Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA KEMAMPUAN GURU

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
DALAMUPAYA MENGOPTIMALKAN
PEMBELAJARAN DI SD

OLEH : SRI DEWI RUSRETNOWENING, S.Pd


NIP : 197212272014102001

DINAS PENDIDIKAN KOTA TANGERANG


BANTEN.
PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi (TI) atau lebih dikenal dengan Information Technology
(IT). Di era globalisasi meningkat sangat cepat yang dapat menimbulkan berbagai pengaruh
di segala bidang. Keberadaan teknologi menjadi suatu bagian yang berpengaruh terutama
pada dunia pendidikan. Triwiyanto (2014 ) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
menarik manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal, di rumah maupun di
luar rumah, berlangsung seumur hidup dan bertujuan memaksimalkan kemampuan individu
agar di kemudian hari dapat memainkan peran hidupnya secara tepat. Sebagai dampaknya
kita harus bisa mengambil manfaat yang positif dari perkembangan tersebut. Karena
teknologi sekarang ini tidak hanya di kalangan dewasa, namun sudah merambah anak-anak
sekolah dasar. Bagi guru khususnya guru SD, penggunaan IT pada anak-anak dimanfaatkan
untuk pembelajaran jarak jauh di masa pandemi dengan jaringan internet melalui hand phone
untuk menunjang belajar anak.
Dalam dunia pendidikan IT memegang peran penting untuk mensuksekan proses belajar
mengajar. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang -
Undang Dasar 1945yang berakar pada nilai–nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan zaman. Sehingga perancangan dan perkembangan pembelajaran
harus sesuai dengan perkembangan IPTEK (Nurdyansyah & Riananda, 2016).
Apalagi dengan diberlakukan Kurikulum Merdeka yang pembelajarannya berdeferesiansi
dan berbasis TIK. Dengan harapan materi pembelajaran yang disampaikan akan lebih
interaktif dan kreatif. Maka dari itu IT adalah hal yang sangat penting bagi guru di Zaman
Era Digital yang harus dipelajari dan dikuasai guru termasuk didalamnya guru sekolah dasar.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran merupakan aplikasi yang telah dirancang secara
modern dan dimanfaatkan sebagai teori dan praktik dalam pembelajaran sebagai sumber
belajar. Di sinilah guru dituntut untuk menguasai IT. Bagi yang belum menguasai IT
hendaknya guru sering mengikuti aplikasi " Merdeka mengajarkan. Dalam aplikasi tersebut
guru dapat Mendesain Pembelajaran Guru dengan Digital Platform. Aplikasi tersebut
memberikan banyak ilmu tentang bahan ajar, modul, asesmen dan sebagai. Dari situlah guru
(khususnya guru SD) yang bersentuhan langsung dengan siswa bisa menjadi contoh dan
mudah mencari informasi yang diperlukan selama proses pembelajaran. Materi-materi
pembelajaranpun menjadi lebih terintegrasi. Bagi guru yang sudah mahir IT dalam proses
pembelajaran bisa berkreasi, berinovasi dengan memanfaatkannya. Supaya peserta didik
tidak jenuh, ,mereka bisa membuat power point dengan menambahkan animasi-animasi yang
menarik bagi anak sehingga pembelajaran menjadi lebih maksimal. Pentingnya profesional
guru,akan menjadi satu faktor penentu proses pendidikan yang bermutu karena itu memang
salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru untuk mnguasai serta memanfaatkan
berbagai sumber daya untuk mendukung pembelajaran termasuk menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan perkembangan zaman.

