Yunita Sari
Abstrak
Dengan kemajuan yang cepat dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
pendidikan berbasis TIK menjadi semakin penting. E-learning, atau
pembelajaran online, telah mengubah cara kita melihat pendidikan,
mengubahnya dari konvensional ke digital, baik dalam konten maupun
sistemnya. E-learning memberikan solusi bagi tantangan dalam pendidikan,
seperti keterbatasan ruang dan waktu. E-learning menggunakan berbagai
teknologi, seperti aplikasi komputer online atau offline, presentasi seperti
PowerPoint, web, web-conference, multimedia, alat penilaian, permainan, dan
lainnya. Namun, ada tantangan dalam menerapkan pembelajaran berbasis TIK,
terutama dalam infrastruktur yang belum merata. Tanpa infrastruktur yang
memadai, penggunaan TIK dalam pendidikan hanya akan menjadi impian. Oleh
karena itu, perlu upaya untuk menyelesaikan masalah ini agar pendidikan
berbasis TIK dapat berkembang secara efektif.
Abstrack
Pendahuluan
Dunia pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkanya pendekatan
pembelajaran sesuai dengan dinamika pendidikan di Indonesia, yang berdasar
dari prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam UUD 45 (Undang-Undang Dasar
1945) dan UU No. 20 Tahun 2003. Maksudnya nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia, tanggapan terhadap tuntutan zaman, dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki akar atau dasar yang kuat
dalam prinsip-prinsip yang tercantum dalam UUD 45 dan UU No. 20 Tahun
2003. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut dianggap
sebagai landasan yang penting dan relevan dalam mengatur pendidikan di
Indonesia, serta bahwa mereka dilihat sebagai hal yang tidak terpisahkan dari
perkembangan dan kemajuan pendidikan di negara tersebut.
Dengan kemajuan pendidikan dalam era digital, siswa memiliki akses yang
lebih luas dan cepat terhadap pengetahuan. Untuk menghadapi tantangan ini,
baik guru maupun siswa harus dapat berkomunikasi dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman, terutama dalam hal teknologi. Selain itu, dengan
perubahan yang terus berlangsung, muncul juga masalah-masalah yang
memerlukan pemikiran tingkat tinggi untuk diselesaikan, sehingga penting bagi
mereka untuk terus berkembang dan mengikuti perkembangan tersebut.
Globalisasi, pertumbuhan ekonomi, persaingan internasional, isu lingkungan,
budaya, dan politik adalah permasalahan kompleks yang menekankan
pentingnya pengembangan keterampilan dan pengetahuan untuk mencapai
kesuksesan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki peran yang vital dalam
pendidikan saat ini. Salah satu cara penerapannya adalah melalui penggunaan
sarana multimedia dan media Internet dalam proses pembelajaran. Multimedia
digunakan untuk menciptakan modul pembelajaran yang lebih interaktif dan
menarik bagi siswa, dengan menggunakan elemen seperti animasi flash,
penjelasan suara/audio, serta fitur-fitur tambahan yang dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sementara itu, internet dimanfaatkan
untuk memudahkan akses informasi yang diperlukan, memungkinkan siswa
untuk aktif mencari pengetahuan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada era saat ini, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
bergerak dengan cepat. Hal ini menuntut individu untuk dapat menyesuaikan
diri dengan perkembangan TIK tersebut agar tidak tertinggal dan mampu
menghadapi tantangan global. Dalam konteks ini, pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari penggunaan internet, komputer, dan berbagai fasilitas TIK
lainnya sebagai alat utama dalam proses pembelajaran. Untuk dapat
memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang
harus diwujudkan, yaitu: 1. Peserta didik dan guru harus memiliki akses
teknologi digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan. 2. Adanya materi yang
berkualitas dan bermanfaat bagi guru dan peserta didik. 3. Guru harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan mediamedia pembelajaran
digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik dan
mengembangkan potensinya.
Metode Penulisan
Pembahasan
Menurut AECT (1977) Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan
terintegrasi yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, alat, dan organisasi
untuk menganalisis permasalahan, merencanakan, implementasi, evaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang melibatkan semua aspek belajar manusia.
Menurut Hackbarth (1996) Teknologi pendidikan adalah konsep
multidimensional yang meliputi; 1) suatu proses sistematis yang melibatkan
penerapan pengetahuan dalam upaya pencarian solusi yang dapat diterapkan
untuk masalah-masalah dalam belajar mengajar, 2) produk seperti teks, program
TV, 3) merupakan bagian spesifik dari pendidikan. Selanjutnya, Teknologi
pendidikan adalah kombinasi dari pembelajaran, belajar, pengembangan,
pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk memecahkan persoalan
Pendidikan (Anglin, 1995). Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktik
untuk memfasilitasi dan meningkatkan kinerja pembelajaran. Studi dan etika
praktik tersebut dapat melalui penciptaan, penggunaan, pengaturan proses, dan
sumber daya teknologi. Teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur
manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya. Teknologi Pendidikan
bersifat abstrak. Dalam hal ini Teknologi Pendidikan bisa dipahami sebagai
sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk
mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan
masalah yang mencakup semua aspek belajar manusia (Fitria, 2013). Teknologi
Pendidikan adalah pendekatan sistematis dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses pembelajaran berdasarkan penelitian dalam teori belajar
dan komunikasi manusia. Pendekatan ini menggabungkan berbagai sumber
belajar dari manusia maupun non-manusia untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Dengan kata lain, Teknologi Pendidikan merupakan metode kritis
untuk memecahkan masalah pendidikan dengan menggunakan teknologi sebagai
alat atau metode.
Informasi adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input
dalam menghasilkan informasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
pesan (ide,gagasan,materi pelajaran) dari satu pihak lain agar terjadi saling
memengaruhi di antara keduanya. Teknologi Informasi adalah ilmu yang
diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari
dengan mudah dan akurat, informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah
diolah. Data atau informasi tersebut dapat berupa tulisan, suara, gambar, video
dan sebagainya (Darmawan, 2012).
1. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
2. Teknologi komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu
ke lainya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terdiri dari dua konsep utama, yakni
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi mencakup
semua aspek yang terkait dengan proses, penggunaan, manipulasi, pengelolaan,
dan transfer informasi antar media.
Media Pembelajaran
Dengan demikian, peran guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga
sebagai pembimbing siswa dalam pembelajaran. Kemunculan metode-metode
pembelajaran baru yang memudahkan siswa dan guru merupakan hasil dari
kemajuan teknologi. Dengan perkembangan teknologi, metode-metode baru
dapat diciptakan, memfasilitasi proses pembelajaran bagi siswa dan guru.
Harapannya, dengan kemajuan teknologi ini, siswa dapat lebih baik memahami
materi-materi yang cenderung abstrak. Selain itu, sistem pembelajaran tidak lagi
terbatas pada tatap muka, karena dengan kemajuan teknologi, proses
pembelajaran dapat dilakukan tanpa harus mempertemukan siswa secara
langsung dengan guru, melainkan dapat menggunakan internet dan berbagai
teknologi lainnya.
1. Secara Fisik
Dalam segi fisik, kendala-kendala ini terutama berkaitan dengan
kurangnya infrastruktur yang memadai, terutama di sekolah-sekolah yang
terletak di daerah terpencil. Bahkan jika sarana dan prasarana sudah ada,
seringkali kualitas dan jumlah peralatan yang tersedia sangat minim. Di
banyak lembaga pendidikan pedesaan, masih umum digunakan perangkat
multimedia bekas yang spesifikasinya sudah ketinggalan zaman. Hal ini
mengakibatkan ketidakmampuan perangkat tersebut untuk menyesuaikan
dengan perkembangan TIK yang cepat.
2. Secara Non-fisik
a) Guru seringkali kurang percaya diri dalam menggunakan TIK dalam
mengajar karena takut gagal. Meskipun penggunaan ICT dalam
pembelajaran sangat direkomendasikan oleh para ahli.
b) Guru kurang memiliki kompetensi dalam menggabungkan TIK ke dalam
praktik pedagogis, yang mencakup kurangnya pengetahuan dan
keterampilan dalam penggunaan komputer serta kurangnya antusiasme
terhadap integrasi pembelajaran dengan penggunaan komputer di kelas
mereka.
c) Sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan. Sikap dan
resistensi guru untuk mengubah tentang penggunaan strategi baru yaitu
dengan integrasi TIK dalam PBM. Hal ini dimaksudkan dengan sikap guru
bahwa penggunaan TIK dalam PBM tidak memiliki mamfaat atau
keuntungan yang jelas.
Pada Era Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) saat ini, penggunaan
ICT di kelas menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesempatan
keberhasilan belajar siswa dalam era informasi ini. Integrasi ICT dalam
pembelajaran dapat mengatasi berbagai hambatan yang mungkin muncul.
Meskipun guru memiliki keinginan besar untuk mengintegrasikan TIK dalam
pendidikan, mereka seringkali menghadapi berbagai hambatan dalam
melakukannya. Hambatan utama adalah:
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi aspek yang sangat
penting dalam sebagian besar organisasi dan bisnis. Pemasangan komputer di
sekolah-sekolah dimulai pada awal tahun 1980-an, dan beberapa peneliti
mengemukakan bahwa ICT menjadi bagian integral dari pendidikan untuk
generasi mendatang. Teknologi modern (ICT) memberikan berbagai manfaat di
dunia pendidikan, seperti meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran di
kelas, mengakui potensi teknologi baru untuk mendukung pendidikan di seluruh
kurikulum, dan menyediakan kesempatan untuk komunikasi yang lebih efektif
antara guru dan siswa, yang sebelumnya sulit dicapai.
Upaya untuk menerapkan TIK dalam dunia pendidikan terus dilakukan.
Namun, realisasi dari potensi manfaat teknologi dalam pendidikan dirusak oleh
adanya hambatan digital. Hambatan digital mengacu pada hambatan yang
menghalangi akses, penggunaan, dan kemahiran siswa dalam menggunakan
teknologi. Hambatan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan dampaknya
sangat luas. Hambatan-hambatan digital utama meliputi: Di banyak daerah,
termasuk Jawa Tengah, siswa menghadapi hambatan terkait akses ke perangkat
digital. Sebagian besar penduduk mungkin tidak memiliki komputer pribadi atau
tablet, sehingga menyulitkan mereka untuk terlibat dalam kegiatan
pembelajaran online atau mengakses sumber daya pendidikan digital (Wiguna &
Sakti, 2012).
a) Guru dan siswa harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan internet
dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus
memiliki sarana prasarana yang memadai yang berkaitan dengan teknologi
informasi dan komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop, jaringan
internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia seperti CD, DVD, dan
infocus.
b) Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural
bagi guru dan siswa. Materi-materi ini dapat berupa materi pembelajaran
interaktif yang berbantuan computer/laptop, seperti CD, DVD dan infocus
dalam pembelajaran interaktif.
c) Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan
alat-alat dan sumber-sumber digital dalam kegiatan belajar mengajar agar
tercapai Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
d) Harus tersedianya anggaran atau dana yang cukup untuk untuk
mengadakan, mengembangkan dan merawat sarana prasarana Teknologi
Informasi dan Komunikasi tersebut.
e) Dan yang tidak kalah penting adalah, adanya kemauan dan dukungan dari
semua pihak, dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk
menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan
informasi tersebut.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Djamarah, S. B., & Azwan, Z. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta. Edisi Revisi
Fitria, H. (2013). Pengembangan Strategi Problem Based Learning Pada Mata
Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Jurnal Dosen Universitas PGRI
Palembang.
URL: https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/prosiding/articl
e/view/1558/1363.
Kristiawan, M., Ahmad, S., Tobari, & Suhono, S. (2017). Desaian Pembelajaran
SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Jurnal Iqra (Education Journal) , Vol. 2 (2), Hal 403432.
Effendi, Empy dkk. 2005. E-Learning Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.