beberapa siswa.
b) Hubungan antara Kepemimpinan dan Kehidupan kelompok.
Selama bertahun-tahun, guru telah mengetahui bahwa apa yang
mereka lakukan memengaruhi prilaku siswa-siswanya. Para peneliti
menemukan bahwa anak laki-laki memiliki sikap kepemimpinan yang

8
otoriter dengan pemberontak dan kurang terlibat daripada daripada anak
laki-laki yang berada dibawah kepemimpina demokratis.
c) Efek-efek prilaku Siswa terhadap Siswa lain dan terhadap Guru Mereka.
Pengaruh dalam kelompok kelas tidak selalu mengalir adil dari guru.
Misalnya saja pengaruh kelompok sebaya, melalui intraksi formal dan
informal memengaruhi sikap dan prestasi. Banyak penelitian menunjukkan
bahwa banyak siswa menyesuaikan dengan norma kelompok sebaya dan
bahwa sering kali norma-norma ini berlawanan dengan norma-norma yang
dianut oleh para pendidik dan guru.
d) Hubungan belajar kelompok dengan motivasi siswa
Pengaruh belajar kelompok/komunitas belajar dengan motivasi
belajar, berdasarkan penelitian bahwa belajar kelompok sangat efektif dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa. Caranya yaitu dengan melatih
kemampuan siswa dalam bersosialisasi dan mewujudkan tingkah laku yang
efektif sehingga siswa tersebut memiliki tujuan dalam belajar akan kesadaran
dari dalam dirinya sendiri untuk melaksanakan proses pembelajaran.

C. Strategi untuk Memotivasi Siswa dan Membangun Komunitas Belajar yang


Produktif
Membangun komunitas belajar yang produktif dan memotivasi siswa untuk
terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna merupakan tujuan utama.
Namun, banyak unsur membentuk motivasi siswa untuk belajar. Keberhasilan
tergantung pada penggunaan penggunaan stratergi motivasi yang berasal dari setiap
perspektif serta menggunakan strategi yang membantu sekelompok orang
berkembang menjadi komunitas belajar yang produktif. Adapun Strategi serta upaya
yang dilakukan untuk memotivasi siswa dan membentuk Komunitas Belajar di Kelas
yaitu sebagai berikut:
1. Membagi Siswa Menjadi Kelompok-kelompok secara heterogen
Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok memiliki banyak manfaat
bagi siswa. Tetapi hal ini membutuhkan perencanaan yang cermat dari pihak

9
guru. Saat menge-lompokkan para siswa dalam kelompok-kelompok kecil, maka
guru harus membuat keputusan mengenai cara menyususun kelompok,
membentuk keterampilan tim, dan struktur interaksi kelompok.

2. Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran


Sebagai salah satu komponen pembelajaran yang terpenting, motivasi juga me-
rupakan salah satu yang paling sulit untuk di ukur. Berikut adalah cara guru
dalam meningkatkan motivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa:
a) Meningkatkan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik, pengajaran di ruang kelas
seharus-nya meningkatkan motivasi instrinsik sebanyak mungkin. Motivasi
intrinsik yang meningkat selalu membantu siswa dalam pembelajaran, Hal ini
berarti guru harus berusaha menarik minat siswa terhadap pembelajaran
maupun meningkatkan keingin-tahuan siswa tentang materi yang disajikan.
Dan motivasi ekstrinsik yang meliputi penggunaan pujian atau umpan balik
yang positif dapat meningkatkan motivasi intrinsik mereka, sebaliknya,
umpan balik negatif, seperti kritik, yang memberitahu-kan siswa bahwa
mereka tidak berkompeten dapat merusak motivasi intrinsik.
b) Memberikan Harapan Bagi Prestasi Belajar Siswa, harapan dapat memberikan
pengaruh yang kuat pada motivasi belajar siswa. Harapan siswa terhadap diri
sendiri setidaknya sama pentingnya dengan harapan guru terhadap mereka.
Penting bagi guru untuk memberikan harapan kepada siswa terhadap apa yang
dapat mereka pelajari. Ada beberapa cara guru mengkomunikasikan harapan
positif tentang siswa mereka diantaranya
c) Tunggulah siswa menjawab, waktu yang lebih lama dapat mengko-
munikasikan harapan yang tinggi dan meningkatkan pencapaian siswa
d) Hindarilah pembedaan pencapaian yang tidak perlu di antara siswa, hasil
penilaian dan nilai seharusnya menjadi persoalan pribadi antara siswa dan
guru mereka
e) perlakukanlah semua siwa sama.

10
3. Menciptakan pengalaman ruang kelas yang produktif
Dalam hal ini tidak hanya guru yang berperan aktif dalam pembelajaran,
namun setiap siswa sebaiknya diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam
kegiatan pem-belajaran. Pengalaman belajar siswa dapat berupa pengalaman
kognitif, afektif dan psikomotor yang didapat dari model-model pembelajaran
yang bervariatif. Materi yang diberikan guru bukan begitu saja diberitahukan dan
diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka
memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-
konsep yang direncanakan oleh guru.

4. Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif


a) Menciptakan ketentuan yang tersusun dalam mengajar agar kelas berfungsi
dengan lancar maka diperlukan aturan dan prosedur yang jelas. Tanpa
peraturan dan prosedur kelas yang jelas, kesalahpahaman dapat menyebabkan
ke-kacauan.
b) Mengajak Siswa Bekerja Sama, dalam pembelajaran di kelas guru dan siswa
harus melakukan kerja sama tanpa harus mengandalkan disiplin untuk
menjaga ketertiban.
c) Manajeman dan Keragaman Kelas, meningkatnya keragaman siswa membuat
pengelolaan kelas yang lebih kompleks. Yang dimaksud dalam hal ini adalah
pengajaran yang responsif secara budaya dan menunjukkan sensivitas variasi
budaya dan sosial-ekonomi pada siswa dapat membantu guru untuk
mengurangi masalah disiplin di kelas mereka (Slavin, 2009).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi yang telah dijelaskan pada bagian pembahasan mengenai motivasi
peserta didik dan komunitas belajar, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Motivasi belajar adalah suatu keadaan dalam diri siswa untuk dapat
mengarahkan dan mendorong perilakunya untuk selalu menguasai materi-
materi pembelajaran
2. Komunitas belajar sebagai: Sebuah organisasi dimana anggotanya me-
ngembangkan kapasitasnya secara terus menerus untuk mencapai hasil yang
diinginkan, mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus belajar
bagaimana belajar bersama-sama.
3. Hubungan Komunitas Belajar dengan Motivasi adalah dengan adanya komunitas
belajar seseorang mampu mendapatkan pengetahuan baru melalui sharing dan
metode diskusi sehingga siswa memiliki tujuan dalam belajar akan kesadaran
dari dalam dirinya sendiri untuk melaksanakan proses pembelajaran.
4. Strategi untuk memotivasi belajar dan membangun komunitas belajar siswa yang
produktif yaitu dengan cara : a) Membagi Siswa Menjadi Kelompok-kelompok
secara heterogen, b) Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran baik secara intrinsik
maupun entrinsik, c) Menciptakan pengalaman ruang kelas yang produktif, dan
d) menciptakan lingkungan belajar yang positif

B. Saran
Dari materi yang dijelaskan, penulis menyarankan kepada pembaca yaitu:
1. Dapat mengaplikasikan disekolah dengan menerapkan model komunitas belajar
ini dalam menciptakan motivasi belajar siswa saat proses pembelajaran
berlangsung.

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Deni Siregar. Pengaruh Belajar Kelompok Terhadap Motivasi Belajar Siswa.


Jurnal DIDIKA: Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar p-ISSN: 2477-4855, e
ISSN: 2549-9149

Purwati, Eni. 2009. Psikologi Belajar. Surabaya: Publisher.

Pendidikan Untuk Nusantara. 2014. Komunitas belajar dan motivasi siswa. Diakses
dari: http://panritanusantara.blogspot.com/2014/12/komunitas-belajar-dan
motivasi-siswa.html.

Slavin, Robet E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

13

Anda mungkin juga menyukai