Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TANTANGAN PENDIDIK DALAM ERA DIGITAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Bunga Ihda Norra, M. Pd.

Disusun
Khulmi Hasanah (170808)
Rindi Wahyuni (1808086001)
Yakuti Afifah (1808086003)
Dewi Masyitoh (1808086021)
Evi Widi Astuti (1808086033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai seorang pendidik guru memiliki peran penting dalam
dunia Pendidikan. Pendidikan adalah sebuah fase pendewasaan terhadap
peserta didik, membekali peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan,
tidak hanya sekedar mentrasfer ilmu tapi juga termasuk bagaimana cara
peserta didik dalam menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan teknologi dan pesatnya era digital menuntut kompensi guru
untuk selalu update dalam menjawab tantangan perkembangan teknologi.
Tantangan guru dalam pembelajaran di era digital membutuhkan
orientasi baru dalam Pendidikan terutama pada seorang pendidik.
Pendididkna yang menekankan pada kreativitas,inisiatif, dan inovatif.
Namun disisi lain masih banyak di jumpai guru 80-an, sedangkan
mayoritas peserta didik jaman sekarang sudah menggunakan alat digital
yang modrn. Akibatnya, tak heran jika banyak murid yang mempunyai
pandangan yang berbeda dengan gurunya. Karisma guru tidak lagi
menjado prioritas utam , akan tetapi harus di padukan dengan kemampuan
nyata saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik ?
2. Apa saja dampak teknologi digital dalam dunia Pendidikan ?
3. Bagaimana tantangan pendidik dalam era digital?
4. Bagaimana peran pendidik dalam menyikapi kemajuan teknologi di era
digital ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidik.
2. Mengetahui dampak teknologi digital dalam dunia Pendidikan.
3. Mengetahui tantangan pendidik dalam era digital.
4. Memahami peran pendidik dalam menyikapi kemajuan teknologi di
era digital.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari pendidik adalah
orang yang mendidik. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dimaknai
bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan mendidik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005
Tentang Guru Dan Dosen Bab I Pasal I menyebutkan bahwa “Guru
(pendidik) adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Dalam perspektif pendidikan islam, pendidik diartikan sebagai
orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik
dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik itu
potensi kognitif (cipta), potensi afektif (rasa) dan juga potensi
psikomotorik (karsa) (Bukhari, 2010).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidik
bukan hanya guru. Tetapi semua orang yang bertanggungjawab untuk
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik, sehingga seluruh potensi yang dimiliki
perserta didik yaitu potensi kognitif, potensi afektif, dan potensi
psikomotorik dapat berkembang.
B. Dampak Teknologi dalam Pendidikan di Indonesia
Berkembanganya teknologi yang semakin canggih diikuti dengan
beberapa dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Teknologi
dapat mengubah baik secara langsung maupun tidak langsung pola
kehidupan sehari-hari manusia, termasuk cara bekerja, akses, dan
pertukaran informasi. Internet memudahkan komunikasi tanpa dibatasi
oleh ruang dan waktu. Internet membuat orang dapat beljar atau
menempuh pendidikan jarak jauh dengan mudah. Teknologi dalam