TOPIK
Setiap orang atau individu pasti pernah merasakan perkembangan zaman.
Perkembangan sendiri terjadi dari waktu ke waktu. Diberbagai belahan dunia sudah banyak
mengalami kemajuan diberbagai bidang, misalnya teknologi.
Di indonesia sendiri sudah banyak mengalami perubahan pada media belajar. Pada zaman dulu
media belajar masih menggunakan papan tulis dan kapur. Namun, saat ini media belajar
menggunakan laptop dan proyektor.
Sumber belajar yang didapat pada zaman dahulu, siswa harus rajin membaca buku. Berbeda
halnya pada saat ini, siswa dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar. Dapat
disimpulkan siswa siswi zaman sekarang sudah menguasai teknologi sebagai sumber belajar.
Tetapi, peran guru haruslah lebih paham tentang teknologi.
Guru adalah orang yang mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik.
Profesionalisme seorang guru adalah faktor penentu dari terciptanya pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru, ada empat kompetensi yang harus
dimiliki yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetensi profesional berarti
kemampuan guru menguasai dan memanfaatkan sumber daya untuk mendukung proses
pembelajaran.
Salah satunya guru harus menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi informasi dan
komunikasi. Peranan guru sangat penting dalam menciptakan proses belajar mengajar. Oleh
karena iu, pengetahuan tentang teknologi informasi dan komunikasi penting untuk mendukung
pembelajaran.
Alasan guru harus menguasai teknologi informasi dan komunikasi karena guru harus
berhadapan dengan empat isu di masa depan yaitu :

1. Menjadi orang yang lebih kompetitif


2. Siap dalam peningkatan kualitas, inovasi, dan pelayanan
3. Mengisi usaha merger (penggabungan), dan akuisisi (penyediaan)- aspek pengetahuan
dan kesempatan
4. Melaksanakan teknologi informasi berbasis jaringan

Oleh karena itu, guru harus selalu meningkatkan profesionalisme seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin pesat.

KOMPETENSI
Terdapat empat kompetensi guru atau pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kompetesi
kepribadian, kompentensi sosial, dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Pedagogik
Apa itu kompetensi pedagogik? Untuk memperkaya wawasan dapat disimak
penjelasan Slamet PH (2006) yang mengatakan kompetensi pedagogik terdiri dari Sub-
Kompetensi (1) berkonstribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata
pelajaran yang diajarkan; (2) mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD); (3) merencanakan rencana
pelaksanaan pemembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah dikembangkan; (4)
merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas; (5) melaksanakan
pembelajaran yang properubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, dan
menyenangkan); (6) menilai hasil belajar peserta didik secara otentik; (7) membimbing
peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya pelajaran, kepribadian, bakat, minat, dan
karir; dan (8) mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru. Dengan demikian
tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana , karena
kualitas guru haruslah diatas rata-rata.
Kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual meliputi aspek (1) logika sebagai
pengembangan kognitig mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan
terdiri atas enam macam yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang
kompleks; (2) etika sebagai pengembangan afektif mencakup kemampuan emosional
dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan
emosional disusun secara hierarkis; (3) estetika sebagai pengembangan psikomotorik
yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Dari
pandangan tersebut dapat ditegaskan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
dalam pengelolaan peserta didik meliputi
(1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan; (2) guru
memahamkan potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi
pelayanan belajar sesuai keunikan masingmasing peeserta didik; (3) guru mampu
mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk sokumen maupun implementasi
dalam bentuk pengalaman belajar; (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi
pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (5) mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif.
Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (6)
mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang
dipersyaratkan; dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melaui
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Pada intinya kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Selain itu kompetensi pedagogik menurut Dwi Siswoyo (2013:118)
bukan kompetensi yang hanya bersifat teknis belaka, yaitu “kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik...” (yang dirumuskan dalam PP RI Nomor 19 Tahun 2005),
karena “pedagogy or paedagogy” adalah “the art and science of teaching and educating”
(Dwi Siswoyo, 2006). Kompetensi pedagogik ini mencakup selain pemahaman dan
pengembangan potensi peserta didik, prencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
sistem evaluasi pembelajaran, juga menguasai “ilmu pendidikan”.
Kompetensi ini diukur dengan performance test atau episodes tersturuktur
dalam Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), dan case based test yang dilakukan secara
tertulis. Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan
45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik.
Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya: (1)
Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan
informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan
latar belakang sosial budaya: (a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar
setiap peserta didik di kelasnya, (b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik
mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran, (c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar
yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar
yang berbeda, (d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta
didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, (e)
Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik, (f)
Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan
(tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Kepribadiaan Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif


akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang, selama hal itu dilakukan
dengan penuh kesadaran. Memang kepribadian menurut Zakiah Daradjat (1980)
disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui
lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau
melalui atsarnya saja.
Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat
diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari
kepribadian seseorang. Kepribadian akan turut menentukan apakah guru dapat disebut
sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berahlak mulia. Kompetensi kepribadian yang mengganmbarkan etika profesi
menurut Slamet PH (2006) terdiri dari Sub-Kompetensi (1) memahami, menghayati,
dan melaksanakan kode etik guru Indonesia; (2) memberikan layanan pendidikan
dengan sepenuh hati, profesional, dan ekspektasi tinggi terhadap peserta didiknya; (3)
menghargai perbedaan latar belakang peserta didiknya dan berkomitmen tinggi untuk
meningkatkan prestasi belajaranya; (4) menunujukkan dan mempromosikan nilainilai,
norma-norma, sikap, dan perilaku positif yang mereka harapkan dari peserta didiknya;
(5) memeberikan konstribusi terhadap pengembangan sekolah umumnya dan
pembelajaran khususnya; (6) menjadikan dirinya sebagai bahan integral dari sekolah;
(7) bertanggung jawab terhadap prestasinya; (8) melaksanakan tugasnya dalam koridor
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam koridortata pemerintahan yang
baik; (9) mengembangkan profesionalisme diri melalui evaluasi diri, refleksi, dan
pemutakhiran berbagai hal terkait tugasnya; dan (10) memahami, menghayati, dan
melaksanakan landasan-landasan pendidikan; yuridis, filosofis dan ilmiah. Seorang
guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta, dan berakhlak mulia.
Hal ini penting, karena banyak masalah pendidikan yang desebabakan oleh
faktor kepribadian guru yang kurang yang mantap, stabil, dan dewasa. Kondisi
kepribadian yang demikian sering membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang
tidak professional, tidak terpuji, bahkan tindakan yang tidak senonoh yang merusak
citra dan martabat guru. Banyak kasus yang terjadi akibat kepribadian guru yang kurang
mantap, stabil, dan dewasa. Misalnya : adanya olnum guru yang menghamili peserta
didiknya, adanya oknum guru yang terlibat pencurian, penipuan, dan kasus-kasus lain
yang tidak pantas dilakukan oleh guru. Karena itulah pentingnya guru memiliki
kepribadian yang mantap, stabil, dan dewasa. Ujian berat bagi guru dalam hal
kepribadian ini adalah rangsangan yang sering memnacing emosinya. Kestabilan emosi
amat diperlukan, namun tidak semua orang mampu menahan emosi terhadap
rangsangan yang menyinggung perasaan, dan tentu bahwa tiap orang mempunyai
tempramen yang berbeda.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemempuan guru sebagai makhluk sosial


dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan
berinterakasi secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik, dan
tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar dimana
pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak berkepentingan dengan sekolah.
Mengembangkan kompetensi sosial siswa merupakan amanat yang diemban
seorang pada guru. Ia dikembangkan bukan hanya melalui mata pelajaran, melainkan
proses pembelajaran yang dilalui oleh para siswa dan difasilitasi oleh guru dan sekolah.
Siswa harus difasilitasi untuk belajar secara aktif bersama peer groupnya, saling
bertanya dan menjawab, berdiskusi satu sama lain, mengembangkan kebersamaan,
sehingga sikap sosial mereka akan tumbuh perlahan dalam jiwa mereka, yang akan
mewujud dalam bentuk tindakan-tindakan. Dengan demikian, kurikulum titu tidak
semuanya merupakan dokumen tertulis, tapi juga perencanaan pembelajaran yang
dipersiapkan guru yang memfasilitasi para siswa berinteraksi satu sama lain.

Tidak hanya dalam kelas dalam bentuk diskusi, membahas topik bersama-sama,
menyusun laporan hasil pembahasan bersama, dan mempresentasikan laporan bersama-
sama, kompetensi sosial siswa bisa dikembangkan melalui kegiatan ekstra-kurikuler,
apakah kegiatan pramuka, olah raga, atau organisasi siswa sendiri, dan juga program
ko-kurikuler seperti penyiapan karya ilmiah siswa dan semisalnya. Semua kesempatan
ini akan efektif menghantarkan para siswa mampu berkompetensi sosial yang baik.
Tentu saja, hal ini juga menuntut sang guru memiliki kompetensi sosial yang lebih baik
dari yang mereka latihkan pada para siswanya. Oleh sebab itu, tagihan kompetesi sosial
bagi para siswa, merupakan tagihan bagi para guru untuk memiliki kompetesi sosial
yang jauh lebih baik daripada yang dia latihkan pada para siswa

4. Kompetensi Profesional
Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelanggaraaan pendidikan di sekolah.
oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan mutu guru.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik
profesional dan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai seoran profesional guru harus memiliki kompetensi
keguruan yang cukup.

Pentingnya kompetensi guru menurut Hamalik (2004) bagi dunia pendidikan antara
lain: (1) kompetensi guru sebagai alat penerimaan guru Perlu ditentukan secara umum jenis
kompetensi apakah yang perlu dipenuhi sebagai syarat agar orang dapat menjadi guru.
Dengan adanya syarat sebagai kriteria penerimaan calon guru, maka akan terdapat pedoman
bagi administrator dalam memilih mana yang diperlukan untuk satu sekolah. Asumsi yang
mendasari kriteria ini adalah bahwa setiap calon guru yang memenuhi syarat tersebut,
diharapkan atau diperkirakan bahwa calon guru tersebut akan berhasil mengemban tugasnya
selaku pengajar di sekolah.; (2) kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru Jika
telah ditentukan jenis kompetensi guru yang diperlukan, maka atas dasar ukuran itu akan
dapat diobservasi dan ditentukan guru yang telah memiliki kompetensi penuh dan guru yang
masih kurang memadai kompetensinya. Informasi tentang hal ini sangat diperlukan oleh para
administrator dalam usaha pembinaan dan pengembangan terhadap para guru.; (3)
kompetensi guru penting dalam rangka penyusunan kurikulum Kurikulum pendidikan guru
harus disusun atas dasar kompetensi yang diperlukan oleh setiap guru. Tujuan program
pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi dan sebagainya hendaknya direncanakan
sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan
demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik
mungkin; (4) kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar
peserta didik Proses belajar mengajar dan hasil belajar para peserta didik bukan saja
ditentukan sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan
oleh kompetensi profesional guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lngkungan belajar yang efektif, menyenangkan,
dan akan lebih mampu mengelolah kelasnya sehingga belajar para peserta didik akan lebih
optimal.

RUMUSAN MASALAH
Jika seorang guru sudah memiliki kompetensi mumpuni, variasi mengajar yang
banyak, serta melek teknologi, maka akan berdampak pada karier. Bagi yang sampai saat ini
merasa belum memiliki kompetensi sesuai harapan, seorang guru bisa mengikuti sejumlah
cara berikut ini.

1.Kursus Media atau Platform Kreatif

Cara pertama yang banyak dilakukan adalah menempuh pendidikan yang lebih
tinggi. Ini bisa ke jenjang formal atau non formal. Bagi yang memiliki biaya pas-pasan
banyak sekali pendidikan non formal berupa pelatihan-pelatihan dengan berbagai skill
tambahan. Salah satu yang cukup direkomendasikan adalah dengan mengikuti berbagai
pelatihan di media kreatif seperti Canva, Bukan Promosi Tapi ini memang salah satu
penulis pakai untuk keperluan Mengajar.
Tahukah kamu bahwa Akun Belajar.id atau Akun Pembelajaran memiliki segudang
manfaat? Yap, dengan Akun Belajar.id, kalian dapat mengakses berbagai platform yang
berguna dalam menunjang proses belajar–mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
Salah satu platform yang dapat diakses menggunakan Akun Belajar.id adalah Canva for
Education (Canva untuk Pendidikan). Diluncurkan tahun 2013, Canva adalah platform alat
bantu desain dan publikasi daring dengan misi memberdayakan semua orang di seluruh
dunia agar dapat membuat desain apa pun dan mempublikasikannya di mana pun. Dengan
Canva, Sobat SMP dapat dengan mudah membuat materi dalam format visual (gambar)
yang menarik dengan template dan materi-materi visual lainnya yang siap pakai dan dapat
dimodifikasi.
Beberapa manfaat Canva untuk Pendidikan yang dapat dinikmati para pengguna Akun
belajar.id yaitu:
 Menggali sisi kreativitas pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar
 Membuat materi belajar (bahan ajar) yang menarik sehingga mendorong hasil belajar
yang lebih baik
 Melalui kolaborasi di kelas, meningkatkan kepercayaan diri dan melatih pola berpikir
kritis peserta didik
 Membantu pendidik menghemat waktu dalam membuat bahan ajar dalam format
visual (gambar)
 Membantu tenaga kependidikan dalam membuat materi promosi sekolah maupun
laporan kependidikan

Ditambah lagi, platform satu ini memiliki paket pelatihan atau pembelajaran yang sangat
terjangkau. Nantinya setelah selesai akan mendapatkan sertifikat.
2. Mengikuti Berbagai Kegiatan Guru

Selain itu, ada cara lain yang bisa dilakukan, adalah mengikuti berbagai kegiatan guru.
Misalnya mengikuti KKG atau Kelompok Kerja Guru yang nantinya bisa sebagai ajang
untuk saling bertukar berbagai metode pembelajaran atau lainnya.

Tidak hanya itu, kegiatan sejenis berupaya untuk saling menginstrospeksi kekurangan,
sehingga mendorong guru untuk belajar lebih baik lagi dalam pembelajaran.

3. Lebih Dekat dengan Peserta Didik

Kedekatan emosional antara guru dan murid juga akan memberikan dampak yang signifikan
terhadap pengajaran. Jika guru mengenali karakteristik dari murid-muridnya, akan bisa
menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif.

Ke depannya, guru akan mengetahui metode pembelajaran apa yang perlu diterapkan pada
masing-masing siswa.

Mengenali karakteristik dari murid juga akan membuat suasana kelas jadi lebih friendly.
Guru tidak lagi menjadi seorang 'penyuruh', akan lebih ke teman. Sehingga, akan mudah
ditemukan penghambat-penghambat siswa dalam belajar.

Menjadi seorang guru di era teknologi dan pandemi seperti sekarang ini tentunya memiliki
tantangan tersendiri. Maka dari itu, guru tidak berhenti untuk terus belajar dan mengasah
ilmu mengajar supaya tidak kalah dengan perkembangan zaman dan keadaan.

Ketiga cara di atas hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak cara untuk meningkatkan
kompetensi guru, dan masih banyak alternative atau cara lainnya.
KESIMPULAN

Ada 3 Poin yang menjadi maanfat kita sebagai guru, jika melek dengan teknologi :

1. Penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran ini jelas akan membuat proses belajar
mengajar menjadi efektif dan efisien karena dapat mempermudah seorang guru dalam
mendapatkan atau menyampaikan informasi (pesan atau isi, materi) pelajaran.

2. Memudahkan persiapan mengajar dan pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa.

3. Pembelajaran lebih relevan, kontekstual dan bermakna.

Tapi semua itu perlu Belajar dan dorongan niat yang besar, guna meraih keberhasilan
setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai