Anda di halaman 1dari 10

ESSAY

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kompetensi Guru

IMPLIKASI AJARAN KI HADJAR DEWANTARA DALAM PENGEMBANGAN


KOMPETENSI GURU DI ERA 4.0

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

1. Ninda Ramadhani (2020016001)


2. Delima Nur Fauziyah (2020016008)
3. Kemala Sari Wabula (2020016014)
4. Ria Anggini (2020016015)
5. Apriliana Mustika Putri (2020016031)
PENDAHULUAN

Diperlukan tindakan praktis dalam meningkatkan kapasitas mengajar guru untuk


meningkatkan pengetahuan guru terkait metode, strategi, model, dan metode pembelajaran guru.
Pentingnya kompetensi pedagogik bagi guru karena guru merupakan fasilitator utama pembelajaran di
kelas. Bagaimana siswa belajar tergantung pada bagaimana guru merencanakan pembelajaran mereka.
dalam instrument. Akreditasi sekolah IASP 2020 sangat jelas dan peran guru juga sangat penting
dalam evaluasi akreditasi sekolah. Beberapa hal yang terkait dengan pedagogi guru dalam
pembelajaran adalah proses pembelajaran dan kualitas guru. Ciri khas Revolusi Industri 4.0 adalah
penggunaan komputer dengan sistem jaringan Internet. Kemajuan ini memfasilitasi setiap aspek
kehidupan.

Guru perlu memberikan metode, model dan strategi pembelajaran terkait proses Revolusi
Industri 4.0, sedangkan siswa harus melek huruf dan cukup cerdas untuk memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk belajar. Dalam praktiknya, siswa seringkali acuh dan tidak
bijak dalam menggunakan teknologi-teknologi di dalam kelas. Akibatnya, pemanfaatan teknologi
khususnya telepon seluler dalam proses pembelajaran tidak mencapai tujuan. Bahkan penggunaan
teknologi memungkinkan siswa untuk mempelajari sistem kecepatan dalam semalam sambil
melakukan berbagai tugas ilmiah dalam lingkungan akademik. Mengikuti perkembangan zaman,
khususnya masyarakat/mahasiswa, mau tidak mau mengikuti perkembangan global tersebut.
Kehidupan masa depan dalam tatanan global yang hierarkis sangat sulit, menantang dan kompetitif,
dan untuk itu perlu menata kehidupan dengan berbagai cara, termasuk di bidang pendidikan.dalam
dunia.

Kompetensi guru harus terus ditingkatkan secara terencana dan berkesinambungan agar dapat
memainkan peran guru dalam mengajar dan menghasilkan lulusan yang memiliki daya pikir kritis,
berpikir sistem, berpikir lateral, berpikir tingkat tinggi, dan berjiwa wirausaha. Hasil penelitian
sebelumnya agar guru yang kompeten dan profesional perlu dilatih untuk memenuhi kebutuhan
kemajuan teknologi yang sangat pesat, kemajuan teknologi yang sangat pesat guru harus
berkompeten, yaitu: guru melakukan pembelajaran berbasis teknologi, menghasilkan pembelajaran
dengan sikap kewirausahaan dan kreatif. siswa, kemampuan memberikan solusi terhadap masalah
pendidikan dan kehidupan, kemampuan memprediksi masa depan, dan kemampuan guru memahami
masalah psikologis yang disebabkan oleh perubahan yang cepat. Profesionalisme guru semakin
penting dalam revolusi Industri 4.0.

Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara berakar dari etos yang sangat kuat, dinamis dan
berwawasan ke depan serta berakar pada budayanya sendiri. Ini adalah konsep yang tepat untuk orang
Indonesia. Hal inilah yang menjadikan Ki Hadjar Dewantara sebagai pelopor pendidikan nasional.
Ulang tahunnya, 2 Mei, ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional oleh pemerintah. Tutwuri
Handayani' menjadi semboyan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara bekerja dengan mengamati dan beradaptasi dengan budaya lokal.
Sistem manusia memiliki dua prinsip utama, yaitu menghormati kodrat alami anak dan dasar
kemandirian, dan kekeluargaan sebagai dasar untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik
dan mental anak tanpa perintah dan paksaan tetapi dengan bimbingan. Kedua prinsip sistem perantara
ini memunculkan konsep belajar mandiri.

