Anda di halaman 1dari 45

Tugas 1

Media Pembelajaran Al-qur’an Hadits


( Fungsi Media Pembelajaran Al-qur’an Hadits )
Riyan Prananda
2114010180
PAI D
E-mail : kandisvivo64@gmail.com
Dosen Pengampu :
Dr. Rosniati Hakim, M. Ag

ABSTRAK

Karya tulis ini menampilkan Fungsi Media Pembelajaran Al-qur’an Hadits


sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di
Madrasah dan Sekolah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN
Imam Bonjol Padang metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah. Metode
yang digunakan dalam tulisan ini adalah library research (studi kepustakaan)
dengan merujuk berbagai sumber literatur yang disesuaikan dengan topik yang
menjadi pembahasan. Teknis analisis data yang digunakan dalam tulisan ini
adalah redaksi data. Penulis mengumpulkan berbagai sumber kajian yang
berkaitan sehingga dilakukan penggolongan bahan bacaan yang sesuai,
kemudian dilakukan analisis terhadap sumber bacaan sehingga dapat disusun
ke dalam bentuk tulisan. Hasil tulisan ini menunjukkan berbagai informasi
tentang Fungsi media pembelajaran Al-qur’an Hadits Pendekatan yang kami
gunakan adalah pendekatan deduktif dan induktif.

Kata kunci : fungsi media pembelajaran Al-qur’an Hadits

PENDAHULUAN

Media merupakan segala bentuk sarana atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan informasi, pesan, atau konten kepada khalayak luas. Media dapat berupa
cetakan seperti surat kabar, majalah, buku, atau brosur, serta media elektronik seperti televisi,
radio, dan internet. Media juga mencakup bentuk komunikasi lain seperti media sosial, film
dan video.

1
Media pembelajaran adalah segala bentuk sarana atau alat yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membantu peserta didik memahami, menguasai, dan
menginternalisasikan informasi serta konsep-konsep yang diajarkan. Tujuan dari penggunaan
media pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan
memfasilitasi pemahaman dan retensi materi pelajaran.

Beranjak dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa keberadaan media
pembelajaran ini sangatlah penting dalam menunjang proses pembelajaran agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, media pembelajaran juga akan menambah
pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan oleh pendidik di dalam kelas.
Kemudian, keberadaan media juga mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Beberapa alasan yang telah dipaparkan di atas sudah selayaknya menjadi perhatian
yang khusus oleh pendidik dalam menentukan media atau mempraktekkan media
pembelajaran yang dirasa cocok dengan keadaan peserta didik dan materi yang akan
disampaikan. Pendidik harus pandai-pandai dalam memilih media apa yang akan ia gunakan.
Media pembelajaran haruslah dirancang dengan cermat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Namun, pada kenyataannya dapat kita semua cermati bahwa masih banyak pendidik
yang belum mampu dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi
pembelajaran, terkhusus pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadis di Madrasah atau Mata
Pelajaran PAI di sekolah. Pendidik belum mampu menerapkan media yang sesuai. Ini terjadi
karena beberapa hal, di antaranya yaitu kurangnya pemahaman pendidik terhadap pentingnya
keberadaan media pembelajaran, kemudian bisa juga dikarenakan ketidakmampuan pendidik
dalam menggunakan media yang terkait karena keterbatasan ilmu pengetahuannya.

Beberapa alasan di atas sudah selayaknya menjadi alasan bagi penulis dalam
memaparkan karya tulis ini. Penulis berharap dengan hadirnya karya tulis ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kepada kita sebagai calon pendidik nantinya untuk dapat
menggunakan media pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan keadaan serta kebutuhan
dari peserta didik sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
maksimal.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Media

2
Kata media berasal dari bahasa latin, dan merupakan bentuk jamak dari kata
”medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Arief Sadirman mengemukakan arti media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.1 Kemudian telah banyak
pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa
diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaat untuk keperluan pembelajaran.
Jadi media adalah perluasan dari guru .
2. National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media
merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,termasuk
teknologi perangkat kerasnya.
3. Briggs berpendapat bahwa bahwa media merupakan alat untuk memberikan
perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
4. Asociantion of Education Comunication Tecnology (AECT) memberikan batasan
bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk
proses penyaluran pesan.
5. Gagne berpendapat bahwa berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar.2
6. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa untuk belajar
7. Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi.Heinich
mencontohkan media seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed
material), komputer, dan instruktur.8
Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika
membawa pesan-pesan (massages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich
juga mengkaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (Methods).3
2. Hakikat Media dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan
berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa

1
Sadiman Arief (dkk), 1996 , Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, hal 6
2
Yusuf hadi Miarso, Media Instruksional.Pusat TKPK, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
3
Heinich R, et all, 1996, Instructional Media and Tecnologies for Learning, 5 edition, New York : Macmillan
Publishing Company
3
sebagai pebelajar dan guru sebagai fasilitator, yang terpenting dalam kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process).
Slameto membagi dalam kategori perubahan dalam belajar, antara lain:
1. Belajar sifatnya disadari dan disengaja.
Dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar dan menyadari bahwa dalam
dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin meningkat
dibandingkan sebelum mengikuti proses pembelajaran .
2. Perubahan yang berkesinambungan
Hasil dari belajar diperoleh dengan adanya proses, kelanjutan dari pengetahuan dan
keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam hal ini pengetahuan yang diperoleh, akan menjadi dasar bagi
pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
3. Perubahan yang bersifat positif
Perubahan yang terjadi bersifat normatif dan menunjukkan kearah kemajuan.
Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang psikologi pendidikan menganggap
bahwa dalam proses belajar mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-
perbedaan individu atau prilaku perkembangan peserta didiknya, namun setelah mengikuti
pembelajaran psikologi pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan
prinsip perbedaan individu dan prinsip-prinsip perkembangan individu jika kelak ia
menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat aktif

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya


melakukan perubahan dengan melakukan kegiatan aktif membaca, dan mengkaji buku,
mencari informasi tentang pengetahuan yang baru.

5. Perubahan yang fungsional

Setiap perubahan prilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa
mendatang.

6. Perubahan yang bertujuan dan terarah

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa
belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam jangka pendek mungkin dia
4
ingin memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang psikologi pendidikan
yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan
jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang
memadai tentang Psikologi Pendidikan. Sebagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.

7. Perubahan Perilaku Secara Keseluruhan

Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekadar memperoleh pengetahuan semata,


tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya,
mahasiswa belajar tentang “Teori-teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau
pengetahuan tentang “Teori-teori Belajar” dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya
seorang guru menguasai “ Teori-teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan
dalam menerapkan “Teori-teori Belajar”.

8. Perubahan yang Bersifat Permanen

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan
komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan
menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.4

3. Fungsi Media Pembelajaran Al-qur’an dan Hadits


Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran
pada saat itu. Selain meningkatkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga
dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.5

Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut:


1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata- kata tertulis atau lisan belaka
2. Meningkatkan dan mengarah- kan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,

4
Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, PT Rineka Cipta
5
M. Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, Cet. ke-1, Antasari Pers, Banjarmasin; 2012.

5
dan kemungkinan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
3. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera .
4. Media pebelajaran dapaat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi
secara langsung dengan guru, masyarakat dan lingkunannya seperti melalui
karyawisata, kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat di atasi
sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna.6

Cikal bakal tentang penggunaan teknologi dalam komunikasi termasuk komunikasi


dalam pembelajaran. Hal ini diungkapkan dalam surah An-Naml (27) 29 – 30, yaitu
tentang cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balkis;

‫يم‬ َّ ‫الرحْ َٰ َم ِن‬


ِ ‫الر ِح‬ َّ ‫َّللا‬ ْ ‫سلَ ْي َمانَ َوإِنَّهُ ِب‬
ِ َّ ‫س ِم‬ ٌ َ‫قَالَتْ يَا أَيُّ َها ا ْل َم ََلُ إِنِي أ ُ ْل ِق َي إِلَ َّي ِكت‬
ُ ‫اب ك َِري ٌم إِنَّهُ ِم ْن‬

Dalam Tafsir Jalalain, disebutkan bahwa ("Pergilah membawa surahku ini, lalu
jatuhkan kepada mereka) kepada ratu Balqis dan kaumnya (kemudian berpalinglah)
pergilah (dari mereka) dengan tidak terlalu jauh dari mereka (lalu perhatikanlah apa yang
mereka bicarakan.") yakni, jawaban atau reaksi apakah yang bakal mereka lakukan.
Kemudian burung Hud-hud membawa surat itu lalu mendatangi ratu Balqis yang pada
waktu itu berada di tengah-tengah bala tentaranya. Kemudian burung Hud-hud
menjatuhkan surah Nabi Sulaiman itu ke pangkuannya. Ketika ratu Balqis membaca surah
tersebut, tubuhnya gemetar dan lemas karena takut, kemudian ia memikirkan isi surah
tersebut.

