Anda di halaman 1dari 3

Peran Teknologi Digital dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar

Riska 🖂
1234
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Indonesia
🖂1Email (riskanew51@gmail.com)
🖂No Telp W WhatsApp: 081272911478

1. PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting bagi manusia karena melalui pendidikan
seseorang dapat mengubah sikap dan tingkah laku secara sadar mendewasakan diri untuk terus
berkembang dalam meningkatkan kualitas manusia itu sendiri (Nazilah dkk., 2022). Pendidikan
dengan kualitas yang tinggi akan mencerminkan sekumpulan individu yang maju, damai serta terarah
ke dalam sifat-sifat yang konstruktif (Marisa, 2021). Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan maka diperlukan program atau kebijakan yang mengarah pada sebuah kemajuan.
Menurut Mariati (2021) kurikulum memiliki peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan dan
keberhasilan suatu pendidikan.
Saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan meningkatnya
konektivitas, interaksi serta pekembangan sistem digital, kecerdasan artifisial dan virtual (Lase, 2019).
Era revolusi industri 4.0 ini mengubah konsep pekerjaan, struktur pekerjaan, dan kompetensi yang
dibutuhkan dalam dunia pekerjaan. Fokus pada transformasi bisnis ke platform digital telah memicu
permintaan profesional Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi yang jauh berbeda
dari sebelumnya (Surani, 2019). Dengan adanya perubahan ini maka dibutuhkan peningkatan SDM
di Indonesia agar mampu mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0. Kurikulum Merdeka Belajar
yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemendikbud RI) merupakan suatu bentuk terobosan dan inovasi yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dalam bidang pendidikan (Nugroho & Setiawan, 2020).
Manalu dkk. (2022) mengungkapkan bahwa kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu
konsep kurikulum yang menuntut kemandirian bagi peserta didik. Kemandirian dalam arti bahwa
setiap peserta didik diberikan kebebasan untuk mengakses ilmu yang diperoleh melalui pendidikan
formal maupun non formal. Kurikulum Merdeka Belajar tidak membatasi konsep pembelajaran
langsung disekolah maupun diluar sekolah dan juga menuntut kreativitas pada tenaga pengajar
maupun peserta didik. Idhartono (2023) menambahkan bahwa kurikulum Merdeka Belajar
dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel sekaligus difokuskan pada materi
yang esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Sedangkan menurut Marisa (2021) menjelaskan konsep dari Merdeka Belajar adalah membawa arah
untuk mampu berkontribusi dengan baik dalam menuntut peningkatan ekonomi bagi peserta didik
sehingga dapat belajar secara bebas. Dengan demikian, tujuan dari kurikulum Merdeka Belajar adalah
untuk mendorong peserta didik agar dapat menguasai berbagai keilmuan yang sesuai dengan
kebutuhan kompetensi yang ingin dikuasai.
Konsep pembelajaran yang monoton/satu arah menjadi penghalang bagi peserta didik dalam
mengekspresikan kemampuannya (Yusrizal dkk. 2017). Adanya batasan-batasan pada konsep
kurikulum yang diterapkan menjadi pemicu tertutupnya kekreatifan yang ada dalam diri tenaga
pengajar. Kurikulum yang diterapkan selama ini mengidndikasikan siswa untuk memperoleh nilai
setinggi-tingginya pada setiap pelajaran yang diajarkan disekolah. Telah kita ketahui bahwa setiap
peserta mempunzai keahlian dibidangnya masing-masing (Selin & Irwansya, 2018). Hal ini juga salah
satu faktor siswa menjadi tidak kreatif dalam mengimplementasikan kemampuannya.

1
Tuntutan kurikulum Merdeka Belajar memiliki kendala yang beragam, salah satunya adalah
teknologi pendidikan. Seiring berjalannya waktu, penggunaan teknologi menjadi sesuatu yang saling
berkaitan dengan kehidupan ,masyarakat sehari-hari. Baik dalam dunia bisnis, transportasi,
pendidikan, bahkan dirumah pun setiap hari sudah bergantung pada teknologi yang merupakan
konsekuensi dari perkembangan teknologi. Teknologi disini disebut teknologi modern, dimana
teknologi yang merupakan pengetahuan zang diubah secara keseluruhan menjadi struktur organisasi,
produk, jasa, dan proses. Teknologi diciptakan manusia untuk berpikir lebih kritis dalam
menciptakan teknologi karena teknologi bergantung pada kemampuan pikiran dan otak manusia.
Perkembangan teknologi bersifat semakin cepat atau eksponensial, karena hasil suatu langkah
menjadi landasan dan penggerak utama dalam menciptakan nilai tambah. Adanya teknologi ini
merupakan upaya dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas, dan teknologi tidak lepas dari
permasalahan yang ada saat ini karena suatu teknologi lahir dan dikembangkan dengan tujuan adalah
untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Oleh sebab itu, teknologi
pendidikan dapat dianggap sebagai produk dan proses (Nurul Farhana, 2017).
Teknologi pendidikan merupakan bidang keilmuan yang mempunyai tujuan dalam memfasilitasi
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang tercantum pada
teknologi yang sesuai supaya terbentuk pendidikan yang efisien dan efektif (Widiyono & Millati,
2021). Dalam teknologi pedidikan, terdapat beberapa prinsip yang dapat menjadi acuan dalam
pemanfaatan dan pengembangan, antara lain: pendekatan sistematis, berpusat pada peserta didik, dan
penggunaan sumber belajar (Nurul Farhana, 2017). Teknologi yang sangat erat digunakan yaitu
internet, internet dapat memberikan manfaat kepada tenaga pengajar dalam menyajikan
pembelajaran menjadi lebih menarik bagi peserta didik (Asmari & Asbari, 2023). Arrosyad dkk.
(2023) juga menambahkan bahwa berbagai macam media digital dapat dimanfaatkan menjadi sebuah
media pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan demikian,
hal yang perlu diperhatikan adalah kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas, media
pembelajaran yang menunjang proses belajar mengajar serta fasilitasi teknologi yang menunjang
proses pengajaran dan pembelajaran (Surani, 2019). Dalam pembelajaran, pemanfaatan teknologi
digital dapat dipahami sebagai suatu proses digital yang mendorong pembelajaran aktif, konstruksi
dan eksplorasi pengetahuan di kalangan peserta didik yang dapat memungkinkan terjadinza
komunikasi jarak jauh dan dapat saling berbagi informasi antara tenaga pengajar dan peserta didik.
Pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan sangat sesuai dengan konteks pembelajaran
yang lebih berpusat pada peserta didik, namun pesatnya sirkulasi informasi dan media digital
menjadikan peran teknologi semakin penting. Kepentingan ini akan terus berlanjut dan mengingat
pentingnya peran teknologi, proses pendidikan saat ini sangat bergantung pada teknologi (Duin &
Tham, 2020). Perlu diketahui bahwa kita harus siap menghadapi transformasi teknologi digital agar
tidak shock dan tidak terbawa pada hal-hal yang membawa dampah negatif. Transformasi teknologi
digital pada bidang pendidikan dapat terjadi secara mendadak. Jadi, setiap orang perlu berperilaku
baik dan mengetahui tindakan apa yang harus diambil di masa depan.
Penggunaan teknologi dalam pengembangan kurikulum Merdeka Belajar akan memudahkan
fleksibilitas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar kapan saja dan dari mana saja. Oleh
karena itu, kemajuan teknologi ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh peserta didik
maupun tenaga pengajar. Artikel ini bukanlah untuk mengeyampingkan atau menghilangkan upaza
guru yang telah mereka lakukan untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka yang menjadi topik pembahasan dalam
penelitian ini adalah peran teknologi digital dalam pengembangan kurikulum Merdeka Belajar.
Penelitian ini dirasa penting dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi sebagai alat
bantu pendidikan dalam pengembangan kurikulum Merdeka Belajar.

2
REFERENSI
Amalia, V.R & Asbari, M (2023). Merdeka Belajar: Solusi Awal Transformasi Pendidikan Indonesia?.
JISMA: Journal of Information System and Management, Vol .2, No. 5, 62-67.
Arrosyad, M,I., Yuliana, F., & Nurjannah, S. (2023). Analisis Penggunaan Media Digital Kahoot:
Numbers By Dragon Box Pada Pembelajaran Matematika Dalam Melatih Anak Berfikir Kritis.
SIMPATI: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Bahasa, Vol. 1, No. 3, 01-13.
Idhartono, A.R. (2023). Literasi digital pada Kurikulum Merdeka belajar bagi anak. Devosi: Jurnal
Teknologi Pembelajaran, 12(2), 91-96.
Lase, D. (2019). Pendidikan di era revolusi industri 4.0. SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi,
Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan, 12(2), 28-43.
Mariati. (2021). Tantangan pengembangan kurikulum merdeka belajar kampus merdeka di perguruan
tinggi. Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial Dan Humaniora, Vol. 1, No. 1, 749-761.
Manalu, J.B., Sitohan, P, & Turnip, N.H.H. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum
Merdeka Belajar. Prosiding Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1, 80-86.
Mirasa, M. (2021). Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” di Era Society 5.0. Santhet: Jurnal Sejarah,
Pendidikan dan Humaniora, Vol .5, No. 1, 66-78.
Nazilah, Romadon, & Arrosyad, M.I. (2022). Pemeriksaan Efektivitas Pembelajaran Online Via
Whatsapp Siswa Kelas 5 SDN 25 Rukam Dalam Pandemi Covid-19. Cendekiawan, Vol. 4, No.
2, 68-77.

Nugroho, W. & Setiawan, D. (2020). Merdeka Belajar Sebuah Pilihan. INDOCAMP.


Surani, D. (2019). Studi Literatur: Peran Teknolog Pendidikan dalam Pendidikan 4.0. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP (hal. 456-469).
Widiyono, A. & Millati, I (2021). Peran Teknologi Digital dalam Perspektif Merdeka Belajar di Era
4.0. JET: Journal of Education and Teaching, Vol .2, No. 1, 1-9.

Anda mungkin juga menyukai