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Era 4.0

Revolusiindustri 4.0 dalam sektor pendidikan menggambarkan berbagai cara untuk


mengintegrasikan berbagai teknologi cyber. Revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikam merupakan
lompatan dari era pendidikan 3.0 yang mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan
teknologi pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk
aplikasi.revolusi industri 4.0 menuntut para pekerja termasuk para pendidik pada tiga aspek, yakni
skills, emotional intelligence, dan cognitive flexibility. Skills yang dimaksud meliputi kemampuan
memecahkan masalah, critical thinking, kreativitas dalam pengajaran, kemampuan manajemen, siap
berkoordinasi, penilaian dan pembuatan keputusan. Mengenai emotional intelligence seorang
pendidik harus mampu menguasai selfawareness, social awareness, self-management, dan relationship
management. Sedangkan cognitive flexibility lebih mengarah pada kemampuan mengembangkan
kompetensi berdasarkan perkembangan pengetahuan, menggunakan komunikasi dalam implementasi
pelaksanaan dua system, dan kemampuan mengembangkan system untuk membuat seseorang dapat
mengambil keputusan secara mandiri. Pendidikan era revolusi 4.0 adalah fenomena yang merespon
kebutuhan munculnya revolusi industri keempat. Pada era revolusi industi 4.0, peran guru tidak lagi
dituntut hanya bertugas mentrasnfer ilmu di depan kalas, dan tugas guru tidak lagi hanya sebatas
membuat peserta didik menjadi pintar, namun juga memberi motivasi, membangun karakter sehingga
mejadi insan ataupribadi yang berintegritas.

Pendidikan memegang peranan penting dalam memajukan suatu bangsa, sejak zaman
perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa
pendidikan merupakan faktor yang sangat vital dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
serta membebaskannya dari belenggu penjajahan. Pendidikan dijadikan media untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Beberapa
pemikiran pendidikan yang dikemukan KI Hajar Dewantara yakni, pertama tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan yakni pendidikan sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, artinya
pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anakitu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota merdeka baik secara fisik, mental, dan kerohanian. Kemerdekaan
pribadi dibatasi oleh tertib damai kehidupan bersama, dan ini mendukung sikap-sikap seperti
keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggung jawab, dan
merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek
kemanusiaanya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang.

B. Kompetensi Guru Era 4.0

Kompetensi guru zaman now adalah guru yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai,
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam menjalankan profesi
sebagai guru dengan ciri-ciri yang telah dirumuskan berdasarkan pertimbangan ideologi bangsa,
tujuan pembangunan, konsep pendidikan universal, dan kehidupan global yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pendidikan nasional, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa, Kemendiknas mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan insan
Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Untuk itulah guru harus siap untuk membenahi diri dalam
meningkatkan meningkatkan profesionalisme mereka untuk menghadapi tantangan di Era Revolusi
4.0. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 menegaskan, guru merupakan seorang professional yang
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, pada pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.