2
pendidikan berada pada posisi media atau perantara untuk mencapai
prestasi pembelajaran yang diharapkan oleh pendidik. Peserta didik yang
mampu memanfaatkan teknologi dengan baik maka akan mencapai
prestasi dalam belajar, begitupula sebaliknya jika peserta didik tidak
mampu memanfaatkan teknologi akan mempengaruhi prestasi dan
membawa dampak negatif bagi peserta didik. Sehingga, dampak positif
dari teknologi pada pendidikan ialah lebih efisien dalam masalah waktu,
bbiaya, logistik, dan masalah kelembagaan. Sedangkan, dampak
negatifnya teknologi adalah dapat merubah kehidupan sosial (Artikel,
2018)
C. Tantangan Pendidik di Era Digital
Dampak yang diberikan oleh era digital sangat berpengaruh pada
pendidik dan menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi peserta.
Kemajuan teknologi yang berkembang sangat pesat secara tidak langsung
mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia, baik dalam bidang
ekonomi, budaya, politik, bahkan dalam bidang pendidikan. Kemajuan
teknologi adalah seuatu hal yang tidak dapat dihindari pada zaman modern
ini, karena semakin majunya ilmu pengetahuan maka semakin maju pula
perkembangan teknologinya (Perkembangan, Pendidikan and Indonesia,
2019).
Karenanya, belajar saat ini adalah belajar tentang kehidupan masa
depan. Sehingga, pendidikan harus diatur sejalan dengan tuntutan masa
depan. Proses pembelajaran harus tumbuh cepat dan harus didukung oleh
teknologi digital. Akan tetapi, di era digital ini, integrasi teknologi dan
pendidikan diperlukan untuk dapat merevolusi proses belajar mengajar.
Terlebih pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dengan teknologi sesuai kebutuhan peserta didik (Iswari,
2019).
Dewasa ini, era digital sudah menjadi permasalahan yang
sebenarnya pada pendidikan. Pendidikan saat ini menghadapi berbagai
tantangan, antara lain bias dilihat dari karakter anak. Karakter anak zaman
now semakin nyeleneh dan semaunya sendiri. Anak-anak ceenderung

3
egois, dan tidak mau bekerja sama, lebih individualisme (Transformatif,
2019).
Di era digital, pendidik memiliki tantangan baru diperan pendidik
sebagai fasilitator pembeljaran. Kebutuhan pendidik akan keterampilan
yang dapat mendukung peran pendidik sebagai fasilitator. Pendidik harus
mampu memilki keterampilan jejaribg, keterampilan berkomunikas,
keterampilan berpikir, keterampilan mengasuh, dan menejemen
pengetahuan. Keterampilan berjejaring atau menggunakan aksess internet
memfasilitasi lingkungan belajar kolaboratif yang terdiri atas peserta
didik, peneliti, perwakilan pemerintah, komunitas praktek, dan pendidik
lainnya (Iswari, 2019).
Tantangan pendidik sangat berat dibanding pendidik terdahulu.
Selain harus menguasai materi keilmuan yang diajarkan. Pendidik juga
dituntut untuk memahami teknologi dan menjadi pribadi yang kreatif dan
inovatif dengan memanfaatkan teknologi. Pendidik harus mampu menjadi
role model bagi peserta didik, agar peserta didik mengetahui batasan-
batasan dalam penggunaan teknologi, sehingga terhindar dari pemanfaatan
yang salah dalam menggunakan teknologi (Transformatif, 2019).
Tantangan pendidik lainnya yaitu teknologi yang dapat
menggantikan pendidik. Dengan adanya teknologi digital, pembelajaran
dapat terjadi dan dilakukan kapan pun dan dimanapun. Internet
menyediakan banyak informasi dari bermacam-macam sumber yang dapat
diakses dengan mudah oleh peserta didik untuk memperluas pengetahuan
materi peserta (Artikel, 2018).
Tantangan yang dihadapi pendidik tidak berhenti sampai disitu,
generasi millennial yang lebih paham akan teknologi, peserta saat ini tidak
dapat dipaksa, sebagai contoh guru melarang siswaya untuk membawa
hanphone kesekolah. Pendidik di era sekarang harus lebih terbuka dengan
pemikirannya (open minded). Pendidik dituntuk untuk mendidik siswa
dengan zaman yang sesuai. Selama tidak bertentangan dengan norma yang
menyangkut hadirnya teknologi tidak dipermasalhkan. Pendekatan
persuasif sebaiknya lebih di prioritaskan ketimbang melakukan kebijakan-

4
kebijakan yang terkesan otoriter maupun memaksakan kehendak siswa.
Pendidik dapat memberikan pengertian kepada peserta didik dengan
kebijakan-kebijakan konkret degan memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran, seperti e-learning, atau menggunakan sosial medial yang
lain. Sehingga siswa mampu mendapatkan edukasi bahwa teknologi ketika
dimanfaatkan dengan baik justru memiliki dampak positif (Transformatif,
2019).
D. Peran Pendidik dalam Menyikapi Perkembangan IPTEK
Menjadi guru pada abad 21 dituntut tidak hanya mampu dalam
mengajar saja melainkan juga harus bisa mengelola kegiatan dalam kelas
secara efektif, menjalin hubungan yang efektif dengan siswa dan pihak
sekolah, dapat menggunakan teknologi yang ada sebagai alat bantu untuk
meningkatkan mutu pembelajaran, selain itu juga harus mampu melakukan
refleksi dan memperbaiki metode pembelajaran secara terus menerus.
Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar agar
peserta didiknya tetap betah dan tertarik dengan performance guru baik
dalam mengajar maupun diluar jam pelajaran yaitu dengan memanfaatkan
teknologi yang berkembang sangat pesat di era modern ini (Darling,
2006).
Perkembangan teknologi dibidang pendidikan tentunya memiliki
dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain siswa maupun
guru sudah tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengakses informasi
dan berbagai sumber belajar. Dampak negatif dari perkembangan
teknologi ialah terdapat berbagai ancaman yang sangat mudah tersebar
dalam dunia maya dan dapat mempengaruhi generasi muda, seperti
kenakalan remaja, adanya paham radikalisme, menyebarnya berita hoax,
dan lain sebagainya, oleh karena itu disini guru sebagai pendidik harus
bisa mengawasi dan memberi arahan kepada peserta didiknya agar bisa
menggunakan teknologi tersebut dengan baik dan bijak
Tantangan seorang pendidik diera digital ini salah satunya adalah
bagaimana menciptakan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki

5
kualitas tinggi agar mampu bersaing dengan baik. Dalam era ini peran
guru dalam pembelajaran ada 7 poin penting, antara lain yaitu :
1. Guru sebagai sumber belajar, hal ini berhubungan dengan
kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pembelajaran;
2. Guru sebagai fasilitator, hal ini berhubungan dengan peran guru
dalam memberikan pelayanan terhadap siswa;
3. Guru sebagai pengelola, hal ini berhubungan dengan peran guru
dalam mengendalikan suasana pembelajaran;
4. Guru sebagai pembimbing, hal ini berhubungan dengan peran guru
dalam mengarahkan siswanya untuk menjadi baik seperti yang
diinginkan;
5. Guru sebagai demonstrator, hal ini berhubungan erat dengan peran
guru dalam menginspirasi siswanya agar melakukan hal yang sama
bahkan lebih baik lagi dari gurunya;
6. Guru sebagai motivator, hal ini berhubungan dengan peran guru
untuk memberikan motivasi kepada siswa agar mereka termotivasi
dalam artian guru sebagai penggerak;
7. Guru sebagai elevator, hal ini berhubungan dengan peran guru
dalam mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilakukan
(Temu, Nasional and Terbuka, 2016)
Bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam menghadapi
siswa generasi millenial ini yang cenderung memiliki ambisi besar untuk
kedepannya, berperilaku praktis, selalu ingin bebas, dan generasi ini
bersinggungan erat dengan teknologi. Sekolah disini sebagai
penyelenggara pendidikan tentunya harus memberi dukungan terhadap
bimbingan dan konseling yang ada dengan menyediakan berbagai fasilitas
yang mampu menunjang layanan penyelenggaraan. Seiring perkembangan
zaman, sebagai seorang pendidik harus menyesuaikan dengan
perkembangan yang terjadi. Pendidik harus meninggalkan cara lama agar
sukses dalam membimbing peserta didiknya menghadapi masa sekarang
dan masa depan, untuk itu pendidik dituntut untuk selalu kreatif dan
inovatif (Bimbingan and Konseling, 2017)

6
BAB III
PENETUP

A. Kesimpulan
B. Saran

7
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari, U. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Amzah.


Darling, Linda., Hamond. 2006. Powerful Teacher Education. First Edition. USA:
Jossey Bass.

Anda mungkin juga menyukai