Anda di halaman 1dari 21

„  „„ 



 
 
  J 
 „ 

„ 
 

 
„ 


? 
Perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi ini mengharuskan
adanya perubahan pola pikir º  dan pola tindak º 
 bagi guru
terutama dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum
(KTSP) yang berlaku sekarang. Perubahan pola pikir dan pola tindak bagi
guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran, guru
dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan
pendidikan khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar
proses (Permendiknas nomor 41 tahun 2007).
Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma
pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi
agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun
2005 pasal 19 ayat 1).
Fungsi, tujuan, dan kewajiban pemerintah untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia telah dilakukan oleh
pemerintah dari waktu ke waktu. Sesuai dengan visi kementrian Pendidikan
Nasional tahun 2010 ±2014 yaitu ³ Terselenggaranya Layanan Prima
Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas

j

c   c 
   
Komprehensif´. Mengisaratkan seluruh komponen harus memberikan
pelayanan prima demi tercapainya kecerdasan nasional, karena rendahnya
mutu pendidikan nasional, telah berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap rendahnya mutu dan daya saing sumber daya manusia
(SDM) Indonesia pada bursa tenaga kerja global.
Pada tataran operasional, peningkatan mutu pendidikan nasional
diarahkan untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan kepada
masyarakat dengan memberikan pelayanan yang maksimal. Karenanya,
pendidikan pada satuan pendidikan ´harus´ dilaksanakan sesuai dengan
standar nasional pendidikan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat yang terus berkembang secara dinamis dengan memberdayakan
pendidik dan tenaga kependidikan yang terwadahi dalam berbagai forum
secara optimal.
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang merupakan acuan tentang guru/dosen profesional. Pengakuan terhadap
guru/dosen sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru/dosen
telah memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat
pendidik yang dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut harus,
³diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat³
bagi seorang guru (Pasal 9). Sertifikat pendidik diperoleh guru setelah
mengikuti pendidikan profesi (Pasal 10 ayat (1)). Adapun jenis-jenis
kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi
³kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional³ (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan
Asosiasi LPTK Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi tersebut
adalah sebagai berikut.
†? Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Secara rinci kompetensi pedagogik meliputi :

[

c   c 
   
1.? Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral,
kultural, emosional, dan intelektual.
2.? Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan
kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
3.? Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
4.? Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
5.? Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang
mendidik.
6.? Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta
didik dalam pembelajaran.
7.? Merancang pembelajaran yang mendidik.
8.? Melaksanakan pembelajaran yang mendidik.
9.? Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
†? Kompetensi kepribadian yaitu memiliki kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia. Kompetensi ini meliputi:
1.? Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa.
2.? Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3.? Mengevaluasi kinerja sendiri.
4.? Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
†? Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi
ini mencakup:
1.? Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya.
2.? Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi.
3.? Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran.
4.? Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi.

Ë

c   c 
   
5.? Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan
kelas.
†? Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi ini,
guru diharapkan dapat:
1.? Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik,
orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan
masyarakat.
2.? Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan
masyarakat.
3.? Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal,
regional, nasional, dan global.
4.? Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk
berkomunikasi dan pengembangan diri.
Pertanyaan yang mungkin terlontar adalah bagaimana jaminan kinerja
seorang guru setelah lulus sertifikasi ? Mungkin saja sertifikasi tidak
berdampak terhadap kinerja manakala tidak diagendakan pembinaan guru
yang berkelanjutan pasca sertifikasi. Lantas bagaimana kita dapat melakukan
pembinaan guru yang berkelanjutan?
Sesuai dengan semangat otonomi daerah, otonomi sekolah dan tuntutan
profesionalisme maka perlu    tugas dan fungsi wadah profesionalisme
guru yang telah ada selama ini dengan mempertimbangkan hasil belajar siswa
sebagai alat (1) 

; (2  ; (3)
 
; dan (4)
 
.

Kabupaten Bandung Barat sebagai kabupaten yang baru tiga tahun


berdiri, masih banyak yang harus dibenahi terutama dalam pendidikan karena
salah satu visi Bandung Barat yaitu meningkatkan kecerdasan. Dalam
meningkatkan kecerdasan sumber daya Bandung Barat tidaklah mudah,
karena sekolah-sekolah di kabupaten Bandung Barat hanya beberapa sekolah

D

c   c 
   
saja yang sudah terakreditasi A, selebihnya masih B atau C bahkan ada yang
belum terakreditasi. Guru-guru di Bandung Barat terutama guru fisika
kebanyakan masih mengajar dengan pola konvensial, materi masih
merupakan target yang harus dicapai bukan dijadikan sebagai sarana belajar
untuk mencapai kompetensi yang diinginkan (sesuai dengan tuntutan KBK).
Sehingga sebagian siswa masih menganggap pelajaran fisika sebagai
pelajaran yang µtidak menyenangkan, sulit dan penuh rumus¶ hal ini
bertentangan dengan kaidah pelajaran fisika yang merupakan gejala alam
yang seharusnya lam damenggalinya sangat menyenangkan.
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) merupakan organisasi
non-struktural berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 38/1994. Menurut
pedoman yang diterbitkan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah,
MGMP memiliki 5 tujuan berikut:
a)? Mendorong guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
mereka dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi kegiatan
belajar dan mengajar.
b)? Wadah untuk merundingkan masalah yang dihadapi para guru dalam
melaksanakan kewajiban sehari-hari mereka dan untuk mencari
pemecahan yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
bersangkutan, guru, kondisi sekolah, dan masyarakat.
c)? Memberi kesempatan bagi para guru untuk berbagi informasi dan
pengalaman mengenai pelaksanaan kurikulum, serta untuk
mengembangkan sains dan teknologi.
d)? Menyediakan kesempatan bagi para guru untuk menyampaikan pendapat
mereka pada pertemuan MGMP sehingga meningkatkan kemampuan
mereka.
e)? Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk menciptakan
process belajar mengajar yang kondusif, efektif, dan menyenangkan.
Jadi keberadaan MGMP sebagai wadah atau forum profesional guru di
sekolah maupun di tingkat kabupaten/kota diharapkan dapat memegang

·

c   c 
   
peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga
guru lebih profesional.
Pada kenyataannya sebagian besar guru tidak memperoleh pembinaan secara
berkelanjutan. Mereka bekerja sendirian dengan memanfaatkan ilmu dan
keterampilannya yang diperoleh dibangku kuliah, tidak memiliki kesempatan
untuk memutahirkan baik pengetahuan materi subyek maupun keterampilan
membelajarkan siswanya. Kegiatan pelatihan tingkat kabupaten terbatas bagi
sebagian kecil guru karena keterbatasan biaya dan kalaupun semua guru
memperoleh kesempatan maka siswa akan dirugikan karena tidak ada guru
yang mengajar. Selain itu, hasil pelatihan kurang terdiseminasikan kepada
guru lain di daerah.
Melalui revitalisasi dan pemberdayaan MGMP diharapkan
permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas dapat terpecahkan
sehingga proses pembelajaran lebih efektif, bermutu, dan dapat meningkatkan
mutu pendidikan nasional.
Kita harus mencari jalan keluar terhadap pola pembinaan guru yang
berkelanjutan melalui MGMP. Sejalan dengan rencana implementasi J

 di Kabupaten Bandung Barat hasil kerjasama dengan FPMIPA UPI,
maka pola pembinaan guru fisika di MGMP Fisika kabupaten Bandung Barat
pada tahun pelajaran 2010/2011 akan menerapkan kegiatan 

J
  merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandasan
prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas
belajar.
Berdasarkan penelitian di beberapa daearah terutama kabupaten
sumedang dan kabupaten karawang, kegiatan 
  ternyata dapat
meningkatkan kompetensi profesionalisme guru MIPA, selain itu juga
meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu 
 merupakan
salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan di
Kabupaten Bandung Barat saat ini.

â

c   c 
   
? 
1.? UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.? UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Otonomi Daerah)
3.? UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
4.? PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya
standar pengelolaan sekolah yaitu manajemen berbasis sekolah
5.? Kepmendiknas Nomor 087 tahun 2004 tentang Standar Akreditasi
Sekolah, khususnya tentang manajemen berbasis sekolah
6.? PP No. 47 tahun 2008 tentang Wajar Dikdas dan PP No. 48 tentang
Pendanaan Pendidikan.

ü? 
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan profesionalisme guru Fisika di
Kabupaten Bandung Barat melalui implementasi J


? 
1)? Sasaran peserta dari kegiatan ini adalah semua guru fisika di kabupaten
Bandung Barat baik SMA Negeri maupun SMA Swasta.
2)? Sasaran program dari kegiatan ini adalah :
-? Terbentuknya pola pembinaan guru fisika di Kabupaten Bandung
Barat yang efektif dan efesien.
-? Terdapatnya administrasi KTSP mata pelajaran fisika yang baik
sesuai dengan tuntutan KTSP.
-? Terjadinya pembelajaran fisika yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan di seluruh sekolah di Kabupetan Bandung Barat.

‰

c   c 
   
?  !"
0asil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan
kompetensi profesionalisme guru fisika di kabupaten Bandung Barat.
Peningkatan kompetensi guru dapat terlihat dari beberapa aspek berikut:
1) Kemampuan guru dalam mengemas materi ajar sehingga mudah dipahami
siswa,
2) Kemampuan guru membelajarkan siswa sesuai dengan pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, serta guru mampu memfasilitasi
siswa mengkonstruk pengetahuan melalui eksplorasi bahan ajar, berbagi
ide, dan saling belajar diantara siswa,
3) Kemampuan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran melalui
penelitian kolaboratif antara guru dan dosen agar terjadi peningkatan mutu
pembelajaran yang terus menerus,
4) Kemampuan guru dalam berkomunikasi yang efektif baik secara oral
melalui forum ilmiah maupun tulisan melalui jurnal ilmiah.
Dampak yang tidak langsung diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya
peningkatan kemampuan belajar siswa di SMA se Kabupaten Bandung Barat.
0al ini tercapai apabila siswa aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

? #$
Manfaat yang akan didapatkan bagi guru-guru fisika se Kabupaten
Bandung Barat adalah :
3)? Mendapat pengalaman membuat perangkat KTSP yang sesuai dengan
tuntutan KTSP yang benar.
4)? Mempunyai perangkat KTSP yang baik dan benar.
5)? Mendapat pengalaman merencanakan pembelajaran yang sesuai
dengan kaidah PAKEM
6)? Mendapat pengalaman mengajar mengajar yang disaksikan oleh
banyak observer dengan berbagai unsur.
7)? Mendapat pengalaman hasil belajar yang direfleksi bersama-sama
untuk mendapatkan feed back dari pelaksanaan pembelajaran.

X

c   c 
   
8)? Mempunyai komunitas belajar yang baik tentang berbagai hal karena
pengkondisian yang berkelanjutan.
Kegiatan 
  ini sangat besar manfaatnya bagi siswa, dengan
pembelajaran yang di rencanakan, di observasi dan direfleksi diakhir
pembelajaran akan sangat berpengaruh pada pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan

 

c   c 
   
 
ü„  „  %  

Sejalan dengan akan diberlakukannya pola pembinaan guru melalui 

di Kabupaten Bandung Barat sebagai hasil kerjasama Dinas Pendidikan
dengan FPMIPA UPI maka kegiatan rutin utama yang akan dilakukan pada
tahun anggaran 2010 adalah penerapan pola pembinaan guru melalui kegiatan



? &"$'$„&
Tempat kegiatan tidak terbatas pada satu sekolah tetapi tiap kegiatan
secara bergilir di sekolah yang bersedia dijadikan tempat kegiatan dan
memungkinkan mudah dijangkau oleh semua peserta.
Adapun waktu pelaksanaan direncanakan pada tahun pelajaran 2010-2011
semester 1, pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2010.

? „&&$
Peserta kegiatan 
  ini adalah seluruh guru fisika SMA se
Kabupaten Bandung Barat, minimal sebanyak 30 guru fisika setiap kali
pertemuan.

ü? !"„&
Tahapan pelaksanaan program dapat dirinci dalam matrik berikut :
No Kegiatan Target Capaian Waktu
1 Kegiatan sosialisasi Terbentuknya pola pikir guru 16 jam

 fisika tentang pentingnya
kegiatan 
  sebagai
salah satu pola pembinaan
guru di MGMP fisika, dalam
rangka meningkatkan
profesionalisme guru fisika.
2 

 Adanya model RPP dan 36 jam
pengembangan skenario yang baik yang dapat
perangkat pembelajaran membelajarkan secara aktif,

j 

c   c 
   
(pembuatan RPP, kreatif, efektif dan
skenario, dan evaluasi) menyenangkan.
sesuai dengan tuntutan
KTSP.
3 

 uji coba Memperoleh perangkat 20 jam
perangkat pembelajaran pembelajaran yang sudah
teruji untuk digunakan.
4  
 sebagai Terjadinya pembelajaran yang 10 jam
implementasi aktif, kreatif, efektif dan
pembelajaran yang telah menyenangkan sesuai dengan
dipersiapakan. persiapan.
Meningkatkan kemampuan
mengobservasi para peserta.
5 Refleksi hasil Mengkaji hasil observasi dari 8 jam
pembelajaran pembelajaran.
Memperoleh manfaat dari
pembelajaran orang lain.
6 Workshop tindak lanjut Mendapat masukan positif 10 jam
hasil implementasi pada siklus 1 untuk perbaikan
pada siklus berikutnya

Penjelasan pelaksanaan program :


Ê? Program pengembangan 
  akan diawali dengan kegiatan
sosialisasi kepada seluruh guru fisika se kabupaten Bandung Barat,
yang bertujuan untuk memperkenalkan 
 sebagai salah satu
pola pembinaan guru fisika yang berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan profesionalisme guru fisika di kabupaten Bandung Barat.
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan melibatkan narasumber dari
LPMP dan FPMIPA UPI.
Ê? Kegiatan 
  berikutnya adalah kegiatan workshop dalam
rangka menyempurnakan perangkat KTSP yang telah ada, disesuaikan
dengan tuntutan KTSP terbaru.
Ê? Implementasi 
 berbasis MGMP minimal setiap dua minggu
sekali, Kegiatan ini diarahkan pada pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
Pada tahap , para guru dan nara sumber secara kolaboratif memilih
topik yang akan dikaji, melakukan analisis permasalahan pembelajaran,

jj

c   c 
   
dan mencari solusi terhadap permasalahan tersebut yang dituangkan
dalam rencana pembelajaran (RPP). Setelah membuat RPP dan skenario
pembelajaran maka pada tahap inipun dilakukan ujicoba.
Pada tahap ë
atau disebut juga
 
, seorang guru
mengimplementasikan rencana pembelajaran di kelas nyata sementara
guru lain dan nara sumber bertindak sebagai observer di dalam kelas
untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa.
Tahap  dilaksanakan langsung setelah pembelajaran selesai,
melaksanakan diskusi untuk merefleksikan efektivitas pembelajaran
dan merencanakan kembali perbaikan pembelajaran untuk diterapkan
pada kelas masing-masing pada pembelajaran biasa. Pendampingan
oleh nara sumber secara sistematik dan berkala merupakan proses
pembiasaan bagi guru agar tumbuh budaya inovatif dalam pembelajaran
sehingga tumbuh kesadaran untuk melakukan   
  pasca
program.
Pada setiap pelaksanaan
 
 diharapkan sebanyak-banyaknya
guru fisika dapat dilibatkan, minimal 1 orang perwakilan guru fisika
dari sekolah negeri dan swasta.
Pola pembinaan 
  di MGMP Fisika dapat digambarkan
dalam diagram berikut :




  

j[

c   c 
   
? ()& $„&
*? ()„&
Bulan
Kegiatan Juli Agustus Septembe Oktober
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.?Persiapan kegiatan
2.? Sosialisasi J
 
untuk seluruh guru fisika di
Kab. Bandung Barat
*
3.? Workshop pengembangan
perangkat pembelajaran
(membuat RPP, skenario,
dan evaluasi) sesuai dengan
KTSP
4.?Workshop uji coba perangkat
pembelajaran
5.?Implementasi pembelajaran
(


6.?Refleksi hasil pembelajaran
+
7.? Workshop pengembangan
perangkat pembelajaran
(membuat RPP, skenario,
dan evaluasi) sesuai dengan
KTSP
8.?Workshop uji coba perangkat
pembelajaran
9.?Implementasi pembelajaran
(


10.?Refleksi hasil pembelajaran
11.?Pembuatan laporan
12.?Penyerahan Laporan

+? $$„ 
 $& '$ $$ &$&
,-./0
J

 
1 Kebijakan Disdikpora 4 jam Kadisdikpora Presentasi
tentang pelaksanaan
J
  di Kab.
Bandung Barat
2 Apa, mengapa dan 4 Jam LPMP Presentasi/Dis
bagaimana J
 kusi

4 Diskusi hasil 4 jam LPMP/ FPMIPA Diskusi

jË

c   c 
   
 $& '$ $$ &$&
,-./0
penayangan film UPI
implementasi 


5 Diskusi Identifikasi 4 jam LPMP/ FPMIPA Diskusi
masalah pembelajaran UPI
Jumlah 16 jam
*
ƒ 
 „& &1 „& $„&1& 
1 Pembuatan Analisis 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
konteks
2 Pembuatan Analisis 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
SK/KD
3 Pembuatan Silabus 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
4 Pembuatan RPP 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
5 Pembuatan Skenario 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
Pembelajaran
6 Pembuatan Evaluasi 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
Pembelajaran
Jumlah 24 jam
ƒ 
 
21„& $„&1&
1 Merancang media 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
pembelajaran
2 Merancang Lembar 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
Kerja Siswa
3 Ujicoba perangkat 2 jam Pengawas/fasilitator Presentasi/Dis
pembelajaran kusi
Jumlah 10 jam
"&&$J

  
1 Pengaturan observer 1 jam FPMIPA Diskusi
UPI/LPMP/Dinas/
Pengawas
2 Pengaturan denah 1 jam  Diskusi
tempat duduk
3 Pembuatan identitas 1 jam  Diskusi
siswa dan kelompok
4 Pelaksanaan 2 jam  Presentasi/obe
Pembelajaran sevasi
Jumlah 5 jam
  
!"&1&,
0
1 Diskusi refleksi hasil 4 Jam FPMIPA Diskusi
pembelajaran UPI/LPMP/Dinas/
Pengawas
ƒ 
 &3$$!"&1&
1 Diskusi hasil refleksi 5 jam Fasilitator MGMP Diskusi
untuk mendapatkan
solusi pembelajaran
berikutnya

jD

c   c 
   
 $& '$ $$ &$&
,-./0
ƒ 
 „& &1 „& $„&1& 
Pembuatan RPP 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
Pembuatan Skenario 4 jam Diskusi
Pembelajaran
Pembuatan Evaluasi 4 jam Diskusi
Pembelajaran
Jumlah 12 jam
ƒ 
 
21„& $„&1&
1 Merancang media 4 jam Pengawas/fasilitator Diskusi
pembelajaran
2 Merancang Lembar 4 jam Diskusi
Kerja Siswa
3 Ujicoba perangkat 2 jam Diskusi
pembelajaran
Jumlah 10 jam
"&&$J

  
1 Pengaturan observer 1 jam FPMIPA Diskusi
UPI/LPMP/Dinas/
Pengawas
2 Pengaturan denah 1 jam Diskusi
tempat duduk
3 Pembuatan name tag 1 jam Diskusi
identitas siswa dan
kelompok
4 Pelaksanaan 2 jam Presentasi/obs
Pembelajaran ervasi
Jumlah 5 jam
  
!"&1&,
0
1 Diskusi refleksi hasil 4 Jam FPMIPA Diskusi
pembelajaran UPI/LPMP/Dinas/
Pengawas
ƒ 
 &3$$!"&1&
1 Diskusi hasil refleksi 5 jam Fasilitator MGMP Diskusi
untuk mendapatkan
solusi pembelajaran
berikutnya
 (!$  

? &$&6  
Metoda yang digunakan dalam kegiatan ini adalah workshop, presentasi dan
diskusi.
Sarana dan Prasarana untuk memperlancar kegiatan ini adalah:
1.? Ruang kelas untuk penyajian dan diskusi
2.? Komputer/Laptop
j·

c   c 
   
3.? LCD Projector
4.? 
 
5.? Buku Panduan
6.? Alat dan media pembelajaran
7.? Printer
8.? Alat tulis

 ? $
Fasilitas yang mendukung pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1)? Kegiatan rutin MGMP Fisika yang berkelanjutan setiap hari Rabu setiap
bulannnya.
2)? Implementasi 
  di Kabupaten Bandung Barat yang akan
dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2010/2011 hasil kerjasama dengan
FPMIPA UPI.
3)? Fasilitas ruangan yang banyak, sehingga dalam pelaksanaanya tidak perlu
menyewa ruangan.
4)? Media pembelajaran ditiap sekolah ada sehingga tidak memerlukan biaya
untuk menyewa media pembelajaran.

? $$
Fasilitator pada kegiatan ini berasal dari unsur:
1.? Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung Barat;
2.? Pengawas SMA Kabupaten Bandung Barat;
3.? Nara sumber 
dari FPMIPA UPI dan LPMP Jawa barat.
4.? Fasilitator MGMP Fisika
0.? &2„&#$6, 0
Sesuai dengan plafon bantuan blockgrant dari pusat melalui LPMP sebesar Rp.
15.000.000 maka pemanfaatan dana direncanakan sebagai berikut :

& $ 3& &6 (!
, "0
 , "0
1 !"„&"
-? Pembuatan undangan 50.000

jâ

c   c 
   

& $ 3& &6 (!
, "0
 , "0
-? Transport pendistribusian 100.000
undangan
+ & $ J

 
-? ATK (kertas, alat tulis, 100.000
-? Konsumsi (makan dan 40 22.500 900.000
snak) orang
-? Transport peserta 30 20.000 600.000
orang
-? Transport panitia 5 orang 20.000 100.000
-? 0onor Peserta 30 20.000 600.000
orang
-? 0onor Fasilitator 4 orang 350.000 1.400.000
-? Transport Fasilitator 4 orang 50.000 200.000
-? Perbanyakan materi 30 10.000 300.000
orang
Jumlah 4.200.000
+ '!"„& &1    
„& $„&1&
-? ATK 2 kali 50.000 100.000
-? Transport peserta 2x30 20.000 1.200.000
orang
-? Transport fasilitator 2x2 50.000 200.000
orang
-? Konsumsi 2x35 15.000 1.050.000
orang
Jumlah 2.550.000
3 '!"21"& $
"&1&
-? Pengembangan media 2 kali 112.500 225.000
pembeljaran
-? Konsumsi 2x35 15.000 1.050.000
orang
-? Transport peserta 2x30 20.000 1.200.000
orang
-? Transport fasilitator 2x2 50.000 200.000
orang
Jumlah 2.675.000
4 "&&$„&1&
,  


-? Konsumsi 2x35 15.000 1.050.000
orang
-? Transport peserta 2x30 20.000 1.200.000
orang

j‰

c   c 
   

& $ 3& &6 (!
, "0
 , "0
-? Transport fasilitator 2x2 50.000 200.000
orang
Jumlah 2.450.000
5 '!"&3$$
!"&1&
-? Konsumsi 2x35 15.000 1.050.000
orang
-? Transport peserta 2x30 20.000 1.200.000
orang
-? Transport fasilitator 2x2 50.000 200.000
orang
Jumlah 2.450.000
6 „&1$"
-? ATK 50.000 50.000
-? Perbanyakan/penjilidan 175.000
-? Pembuatan sertifikat 30 10.000 300.000
orang
(!$ *.777777

jX

c   c 
   
 
„ 

„

Sesuai dengan visi Kementrian Nasional bahwa semua unsur pendidikan


harus memberikan pelayanan prima demi meningkatkan kecerdasan nasional,
termasuk juga MGMP. MGMP Fisika sangat fokus pada peningkatan
profesionalisme guru fisika dalam rangka memberikan pelayanan sebaik-baiknya
pada masyarakat.
Dalam mewujudkan pelayanan tersebut perlu dicari suatu pola pembinaan
guru fisika yang berkelanjutan. Alhamdulillah pada kesempatan ini kami
berkesempatan untuk mengajukan proposal dalam rangka menerapkan pola
pembinaan guru fisika melalui implementasi 
  di MGMP Fisika
Kabupaten Bandung Barat.
Proposal ini sangat penting demi kelangsungan MGMP Fisika di
Kabupaten Bandung Barat, sebagai   ºpemicu kegiatan MGMP Fisika yang
berkelanjutan, karena kalau pola ini tepat, efektif dan efesien maka kami sudah
dapat memenukan suatu pola pembinaan guru fisika yang berkelanjutan melalui

sehingga dapat membentuk komunitas belajar bagi guru-guru fisika.

j 

c   c 
   
  „   „+
  

MGMP Fisika Kabupaten Bandung Barat baru terbentuk tahun 2008 dengan
membetuk kepengurusan MGMP Fisika di Kabupaten Bandung Barat. Sampai
tahun 2010 telah banyak kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan rutin MGMP
Fisika Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan setiap hari Rabu setiap bulannya.
Kegiatan tersebut berupa : diskusi materi, workshop pembuatan administrasi
pembelajaran, persiapan mengahdapi UN, dll. Kegiatan MGMP Fisika di
Kabupaten Bandung Barat terkendala dengan letak geografis, sekolah menegah
atas di Kabupaten Bandung Barat sangat berjauhan, sehingga peserta kegiatan
MGMP Fisika setiap pertemuannya kurang dari 20 orang.
Adapun kegiatan MGMP Fisika yang telah dilakukan dua tahun terakhir adalah :

Kegiatan yang agak besar dilaksanakan adalah :


1.? Kegiatan Rapat kerja MGMP Fisika di Lembah Bogenvile Lembang.
2.? Kegiatan diskusi panel tentang Fisika Gasing Yohanes Surya.
3.? Kegiatan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Fisika tahun 2008 dan
tahun 2009 untuk persiapan Ujian Nasional untuk mengisi di Galamedia.
4.? Kegiatan membuat Lembar Kerja Ujian Praktek tahun 2008 dan tahun
2009
5.? Kegiatan diskusi pembuatan Buku Panduan Pembelajaran Siswa
6.? Menjadi pemeriksa Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten.
7.? Menjadi tim seleksi Pelajar Teladan di Cililin
8.? Pembuatan soal Try Out mata pelajaran Fisika di Kabupaten Bandung
Barat.
9.? Pembuatan soal Pra UN.
10.?Diskusi rencana kegiatan workshop

 
11.?Pembuatan proposal kegiatan workshop

 
12.?

[ 

c   c 
   
[j

c   c 
   

Anda mungkin juga menyukai