Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI BARU DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

T2 RUANG KOLABORASI
(Lingkungan Belajar Abad 21)
Kelompok 6:
1. Adha Marissa
2. Raja Hana Nabilah
3. Velia Oktaviani
4. Vira Kiswanda
5. Winda Atmet Novia

Pertanyaan :

A. Peran teknologi dan media dalam pembelajaran


B. Langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan menjadi guru profesional
dan guru digital
C. Bentuk-bentuk media dan teknologi yang pernah bapak/ibu gunakan di sekolah masing-
masing
D. Kode etik dan hak cipta

Jawaban:
A. Peran Teknologi dan media dalam pembelajaran:
1. Defenisi
Pengerian teknologi Secara epistemology, teknologi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu techne dan logos. Thechne secara harfiah dapat diartikan sebagai cara,
pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Logos sendiri berarti ilmu.Jadi secara
hafiah teknologi dapat diartikan sebagai ilmu untuk menggunakan
keahlian.Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapat tujuan praktis, ilmu
pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia.
Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.Media
merupakan bentuk jamak dari medium yang artinya sarana komunikasi.Secara
harfiah berarti perantara atau suatu pengantar.Pengertian umum dari media adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi
2. Fungsi media dalam belajar
a) Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran
yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu,
tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa
media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa
globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa.Tanpa bantuan media, maka materi ajar
menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin
terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.Sebagai alat bantu,
media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan
bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang
waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media
akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa
bantuan media.
b) Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar.Sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat
dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media
massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah
satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
3. Sebagai Peran Tambahan
Teknologi dan media pembelajaran dalam proses belajar baik di sekolah maupun
dirumah memiliki peran yang trategis, salah satunya yaitu berperan sebagai
tambahan. Peran tambahan yang dimaksud yaitu menjadi alat pengajaran disamping
dari metode ceramah yang dilakukan oleh guru. Teknologi dan media tidak harus
setiap saat ada dalam proses pembelajaran, namun pemanfaatannya sangat ditunggu
oleh siswa. Teknologi seperti IT atau internet tidak mutlak digunakan sebagai sumber
belajar, namun hanya sebagai tambahan refrensi materi diluar media buku dan materi
yang diberikan oleh guru. Sama halnya dengan media, media berperan sebagai
tambahan apabila guru memerlukan suatu alat bantu untuk mentrasfer materi kepada
siswa.

4. Sebagai Pelengkap
Teknologi dan media dikatakan berperan sebagai pelengkap dalam artian
teknologi sebagai pelengkap yang mendukung penggunaan media dalam proses
pembelajaran. Media dikatakan pelengkap dalam hal melengkapi materi yang
disampaikan oleh guru dikelas. Teknologi seperti IT dan Internet dapat berperan
dalam pencarian materi tambahan untuk melengkapi materi yang disampaikan oleh
guru.

5. Sebagai Pengganti
Teknologi dan media dikatakan perperan sebagai pengganti dalam artian,
teknologi dan media sebagai pengganti dalam kegiatan belajar jarak jauh.Dewasa ini
pemanfaatan teknologi dalam mempermudah kerja manusia mulai digalakkan.
Dibeberapa sekolah internasional dan Perguruan Tinggi menerapkan beberapa
kegiatan pembelajaran yang bisa dipilih oleh peserta didik antara lain belajar secara
konvensional atau tatap muka, belajar dengan tatap muka yang diselingi lagi melalui
internet bahkan ada yang menerapkan belajar jarak jauh dengan memanfaatkan
teknologi dan media yang ada. Dalam hal ini, teknologi dan media berperan sebagai
pengganti keberadaan guru di dalam kelas. Guru dan peserta didik dapat melakukan
proses pembelajaran di tempat yang berbeda atau terpisah jarak yang jauh dengan
memanfaatkan teknologi internet.
Selain itu Peran teknologi dan media dalam pembelajaran didalam kelas yaitu:
1. Mempermudah pembuatan media pembelajaran
2. Mempermudah penyampaian media pembelajaran yang disampaikan di kelas
3. Mempermudah guru dan siswa dalam pencarian sumber belajar lain selain melalui
buku dan bahan ajar
4. Teknologi mempermudah dalam hal penyederhanaan materi yang akan

B. Langkah-langkah Apa Untuk Mewujudkan Menjadi Guru Profesional dan Guru


Digital
1. Guru Profesional
a. Defenisi
Secara umum dalam Bahasa Indonesia pengertian guru adalah merujuk
sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
disana dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Guru profesional ditandai oleh empat macam kompetensi (paedagogik,
kepribadian, sosial dan profesinal) . Guru Profesional memiliki tiga ciri yaitu:
1) Pertama, guru profesional adalah guru yang telah memenuhi kompetensi dan
keahlian inti sebagai pendidik. Perubahan zaman mendorong guru agar dapat
menghadirkan pembelajaran abad 21, yaitu menyiapkan peserta didik untuk
memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, dan
mampu berkolaborasi.
2) Kedua, seorang guru yang profesional hendaknya mampu membangun
kesejawatan. Bersama rekan-rekan sejawat, guru terus belajar,
mengembangkan diri, dan meningkatkan kecakapan untuk mengikuti laju
perubahan zaman.
3) Ketiga, seorang guru yang profesional hendaknya mampu merawat jiwa
sosialnya. Para guru Indonesia adalah para pejuang pendidikan yang
sesungguhnya, yang menjalankan peran, tugas, dan tanggung jawab mulia
sebagai panggilan jiwa. Dengan segala tantangan dan hambatan, para guru
Indonesia berada di garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa,
b. Langkah-Langkah Mewujudkan Menjadi Guru Profesional
1) Jalani Pendidikan
Cara pertama yang harus dijalani adalah mengambil pendidikan. Berkuliah
diprogram studi kependidikan atau keguruan. Jika sudah tamat dan mendapat
ijazah, baru bisa melanjutkan perjalanan meraih cita-cita menjadi guru.
2) Kuasi Kurikulum
Sebagai guru profesional tentu juga harus menguasai kurikulum.
Kurikulum pendidikan yang diterapkan bisa saja berubah dari tahun ke tahun.
Guru profesional harus update perubahan jenis kurikulum dan menguasainya
dengan baik.
3) Kuasi Materi
Selain kurikulum, juga harus menguasai materi pembelajaran dengan baik.
Pelajari setiap materi yang akan disampaikan kepada siswa sesuai bidang studi
yang dipegang. Itulah mengapa sangat disarankan bagi guru untuk tetap
belajar sebelum menyampaikan materi
4) Terapkan Metode Belajar Yang Tepat
Guru profesional harus bisa menerapkan metode belajar yang paling tepat
bagi siswa-siswanya. Jenis metode belajar yang dipilih bisa beragam dan
dipengaruhi oleh berbagai hal. Guru profesional harus bisa melihat kondisi
dan memilih metode belajar paling efektif.
5) Berikan Contoh
Jika ingin menjadi guru profesional, maka berikanlah contoh yang baik
kepada siswa. Berlakulah positif agar siswa juga bisa mencontoh hal tersebut.
Guru yang baik tidak hanya menurunkan ilmunya saja tapi juga perilaku
positifnya kepada siswa.
6) Lakukan Komunikasi Dengan Baik
Guru yang profesional harus bisa melakukan komunikasi dengan cara
yang tepat. Guru profesional harus mampu menjalin komunikasi dengan baik
dan lancar kepada siswa. Cara komunikasimu akan menentukan sebaik apa
siswa memahami pelajaran yang disampaikan.
7) Ikuti Pelatihan
Demi meraih gelar guru profesional, ikutilah beragam jenis pelatihan. Ada
banyak program pelatihan yang disediakan untuk para tenaga pengajar.
Pelatihan ini akan meningkatkan kualifikasimu dan membuat menjadi guru
berkualitas.
8) Lakukan Inovasi
Sebagai guru profesional, harus terus melakukan inovasi. Lakukan
perubahan-perubahan di dunia pendidikan dengan terus berinovasi. Inovasi
yang diciptakan bisa memberi perubahan besar yang mengarah pada kemajuan
pendidikan.

2. Guru Digital
a. Defenisi
Guru digital merupakan program pelatihan daring bagi para guru untuk
meningkatkan literasi digital dan keterampilan abad ke-21. Sebagai salah satu
syarat guru profesional di era digital, adalah seorang guru yang selain memiliki
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional sebagaimana telah
disebutkan di atas, juga harus memiliki wawasan, ketertarikan, kepedulian,
kepekaan, kesukaan, serta kemampuan dan keterampilan dalam menggunakannya.
Guru profesional di era digital adalah guru yang dalam melaksanakan tugas-
tugasnya berbasis pada penggunaan jaringan yang didukung teknologi digital.
b. Langkah-Langkah Mewujudkan Menjadi Guru Digital
Guru sebagai pendidik harus paham bagaimana cara menjadi pengajar di era
digital, berikut tips suksesnya:
1) Kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar
Ide kreatif yang muncul dari seorang guru sangat dibutuhkan untuk
memberi perubahan pada proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik dan
mendorong semangat siswa. Di era teknologi digital, ide pembelajaran bisa
dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi dan internet, karena
umumnya generasi muda sekarang lebih menyukai hal-hal yang up-to-date.
Anda dapat mengembangkan metode pembelajaran yang interaktif dan
menyenangkan.
2) Guru sebagai inovator pembelajaran
Sebagai inovator pembelajaran harus senantiasa meningkatkan
kemampuan dirinya, meliputi : (1) kemampuan teknologi yang mendukung
terbentuknya inovasi dan penyesuaian. (2) Adanya kreativitas yang muncul
dari gagasan-gagasan baru. Seorang inovator adalah orang yang berhasil
memanfaatkan peluang dan merealisasikan gagasan yang ada untuk
dikembangkan.
3) Berikan contoh-contoh yang relevan
Banyak cara yang dapat digunakan untuk membuat para siswa memahami
materi yang disampaikan. Salah satunya adalah dengan memberikan contoh-
contoh yang berhubungan/relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Lakukanlah riset sederhana untuk mengetahui apakah ada hal yang bisa
dijadikan contoh berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Materi
yang interaktif akan membuat siswa lebih mudah dalam mencerna materi
pemasaran yang ingin disampaikan.
4) Terbuka akan perubahan teknologi & informasi
Menggunakan teknologi tidak hanya efektif dalam kegiatan mengajar,
tetapi juga untuk lebih memudahkan para siswa dalam hal komunikasi dengan
guru. Generasi saat ini sangat cepat mempelajari teknologi, mereka mampu
mengoperasikan berbagai perangkat untuk menunjang kegiatannya. Demi
menyeimbangkan diri dengan perkembangan pola kegiatan anak yang aktif
menggunakan teknologi, guru harus terus belajar dan memahami teknologi
yang sifatnya dinamis.
C. Bentuk-bentuk Media dan Teknologi yang Pernah Digunakan Disekolah Masing-
masing

Penggunaan media dan teknologi dalam pembelajaran di sekolah disesuaikan


dengan karakteristik materi, karakteristik peserta didik dan strategi pembelajaran.
Berbagai bentuk media dan teknologi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknologi seperti Laptop, Hp, Proyektor yang termasuk ke dalam format media teks,
audio dan visual. Contoh bahan ajar yang digunakan yaitu power point, video
pembelajaran, google classroom, zoom, quizziz, kahoot, phet dan e-modul.
2. Teknologi media sosial seperti instagram yang termasuk ke dalam format media visual
diam. Contoh bahan ajar yang digunakan yaitu poster, ilustrasi, kartun dan mindmap.
3. Teknologi alat peraga yang termasuk ke dalam format media objek dan model. Contoh
bahan ajar yang digunakan yaitu LKPD dan praktikum.

D. Kode Etik dan Hak Cipta


1. Kode Etik
Kode Etik dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau
tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa saja yang benar
dan salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan dihindari. Kode etik dalam
lingkungan pendidik dan peserta didik antara lain:
a. Tidak memasuki sistem informasi orang lain secara illegal dan menyalah gunakannya.
b. Tidak memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk ke dalam
sebuah web atau situs pembeajaran). Tidak diperkenankan pula untuk menggunakan
user ID milik orang lain untuk masuk ke sebuah web atau situs (contoh: LMS).
2. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Adapun beberapa Terhadap perlindungan hak cipta yang dilindungi terdapat
pembatasan-pembatasan sebagaimana diuraikan dalam ketentuan Pasal 43 sampai
dengan Pasal 51 UU Hak Cipta yang salah satunya yaitu pembatasan untuk kegiatan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 44 ayat (1) UU Hak Cipta. Pasal 44
ayat (1) UU Hak Cipta menyatakan sebagai berikut :
“Penggunaan, pengambilan, Penggandaan, dan/atau pengubahan suatu Ciptaan
dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau sebagian yang substansial tidak
dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika sumbernya disebutkan atau dicantumkan
secara lengkap untuk keperluan:
a. Pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
b. Keamanan serta penyelenggaraan pemerintahan, legislatif, dan peradilan
c. Ceramah yang hanya untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan
d. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta

Anda mungkin juga menyukai