Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1

NAMA ANGGOTA :
1. Dion (23314140)
2. Hadid Putri B. Zurna (23314147)
3. Ulfi Latifah (23314190)
4. Meri Ariska (23314167)

PPG PRAJABATAN GEL 1 TAHUN 2024 ROMBEL 1 INFORMATIKA

Teknologi Baru dalam Pengajaran & Pembelajaran


RUANG KOLABORASI TOPIK 2

1. Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran


Seiring majunya ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi.Teknologi
mampu merambah ke berbagai bidang kehidupan manusia, tak terkecuali
dalambidang pendidikan. Semua pihak yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan harus dapat mengikuti kemajuan teknologi. Bukan hanya
pendidik yang harus melek terhadap teknologi namun peserta didik juga
harus melek terhadap teknologi. Dalam mengembangkan potensi peserta
didik, seorang pendidik harus merancang pembelajaran yang kreatif
sehingga mampu mengembangkan kreativitas peserta didik. Menurut Sani
(2017), kehidupan dan karir abad 21 membutuhkan kemampuan untuk 1)
fleksibel dan adaptif; 2) berinisiatif dan mandiri; 3) memiliki keterampilan
sosial dan budaya; 4) produktif dan akuntabel;serta 5) memiliki jiwa
kepimpinan dan tanggung jawab. Tuntutan abad 21 ini adalah agar setiap
orang memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan dan
aktualisasi diri dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai warga masyarakat
maupun warga negara. Pendidikan Indonesia saat ini adalah bagaimana
mencetak generasi muda yang memahami ilmunya bukan sekedar pandai
mengingat. Pendidikan di Indonesia selama ini berpegang pada buku cetak,
sudah mulai tergantikan dengan produk-produk digital. Dalam pendidikan
teknologi memiliki peranyang sangat penting, antara lain (Effendi &
Wahidy, 2019):
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pendidikan. Dalam hal ini, pendidik bukan satu-satunya sumberilmu
pendidikan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran baru, memudahkan peserta didik
dan guru dalam proses pembelajaran.

c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan


teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan peserta didik

dan pendidik, tetapi bisa juga menggunkana internet dan lain-lain.

Pada era digitalisasi ini pendidik dituntut lebih kreatif dalam


pembelajaran, begitu pula denga peserta didik yang juga harus aktif selama
proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut mampu berkreatif dengan
media yang bervariasi. Media yang digunkan seorang guru bukan hanya sebagai
sarana membuat pembelajaran yang menyenangkan tetapi membantu peserta
didik memahami sesuatu yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, media
memiliki peranan dalam pembelajaran, yakni:

a. Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik dengan berbagai potensi yang
dimilikinya, guru dapat membuat suasan belajar lebih menarik, hidup, dan
tidak membosankan.
b. Proses pembelajaran menjadi interaktif, jika dalam merancang media
dengan baik, guru dan peserta didik dapat melakukan komunikasi dua arah
secara aktif selama proses belajar.
c. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

d. Meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, penggunaan media bukan


hanya untuk membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga
membantu peserta didik menyerap materi pembelajaran dengan mendalam
dan utuh.

e. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan


kapanpun. Media pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga
peserta didik dan guru dapat melakukan kegiatan belajar dimanapun,
kapanpun, dan dengan leluasa.
f. Media dapat menumbuhkan sikap positif pada peserta didik, dengan
menggunakan media pembelajaran yang menarik maka akan membuat
peserta didik mencintai mata pelajaran tersebut.

2. Langkah-langkah dalam mewujudkan guru profesional dan guru digital


Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal yang perlu dibutuhkan
untuk pengembangan profesionalisme guru adalah program pengembangan
profesionalisme guru. Untuk itu, Guru pintar harus tahu cara meningkatkan
profesionalisme guru. Cara meningkatkan profesionalisme guru dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Upaya meningkatkan profesionalisme guru harus didukung
banyak pihak seperti: pemerintah, instansi tempat Guru pintar mengajar, dan diri
Guru pintar sendiri. Berikut ini adalah enam cara meningkatkan profesionalisme
guru:
a. Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Salah satu upaya pemerintah meningkatkan profesionalisme guru adalah


dengan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi
tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi.
Pemerintah juga mengadakan program-program sehingga guru memiliki
akuntabilitas yang memadai untuk menjalankan perang dan fungsinya dalam
mendidik siswa.
b. Aktif mengikuti kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Komunitas.
Guru. Strategi pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meng-upgrade
kemampuan dan keterampilan guru. Untuk mendapatkan inspirasi tidak
harus belajar dari seorang profesor atau orang yang memiliki gelar lebih
tinggi dari kita. Justru belajar dari sesama guru yang sudah berhasil
mempraktikkan strategi atauterobosan besar adalah pembelajaran sangatlah
penting karena tidak hanya sekedar teori saja.
c. Mengikuti pelatihan yang mendukung kualitas pembelajaran.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan


mengikuti pelatihan-pelatihan. Saat ini banyak sekali pelatihan-pelatihan
yang ditujukan untuk meningkatkan profesionalitas guru baik secara
online maupun offline. Guru pintar dapat mengikuti berbagai pelatihan
yang mengajarkan berbagai keterampilan untuk menunjang pembelajaran
seperti pelatihan IT, menggambar, coding, dan lain sebagainya. Jadi untuk
menjadi guru yang professional Guru pintar tidak melulu belajar tentang
strategi pembelajaran tetapi harus diimbangi dengan keterampilan lainnya
juga.
d. Banyak Membaca.

Buku adalah salah satu sumber belajar tidak hanya bagi siswa, tetapi bagi
guru juga. Jangan sampai Guru pintar hanya menyuruh siswa untuk gemar
membaca tanpa memberikan teladan pada mereka. Guru pintar dapat
membaca buku-buku yang mengandung pengetahuan seputar konten
pelajaran, kompetensi pedagogik, cara berkomunikasi, dan lain sebagainya.
Sumber bacaan dapat berasal dari perpustakaan sekolah, koleksi pribadi,
artikel, dan juga buku digital yang dapat diakses dengan internet.
e. Peer Observation and Evaluation.
Bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru adalah melalui
kegiatan peer observation and evaluation. Guru pintar tidak perlu malu
meminta masukan dari rekan sejawat tentang cara mengajar, media yang
Guru pintar buat, dan juga penilaian yang Guru pintar laksanakan. Jika ada
rekan yang dianggap memiliki keterampilan atau pengetahuan lebih, jangan
segan untuk meminta izin melakukan observasi atau bertanya.
f. Membuat Karya Tulis.
Hal yang perlu dibutuhkan guru agar berkembang selain mengikuti seminar,
membaca buku, dan bertanya pada orang lain adalah dengan membuat karya
tulis. Sebagai seorang guru, Guru pintar sangat dianjurkan untuk banyak
menulis, terutama mengenai tema pendidikan dan pengajaran. Hasil karya
tulisan Guru pintar yang berupa penelitian, artikel, jurnal, atau praktik baik
pengajaran dapat dijadikan dokumentasi atas apa saja yang telah guru pintar
lakukan dan juga salah satu metode untuk meningkatkan kemampuan Guru pintar
dalam menuangkan konsep-konsep dan gagasan. Tanpa Guru pintar sadari
karya tulis yang Guru pintar hasilkan dapat dijadikan portofolio atau bahkan
menjadi sumber inspirasi bagi guru-guru lainnya.
Kita harus paham bahwa keenam langkah cara meningkatkan kompetensi
profesional guru di atas tidak akan berhasil tanpa kemauan dan komitmen yang
kuat. Jangan bosan memotivasi diri sendiri untuk menjadi seorang guru yang lebih
baik lagi.

Perkembangan zaman dari masa ke masa sangatlah pesat, terlebih dalam


hal teknologi. Perkembangan teknologi yang terjadi tidak dapat terlepas dari
berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.teknologi dalam hal pendidikan
juga terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Guru harus sering
menggunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan meningkatkan kemampuan
profesionalisme, seperti word processing untuk menyiapkan lembar tugas,
Spreadsheets untuk mengelola daftar kelas, dan jika internet tersedia juga

digunakan untuk mencari informasi atau berkomunikasi lewat e-mail.

Guru mengembangkan literasi TIK dan belajar bagaimana menerapkan


TIKuntuk tugas pribadi dan profesional, lebih menekankan pada mempelajari
penggunaan peralatan dan aplikasi, menjadi peduli terhadap potensi TIK untuk
pengajaran di masa yang akan datang. Praktek pengajaran di kelas masih sangat
berpusat pada guru (teacher centered). Perangkat digital memperluas dan
meningkatkan kemampuan guru untuk memenuhi berbagai peran dan
tanggung jawab yang terkait dengan sosok seorang pendidik. Perangkat
teknologi lebih memungkinkan guru "digital" untuk merencanakan dan
memberikan pengajaran interaktif sambil berpartisipasi dalam komunitas
praktik global dengan sesamapendidik.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan harapan tersebut
dengan cara terus mengembangkan diri, kompetensi diri, dan kemampuan baik
softskill dan hardskill. Selain itu saya juga akan terbuka akan perkembangan
teknologi yang terjadi, dengan terus belajar, menggali informasi dan
meningkatkan diri tentang dunia digital. Bentuk atau aksi nyata yang akan saya
lakukan sebagai contoh, belajar tentang digital dalam dunia pendidikan,
pengembangan teknologi dalam hal pendidikan, dan menerapkan teknologi
pendidikan. Saya juga akan mencari informasi tentang perkembangan teknologi
dari berbagai sumber, sehingga tidak terpaku dengan sumber-sumber tertentu.
Berikut hal yang tidak bisa terlepas dari guru digital, antara lain:
a. Pembelajaran digital
Pembelajaran guru "digital" mencakup media dan interaktif. Presentasi
pembelajaran dengan mulus mengintegrasikan video dan audio digital yang
dialirkan dari file berbasis Internet yang berasal dari klip pendek yang
menunjukkan konsep tertentu hingga film dokumenter berdurasi penuh.

b. Alat Penilaian Seluler


Perangkat digital seluler, seperti ponsel pintar dan tablet, memungkinkan guru
merekam data penilaian peserta didik secara langsung ke perangkat seluler
yang mentransfer data ke komputer untuk pembuatan laporan. Misalnya,
perangkat digital seluler digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
kinerja akademikpeserta didik
c. Komunitas praktek

Guru digital berpartisipasi dalam kegiatan komunitas praktik (CoP), di mana


kelompok pendidik dengan tujuan bersama dari seluruh bangsa dan seluruh dunia
berbagi ide dan sumber belajar. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan
guru untuk berkolaborasi dan bertukar ide dan materi.
d. Standar teknologi untuk Guru.
Standar untuk Guru memberikan pedoman dasar untuk menjadi apa yangkita
sebut guru digital (ISTE, 2012b). Setiap bab dari teks mencakup bagian
pengembangan profesional untuk membantu menekankan pentingnyastandar
teknologi dan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan dengan
mendemonstrasikan keterampilan profesional dan membangun kegiatan
portofolio profesional yang secara langsung terkait dengan standar guru digital.
e. Standar kurikulum.

Semua guru diharapkan untuk mempertimbangkan hasil belajar bagi peserta


didiknya berdasarkan standar kurikulum. Hasil ini sering menjadi bagian dari
praktik penilaian skala besar yang memastikan bahwa semua peserta didik
memiliki konten pengetahuan dan keterampilan yang sama.

3. Bentuk-bentuk media dan teknologi yang pernah bapak/ibu gunakan di sekolah


masing-masing
No. Teknologi yang Format Media Bahan Ajar yang
digunakan digunakan
1. Teknologi Teks, Audio, dan Slide Powerpoint,
Informasi visual Infografis, Peta
Konsep
(Mindmap), LKPD
Audio Video Youtube dan video
pembelajaran
2. Teknologi Aplikasi Whatsapp, Zoom
Komunikasi Meeting, Google
Meet, Instagram
3. Teknologi Visual, Audio, Laptop, LCD
Perangkat Keras dan Video Proyektor, Speaker

4. Teknologi Jaringan Nirkabel Wifi Sekolah


Jaringan
5. Kode etika dan hak cipta

Kode Etik

Kode etik adalah sebuah istilah yang digunakan dalam sebuah keprosfesian
ataupekerjaan. Kode etik sendiri merupakan prinsip-prinsip moral yang berlaku
dalam suatu profesi dan disusun secara sistematis. Kode etik ini juga wajib ditaati
dalam setiap profesi karena dijadikan landasan untuk berperilaku sesuai dengan
profesi yang dijalani.
Ada pun fungsi dari kode etik, di antaranya adalah sebagai
berikut:
a. Menghubungkan nilai dan norma dengan pelayanan (keprofesian)
b. Sarana kontrol sosial

c. Pencegahan kesalahpahaman dan konflik

d. Pencegahan campur tangan pihak lain yang dapat merugikan


e. Tujuan kode etik

Kode etik juga mempunyai tujuan dalam suatu profesi. Berikut beberapa
tujuan kode etik, diantaranya:
a. Agar profesional memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada para
pemakaiatau para nasabahnya
b. Meningkatkan mutu pengabdian profesi

c. Melindungi perbuatan dari yang tidak profesional

d. Memelihara lingkungan profesi yang kondusif

Hak Cipta

Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, Hak Cipta adalah hak


eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan- pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
Hal ini menunjukkan bahwa hak cipta itu hanya dapat dimiliki oleh si
pencipta atau si penerima hak. Hanya namanya yang disebut sebagai
pemegang hak khususnya yang boleh menggunakan hak cipta dan ia
dilindungi dalam penggunaan haknya terhadap subjek lain yang menggangu
atau yang menggunakannya tidak dengan carayang diperkenankan oleh aturan
hukum.
Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 mengatakan
bahwa Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra, yang mencakup:

a. buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu


pengetahuan;
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

g. arsitektur;
h. peta;

i. seni batik;

j. fotografi;

k. sinematografi;

l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengalih wujudan.

m. Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta

Pasal 13 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 mengatakan bahwa


ciptaan yang tidak ada Hak Cipta berupa:
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;

b. Peraturan perundang-undangan;

c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;

d. Putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau

e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya

f. Pelanggaran Hak Cipta

Suatu pelanggaran terhadap sebuah karya ciptaan terjadi apabila:

a. Terjadi pengeksploitasian (pengumuman, penggandaan dan


pengedaran) untuk kepentingan komersial sebuah karya cipta
tanpa terlebih dahulu meminta izin atau mendapatkan lisensi dari
penciptanya/ atau ahliwarisnya. Termasuk di dalamnya tindakan
penjiplakan.
b. Peniadaan nama pencipta pada ciptaannya.

c. Penggantian atau perubahan nama pencipta pada ciptaannya yang


dilakukan tanpa persetujuan dari pemilik hak ciptanya.

d. Penggantian atau perubahan judul sebuah ciptaan tanpa persetujuan dari


penciptanya atau ahli warisnya
Referensi:

Effendi, D.,& Wahidy, A. (2019). Pemanfaatan Teknologi dalam Proses


Pembelajaran Menuju Pembelajaran Abad 21. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, 125-129.

Pasal 13 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Sani, R. A. (2017). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum


2013). Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai