Anda di halaman 1dari 10

ADIBA: JOURNAL OF EDUCATION e-ISSN: 2808-4721

Vol. 2 No. 1 Januari 2022, page 64-73

PROFESIONAL GURU DALAM MENGHADAPI TANTANGAN


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Muhammad Aspi
STAI Rakha Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia
Corresponding author email: Muhammadaspi029@gmail.com

Syahrani
STAI Rakha Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia
syahranias481@gmail.com

ABSTRACT
Professional teachers are the determining factor in the quality education process. Teachers in the current
era of information and communication technology are not just teaching (transfer of knowledge) but must
be learning managers, because education is a gateway to a better life by fighting for the smallest things to
the biggest things that would normally be passed by every student. man. Education is required to be
more advanced and easily accessible to all people. One of them, the creation of the "Industrial Revolution
4.0" in other words a digital-based era. One of the challenges of industry 4.0, namely in the world of
education is the learning innovation carried out by Human Resources, in this case teachers by utilizing
information technology facilities that are growing rapidly in this era. industrial revolution 4.0 so that it
can play a role in improving the quality of learning. The challenge of education in this era is how to
prepare teachers for the use of current technology and maximize the abilities of teachers in using the
latest technological equipment. Therefore, Indonesia must immediately prepare professional educators,
namely educators who are able to use e-learning, because the ability of educators to use technology is one
solution to prepare a competent millennial generation.

Keywords: Teacher Professionalism, Educational Technology.

ABSTRAK
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Guru
dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya sekadar mengajar
(transfer of knowledge) melainkan harus menjadi manajer belajar, sebab pendidikan menjadi
gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga
hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap manusia. pendidikan dituntut untuk
bisa semakin maju dan mudah diakses oleh semua kalangan. Salah satunya, diciptakannya
“Revolusi Industri 4.0” dalam kata lain era yang berbasis digital.Salah satu tantangan industri
4.0 yaitu dalam dunia pendidikan adalah inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh Sumber
Daya Manusia, dalam hal ini guru dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang
berkembang pesat di era revolusi industri 4.0 sehingga dapat berperan meningkatkan mutu
pembelajaran. Tantangan pendidikan dalam era ini adalah bagaimana mempersiapkan guru
dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta memaksimalkan kemampuan yang dimiliki guru
dalam menggunakan peralatan teknologi terkini. Maka dari itu Indonesia harus segera
menyiapkan tenaga pendidik professional yaitu pendidik yang mampu mengunakan e-learning,
karena kemampuan pendidik dalam menggunakan teknologi merupakan salah satu solusi
untuk menyiapkan generasi milineal yang kompeten.

Kata Kunci : Profesionalisme Guru, Teknologi Pendidikan

64
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan
memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh
setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh
seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang
diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan (Dhia Fitriah dan Meggie
Ullyah Mirianda, 2019).
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa datang. Pendidikan merupakan
suatu upaya yang dirancang pemerintah untuk mecerdaskan dan memajukan bangsa. Suatu
negara dapat dikatakan maju jika negara tersebut mengedepankan pendidikan, karena tanpa
pendidikan suatu bangsa tidak akan memiliki kemampuan untuk mengelolah kekayaan alam,
bahkan jika putra putri Indonesia tidak mempunyai skill yang memadai, dikhawatirkan akan
menjadi penghambat pembangunan nasional. Hal ini perkuat oleh fakta bahwa sebagian
Negara-negara maju berkembang dengan pesat bukan karena memiliki sumber alam yang
melimpah ruah akan tetapi ditunjang pula dengan intelektualitas, disiplin, etos kerja rakyatnya
(Sulastri, Happy Fitria, dan Alfroki Martha, 2020).
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Istilah pendidikan atau pedagogik berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi
dewasa. Suatu lembaga pendidikan dapat dikatakan bertanggung jawab, berwibawa, dan
memiliki keperanan-aktif jika didalamnya terdapat tenaga-tenaga kependidikan khususnya
tenaga pendidik yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, profesional dibidangnya serta
memiliki lekatan nilai-nilai moral untuk dapat diakui sebagai guru yang berwajah berwibawa.
Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasaa
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan. Dengan demikian, pendidikan sebagai salah satu instrumen utama dalam
pengembangan sumber daya manusia yang penyelenggaraannya dapat dilakukan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif.
Subjek utama dalam proses pengembangan itu dilakukan oleh tenaga kependidikan
yang berasal dari anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan dengan sasaran untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Maka kualitas manusia yang diinginkan oleh bangsa Indonesia pada masa
yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu. Oleh sebab itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan
yang sangat penting. Itulah sebabnya, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan
dirinya. Guru perlu memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi
pembelajaran dan dapat mendorong siswanya untuk belajar sungguh-sungguh (Dhia Fitriah
dan Meggie Ullyah Mirianda, 2019).

65
Profesi keguruan merupakan profesi yang terus berkembang. Pemikiran tentang
profesi keguruan kerap kali diperbincangkan. Bagi seorang guru, pengetahuan tentang profesi
keguruan harus benar-benar dimiliki untuk dapat meningkatkan profesionalitas dalam
melaksanakan tugas. Perkembangan profesi keguruan harus melihat perkembangan era yang
terus berkembang di tengah kehidupan manusia. Era demi era telah dilalui oleh manusia secara
sadar mapun tidak. Karena perkembangan era dalam kehidupan manusia terlihat dan dapat
dirasakan oleh sebagian manusia yang terbuka diri untuk selalu mempelajari atau update
mengenai perkembangan teknologi informasi yang dapat mempermudah kerja manusia itu
sendiri. Jabatan guru sebagai suatu profesi menuntut keahlian dan keterampilan khusus
dibidang pendidikan dan pengajaran. Guru yang profesional tentu memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang langsung menyentuh masalah inti pendidikan, yaitu pengetahuan dan
keterampilan mengenai cara-cara menimbulkan dan mengarahkan proses pertumbuhan yang
terjadi dalam diri anak didik yang sedang mengalami proses pendidikan (Fatkul Mubin, 2020).
Sumaatmadja mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan multidisiplin dan
interdisiplin serta cross dicipline pengetahuan. Hal ini berarti bahwa pendidikan memiliki
cakupan yang sangat luas. Sejalan dengan tujuan suatu pendidikan, maka pada setiap
zamannya selalu ada pembaharuan dalam sistem pendidikan. Di abad ke-21 ini, pendidikan
dituntut untuk bisa semakin maju dan mudah diakses oleh semua kalangan. Salah satunya,
diciptakannya “Revolusi Industri 4.0” atau dalam kata lain era yang berbasis digital. Sejalan
dengan hal itu, pada saat sekarang ini perkembangan teknologi informasi terutama di
Indonesia semakin berkembang. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi
mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi
informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Tetapi
walaupun dunia pendidikan telah berkembang sangat baik dari waktu ke waktu, kemajuan ini
tidak didukung dengan kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa selaras mengikuti
perubahan dalam dunia pendidikan. Beberapa pendidik masih mempertahankan cara
tradisional dalam menyampaikan materi pembelajaran. Mereka berpikir bahwa dengan
menggunakan teknologi mempersulit mereka karena harus dituntut untuk selalu mampu
memperbaharui pengetahuan dari berbagai sumber (Dhia Fitriah dan Meggie Ullyah Mirianda,
2019).
Permasalahan inilah yang menjadi tantangan untuk para pendidik dalam menghadapi
pendidikan berbasis teknologi. Pendidik diharuskan mampu untuk menguasai perkembangan
zaman demi kemajuan dan kebaikan suatu bangsa, dalam hal ini khususnya dunia pendidikan.
Sekolah tanpa tenaga pendidik yang standar (Yanti, H., & Syahrani, S. 2021) yang menguasai
teknologi pengajaran, rasanya pembinaan intensif (Syahrani, S., dkk., 2022) yang dilakukan
oleh pendidik dalam rangka pengembangan skill anak didiknya berpeluang tidak maksimal,
(Rahmatullah, A. S., dkk., 2022) bahkan seharusnya standar pendidik juga mengarah kepada
penguasaan digital, sebab semua yang berbasis internet terasa lebih hebat, (Syahrani, S. 2021)
pembelajaran yang adaptif internet saat ini dianggap sebagai instansi yang modern (Syahrani, S.
2022) dianggap lebih maju dari sisi sarana, skill dan manajemennya (Syahrani, S. 2022) sebab
instansi yang model begini (Alhairi, R. M., & Syahrani, S. 2021) terlihat lebih siap menghadapi
zaman (Syahrani, S. 2022) dan dianggap siap bersaing dengan dunia luar, (Shaleha, Radhia, and
Auladina Shalihah, 2021) karena sudah terbiasa dan adaptif dengan teknologi informatika yang

66
terus berkembang, (Syahrani, S. 2018) terlebih dalam Alquran sebenarnya banyak ayat yang
membicarakan hal ini, agar umat Islam tidak tertinggal dalam berbagai aspek termasuk dalam
hal pendidikan (Syahrani, S. 2019) tentu banyak strategi yang harus dijalankan agar mampu
menguasai teknologi terkini dalam hal pengembangan tugas guru dan tugas siswa berbasis
internet, (Chollisni, A., dkk., 2022) bagaimanapun hebatnya sebuah sekolah, tanpa adaptasi
dengan perkembangan zaman masih terasa ada yang kurang, (Kurniawan, N. M., & Syahrani,
S. 2021) apalagi saat ini sudah banyak instansi pendidikan yang bermutu dan teknologinya juga
maju memberikan tugas berbasis internet seperti jurnal dan blog, (Fitri, A., & Syahrani, S.
2021) jika punya tenaga pendidik yang standard dan pandai berselancar diinternet, tentu lebih
mudah dalam promosi instansi pendidikan tempatnya mengabdi, dengan begitu diharapkan
jalannya suatu sekolah jadi lebih ideal sesuai impian, meski masih banyak kelemahan dan harus
senantiasa dibenahi tiap saat agar perkembangannya terus ada (Yanti, D., & Syahrani, S. 2022)
manajemen kesiswaan juga jangan lengah untuk dikembangkan (Helda, H., & Syahrani, S.
2022) semua harus bersinergi dalam memaksimalkan sistem informasi berbasis internet
(Syarwani, M., & Syahrani, S. 2022) pimpinannya harus mampu membangkitkan semangat
dewan guru dan semua peserta didik (Fatimah, H., & Syahrani, S. 2022) sehingga lembaga
pendidikannya semakin dianggap berkualitas (Hidayah, A., & Syahrani, S. 2022) karena semua
aspek punya standar (Ariani, A., & Syahrani, S. 2021) dan selalu bergerak sesuai standar
operasional prosedur (Sakdiah, H., & Syahrani, S. 2022) sebagai bukti kesiapan menjalani era
5.0 (Ariani, D., & Syahrani, S. 2022).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan library risearch atau penelitian pustaka dimana peneliti
menjadikan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam
berbagai jurnal ilmiah, sebagai sumber rujukan, kemudian ditelaah teori yang bersangkutan
dan diambil kesimpulan dan temuan dari penelitian yang dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Profesionalisme Guru
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pendidikan
Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk membentuk karakter anak
bangsa yang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tidak akan lepas dari perannya guru. Guru merupakan suatu pekerjaan yang
profesional karena itu dibutuhkan kemampuan dan wewenang. Guru merupakan salah satu
komponen pendidikan yang menentukan bagi berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar di
lembaga pendidikan formal, oleh karena itu guru dituntut untuk memperhatikan dan
melaksanakan tugasnya dalam mengajar dengan baik. Proses belajar mengajar dan hasil belajar
siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan kurikulum akan tetapi sebagian

67
besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru
yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelas sehingga belajar para siswa berada pada
tingkat optimal.
Guru merupakan komponen pendidikan yang memegang tanggung jawab atas berhasil
dan gagalnya pengajaran, oleh karena itu guru dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalannya sebagai seorang guru. Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh guru
yang berhubungan dengan proses belajar mengajar adalah mengadakan perencanaan
pengajaran yang cermat dan mengadakan analisa tujuan, memiliki bahan dan metode yang
tepat serta mendukung proses belajar mengajar secara sistematis dan menganalisa hasil belajar
untuk mendiagnosa kelemahan siswa dan dapat memberikan bantuan yang diperlukan (Irjus
Indrawan, 2019).
Dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang guru, guru mengetahui dan
menjalankan prinsip profesionalitas, yaitu: 1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan
idealism, 2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan
dan akhlak mulia, 3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas, 4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, 5)
Memilki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, 6) Memperoleh
peenghjasailan yang ditentukjan sesuai dengan prestasi kerja, 7) Memilki kesempatan untuk
mengembangkan keprofersionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat, 8)
Memilki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, 9)
Memilki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.
Pada hakikatnya profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu”. Profesi diartikan suatu
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dimana keahlian tersebut harus diperoleh melalui
pendidikan tertentu dengan jenjang waktu yang relatif lama dan kontinyu. Pelaksanaan
pekerjaan profesional berfungsi untuk menangani masalah-masalah bagi masyakat dan
bermanfaat bagi kepentingan umum. Sedangkan profesional berasal dari kata sifat yang berarti
pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru,
dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan
bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan
itu. Profesionalisme berasal dari kata Profesion mengandung arti pekerjaan. Profesionalisme
menunjukkan kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Profesionalisme guru adalah kualitas
kemampuan seorang guru dalam menampilkan dan menerapkan keahlian ilmu yang dimiliki
dan pengalamannya sehingga dapat mengantisipasi dinamika kurikulum agar relevan dengan
perkembangan zaman. Adapun ciri-ciri profesionalisme guru, dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri
sebagai berikut: 1) Ahli di bidang teori dan praktik keguruan. Guru profesional adalah guru
yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya),
2) Senang memasuki organisasi profesi keguruan, 3) Memiliki latar belakang pendidikan

68
keguruan yang memadai, 4) Melaksanakan kode etik guru, 5) Memiliki otonomi dan rasa
tanggung jawab, 6) Memiliki rasa pengabdian kepada masyarakat, 6) Bekerja atas panggilan
hati nurani.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal (7) ayat (1) dikatakan bahwa profesi
guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip
profesional sebagai berikut: 1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism, 2) Memiliki
kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, 3)
Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugasnya, 4) Mematuhi kode etik profesi,
5) Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksankan tugas, 6) Memperoleh penghasilan yang
ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, 7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan
profesinya secara berkelanjutan, 8) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas profesionalnya, 9) Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum (Irjus Indrawan,
2019).

Teknologi Pendidikan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada era global sekarang ini dunia
pendidikan telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi hal ikhwal. Proses
pendidikan merupakan upaya yang mempunyai dua arah yaitu yang pertama bersifat menjaga
kelangsungan hidupnya (Maintenance synergy) dan kedua menghasilkaan sesuatu (Effective
synergy) (Dhia Fitriah dan Meggie Ullyah Mirianda, 2019). Menurut Brameld, pendidikan
sebagai kekuatan yang berarti mempunyai kewenangan dan cukup kuat bagi kita, bagi rakyat
banyak untuk menentukan suatu dunia yang diinginkan dalam mencapai suatu tujuan. Suatu
Negara dikatakan maju apabila pendidikannya berkembang pesat dan memadai. Melalui
pendidikan manusia dapat meningkatkan potensi diri dan cara berfikir. Dari pendapat diatas
dapat dismpulkan bahwa melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal
agar siap mengenal dan, mengerti dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar
dapat memcahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari.
Pengertian teknologi secara umum adalah alat, mesin, cara, proses, kegiatan ataupun
gagasan yang dibuat untuk mempermudah aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat teknologi yaitu untuk memudahkan kehidupan manusia menjadi lebih baik dan
mudah. Wardiana menyatakan bahwa perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara
baru dalam kehidupan, dari kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini
sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
Kemajuan teknologi menyebabkan tidak adanya jarak dan batasan antara satu orang
dengan orang lain, kelompok satu dengan kelompok lain, serta antara negara satu dengan
negara lain. Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi sangat berpengaruh dalam perubahan
cara beraktifitas manusia dari pengalaman hidup sebelumnya. Revolusi ini mengharuskan
manusia memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat.
Salah satu tantangan industri 4.0 yaitu dalam dunia pendidikan adalah inovasi pembelajaran

69
yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia, dalam hal ini guru, dengan memanfaatkan sarana
teknologi informasi yang berkembang pesat di era revolusi industri 4.0 sehingga dapat
berperan meningkatkan mutu pembelajaran. Peserta didik yang dihadapi guru saat ini
merupakan generasi yang tidak asing lagi dengan dunia digital. Peserta didik sudah terbiasa
dengan arus informasi dan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai penjaga terdepan
dalam dunia pendidikan, guru harus meng-upgrade kompetensi agar benar-benar siap dalam
menghadapi Era Pendidikan 4.0 (Dhia Fitriah dan Meggie Ullyah Mirianda, 2019).

Peranan Guru dalam Menghadapi Teknologi Pendidikan


Mengingat pentingnya peran guru dalam pendidikan, apalagi di era teknologi ini, maka
kebutuhan akan guru yang berkualitas menjadi sebuah harapan demi masa depan bangsa yang
gemilang. Kebutuhan akan guru yang berkualitas yang semakin tinggi saat ini harus disikapi
secara positif oleh para pengelola pendidikan guru. Respon positif ini harus ditunjukkan
dengan senantiasa meningkatkan mutu program pendidikan yang ditawarkannya. Perbaikan
mutu pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi ini jelas akan membawa dampak positif bagi
penciptaan guru yang berkualitas kelak di kemudian hari. Berikut ini beberapa tantangan yang
harus disikapi dan dipahami oleh guru di lembaga pendidikan terutama dalam menghadapi era
teknologi, antara lain sebagai berikut: 1) Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan informasi yang begitu pesat. 2) Moral, adab, dan tingkah laku yang telah
mengalami kepunahan. 3) Kritisnya kemasyarakatan diantaranya kriminalitas, kekerasan,
pengangguran, dan banyaknya warga miskin.
Keadaan tersebut, tentunya sangat memerlukan dan membutuhkan guru yang memiliki
yang idealis, berkompeten dan berpendidikan yang tinggi, dalam rangka membekali peserta
didiknya dengan berbagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melawan arus atau era yang
sedang dan terus berubah. Maka tidak heran jika seorang guru merupakan faktor terpenting
dalam menerapkan dan mengembangkan pendidikan dan tentunya tidak terlepas dari beberapa
upaya yang harus dilakukannya, antara lain: 1) Guru mampu menguasai materi pelajaran, ilmu
pengetahuan, informasi dan teknologi yang akan digunakan dan diajarkannya kepada peserta
didik. 2) Guru mencerminkan tingkah laku dan sikap yang dapat diteladani peserta didiknya. 3)
Guru mempunyai kecintaan dan komitmen terhadap profesinya sebagai pendidik. 4) Guru
menguasai berbagai macam metode dan strategi yang akan digunakannya dalam pembelajaran
dan teknik penilaian. 5) Guru bersikap terbuka dalam menghadapi pembaharuan dan wawasan
dalam pengembangan kompetensi dirinya, terutama dalam hal pembaharuan.
Memasuki era revolusi indutri 4.0, tugas guru tidaklah semakin ringan, setidaknya guru
haruslah mampu mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki dengan baik
dalam menghadapi era tersebut, setidaknya ada 4 upaya yang harus dilaksanakannya,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Wardiman Djojonegoro, yaitu: 1) Memiliki kemampuan
dalam menguasai keahlian dalam suatu bidang yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, 2) Mampu bekerja secara profesioanal dengan otoritas mutu dan keunggulan, 3)
Menghasilkan karya-karya unggul yang mamu bersaing secara global sebagai hasil dari keahlian
dan profesionalnya dan di era 4.0, 4) Mempunyai karakteristik masyarakat teknologi,
masyarakat madani yang secara keseluruhan berpegaruh pada visi, misi dan tujuan pendidikan.
Pertumbuhan teknologi akan berpengaruh pada cara dan bentuk hidup manusia.

70
Dengan demikian, hendaknya guru meningkatkan kualifikasi keilmuan dan akademis
yang dimilikinya, mengubah kearifan dan kebijaksanaan yang masih bertumpu pada pola-pola
klasik, memperbaiki sikap dan tingkah laku yang selama ini dilakukannya dihadapan peserta
didik, dan melek akan perkembangan dan kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat.
Guru haruslah mampu mengambil sisi positif dan mengantisipasi sisi negatif dari
perkembangan informasi dan teknolgi di era industri 4.0 yang sangat berdampak pada proses
pembelajarannya. Apabila hal tersebut tidak disikapi dan dicermati dengan baik maka akan sia-
sia. Kehadiran smartphone saat ini salah satunya telah menjadikan peserta didik mudah dan
cepat dalam mendapatkan informasi terbaru dan hal ini sangat berpengaruh dalam kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru jika tidak ditindak lanjuti dengan cepat (Fatkul
Mubin, 2020).

Solusi Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi Pendidikan


Menjawab tantangan pendidikan mengenai kesiapan guru menghadapi perkembangan
teknologi sebisa mungkin diiringi dengan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Salah satu hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi pendidikan berbasis teknologi
adalah persiapan sumber daya manusia yang responsive, adaptif dan handal. Oleh karena itu
dalam pembahasan ini solusi dari tantangan pendidikan tersebut adalah mempersiapkan guru
dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta memaksimalkan kemampuan yang dimiliki guru
dalam menggunakan peralatan teknologi terkini. Kemampuan yang dimaksud yaitu
kemampuan dalam menggunakan teknologi sehingga mampu mendampingi dan mengajarkan
siswa dengan memanfaatkan teknologi. Memiliki keterampilan teknologi juga harus diiringi
dengan pemahaman bahwa teknologi untuk dimanfaatkan dalam memperoleh hasil belajar
yang positif.
Solusi lain untuk menjawab tantangan pendidikan berbasis teknologi dapat
disimpulkan beberapa solusi dalam segi kesiapan sumber daya manusia dalam dunia
pendidikan di Indonesia, sebagai berikut: 1) Memberikan pemahaman atau pengetahuan
kepada seluruh pendidik untuk mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran,
membimbing siswa dalam menggunakan teknologi dan mempermudah pelaksanaan
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. 2) Memberikan pelatihan, pendampingan, dan
evaluasi secara berkesinambungan pada pendidik untuk mewujudkan pendidik responsive,
handal, dan adaptif. 3) Menyiapkan pendidik untuk dapat menciptakan pembelajaran yang
inovatif, sehingga dapat memberikan kesempatan pada anak untuk untuk kreatif,
memecahkan masalah, mengoptimalkan kemampuan literasi, kolaborasi, dan berpikir kritis
(Dhia Fitriah dan Meggie Ullyah Mirianda, 2019).

KESIMPULAN
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas.
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya sekadar
mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus menjadi manajer belajar. Hal tersebut
mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang
menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia,
multimetode dan multisumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Segala hal

71
menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital.
Memasuki era revolusi indutri 4.0, tugas guru tidaklah semakin ringan, setidaknya guru
haruslah mampu mempersipkan dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki dengan baik
dalam menghadapi era tersebut, dengan demikian, hendaknya guru meningkatkan kualifikasi
keilmuan dan akademis yang dimilikinya, mengubah kearifan dan kebijaksanaan yang masih
bertumpu pada pola-pola klasik, memperbaiki sikap dan tingkah laku yang selama ini
dilakukannya dihadapan peserta didik, dan melek akan perkembangan dan kemajuan teknologi
yang berkembang dengan pesat.

DAFTAR PUSTAKA
Fitriah, Dhia, and Meggie Ullyah Mirianda. “Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Tantangan
Pendidikan Berbasis Teknologi,” 2020
Indrawan, Irjus. “Profesionalisme Guru Di Era Revolusi Industri 4.0.” Jurnal Al-Afkar Vol.
VII, No. 2 (Oktober 2019
Jurnal Pengabdian
Mubin, Fatkul. “Tantangan Profesi Keguruan Pada Era Revolusi Industri 4.0,” 2020
Sulastri, Happy Fitria, and Alfroki Martha. “Kompetensi Profesional Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan.” Journal Of Education Research, 2021
Sulastri, Happy Fitria, and Alfroki Martha. “Kompetensi Profesional Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan.” Journal Of Education Research, 2022
Yanti, H., & Syahrani, S. (2021). Standar Bagi Pendidik Dalam Standar Pendidikan nasional
Indonesia. Adiba: Journal of Education, 1(1), 61-68.
Syahrani, S., Rahmisyari, R., Parwoto, P., Adiyono, A., Bhakti, R., & Hartono, S. (2022). The
Influence of Transformational Leadership and work Discipline on the Work
Performance of Education Service Employees. Multicultural Education, 8(1), 109-125.
Rahmatullah, A. S., Mulyasa, E., Syahrani, S., Pongpalilu, F., & Putri, R. E. (2022). Digital era
4.0: The contribution to education and student psychology. Linguistics and Culture Review,
6, 89-107.
Syahrani, S. (2021). Anwaha's Education Digitalization Mission. Indonesian Journal of Education
(INJOE), 1(1), 26-35.
Syahrani, S. (2022). Peran Wali Kelas Dalam Pembinaan Disiplin Belajar di Pondok Pesantren
Anwarul.,Hasaniyyah (Anwaha) Kabupaten Tabalong. AlQalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan
dan Kemasyarakatan, 16(1), 50-59.
Syahrani, S. (2022). Model Kelas Anwaha Manajemen Pembelajaran Tatap Muka Masa Covid
19. Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 6(1), 38-47.
Alhairi, R. M., & Syahrani, S. (2021). Budaya Organisasi dan Dampaknya Terhadap Lembaga
Pendidikan. Adiba: Journal of Education, 1(1), 79-87.
Syahrani, S. (2022). Kesiapan Santri Dalam Mengikuti Analisis Nasional PKPPS Anwarul
Hasaniyyah (Anwaha) Kabupaten Tabalong. Adiba: Journal of Education, 2(1), 23-31.
Shaleha, Radhia, and Auladina Shalihah. "Analisis Kesiapan Siswa Filial Dambung Raya
Dalam Mengikuti Analisis Nasional Berbasis Komputer di SMAN 1 Bintang Ara
Kabupaten Tabalong." Joel: Journal of Educational and Language Research 1, no. 3 (2021):
221-234.
Syahrani, S. (2018). Manajemen Kelas yang Humanis. Al-risalah, 14(1), 57-74.
Syahrani, S. (2019). Manajemen Pendidikan Dengan Literatur Qur’an. Darul Ulum: Jurnal Ilmiah
Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, 191-203.

72
Chollisni, A., Syahrani, S., Dewi, S., Utama, A. S., & Anas, M. (2022). The concept of creative
economy development-strengthening post covid-19 pandemic in Indonesia: Strategy
and public policy management study. Linguistics and Culture Review, 6, 413-426.
Kurniawan, N. M., & Syahrani, S. (2021). Pengadministrasian Pendidikan Dalam
Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lembaga Pendidikan. Adiba: Journal of Education,
1(1), 88-96.
Fitri, A., & Syahrani, S. (2021). Kajian Delapan Standar Nasional Penelitian yang Harus
Dicapai Perguruan Tinggi. Adiba: Journal of Education, 1(1), 69-78.
Yanti, D., & Syahrani, S. (2022). Student Management STAI Rakha Amuntai Student Tasks
Based on Library Research and Public Field Research. Indonesian Journal of Education
(INJOE), 3(2), 252–256. https://doi.org/10.54443/injoe.v3i2.31
Helda, H., & Syahrani, S. (2022). National Standards of Education in Contents Standards and
Education Process Standards in Indonesia. Indonesian Journal of Education (INJOE),
3(2), 257–269. https://doi.org/10.54443/injoe.v3i2.32
Syarwani, M., & Syahrani, S. (2022). The Role of Information System Management For
Educational Institutions During Pandemic. Indonesian Journal of Education (INJOE),
3(2), 270–281. https://doi.org/10.54443/injoe.v3i2.3
Fatimah, H., & Syahrani, S. (2022). Leadership Strategies In Overcoming Educational
Problems. Indonesian Journal of Education (INJOE), 3(2), 282–290.
https://doi.org/10.54443/injoe.v3i2.3
Hidayah, A., & Syahrani, S. (2022). Internal Quality Assurance System Of Education In
Financing Standards and Assessment Standards. Indonesian Journal of Education
(INJOE), 3(2), 291–300. https://doi.org/10.54443/injoe.v3i2.35
Ariani, A., & Syahrani, S. (2021). Standarisasi Mutu Internal Penelitian Setelah Perguruan
Tinggi Melakukan Melaksanakan Pengabdian Masyarakat. Adiba: Journal of Education,
1(1), 97-106.
Sakdiah, H., & Syahrani, S. (2022). Pengembangan Standar Isi dan Stadarr Proses Dalam
Pendidikan Guna Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Sekolah. Cross-Border 5(1),
622-632
Ariani, D., & Syahrani, S. (2022). Manajemen Pesantren Dalam Persiapan Pembelajaran 5.0.
Cross-Border 5(1), 611-621

73

Anda mungkin juga menyukai