Tantanganutama guru pada masa kini tidak lebih pada mengatasi dampak teknologi dan
globalisasi yang sangat pesat. Dampak dari perkembangan teknologi tidak hanya berimbas pada ilmu
pengetahuan saja, namun lebih jauh teknologi juga memengaruhi sosial budaya seseorang. Saat ini di
Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai
kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Guru dituntut
memahami teknologi dan selalu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Guru harus menjadi role
model bagi siswa di generasi millennial, agar siswa memahami batasan– batasan teknologi, sehingga
terhindar dari pemamfaatan yang salah dalam menggunakan teknologi. Guru di era sekarang harus
lebih terbuka dengan pemikiran–pemikiran baru. Guru dituntut mendidik siswa sesuai dengan
zamanya. Selama tidak bertentangan dengan norma– norma yang ada tentu hadirnya teknologi tidak
perlu dipermasalahkan (Ismail, 2021). Dalam revolusi industri, mulai disadari bahwa tidaklah
mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, karena yang lebih penting
adalah mengajar peserta didik tentang bagaimana belajar. Pada revolusi industri 4.0, guru tidak lagi
berfungsi sebagai sentral dalam pembelajaran atau teacher centered, namun berubah menjadi students
centered.
Tenaga pengajar perlu memberikan metode, model dan strategi pembelajaran yang relevan
dengan kemajuan revolusi indsutri 4.0, sedangkan anak didik mesti melek dan bijak dalam
pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan pembelajaran. Seiring
dengan perkembangan zaman. masyarakat / peserta didik khususnya, mau tidak mau harus mengikuti
perkembangan global tersebut. Melalui hal tersebut, tantangan terhadap globalisasi harus dapat
disiasati dengan menanamkan nilai-nilai karakter bermakna yang secara holistis dapat diaplikasikan
melalui pendidikan teknohumanistik . Pendidikan sistem Barat hanya mementingkan kecerdasan
intelektual dan tidak mementingkan potensi yang dimilki peserta didik. Sistem Among berusaha untuk
mengubah pendidikan sistem Barat dengan pendidikan yang memiliki sistem nasional dengan
berdasarkan kebudayaan masyarakat yang menempatinya. Sistem Among menempatkan peserta didik
sebagai sentral pendidikan dan tidak mendidik dengan cara perintah, paksaan dan hukuman, sehingga
dapat mempengaruhi tumbuh kembang peserta didik. Sistem pendidikan yang masih relevan untuk
diterapkan dan sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pendidikan nasional, ada kompetensi yang harus
dipersiapkan guru memasuki era Revolusi Industri 4.0 terutama menerapkan sistem among dalam
melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran terkait dengan kompetensi yang harus
dikembangkan oleh pendidik seperti yang tersurat dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007.
Kompetensi pedagogik yang dimaksud, di antaranya yakni (1) berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan peserta didik, dan (2) menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran
yang mendidik. Kompetensi pedagogik ini jika dikonfirmasikan dengan ajaran Ki Hajar yang
dikemukakan dalam 5 (lima) komponen yang harus diperhatikan oleh seorang Pamong dapat
dimaknai bahwa guru dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran diharapkan memiliki
kemampuan melakukan analisis karakteristik anak didik agar menemukanpotensi yang dimilikinya.

C. Peningkatan Kompetensi Guru

Kompetensi guru harus ditingkatkan terus menerus secara terencana dan berkelanjutan untuk
dapat berperan sebagai guru melaksanakanp embelajaran untuk menghasilkan lulusan yang mampu
berpikir kristis, sistemik, lateral, tingkat tinggi dan enterpreneur. Hasil penelitian terdahulu agar guru
kompeten dan profesional perludiberi diklat dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan
kemajuan teknologi yang sangat cepatdalamkemajuanteknologi yang sangat cepat guru harus dibekali
dengan kompetensi yakni: guru melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi, pembelajaran yang
menghasilkan siswa yang memiliki sikap entrepreneurship dan kreatif, kemampuan memberikan
solusi atas problem pendidikan dan kehidupan, kompetensi untuk memprediksi kompetensi masa
depan dan kompetensi guru untuk memahami masalah psikologis akibat perubahan yang sangat cepat.

Profesionalisme guru semaki npenting di revolusi industri 4.0. Pembangunan karakter


(character building) menjadi kuncinya. Guru juga harus dapat mengembangkan kemampuan dirinya
semakin baik, beradaptasi dengan kemajuan zaman. Guru yang profesional harus mampu
melaksanakan pembelajaran yang menginsiprasi siswa sehingga terbentuk kemapuan berpikirkreatif,
kritis, dan inovatifd engan pola pembelajaran to describe, to explain, to illustrate, to
demonstrate.Upaya untuk mencapai kompetensi guru di era Revolusi Industri 4.0 bisa dilakukan
dengan 5 cara yaitu :

1) Sistem reekrutmen guru dilakukan dengan pola yang selektif dan berstandar sesuai
kebutuhan perkembangan teknologi.
2) Pola peningkatan kompetensi guru yang bersifa tbottom up agar setiap permasalahan dan
kendala yang dihadapi guru di daerah dapat diakomodir untuk kemudian dikaji bersama.
3) Peningkatan profesi guru secara berkelanjutan melalui program PKB.
4) Lesson study untuk peningkatan kompetensi guru
5) E-literasi
D. Konsep Pendidikan Ki HadjarDewantara