Selanjutnya (Ia berkata) yakni ratu Balqis kepada pemuka kaumnya, (Hai pembesar-
pembesar! Sesungguhnya aku) dapat dibaca Al Mala-u Inni dan Al Mala-u winni, yakni
bacaan secara Tahqiq dan Tas-hil (telah dijatuhkan kepadaku sebuah surah yang mulia)
yakni surah yang berstempel. (Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya
isinya) kandungan isi surat itu, (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang) (Jalaluddin Asy-Syuyuthi & Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-
Mahalliy, 2009).

6
Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran, Ct. ke-1, Antasari Pers, Banjarmasin; 2009
6
Dari potongan cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis tersebut terjadi teknologi
komunikasi yang canggih pada masa itu, Nabi Sulaiman menggunakan burung Hud-Hud
untuk menyampaikan pesan dalam bentuk surat yang disampaikan kepada Ratu Balqis,
sehingga yang disampaikan dapat terima dengan baik sampai pada tujuan yang
dikehendaki. Bahkan Nabi Sulaiman telah memperlihatkan teknologi yang canggih di
istananya, yang Allah Swt. abadikan pada ayat berikutnya, surah An-Naml (27) 44.7

Dalam hadits-hadits Nabi SAW di atas, sudah tersirat mengenai manfaat media
pembelajaran, di antaranya yakni ketika Nabi Saw. Menjelaskan ajarannya menggunakan
media seperti gambar, kerikil, dan jari tangan. Dengan media tersebut, para shahabat
menjadi lebih paham dengan apa yang disampaikan Nabi SAW. Secara lebih luas,8 ada
banyak manfaat yang diperoleh dari menggunakan media pembelajaran dalam mengajar,
di antaranya:

1. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para
siswa, dan memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan pengajaran yang lebih
baik.9

2. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal


melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga dalam memberikan materi pelajaran.10

3. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
keterangan guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain.

4. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan


motivasi belajar.11

5. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.

7
Jalaluddin Asy-Syuyuthi & Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, terj. Tafsir Jalalain, Pustaka Al-
Hidayah, Tasikmala; 2009.
8
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Press, Jakarta; 2008
9
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta Selatan; 2002.
10
Abdul Fattah Abu Ghuddah,40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah, Irsyad Baitus Salam,
Bandung; 2009.
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2003.
7
6. Mengatasi keterbatasan ruang waktu d12an daya indera seperti: terlalu besar, terlalu
kecil, gerak terlalu lambat, gerak terlalu cepat, peristiwa masa lalu, kompleks, dan
konsep yang terlalu luas (Darwyn Syah, 2007; 125 – 126).13

Ramayulis mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses


belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain meningkatkan motivasi dan minat siswa,
media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan
data . dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi14.

KESIMPULAN

Keberadaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di madrasah dan sekolah


sangat penting. Dengan adanya media pembelajaran ini maka materi yang disampaikan oleh
pendidik lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan pembelajaran yang berlangsung tidak
terkesan membosankan. Selain itu, media pembelajaran juga sangat memudahkan pendidik
dalam menjelaskan bahan ajar di dalam kelas.

Adapun beberapa media yang biasa digunakan di dalam pembelajaran adalah media
pembelajaran audio, meliputi; radio, kaset-audio, kemudian media pembelajaran visual
meliputi; gambar, jari tangan, krikil, bahan ajar cetakan, papan tulis, media grafis, lalu media
proyeksi meliputi; OHP, film bingkai/ slide, LCD, kemudian media pembelajaran berbasis
teknologi meliputi; televisi, VTR, VCD, VDV, Film, komputer/ internet, dan lain sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Sadiman Arief (dkk), 1996 , Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press,

Yusuf hadi Miarso, Media Instruksional.Pusat TKPK, Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan

12
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta; 2002
13
Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Gaung Persada Press, Jakarta; 2007.
14
Hamalik Oemar, Media Pendidikan, Penerbit Alumni, Bandung; 2012
8
Heinich R, et all, 1996, Instructional Media and Tecnologies for Learning, 5 edition, New
York : Macmillan Publishing Company.

Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, PT Rineka Cipta

M. Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, Cet. ke-1, Antasari Pers, Banjarmasin; 2012.

Jalaluddin Asy-Syuyuthi & Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, terj. Tafsir
Jalalain, Pustaka Al-Hidayah, Tasikmala; 2009.

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Press, Jakarta;
2008

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta Selatan; 2002.

Abdul Fattah Abu Ghuddah,40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah, Irsyad
Baitus Salam, Bandung; 2009.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2003.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta; 2002

Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Gaung Persada
Press, Jakarta; 2007.

9
BIODATA

Nama : Riyan Prananda

NIM : 2114010180

TTL : Kandis, 11-Agustus-2003

Alamat : Simp. Belutu, kec-Kandis,


Kab Siak Prov Riau

TK : Simasturi Sam Sam

SDN : 018 Bekalar

Mts : Jabal nur Kab.Siak

MA : Jabal nur Kab.Siak

10
11
Tugas 2

MEDIA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIST DI


SEKOLAH/MADRASAH1

Halimah Tusadiah (2114010145), Ahmad Nawawi (2114010151), Wela Anggraini


(2114010152), Serli Gustia Ningsih (2114010154), Qathrunnada Fajriah
(2114010156), Gita Gumala Sari (2114010162), Nurul Immanuwaddini
(2114010168), Elvina Ramayanti (2114010171), Riyan Prananda (2114010180),
Fatimah Darma (2114010183).2

Dosen Pengampu:
Dr. Rosniati Hakim, M.Ag

ABSTRAK

Karya tulis ini menampilkan konsep Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadis


di Madrasah dan Sekolah sebagai salah satu penugasan kelompok dalam
Mata Kuliah Pembelajaran Al-Qur'an Hadist di Madrasah dan Sekolah
Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultaas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Dari penulisan karya tulis
ini didapatkan beberapa hasilnya yaitu definisi media pembelajaran Al-
Qur'an Hadist, Fungsi Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadist, Jenis
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist, dan Kriteria Pembelajaran Al-Qur'an
Hadist. Karya tulis ini menggunakan pendekatan deduktif induktif dengan
mengerucutkan berbagai tinjauan literatur yang relevan. Metode yang
digunakan adalah metode library research, yaitu peninjauan kepustakaan
dengan mencocokkan sumber terhadap topik yang dijadikan pembahasan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data. Penulis
mengumpulkan berbagai sumber kajian yang sesuai kemudian dipahami,
dianalisis dan ditarik kesimpulannya sehingga dapat dipahami dengan
baik, terakhir penulis dapat menyusunnya menjadi karya tulis ini.
Kata Kunci: Media, Media Pembelajaran, Fungsi, Jenis, Kriteria, Al-Qur'an,
Hadist, Sekolah, Madrasah.
PENDAHULUAN

1
Makalah Ini Disajikan pada Mata Kuliah Pembelajaran Al-Qur'an Hadist di Madrasah dan
Sekolah di bawah Bimbingan Dosen Pengampu Ibu Dr. Rosniati Hakim, M.Ag yang ditampulkan
di Hari Rabu, 27 September 2023 pukul 07.30-10.00 WIB.
2
Mahasiswa Kelompok 4 Pendidikan Agama Islam (PAI-D) B.P. 21 Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Media merupakan segala bentuk sarana atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan informasi, pesan, atau konten kepada khalayak luas. Media dapat
berupa cetakan seperti surat kabar, majalah, buku, atau brosur, serta media
elektronik seperti televisi, radio, dan internet. Media juga mencakup bentuk
komunikasi lain seperti media sosial, film dan video.
Media pembelajaran adalah segala bentuk sarana atau alat yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa memahami, menguasai, dan
menginternalisasikan informasi serta konsep-konsep yang diajarkan. Tujuan dari
penggunaan media pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran dengan memfasilitasi pemahaman dan retensi materi pelajaran.
Beranjak dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa keberadaan
media pembelajaran ini sangatlah penting dalam menunjang proses pembelajaran
agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, media pembelajaran juga
akan menambah pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan oleh
pendidik di dalam kelas. Kemudian, keberadaan media juga mampu meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
Beberapa alasan yang telah dipaparkan di atas sudah selayaknya menjadi
perhatian yang khusus oleh pendidik dalam menentukan media atau
mempraktekkan media pembelajaran yang dirasa cocok dengan keadaan peserta
didik dan materi yang akan disampaikan. Pendidik harus pandai-pandai dalam
memilih media apa yang akan ia gunakan. Media pembelajaran haruslah dirancang
dengan cermat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Namun, pada kenyataannya dapat kita semua cermati bahwa masih banyak
pendidik yang belum mampu dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai
dengan materi pembelajaran, terkhusus pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadist di
Madrasah atau Mata Pelajaran PAI di sekolah. Pendidik belum mampu menerapkan
media yang sesuai. Ini terjadi karena beberapa hal, di antaranya yaitu kurangnya
pemahaman guru terhadap pentingnya keberadaan media pembelajaran, kemudian
bisa juga dikarenakan ketidakmampuan guru dalam menggunakan media yang
terkait karena keterbatasan ilmu pengetahuannya.
Beberapa alasan di atas sudah selayaknya menjadi alasan bagi penulis dalam
memaparkan karya tulis ini. Penulis berharap dengan hadirnya karya tulis ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kepada kita sebagai calon pendidik nantinya
untuk dapat menggunakan media pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan
keadaan serta kebutuhan dari peserta didik sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan maksimal.

PEMBAHASAN
A. Definisi dan Fungsi Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadis

1. Definisi Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadis

Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium”, yang secara harfiyah memiliki arti “perantara” atau
pengantar.3 Menurut Association For Education and Communication
Technology (AECT), media ialah segala bentuk yang diprogramkan untuk
suatu proses penyaluran informasi. Dan menurut Education Association,
media merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca
atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program
instruksional.4 Sedangkan dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Menurut Zakiah Daradjat, media pendidikan atau pembelajaran


adalah suatu benda yang dapat diindrai, khususnya penglihatan dan
pendengaran, baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang
digunakan sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses
interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar
siswa.5 Sedangkan menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam

3 Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia,

(Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali, 1986), hal 25


4 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: Quantum Teaching,

2005), hal 112


5 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 226
bukunya yang berjudul “media pembelajaran” menjelaskan bahwa media
merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya.6.

Istilah media pembelajaran memiliki beberapa pengertian secara luas


dan secara sempit. Adapun secara luas yang dimaksud dengan media
pembelajaran adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Adapun pengertian secara sempit adalah sarana nonpersonal (bukan
manusia) yang digunakan oleh guru yang memegang peranan dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa perbedaan pengertian tentang media pembelajaran,


dapat dilihat kesamaan satu sama lain, yaitu proses penyampaian pesan atau
informasi secara efektif dan efisien dapat diterima dan selalu diingat oleh
peserta didik. Sehingga dapat dipahami, bahwa media pembelajaran
merupakan alat bantu atau sarana yang dijadikan sebagai perantara atau
peranti komunikasi untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa ilmu
pengetahuan dari berbagai sumber ke penerima pesan atau informasi guna
mencapai tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran Al-Qur'an dan Hadis adalah alat atau sarana


yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memfasilitasi
pemahaman, pengajaran, dan studi terkait dengan Al-Qur'an dan Hadis
(teachings dan riwayat dari Nabi Muhammad SAW). Media ini dapat berupa
berbagai bentuk, seperti buku, rekaman audio, rekaman video, aplikasi,
perangkat lunak, situs web, atau alat fisik lainnya yang membantu individu
memahami dan mempelajari teks-teks Al-Qur'an dan Hadis dengan lebih
efektif.

6 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002), hal
11
Media pembelajaran Al-Qur'an dan Hadis biasanya dirancang untuk
memudahkan proses pembelajaran, termasuk penghapalan ayat, memahami
makna, mempelajari tafsir, dan meresapi pesan moral dan spiritual yang
terkandung dalam teks-teks suci Islam ini. Media ini dapat digunakan dalam
berbagai konteks, seperti dalam pengajaran di sekolah, lembaga agama, atau
dalam pengkajian mandiri oleh individu.Tujuan dari penggunaan media
pembelajaran Al-Qur'an dan Hadis adalah untuk membantu umat Islam
memahami, menghafal, dan menerapkan ajaran-ajaran dari Al-Qur'an dan
Hadis dalam kehidupan sehari-hari mereka, sehingga dapat memperdalam
pemahaman agama dan meningkatkan spiritualitas mereka.

2. Fungsi Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadis

Ada beberapa pendapat tentang fungsi media pembelajaran. Peranan


media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat
menentukan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran.
McKown dalam bukunya “Audio Visual Aids To Instruction”
mengemukakan empat fungsi media. Keempat fungsi tersebut adalah
sebagai berikut. Pertama, mengubah titik berat pendidikan formal, yang
artinya dengan media pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi konkret,
pembelajaran yang tadinya teoretis menjadi fungsional praktis. Kedua,
membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi
ekstrinsik bagi pembelajar, sebab penggunaan media pembelajaran menjadi
lebih menarik dan memusatkan perhatian pembelajar. Ketiga, memberikan
kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pembelajar dapat lebih jelas
dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu.

Terakhir, keempat, yaitu memberikan stimulasi belajar, terutama rasa


ingin tahu pembelajar. Daya ingin tahu perlu dirangsang agar selalu timbul
rasa keingintahuan yang harus penuhi melalui penyediaan media.

Rowntree dalam mengemukakan enam fungsi media, yaitu:

a. Membangkitkan motivasi belajar,


b. Mengulang apa yang telah dipelajari,

c. Menyediakan stimulus belajar,

d. Mengaktifkan respons siswa,

e. Memberikan umpan balik dengan segera,

f. Menggalakkan latihan yang serasi.

Media juga berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran yang


berlangsung tanpa menuntut kehadiran guru. Media sering dalam bentuk
“kemasan” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal situasi
pembelajaran ini, tujuan telah ditetapkan, petunjuk atau pedoman kerja
untuk mencapai tujuan telah diberikan, bahan-bahan atau material telah
disusun dengan rapi, dan alat ukur atau evaluasi juga disertakan. Media
pembelajaran yang mempersyaratkan situasi seperti di atas dapat berwujud
modul, paket belajar, kaset dan perangkat lunak komputer yang dipakai oleh
peserta didik (pembelajar) atau peserta pelatihan. Dalam kondisi ini, guru
atau instruktur berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran.

Secara umum media mempunyai fungsi:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbal.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid


dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan


kemampuan visual, auditor & kinestetiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &


menimbulkan persepsi yang sama.

Dengan demikian media memiliki fungsi yang penting dalam


pembelajaran terutama dalam proses penyampaian informasi kepada peserta
didik. Dengan adanya media, peserta didik akan lebih termotivasi untuk
belajar serta akan lebih mudah dalam memahami materi ajar dikarenakan
media dapat mengkongkritkan hal-hal yang bersifat abstrak.

B. Jenis dan Kriteria Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadis


1. Jenis Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadis
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan bagian dari media/alat
pendidikan, karena media pembelajaran salah satu bagian besar dari dua
bagian media pendidikan. Media/alat pendidikan meliputi dua macam yaitu:
a. Perbuatan pendidik (biasa disebut software atau immaterial); mencakup
nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan
hukuman.
b. Benda-benda sebagai alat bantu (bisa disebut hardware atau material);
mencakup meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku,
peta, OHP, dan sebagainya.7
Sesuai dengan pendapat di atas, maka fokus uraian media
pembelajaran ini terdapat pada bagian kedua yaitu media berupa benda-
benda sebagai alat bantu. Beberapa klaster media pembelajaran yang
dinyatakan dalam al-Qur’an dan al-Hadits, sebagai berikut:
a. Media Pembelajaran Audio

Media pembelajaran audio adalah media yang hanya dapat


didengar, berupa suara dengan berbagai alat penyampai suara baik dari
manusia maupun bukan manusia.8 Dalil yang berhubungan dengan
suara sebagai sumber penyampai pesan, dapat diambil dari kata baca,
menjelaskan, ceritakan, dan kata-kata lain yang semakna. Dalam hal ini
terdapat beberapa ayat yang memberikan keterangan adanya media
pembelajaran audio di dalam al-Qur’an, di antaranya surah al-‘Alaq

7 M Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Pers, 2012), hal 1
8 Ibid, hal 17
(96): 1, Al-Isra’ (17):14, Al-Ankabut (29): 45, Al-Muzammil (73): 20.
surah al-‘Alaq (96): 1

ْ‫اك ذ ااَّلي َخلَ َق‬ ْ‫ا ْق َرأْ اِب ْ ا‬


َْ ‫س َرب‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”

Kata lain yang mengisyaratkan penggunaan media audio adalah


menjelaskan (asal kata kerja “jelas”), di antaranya terdapat dalam surah
Al- An’am (6): 97 dan 165, At-Taubah (9): 11.

Kata lain yang mengisyaratkan penggunaan media audio adalah


ceritakan (asal kata “cerita”), di antaranya terdapat dalam surah Al-
Baqarah (2): 76, Yusuf (12): 5.

Dari kata kerja “bacalah, menjelaskan, dan ceritakan”, di atas


tentunya akan menimbulkan bunyi atau suara sehingga dapat dipahami
apa isi yang disampaikan, dan mungkin juga terdapat guru yang
menyampaikan bahan pembelajaran dengan hanya membacakan
buku/kitab yang dijadikan rujukan dalam suatu pembelajaran. Namun
yang lebih ditekankan dari kata baca, menjelaskan, dan ceritakan adalah
timbulnya suara yang dapat menyampaikan bahan pembelajaran.

Dalam perkembangan selanjutnya media audio dikembangkan


dengan berbagai alat audio, seperti:

1) Radio; merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan


untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui
beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru,
masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

2) Kaset-audio; yang dibahas di sini khusus kaset audio yang sering


digunakan di sekolah.
Hubungan media audio ini dengan tujuan pembelajaran
pendidikan agama Islam sangat erat. Dari sisi kognitif media audio ini
dapat dipergunakan untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip,
dari segi afektif media audio ini dapat menciptakan suasana
pembelajaran, dan segi psikomotor media audio ini untuk mengajarkan
media keterampilan verbal. Sebagai media yang bersifat auditif, maka
media ini berhubungan erat dengan radio, alat perekam pita magnetik,
piringan hitam, atau mungkin laboratorium bahasa.9

1) Beberapa kelebihan yang dapat diambil dengan menggunakan


media ini di antaranya:

2) Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat


digunakan sesuai dengan kebutuhan pendengar/pemakai.

3) Media audio dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya


imajinasi yang abstrak.

4) Media audio dapat merangsang partisipasi aktif para pendengar.


Misalnya sambil mendengar siaran, siswa dapat melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang terhadap pencapaian tujuan.

5) Program audio dapat menggugah rasa ingin tahu siswa tentang


sesuatu, sehingga dapat merangsang kreatifitas.

6) Media audio dapat menanamkan nilai-nilai dan sikap positif


terhadap para pendengar yang sulit dicapai dengan media lain.

Di samping beberapa kelebihan, media ini juga memiliki


beberapa kelemahan sebagai berikut:

9
Asnawir dan Basyiruddin Usman, op.cit, hal 101
1) Sifat komunikasi satu arah (one way communication). Dengan
demikian, sulit bagi pendengar untuk mendiskusikan hal-hal yang
sulit dipahami.

2) Media audio yang lebih banyak menggunakan suara atau bahasa


verbal, hanya mungkin dapat dipahami oleh pendengar yang
mempunyai tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik.

3) Media audio hanya akan mampu melayani secara baik untuk


mereka yang sudah mampu berpikir abstrak.

4) Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan


verbalisme bagi pendengar.

5) Media audio yang menggunakan program siaran radio, biasanya


dilaksanakan serempak dan terpusat, sehingga sulit untuk
melakukan pengontrolan.10

b. Media Pembelajaran Visual

Media pembelajaran visual seperangkat alat penyalur pesan


dalam pembelajaran yang dapat ditangkap melalui indera penglihatan
tanpa adanya suara dari alat tersebut. Dalam Al-Qur’an surah Al-
Baqarah (2) 31:

ْ َ َ‫َوعَ ذَّْل أ َد َْم ْ َاْل ْ َْسا َْء لُكذهَا لذْث ع ََرضَ هل ْْم ع‬
ْ ‫ل الْ َم ََلئا َك اْة فَقَا َْل َأنْ ابئ ا‬
ْ‫لون ابأَ ْ َْسا اْء َه َٰ لؤ ََل اءْ ا ْْن لك ْن لْْت َصا اد اق َي‬
ِ
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
memang benar orang-orang yang benar!"

Dari ayat tersebut Allah mengajarkan kepada Nabi Adam a.s.


nama- nama benda seluruhnya yang ada di bumi, Kemudian Allah
memerintahkan kepada malaikat untuk menyebutkannya, yang

10 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), hal 199
sebenarnya belum diketahui oleh para malaikat. Benda-benda yang
disebutkan oleh Nabi Adam a.s. diperintahkan oleh Allah swt. tentunya
telah diberikan gambaran bentuknya oleh Allah swt.

Dalam hadits terdapat beberapa term yang digunakan untuk


menandakan adanya penggunaan media visual dalam pembelajaran,
seperti gambar, krikil dan jari tangan.

1) Menggunakan gambar

Artinya: “Telah menceritakan pada kami Sodaqoh bin Fadhil,


telah memberikan kabar kepadaku Yahya bin Sa’id dari
Sofyan, beliau bersabda: Telah menceritakan kepadaku bapak
ku dari Mundzir dari Robi’ bin Khusein dan Abdullah R.A,
Beliau bersabda: Nabi SAW pernah membuat garis (gambar)
persegi empat dan membuat suatu garis lagi di tengah-tengah
sampai keluar dari batas (persegi empat), kemudian beliau
membuat banyak garis kecil yang mengarah ke garis tengah
dari sisi-sisi garis tepi, lalu beliau bersabda: Beginilah
gambaran manusia. Garis persegi empat ini adalah ajal yang
pasti bakal menimpanya, sedang garis yang keluar ini adalah
angan- angannya, dan garis-garis kecil ini adalah berbagai
cobaan dan musibah yang siap menghadangnya. Jika ia
terbebas dari cobaan yang satu, pasti akan tertimpa cobaan
lainnya, jika ia terbebas dari cobaan yang satunya lagi, pasti
akan tertimpa cobaan lainnya lagi. (HR. Imam Bukhori)”

Nabi SAW menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam


gambar adalah manusia, gambar empat persegi yang melingkarinya
adalah ajalnya, satu garis lurus yang keluar melewati gambar
merupakan harapan dan angan- angannya sementara garis-garis
kecil yang ada di sekitar garis lurus dalam gambar adalah musibah
yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya di dunia.
Dalam gambaran ini Nabi SAW menjelaskan tentang hakikat
kehidupan manusia yang memiliki harapan, angan-angan dan cita-
cita yang jauh ke depan untuk menggapai segala yang ia inginkan
di dalam kehidupan yang fana ini, dan ajal yang mengelilinginya
yang selalu mengintainya setiap saat sehingga membuat manusia
tidak mampu menghindar dari lingkaran ajalnya. Sementara itu
dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai
musibah yang mengancam eksistensinya. Jika ia dapat terhindar
dari satu musibah, musibah lainnya siap menghadang dan
membinasakannya, artinya setiap manusia tidak mampu menduga
atau menebak kapan ajal akan menjemputnya.11

Secara tidak langsung Nabi SAW memberikan nasehat pada


mereka untuk tidak (sekedar melamun) berangan-angan panjang
saja (tanpa realisasi), dan mengajarkan pada mereka untuk
mempersiapkan diri menghadapi kematian. Hadits ini
menunjukkan kepada kita betapa Rasulullah SAW seorang
pendidik yang sangat memahami metode yang baik dalam
menyampaikan pengetahuan kepada manusia, beliau menjelaskan
suatu informasi melalui gambar agar lebih mudah dipahami dan
diserap oleh akal dan jiwa.

2) Menggunakan jari tangan

Artinya: “Telah menceritakan padaku Amrun dan Naqid. Telah


menceritakan pada kami Abu Ahmad Zubair. Telah
menceritakan pada kami Muhammad bin Abdul Aziz, dari
Ubaidillah bin Abu Bakar bin Anas, dari Anas bin Malik r.a:
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa memelihara dua
anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat dia

11 Abdul Fattah Abu Guddah, 40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah, (Bandung: Irsyad

Baitus Salam, 2009), hal 131-132


datang bersamaku,” beliau menggenggam jemarinya.” (HR.
Imam Muslim).

Dalam hadits di atas, Nabi SAW menjelaskan tentang


keistimewaan orang yang menyantuni atau memelihara dua anak
perempuan dengan menggunakan jari tangan beliau. Nabi SAW
menggenggamkan jemarinya untuk memberikan penekanan
tertentu sehingga dapat dipahami bahwa Jika orang yang
memelihara dua anak perempuannya hingga ia dewasa, atau sudah
bisa menikah. Maka kelak hari kiamat dia akan dekat dengan Nabi
SAW.12

Dari penjelasan mengenai hadits tersebut, dapat dipahami


bahwa ketika Nabi SAW menjelaskan tentang ajarannya, beliau
menggunakan media yang variatif dan komunikatif yang
disesuaikan dengan kondisi pada saat itu. Pada saat itu Nabi SAW
menjelaskan dengan genggaman jemari beliau dengan maksud
bahwa genggaman itu adalah suatu kedekatan antara Nabi SAW
dengan orang yang dijelaskan dalam hadits tersebut. Dengan
menggenggamkan jemari tangan, maka akan lebih memudahkan
dan memahamkan para shahabat dalam menerima penjelasan dari
Nabi SAW.

3) Menggunakan Krikil

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin


Isma’il, dan telah memberi kabar kepada kami Khollad bin
Yahya, telah menceritakan kepada kami Basyir ibn al-Muhajir,
telah memberi kabar kepadaku Abdullah bin Buraidah dari
Ayahnya, beliau berkata: “Rasulullah S.A.W bertanya kepada
para shahabat, Tahukah kalian semua, apakah sesuatu ini?

12 Shinqithy Djamaluddin dan H.M. Mochtar Zoemi, Ringkasan Shahih Muslim, (Bandung: Mizan,

2002), hal 125


Rasulullah SAW sambil melemparkan dua krikil, para
shahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu,
kemudian Rasulullah SAW bersabda Sesuatu ini adalah
angan-angan dan ini adalah ajal”. Abu ‘Isa berkata: Ini hadits
hasan yang nampak asing. (HR. At-Tirmidzi).”

Hadits di atas menjelaskan bahwa suatu ketika Rasulullah


SAW bertanya kepada para shahabat, tentang dua benda yang
beliau pegang lalu melemparnya, namun shahabat menjawab,
hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu, beliau menjawab dua benda
itu adalah krikil sebagai salah satu media dalam pendidikan yang
diajarkan Rasulullah SAW dengan mengumpamakan dua kerikil itu
bagaikan angan-angan dan ajal seseorang. Maksudnya angan-
angan di sini adalah kehidupan manusia di dunia dan ajal di sini
adalah kematian atau ajal seseorang. dua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan seperti halnya dua sisi mata uang. Keduanya sudah
menjadi kodrat Allah SWT dalam menentukan jalan kehidupan dan
ajal manusia.

Dalam hadits ini dapat dipahami bahwa Nabi SAW


menggunakan dua kerikil itu sebagai media pembelajaran, untuk
memberikan tanda peringatan bagi umat manusia bahwa kehidupan
tidak hanya sekali saja, tetapi masih ada kehidupan lain setelah
kehidupan di dunia ini, sehingga peran media dalam pembelajaran
adalah membantu pemahaman untuk mencapai tujuan pendidikan.

Media visual telah digunakan pada pelaksanaan pembelajaran


dalam Islam. Selanjutnya pada era modern sekarang media visual ini dapat
dikategorikan sebagai berikut:

1) Media yang tidak diproyeksikan

a) Bahan bacaan atau bahan cetakan; melalui bahan ini siswa akan
memperoleh pengalaman melalui membaca, belajar melalui simbol-
simbol dan pengertian-pengertian dengan mempergunakan indra
penglihatan. Media ini termasuk tingkat belajar konseptual, maka
bahan- bahan itu harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan
penguasaan bahasa siswa. Jenisnya adalah Al Qur’an dan Al Hadits,
buku teks pelajaran agama baik untuk siswa dan guru, buku bacaan
pelengkap, buku teks sebagai bahan bacaan untuk memperluas dan
memperdalam bacaan agama, dan bahan bacaan bersifat umum:
koran, majalah, dan lain-lain.

b) Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus


dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke
obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan
pengalaman nyata kepada siswa. Misalnya untuk mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup,
ekosistem, dan organ tanaman.

c) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang


merupakan representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala
tertentu sebagai pengganti realita.

d) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan


melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah
menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan
mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan
jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media
grafis adalah: gambar, sketsa, diagram/skema, bagan/chart, grafik.

e) Papan tulis; alat ini merupakan alat klasik yang tak pernah
dilupakan orang dalam proses belajar mengajar. Peranan papan tulis
dan papan lainnya masih tetap digunakan guru, sebab merupakan
alat yang praktis dan ekonomis.13

2) Media proyeksi

a) Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka


sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat
bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa).
Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead
transparency/OHT) dan perangkat keras (Overhead
projector/OHP).

b) Film bingkai/slide adalah film transparan yang umumnya berukuran


35 mm dan diberi bingkai 2 x 2 inci. Dalam satu paket berisi
beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film
bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas
visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya
adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang
praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

c) LCD (Liquid Crystal Display) adalah seperangkat alat sebagai


teknik untuk menyajikan data dalam bentuk huruf-huruf kristal
yang tidak tembus cahaya apabila ada dalam medan listrik tertentu.
Alat ini lebih lengkap dari OHP dalam memproyeksikan informasi
langsung melalui komputer. LCD mengubah tampilan komputer
dari gambar elektronik menjadi layar proyeksi. Yang menarik dari
penggunaan LCD ini adalah kemampuan menghasilkan kualitas
gambar sama seperti penggunaan OHT biasa. Teknologi LCD juga
dapat menampilkan gambar (pictures), warna (colors) dan gerakan
(animated). Dengan LCD pesan dirancang dalam komputer dan
hasilnya diproyeksikan ke layar, tindakan menunjuk dilakukan

13 Nana Sudjana, Dasar-Dasar proses Belajar dan Mengajar,(Bandung: Sinar Baru Algensindo

Offset, 2009), hal 102


dengan “mouse" pada komputer. Penggunaan LCD menuntut
adanya rancangan program yang dikembangkan secara professional
sehingga efektivitas penggunaan dapat tercapai dengan baik.14

c. Media Pembelajaran berbasis Teknologi

Cikal bakal tentang penggunaan teknologi dalam komunikasi


termasuk komunikasi dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi
sebagai media sudah ada pada zaman Nabi Sulaiman a.s, ketika Beliau
berkomunikasi kepada ratu Balqis lewat burung Hus-Hud. Burung Hud-
Hud disini merupakan media teknologi penyampai informasi kala itu.

Hubungannya dengan proses pembelajaran yang juga merupakan


salah satu bentuk komunikasi yang berada di wilayah pendidikan.
Penggunaan media burung Hud-Hud oleh Nabi Sulaiman dalam
menyampaikan surat kepada Ratu Balqis merupakan implementasi
teknologi pada masa itu, sebab dengan penggunaan burung tersebut
dapat membuat proses komunikasi lebih efektif dan efisien. Dengan
demikian, dalam pembelajaran seharusnya dapat menggunakan media
yang dapat memperlancar komunikasi dalam prosesnya, dan
menggunakan sarana yang dapat membuat peserta didik nyaman,
sehingga pembelajaran dapat mencapai tujuan secara maksimal.

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran pada masa sekarang


(modern), tentunya mempunyai perbedaan dalam wujudnya. Media
pembelajaran berbasis teknologi dewasa ini sangat maju dan cukup
variatif, masih terbuka untuk lebih canggih masa pada yang akan
datang. Beberapa media dalam pembelajaran yang berbasis teknologi
seperti:

1) Televisi

2) VTR (Video Tape Recorder)

14 M Ramli, Op.Cit, hal 101


3) VCD (Video Compact Disc)

4) DVD (Digital Versatile Disc)

5) Film

6) Komputer/Internet

2. Kriteria Media Pembelajaran Al-Qur'an Hadis

Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan,


melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan,
baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan
membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Secara
umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media
pembelajaran diuraikan sebagai berikut.

a. Tujuan Penggunaan

Apa tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi


dasar) yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif,
afektif, psikomotor, atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa
yang ditekankan: apakah penglihatan,pendengaran, atau kombinasinya?
Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas
pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah
media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan
seterusnya.

b. Sasaran pengguna media pembelajaran

Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media?


bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar
belakang sosialnya, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan
seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita
pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena
pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media
pilihan kita itu.Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi
mereka.15

c. Karakteristik media pembelajaran

Harus diketahui karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan


kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan
yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik
jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing
media. Karena kegiatan memilih pada dasamya adalah kegiatan
membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai
dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media
tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.16

d. Waktu

Waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk


mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih,serta berapa lama
waktu yang tersedia/yang kita miliki, cukupkah, berapa lama waktu
yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama
alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? Tak ada
gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu
untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah
kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan
dalam pembelajaran ternyata kita kekurangan waktu.

e. Biaya

Penggunaan pembelajaran media pada dasarnya dimaksudkan


untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah
artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan.
Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita

15 Arsyad Azha, Media Pembelajaran,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal 34
16 Nunu Mahnun, Media dan Sumber Belajar Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), hal 43
pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat,
membeli atau menyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan
biaya tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar
yang hendak dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu tetap dapat
dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang
lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang
mahal belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar
dibandingkan media sederhana dan murah.17

f. Ketersediaan

Pembelajaran Media yang kita butuhkan itu ada di sekitar kita, di


sekolah atau di pasaran? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah
kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya? Kalau
semua itu ada, pertanyaan berikutnya adalah tersediakah sarana yang
diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk
menjelaskan tentang proses terjadinya gerhana matahari memang lebih
efektif disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak
ada video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana
matahari.18

Adapun Kriteria media pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits


melibatkan beberapa faktor penting yang dapat meningkatkan efektivitas
dan keberhasilan pembelajaran. Berikut adalah beberapa kriteria yang dapat
dipertimbangkan:

a. Kearsipan dan Keakuratan

Media pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits haruslah akurat dan


sesuai dengan teks aslinya. Ketersediaan terjemahan yang jelas dan teks
Arab yang mudah dibaca membantu siswa memahami makna dan
konteks yang tepat.

17 Ibid, hal 67
18 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung; Wacana Prima, 2007), hal 45
b. Interaktif dan Terintegrasi

Media pembelajaran harus dapat memotivasi siswa dan


mengaktifkan keterlibatan mereka. Contohnya, melalui fitur-fitur
interaktif seperti video/audio, latihan interaktif, dan tantangan yang
menguji pemahaman siswa.

c. Penggunaan Teknologi yang Efektif

Al-Qur'an dan Hadits dapat dipelajari melalui berbagai platform


digital seperti aplikasi, situs web, dan perangkat mobile. Media
pembelajaran harus memanfaatkan teknologi dengan baik untuk
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, mudah diakses,
dan intuitif.

d. Konten yang Diversifikasi

Ketersediaan konten yang beragam seperti cerita, tafsir, hikmah,


dan riwayat hidup nabi dalam media pembelajaran membantu siswa
memahami dan mengaplikasikan ajaran Al-Qur'an dan Hadits dalam
kehidupan sehari-hari.

e. Pedagogi yang Cocok

Media pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits harus dirancang dengan


gaya pembelajaran yang sesuai dan relevan dengan target audiens. Hal
ini dapat mencakup bentuk visual yang menarik, narasi yang mudah
dimengerti, dan penekanan pada penguasaan konsep-konsep penting.

f. Tersedia di Berbagai Platform

Media pembelajaran harus dapat diakses melalui berbagai platform


seperti web, aplikasi seluler, dan buku elektronik, sehingga siswa dapat
memilih pengalaman yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan
mereka.
g. Pengukuran Kinerja

Media pembelajaran yang baik harus menyediakan alat pengukuran


yang efektif untuk memantau perkembangan siswa. Fitur ini dapat
berupa tes online, evaluasi mandiri, atau pencapaian level dalam
aplikasi pembelajaran.

h. Ketersediaan Rujukan dan Sumber Belajar

Media pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits harus menyediakan


rujukan dan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan siswa
untuk memperdalam pemahaman mereka. Ini dapat berupa tautan ke
tafsir, hadits lainnya, atau buku-buku referensi terkait.

KESIMPULAN
Keberadaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di madrasah
dan sekolah sangat penting. Dengan adanya media pembelajaran ini maka materi
yang disampaikan oleh guru lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan
pembelajaran yang berlangsung tidak terkesan membosankan. Selain itu, media
pembelajaran juga sangat memudahkan guru dalam menjelaskan bahan ajar di
dalam kelas.
Adapun beberapa media yang biasa digunakan di dalam pembelajaran
adalah media pembelajaran audio, meliputi; radio, kaset-audio, kemudian media
pembelajaran visual meliputi; gambar, jari tangan, krikil, bahan ajar cetakan, papan
tulis, media grafis, lalu media proyeksi meliputi; OHP, film bingkai/ slide, LCD,
kemudian media pembelajaran berbasis teknologi meliputi; televisi, VTR, VCD,
VDV, Film, komputer/ internet, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan:
Ciputat Press
Azha, Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Daradjat, Zakiah. 1995. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, cet. ke-1.
Jakarta: Bumi Aksara
Djamaluddin, Shinqithy dan Zoemi, H.M. Mochtar. 2002. Ringkasan Shahih
Muslim. Bandung: Mizan
Guddah, Abdul Fattah Abu. 2009. 40 Metode Pendidikan dan Pengajaran
Rasulullah. Bandung: Irsyad Baitus Salam
Mahnun, Nunu. 2014. Media dan Sumber Belajar Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Miarso, Yusufhadi. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan
Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali
Ramli, M. 2012. Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Pers
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat:
Quantum Teaching
Sadiman, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo Offset
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung; Wacana
Prima

➢ STUDI LAPANGAN

(Pembuatan Aplikasi Media Pembelajaran Berbasis Android di Madrasah


Aliyah Insan Cendekia Kab Siak, Prov Riau berbasis Android)

Dalam proses pembuatan aplikasi ini menggunakan beberapa perangkat


lunak, yaitu Notepadd++ sebagai pembuatan program aplikasi pembelajaran Al-
qur’an dan Hadist, Microsoft word sebagai perancangan layout aplikasi, dan
photoshop sebagai aplikasi editing gambar.
Aplikasi yang dibuat oleh guru di Man Insan Cendekia adalah aplikasi
Front end (Edu Room) yang mana aplikasi ini dirancang untuk mempermudah
proses belajar mengajar di sekolah dengan menggunakan teknologi informasi
sebagai sarana pembelajaran dan juga Tampilan program merupakan bentuk
akhir dari program yang telah dieksekusi dan dijalankan
padaSmartphone.Tampilan program terdiri dari tampilan Spalsh Screen, Menu
Utama, Menu Materi Pembelajaran, Video Kumpulan Kajian, dan Uji
Kompetensi. Dan juga pembuatan aplikasi ini bertujuan untuk mengatasi
permasalahan kesulitan kegiatan sekolah dalam menggunakan software E-
learning dan meminimalkan proses value capture birokrasi, Yang mana didalam
penggunaan E-learning banyak terjadi kendala dalam pengoperasian dan sistem
penilaian yang tidak fleksibel dengan unit pengolah sekolah dan juga masih
banyak guru yang belum mengoptimalkan penggunaan fitur yang ada. Sehingga
banyak guru yang terus melakukan pembelajaran Online menggunakan aplikasi
chatting seperti WhatsApp.
Tugas 3
Fungsi Al-qur’an
( dibahas oleh Riyan Prananda 2114010180)
Alqur’an Hadits sebagai Pedoman hidup Umat Islam ( Fungsi Al-qur’an)
( Elfi Khairani : 2114010155 )

1. Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an al karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat,
ia merupakan kitab Allah yang selalu dipelihara, Al-Qur’an mempunyai sekiau
banyak fungsi diantaranya:1
a. Menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW bukti kebenaran
tersebut dkemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap.
1) Menantang siapapun yang meragukannya untuk Menyusun
semacam Al-Qur’an secara keseluruhan.
2) Menantang mereka untuk menyusun sepuluh surat semacam
AlQur’an.
3) Menantang mereka untuk menyusun satu surat saja semacam
AlQur’an.
4) Menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih
kurang sama dengan satu surah dari Al-Qur’an.2

b. Menjadi petunjuk untuk seluruh umat manusia. Petunjuk yang


dimaksud adalah petunjuk agama atau yang biasa disebut dengan
syariat.
c. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan
kenabian dan kerasulannya dan Al-Qur’an adalah ciptaan Allah
bukan ciptaan nabi. Hal ini didukung dengan firman Allah SWT
dalam surat Al-Isra’ ayat 88:

1
Rosidin. Mukarom Faisal. 2014. Buku Stowal-Qur’an Hadis. Jakarta: Kementrian Agama
hal. 46
2
Sahid. Ulumul Quran. 2020. Surabaya: Pustaka Idea. hal. 276
ٰۤ
‫على اَن يَّأتُوا بِمِ ث ِل هذَا القُرا ِن َل يَأتُونَ بِمِ ثلِه َولَو‬ َ ‫س َوا ل ِجن‬
ُ ‫ال ن‬
ِ ‫ت‬ِ َ‫قُل لَّئ ِِن اجت َ َمع‬
َ ‫ض ُهم ِلبَعض‬
‫ظ ِهي ًرا‬ ُ ‫كَا نَ بَع‬
Artinya: “Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini,
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.” (QS. Al-Isra’
17: Ayat 88)
d. Sebagai hidayat. Al-Qur’an diturunkan Allah kepada nabi
Muhammad bukan sekedar untuk dibaca tetapi untuk dipahami
kemudian untuk diamalkan dan dijadikan sumber hidayat dan
pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagian di dunia dan di
akhirat. Untuk itu kita dianjurkan untuk menjaga dan
memeliharanya. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surat Fatir
ayat 29:
ً‫ع َل نِيَة‬
َ ‫صلوة َ َوا َ نفَقُوا مِ َّما َرزَ قن ُهم س ًِّرا َّو‬
َّ ‫ّللا َوا َ قَا ُموا ال‬
ِٰ ‫ب‬ َ ‫ا َِّن الَّذِينَ يَتلُونَ كِت‬
‫يَّر ُجونَ تِ َجا َرة ً لَّن تَبُو َر‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab


Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan
yang tidak akan rugi,” (QS. Fatir 35: Ayat 29)3
Dari sini dapat dimengerti bahwa Al-Qur’an merupakan
sumber yang harus dijadikan dasar hukum atau pedoman dalam
hidup dan kehidupan umat manusia.
Fungsi Al-Qur’an berdasarkan nama-nama nya:
a. Al-Huda (petunjuk)
Di dalam Alquran ada tiga posisi Alquran yang fungsinya sebagai petunjuk.
Alquran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-

3
Departemen Agama RI. 2022. Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Syamil Cipta
Media). hal. 437
orang yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Jadi
Alquran tidak hanya menjadi petunjuk bagi umat Islam saja tapi bagi manusia
secara umum. Kandungan Alquran memang ada yang bersifat universal seperti
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan itu bisa menjadi petunjuk bagi
semua orang tidak hanya orang yang beriman Islam dan bertakwa saja.4
b. Asy-Syifa
Di dalam Alquran disebutkan bahwa Alquran merupakan obat bagi penyakit
yang ada di dalam dada manusia. Penyakit dalam tubuh manusia memang lak
hanya berupa penyakit fisik saja tapi bisa juga penyakit hati Perasaan manusia
tidak selalu tenang, kadang merasa marah, iri, dengki, cemas, dan lainlain
Seseorang yang membaca Alquran dan mengamalkannya dapat terhindar dari
berbagai penyakit hati tersebut. Alquran memang hanya berupa tulisan saja tapi
dapat memberikan pencerahan bagi setiap orang yang beriman. Saat hati
seseorang terbuka dengan Alquran maka ia dapat mengobati dirinya sendiri
sehingga perasaannya menjadi lebih tenang dan bahagia dengan berada di jalan
Allah. Kemudian syifa (obat) yang saya bahas dalam penelitian ini melalu
living quran pada praktik pengobatan Ustadz Sanwani.5
c. Al-Furqon (Pemisah)
Nama lain Alquran adalah Al-Furqon atau pemisah. Ini berkaitan dengan
fungsi Alquran lainnya yang dapat menjadi pemisah antara yang hak dan yang
batil. Atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Alquran dijelaskan
berbagai macam hal yang termasuk kategori salah dan benar atau hak dan yang
batil. Jadi jika sudah belajar Alquran dengan benar maka seseorang seharusnya
dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Misalnya saja saat
mencari keuntungan dengan berdagang, dijelaskan bahwa tidak benar jika
melakukan penipuan dengan mengurangi berat sebuah barang dagangan.

4
Jalaluddin al-Suyuthy, 2023. Manna al-Qaththan, Mabahits fi Uham al-Quran (Kairo:
Maktabali Wahhah, tt), hal 16-18
5
Brahmudin, 2022. Ensiklopedi maka alqur’an. Bandung: CV. Media Fitrah Rabbani. Hal.
352
Begitu juga dengan berbagai permasalahan lainnya yang bisa diambil
contohnya dari ayat- ayat Alquran.6
d. Al-Mu'izah (nasihat)
Alquran juga berfungsi sebagai pembawa nasihat bagi orangorang yang
bertakwa. Di dalam Alquran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat,
peringatan tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan
di jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Alquran biasanya berkaitan
dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi
orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya. Nasihat dan peringatan
tersebut penting karena sebagai manusia kita sering menghadapi berbagai
masalah dan cara penyelesaiannya sebaiknya diambi bdari ajaran agama.
Bagaimana cara kita menghadapi tetangga, suami, orang tua, dan bahkan
musuh kita telah diajarkan dalam Alquran.7
e. Al-Ruh (ruh, jiwa).
Disebut demikian karena ia adalah wahyu yang menghidupkan jiwa orang
yang beriman. Ia pun diturunkan melalui perantaraan Malaikat Jibril yang juga
disebut al-Ruh al-Amin. Nama ini terdapat pada surat as-Syura: 52.
‫اْلِ ميَا نُ َو لََٰ كِ ْن‬ ِ َ ْ‫وح ا ِم ْن أَمْ رِ ََن ۚ مَ ا كُ ن‬
ُ َ‫ت تَ ْد رِي مَ ا ا لْك ت‬
ْ ‫اب َو ََل‬ َ ْ‫َو َح يْ نَ ا إِ لَي‬
ً ُ‫ك ر‬ َ ِ‫َو َك ََٰذ ل‬
ْ‫ك أ‬

‫س تَ قِ ي ٍم‬ ٍ ِ ِ َ َّ‫ش اءُ ِم ْن عِ بَ ادِ ََن ۚ َو إِ ن‬


ْ ُ‫ك لَتَ ْه د ي إِ ََلَٰ ص َراط م‬ َ َ‫َج عَ لْنَ اهُ نُورًا ََنْدِ ي بِهِ مَ ْن ن‬
Artinya : Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al
Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman
itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki
dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba -hamba Kami.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.

6
Almad Warson Almunawwir. 2020. al nunawwir: Kamus arab Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progresif. Hal. 848
7
Dinu lidya Fargs Al-Qur’an alquran fungsi-al- quran-bagi-umat-manusia,
http://dalamislam.com/landasan-agama.
f. Al-Tanzil (yang diturunkan), Disebut demikian karena ia adalah wahyu yang
diturunkan Allah Swt kepada nabi-Nya. Nama ini terdapat pada surat asy-
Syu‘ara: 192; Fussilat: 42.
g. Amr Allah (perintah, ketetapan, hukum Allah). Disebut demikian karena
sebagian isi al-Qur‘an berisi perintah dan larangan, juga sejumlah ketetapan
yang harus dipatuhi oleh manusia. Nama ini terdapat pada surat at-Thalaq: 3;
al- Hujurat: 9.
h. Al-Qaul (firman). Disebut demikian karena ia adalah firman Allah Swt. Nama
ini terdapat pada surat al-Qashash: 51.
i. Al-Wahy (wahyu). Disebut demikian karena ia memang wahyu dari Allah Swt.
Nama ini terdapat pada surat al-Anbiya: 45.8

Fungsi Al-Qur’anberdasarkan kedudukannya


a. Petunjuk bagi manusia Fungsi pertama al-Qur’an adalah sebagai petunjuk
bagi manusia. Seperti diketahui, fungsi utama sebuah kitab suci dalam agama
dan keyakinan apapun adalah menjadi pedoman bagi penganutnya. Begitu
pula al-Quran, menjadi pedoman bagi umat Islam. Meskipun begitu, al-
Qur’an menyatakan bahwa ia bukan hanya menjadi petunjuk bagi kaum
Muslimin. Tapi juga bagi umat manusia seluruhnya. Kemenyeluruhan misi
al-Qur’an ini tidak lepas dari kemenyeluruhan misi Nabi Muhammad Saw
yang diutus untuk seluruh manusia. Hal ini ditegaskan Allah Swt dalam
beberapa firman-Nya yang di antaranya adalah sbb.: Dan Kami (Allah) tidak
mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba: 28).

8
Dr. H. Sahid HM, M.Ag, Ulumul Quran (Surabaya: Pustaka Idea, 2016), hal. 36.
b. Penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya Al-Qur'an juga berfungsi sebagai
penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya. Fungsi ini hadir karena al-
Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada
rasul dan nabi-Nya. Sebagai kitab suci terakhir, al-Qur'an membawa tugas
menyempurnakan kitab-kitab suci terdahulu. Rasionalitas di balik fungsi ini
setidaknya bisa diterangkan melalui dua alasan. Pertama, kitab-kitab suci
terdahulu memang diturunkan untuk kaum tertentu dan zaman yang
terbatas. Kedua, dalam perkembangan sejarah, kitab-kitab suci terdahulu
tidak bebas dari perubahan dan penyimpangan."
c. Sumber pokok agama Islam Sebagaimana diketahui, sumber agama Islam
itu ada tiga, yakni: al-Quran, Sunnah, dan Ijtihad, Al-Qur'an adalah firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Sunnah adalah sabda,
tindakan dan ketetapan Rasulullah Muhammad. Sedangkan ijtihad adalah
usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh ulama mujtahid untuk
menyimpulkan hukum agama dengan tetap mengacu kepada Al-Qur'an dan
Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad yang disepakati oleh ulama, yaitu Ijma
(kesepakatan umat pasca wafatnya Rasulullah) dan Qiyas (analogi).9
Kitab suci al-Qur’an telah menjelaskan tentang dirinya antara lain melalui
sejumlah nama atau sebutan yang diberikan Allah Swt untuknya. Al-Qur’an
memiliki banyak nama, Banyaknya nama ini menunjukkan kedudukannya
yang tinggi dan kemuliaannya. Menurut Abu al-Ma aliSyaidzalah (w. 495
H/997 M). Al-Qur’an memiliki 55 nama. Sementara itu Abu al-Hasan al-
Harali (w. 647 H/1249 M) mengatakan bahwa al-Qur’an memiliki lebih dari
90 nama.10

Sumber pokok agama Islam

9
Yusuf Qardlawi, Kaifa Nata amal ma’a al-Quran al-‘Adhim (Kairo: Dar al-Syuruq, 2022), hal.
49
10
Muhammad Amin Suma. 2022. Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an 1(Jakarta: Pustaka Firdaus), hal, 26-
27.
Sebagaimana diketahui, sumber agama Islam itu ada tiga, yakni: al-Quran,
Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur‘an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Sunnah adalah sabda, tindakan dan ketetapan Rasulullah Muhammad.
Sedangkan ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh ulama
mujtahid untuk menyimpulkan hukum agama dengan tetap mengacu kepada Al-
Qur‘an dan Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad yang disepakati oleh ulama, yaitu Ijma‘
(kesepakatan umat pasca wafatnya Rasulullah) dan Qiyas (analogi).

Al-Qur‘an merupakan sumber pokok seluruh ajaran Islam. Yusuf al-


Qardlawi mengatakan bahwa al-Qur‘an adalah pokok Islam dan jiwanya. Dari al-
Quranlah diperoleh ajaran tentang keimanan (aqidah), ibadah, akhlak, dan prinsip-
prinsip hukum serta syariat. 11Secara garis besar, Al-Qur‘an sebagai sumber ajaran
Islam dapat dirinci sebagai berikut:

Pertama, sumber pokok aqidah. Dalam banyak ayat, al-Qur‘an berbicara


kepada banyak kalangan, termasuk mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, Hari
Akhir, atau kenabian Muhammad. Al-Qur‘an berusaha meyakinkan mereka tentang
adanya Allah yang menciptakan alam semesta dengan argumen-argumen yang bisa
diterima oleh akal. Al-Qur‘an juga menjelaskan prinsip-prinsip ketuhanan,
menegaskan kenabian Muhammad Saw yang diutus sebagai penerus para nabi dan
rasul sebelumnya. Al-Qur‘an juga mengabarkan berita tentang umat-umat terdahulu
untuk dijadikan pelajaran bagi yang hidup sesudahnya. Al- Qur‘an juga
menginformasikan tentang adanya Hari Akhir dan kehidupan Akhirat kelak dimana
setiap manusia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang pernah
dilakukannya di dunia.

Kedua, sumber pokok syariah. Selain sumber pokok aqidah, al-Qur‘an juga
menjadi sumber pokok syariah Islam. Syariah adalah sistem hukum yang mengatur
amal perbuatan manusia dalam hidupnya, baik yang terkait hubungannya dengan

11
Dr. Yusuf Qardlawi, Kaifa Nata’amal ma’a al-Quran al-‘Adhim (Kairo: Dar al-Syuruq,
2000), hal. 50.
Allah Swt maupun hubungannya dengan sesama manusia dan mahluk lain. Di
dalam al-Qur‘an ada sekitar 500 ayaat atau lebih yang membicarakan masalah
syariat ini.17

Di antaranya, al-Qur‘an mengajarkan tata cara menjalankan ibadah kepada


Allah Swt melalui perintah salat, zakat, puasa, haji, umrah, dan sebagainya. Al-
Qur‘an juga menerangkan beberapa unsur teknis terkait pelaksanaan ibadah itu,
seperti tata cara bersuci (thaharah) dan keharusan menghadap qiblat sebagai syarat
menjalankan salat, bagaimana melaksanakan salat di saat perang atau dalam
perjalanan, bagaimana tata cara menjalankan haji, dan sebagainya.

Al-Qur‘an juga menerangkan hukum-hukum yang mengatur masalah


pribadi dan keluarga, seperti pernikahan, talak, pembagian waris, dan sebagainya.
Juga menerangkan hukum-hukum kemasyarakat baik yang menyangkut ekonomi,
perdagangan, transaksi, pidana, pemerintahan, kehakiman, hubungan sosial, baik
dengan sesama Muslim atau dengan umat lain, dan sebagainya. Islam, melalui al-
Qur‘an dan Sunnah, mengatur semua aspek kehidupan manusia.

Ketetapan hukum yang ada dalam Al-Qur‘an hakikatnya bertujuan unuk


menciptakan kemaslahan dan kebaikan bagi manusia, mewujudkan keadilan, serta
menghindarkan kehidupan dari kerusakan dan kehancuran. Sebagaimana
disimpulkan oleh ulama, tujuan ketetapan hukum dalam Islam utamanya adalah
untuk menjaga unsur-unsur penting hidup, yakni agama, nyawa, akal, keturunan,
harta, dan kehormatan manusia.

Ketiga, sumber pokok akhlak. Al-Qur‘an juga merupakan sumber ajaran


agama Islam yang terkait dengan akhlak, baik akhlak ketuhanan (rabbaniyah)
maupun akhlak kemanusiaan (insaniyah). Di antara akhlak ketuhanan yang
diajarkan al-Qur‘an adalah seperti ikhlas dalam beribadah hanya untuk Allah Swt,

bertawakkal kepada-Nya, mengharap rahmat dan ridlo-Nya, takut akan siksa-Nya,


merasa malu kepada-Nya, bersyukur atas nikmat-Nya, sabar atas cobaan-Nya,
menerima dengan rela segala keputusan-Nya, mengutamakan kehidupan akhirat
daripada dunia, dan sebagainya. Akhlak rabbaniyah bertujuan untuk menjalin
hubungan intim dengan Allah dan memperkuat ketakwaan kepada-Nya.

Adapun akhlak insaniyah adalah akhlak pergaulan dengan sesama manusia.


Al-Qur‘an misalnya mengajarkan kejujuran dalam perkataan maupun perbuatan,
amanah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, keberanian dalam
memperjuangkan kebenaran, sikap rendah hati, menepati janji, santun, sabar, adil,
bijaksana, saling mengasihi, memuliakan yang lebih tua, menyayangi yang lebih
muda, menghormati sesama, menjalin hubungan baik dengan orang lain,
bekerjasama dalam kebaikan, toleransi dalam perbedaan, peduli terhadap orang-
orang lemah seperti anak yatim dan orang miskin, dan sebagainya.

Dalam banyak ayat, al-Qur‘an mengapresiasi orang-orang yang berakhlak


baik dan mencela orang-orang yang berakhlak buruk. Misalnya, dalam bagian akhir
sejumlah ayat, al-Qur‘an sering menyebut bahwa Allah menyukai orang- orang
yang bertakwa, orang-orang yang sabar, orang-orang yang berbuat baik, dan
sejenisnya. Sebaliknya, al-Qur‘an menyebutkan bahwa Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat dholim, orang-orang yang membuat kerusakan, orang-
orang yang ingkar atau kufur, dan sebagainya.12

12
Ibid., hal. 55
DAFTAR PUSTAKA

Rosidin. Mukarom Faisal. 2014. Buku Stowal-Qur’an Hadis. Jakarta: Kementrian Agama

Sahid. Ulumul Quran. 2020. Surabaya: Pustaka Idea

Departemen Agama RI. 2022. Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Syamil Cipta
Media).

Jalaluddin al-Suyuthy, 2023. Manna al-Qaththan, Mabahits fi Uham al-Quran (Kairo:


Maktabali Wahhah,)

Brahmudin, 2022. Ensiklopedi maka alqur’an. Bandung: CV. Media Fitrah Rabbani

Almad Warson Almunawwir. 2020. al nunawwir: Kamus arab Indonesia. Surabaya:


Pustaka Progresif

Dinu lidya Fargs Al-Qur’an alquran fungsi-al- quran-bagi-umat-manusia,


http://dalamislam.com/landasan-agama

Dr. H. Sahid HM, M.Ag, Ulumul Quran (Surabaya: Pustaka Idea, 2016)

Yusuf Qardlawi, Kaifa Nata amal ma’a al-Quran al-‘Adhim (Kairo: Dar al-Syuruq, 2022)

Muhammad Amin Suma. 2022. Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an 1(Jakarta: Pustaka Firdaus),

Anda mungkin juga menyukai