Konsepsi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dilatarbelakangi oleh semangat kebangsaan yang


sangat kuat, dinamis dan prospektif serta berakar pada budayanya sendiri. Ini adalah konsepsi yang
tepat bagi bangsa Indonesia. Hal inilah yang kemudian menjadikan Ki Hadjar Dewantara sebagai
Pelopor Pendidikan Nasional. Hari kelahirannya pada 2 Mei ditetapkan oleh Pemerintah sebagai Hari
Pendidikan Nasional. Tutwuri Handayani' dijadikan semboyan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara dengan melihat dan menyesuaikan dengan budaya lokal. Sistem among
memiliki dua prinsip utama yakni menghargai kodrat alamiah anak dan dasar kemerdekaan serta
berasaskan kekeluargaan untuk menyokong tumbuh kembang anak lahir dan batin tanpa perintah dan
paksaan namun dengan tuntunan. Dua prinsip sistem among inilah yang kemudian melahirkan suatu
konsepsi merdeka belajar. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan matematika dengan
kemampuan berpikir kritis matematematis siswa, Rata – rata kemampuan berpikir kritis matematis
siswa berkecemasan rendah lebih baik dibandingkan siswa berkecemasan sedang dan siswa
berkecemasan tinggi. Kondisi ini perlu melihat kembali sistem pembelajaran yang dicanangkan oleh
KI Hajar Dewantara yang dikenal sistem among. Ki Hadjar Dewantara menekankan pada manusia
yang memiliki cipta , rasa dan karsa.

Peran Pamong menurut pandangan Ki Hajar Dewantara sangat mulia karena semua aktivitas
pamong difokuskan untuk kepentingan pengoptimalan potensi yang ada pada diri anak didik. Harapan
yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara seperti yang dikutip oleh Ki Suwarjo (2013: 6) adalah
“Dengan semboyan Tutwuri Handayani juga bermakna mengembangkan potensi daya cipta, daya
rasa, dan karsa anak didik secara seimbang sesuai garis kodratnya (sesuai dengan bakat dan minat).
Tujuannya adalah agar anak didik menjadi manusia yang makarya secara merdeka dan bermanfaat
dalam kehidupan bersama (manunggaling cipta, rasa dan karsa ambabar karya).(Masitoh & Cahyani,
2020).
E. Kompetensi Guru Menurut Ki HadjarDewantara

Selain itu, guru harus berusaha meningkatkan kompetensi pribadi, sosial, profesional dan
pedagogik (Wahyuni, 2014). Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan (dalam pengelolaan
pembelajaran), menekankan pada pengembangan kreativitas dan memperhatikan pengembangan rasa
dan karsa (Masrullah, 2015). Pemikiran pendidikan dan politik Ki Hadjar Dewantara serta
implikasinya bagi manajemen sekolah di era industri 4.0 masih relevan dalam praktik. Pemikiran
politiknya adalah sebagai berikut: (1) Model pendidikan pribumi diperlukan untuk menghadapi sistem
pendidikan kolonial. (2) Sistem egaliter dan partisipatif dapat diwujudkan melalui teknik
kepemimpinan dan antar sistem dengan model masyarakat yang bergaya nasional (3) Pembiayaan
sekolah harus menggunakan konsep Paguro, (4) Kepala sekolah harus memberikan kepercayaan
kepada bawahan, mendorong staf untuk maju dan menghargai guru yang telah menunjukkan kinerja
mengajar yang baik. Guru harus berusaha meningkatkan kompetensinya (5) Pendidikan dalam
manajemen pembelajaran, menurut Ki Hadjar Dewantara, harus menekankan pada pengembangan
kreativitas dan memperhatikan pengembangan rasa dan karsa. (6) Pendidikan harus ditempatkan
sebagai prasyarat untuk mewujudkan transformasi sosial yang adil dan beradab.

Guru sebagai pemimpin di dalam kelas harus memiliki jiwa kepemimpinan. Ki


Hadjar Dewantara dalam menjalankan kepemimpinan di Tamansiswa menggunakan konsep Trilogi
kepemimpinan. Dalam melaksanakan proses pendidikan seorang pamong sebagai pemimpin harus
mengimplementasikan konsep trilogi kepemimpinan, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya
Magun Karsa, Tut Wuri Handayani. Berdasarkan pendapat (Musyafa, 2015:288) mengemukakan
bahwa kepemimpinan yang baik kepada para anggotanya adalah dengan memberikan ruang yang
seluas-luasnya kepada mereka agar dapat mengenalipotensi yang ada pada dirinya. Kemudian dapat
mengeskpresikannya dengan cara-cara yang kreatif dan bertanggungjawab sesuai dengan kemampuan
masing-masing anggota. Dalam proses pendidikan seorang guru sebagai pemimpin harus mampu
mengimplementasikan konsep Trilogi kepemimpinan sebagai sarana dalam mengembangkan
kompetensi. Melalui Trilogi kepemimpinan guru dapat memberikan pengajaran yang menambah
wawasan peserta didik sehingga peserta didik menjadi generasi yang pintar, cerdas, dan bermoral
baik. Selain itu, melalui konsep trilogy kepemimpinan akan memberikan bimbingan dengan
keteladanan atau memberikan contoh yang baik, membina dengan cara membangun kemauan, dan
memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam berkreativitas berkembang sesuai kodratnya,
namun peran guru sangat diperlukan untuk dapat mengawasi setiap aktivitas siswa.

Implikasi ajaran Ki Hadjar Dewantara dalam pengembangan kompetensi guru di era 4.0
adalah salah satu kompetensi kepribadian yang harus dikembangkan guru adalah kompetensi
kepribadian. Kompetensi kepribadian meliputi kemampuan dalam mengaktualisasi diri,
berkomunikasi baik dengan orang lain, mampu melakukan pengembangan profesi, dan memiliki
kepribadian yang utuh. Kepribadian seorang guru menyangkut keteladanan peserta didik dalam
meniru dan meliha tatas kepribadian yang dimiliki seorang guru. Hal tersebut merupakan implikasi
dari salah satu konsep trilogy pendidikan yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha yang berarti di depan
memberi teladan. Berkaitan dengan konpetensi kepribadian guru harus menerapkan konsep Ing
Ngarsa Sung Tuladha dimana guru sebagai pendidik harus mampu menjadi contoh dan memberikan
teladan yang positif bagi siswanya. Selain itu pengembangan kompetensi pedagogic merupakan
wujud penerapan dari konsep trilogy kepemimpinan yaitu Tut Wuri Handayani yang berarti jika
dibelakang mejaga agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Tut Wuri Handayani mencakup
kemampuan guru dalam melindungi, merawat, menjaga,memberi kebebasan untuk pengembangkan
potensi, dan memberikan penilaian. Dalam era 4.0 hendaknya guru mampu mengembangkan
kompetensi pedagodik sesuai dengan konsep Tut Wuri Hanyani agar dapat melakukan pengelolaan
pembelajaran yang baik dengan cara memberikan kebesanbagi peserta didik dalam mengeksplore
ilmu. Selain itu, pada era 4.0 guru perlu melakukan penilaian yang meliputi penilaian afektif,
psikomotorik, dan kognitif.

Penutup

1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kompetensi guru di
era 4.0 adalah salah satu kompetensi kepribadian yang harus dikembangkan oleh guru dengan
kemampuan guru, guru harus mampu berkomunikasi baik dengan orang lain dan mampu
melakukan pengembangan profesi dan memiliki utuh.
Revolusi industri 4.0 menuntut para pekerja termasuk pendidik pada tiga aspek, yakni
skills, emotional intelligence, dan cognitive flexibility. Peran guru tidak lagi dituntut hanya
bertugas mentrasnfer ilmu di depan kalas, yang mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi
kognitif, dan teknologi pendidikan. Mewujudkan visi dan misi pendidikan nasional, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa, Kemendiknas mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan
insan Indonesia. Guru merupakan seorang professional yang mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dampak dari
perkembangan teknologi tidak hanya berimbas pada ilmu pengetahuan saja.
Revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikam merupakan lompatan dari era
pendidikan 3.0 yang mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi
pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk
aplikasi.revolusi industri 4.0 menuntut para pekerja termasuk para pendidik pada tiga aspek,
yakni skills, emotional intelligence, dan cognitive flexibility.
Ki Hadjar Dewantara sudah menyumbangkan banyak pemikiran bagi sistem
pendidikan di Indonesia, dan di masa kini pemikiran beliau masih sangat relevan meskipun
situasi dan kondisi zaman yang berbeda. Ki Hadjar Dewantara memberikan kepada kita
beberapa pilihan untuk melaksanakan proses pendidikan karakter kepada siswa di sekolah
agar dapat kita gunakan di era digital ini. implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar
pada era digital yakni melalui Teori trikon, teori kepemimpinan, dan sistem among. Kita
berharap dengan implementasi ketiga teori tersebut dapat memperbaiki pola pendidikan
karakter dalam pendidikan kita di sekolah dasar. Pada akhirnya, setiap sekolah akan mampu
menghasilkan generasi-generasi unggul dan berkualitas baik kecerdasannya, maupun budi
pekerti luhurnya sehingga mampu menaikkan harkat dan martabat bangsanya di mata dunia di
masa mendatang.
Untuk itulah guru harus siap untuk membenahi diri dalam meningkatkan
profesionalisme mereka untuk menghadapi tantangan di Era Revolusi 4.0. Tantangan utama
guru pada masa kini tidak lebih pada mengatasi dampak teknologi dan globalisasi yang sangat
pesat. Saat ini di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi
terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun
pedesaan. Guru harus menjadi role model bagi siswa di generasi millennial, agar siswa
memahami batasan– batasan teknologi, sehingga terhindar dari pemamfaatan yang salah
dalam menggunakan teknologi.
2. Saran
Demi tercapainya tujuan yang akan dicapai maka pelaksanaan peningkatan
kompetensi guru ini harus dilaksanakan dengan baik serta maksimal Guru harus mampu
menerapkan kompetensinya dan memahami inti dari setiap kompetensi tersebut. Dalam
proses pendidikan seorang guru sebagai pemimpin harus mengimplementasikan konsep trilogi
kepemimpinan sera sistem among. Dengan membuat pendidikan dan pelatihan secara
konsisten kepada guru-guru yang diharapkan agar dapat meningkatkan kompetensi guru
Indonesia menjadi lebih baik lagi, dan berdampak kepada peserta didik yang unggul, cerdas,
priduktif, dan aktif yang dapat bersaing dan dapat menjalani kehidupan dimasa yang akan
datang dan nantinya berguna untuk menjadikan Indonesia negara yang tidak tertinggal oleh
negara lain.

Daftar Pustaka

Prasetyo, WidaDwi. (2019). Kompetensi Guru dalam Proses PmebelajaranDitinjau Dari


AjaranTrilogiKepemimpinan. Prosiding Seminar Nasional PGSD pada 27 April 2019.

Indrayani, N. (2019). Sistem Among Ki Hajar Dewantara Dalam Era Revolusi Industri 4.0. Seminar
Nasional Sejarah Ke 4 Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang, 384–400.

Ismail, S. (2021). Kompetensi Guru Zaman Now Dalam Menghadapi Tantangan Di Era Revolusi
Industri 4.0. At-Tajdid : Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 4(02), 113.
https://doi.org/10.24127/att.v4i02.1229
Junaidi, J., & Soeprianto, H. (2022). Sosialisasi CerMat Sebagai Implementasi Model Pembelajaran
Matematika Berdasarkan Sistem Among Di SMPK Kesuma Cakranegara. Rengganis Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 2(1), 47–54. https://doi.org/10.29303/rengganis.v2i1.165

Lubis, S. J. (2018). Pendidikan Dan Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru. Prosiding
Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2, 601–603.

Masitoh, S., & Cahyani, F. (2020). Penerapan Sistem Among Dalam Proses Pendidikan Suatu Upaya
Mengembangkan Kompetensi Guru. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(1), 122.
https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p122--141

Prasetyo, & Wida, D. (2019). Kompetensi Guru Dalam Proses Pembelajaran Ditinjau Dari Ajaran
Trilogi Kepemimpinan. Prosiding Seminar Nasional PGSD pada 27 April 2019.. 302–307.

Rahimah. (2021). Pengembangan Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Proses


Pembelajaran. Seri Publikasi Pembelajaran, 1(2), 1–8.

Santoso, F. B. (2018). Pengembangan Kompetensi Guru di Era Revolusi Industri 4.0. Seminar
Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang Revitalisasi Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di Era Revolusi Industri
4.0 PENGEMBANGAN, 108–115.

Sihotang, H. (2020). Peningkatan Profesionalitas Guru di Era Revolusi Industri 4.0 Dengan Character
Building Dan Higher Order Thinking Skills. Jurnal Dinamika Pendidikan, 13(1), 68–78.
https://doi.org/10.33541/jdp.v13i1

Suryana, C., & Muhtar, T. (2022). Implementasi Konsep Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara di
Sekolah Dasar pada Era Digital. Jurnal Basicedu, 6(4), 6117–6131.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3177

Susilo Setyo Utomo. (n.d.). Guru di Era Revolusi Indrusti 4.0. 1, 1–13.

Triwiyanto, T., Suyanto, & Prasojo, L. D. (2019). The thoughts of ki hadjar dewantara and their
implications for school management in the industrial era 4.0. International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 5(4), 197–208.

Anda mungkin juga menyukai