Pendidikan memegang peran yang krusial dalam kemajuan suatu negara
(Rachmadtullah et al, 2020). Kualitas pendidikan yang tinggi sangat dibutuhkan untuk membentuk generasi penerus yang kompeten dalam bersaing di panggung global. Berbagai tindakan telah dijalankan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui pemberdayaan yang berkelanjutan terhadap elemen-elemen pendukungnya (Rasmitadila et al, 2021abcd; Aliyyah et al, 2020). Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa. Melalui pendidikan, sebuah negara dapat mengalami kemajuan yang signifikan, terutama dalam hal peningkatan pengetahuan, yang pada gilirannya dapat mendorong perkembangan masyarakat dan kemajuan negara. Manusia saat ini hidup pada era revolusi 4.0. Pada era ini perkembangan teknologi semakin pesat, maka dengan ini tidak menuntut kemungkinan dalam proses pembelajaran lebih efektif jika memanfaatkan teknologi untuk media pembelajaran. Menurut Sutrisno dalam Siti Karlina Sari, dkk (2021:924) menyatakan bahwa sangat memungkinkan peran TIK dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan tujuan pembelajaran dengan hasil yang lebih baik. Di era saat ini pada abad ke 21. Pendidikan saat ini didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang bertujuan memberikan kepada peserta didik empat keterampilan kunci, yaitu komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta kreativitas dan inovasi. Oleh karena itu, peran sekolah sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan yang relevan untuk abad ke-21. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dipilih dan disesuaikan untuk digunakan dalam kurikulum sekolah atau dalam kelompok belajar sejenis. Untuk itu, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi informasi sebagai alat bantu. Dorongan dari guru untuk menerapkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran sangat penting, terutama bagi siswa di tingkat sekolah dasar yang memiliki pemahaman yang cukup dan keterampilan yang memadai dalam Ilmu Pengetahuan Sosial dan perkembangan teknologi (Syafitri, dkk., 2022). Peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran melibatkan kemampuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang berjalan dengan lancar. Salah satu keterampilan yang diwajibkan bagi guru, sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2006, adalah penerapan prinsip pembelajaran yang mencakup penggunaan informasi, komunikasi, dan teknologi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran. Salah satu aspek yang terkandung dalam penerapan TPACK dalam proses pembelajaran adalah muatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar. Muatan IPS di sekolah dasar bertujuan untuk membentuk karakter positif pada peserta didik, dengan tujuan agar mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran sosial yang dapat bermanfaat bagi diri mereka sendiri, masyarakat, dan negara (Cahya, 2021). Dalam konteks pembelajaran IPS, pendekatan inovatif digunakan untuk mendorong partisipasi siswa dengan memanfaatkan teknologi, dan guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan materi yang relevan dan sesuai dengan konteks nyata. Didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menekankan perlunya kemampuan berpikir kritis pada siswa. Ini dikarenakan tantangan sosial yang dihadapi oleh siswa saat ini dan di masa depan memerlukan pemikiran yang cermat dan pertimbangan terhadap berbagai aspek sosial. Konsep pembelajaran saat ini didefinisikan sebagai proses yang bertujuan memberikan peserta didik keterampilan yang mencakup empat dimensi, yaitu komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta kreativitas dan inovasi. Dalam konteks pembelajaran abad ke-21, keterampilan ini menjadi fokus utama, yang mencakup kemampuan untuk menguasai media informasi dan teknologi. (Yulisman dkk., 2019) mengemukakan bahwa Model TPACK sangat relevan dalam menggambarkan dan mengevaluasi kemampuan guru, terutama di Indonesia, dalam mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran. Pendekatan ini mendorong guru untuk terus mempertimbangkan penggunaan teknologi, sambil tetap memastikan bahwa aspek-aspek pedagogi juga tetap menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Dalam konteks ini, konten pembelajaran dihasilkan agar mudah dipahami oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kondisi ideal yang seharusnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS yaitu ) menggunakan teknologi. Namun kondisi di sekolah belum mencapai standar yang diharapkan, meskipun sudah ada fasilitas seperti LCD, proyektor, dan laptop yang disediakan. Pemanfaatan teknologi ini masih terbilang kurang efektif. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pencapaian pembelajaran siswa, dan salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah penerapan Teknological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dalam proses pembelajaran. TPACK adalah bentuk pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru agar mampu mengintegrasikan teknologi dengan baik dalam pembelajaran. Seiring berjalannya waktu, TPACK telah menjadi kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menganalisis pengetahuan guru dalam konteks integrasi teknologi dalam pembelajaran (Rahmadi, 2019). ). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat program kampus mengajar di temukan, hasil belajar siswa di SD N 17 Rantau puri masih terbilang rendah atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terutama pada pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan kurang maksimalnya guru dalam menjelaskan materi. Saat pembelajaran siswa cenderung diberikan materi dengan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan secara tertulis. Kelas yang diteliti yaitu kelas V SD Negeri 17 Rantau puri . Kelas V di SD Negeri 17 Rantau puri. Dimana di sekolah menggunakan kurikulum 2013 yaitu satu jam pembelajaran dengan alokasi waktu 40 menit. Proses pembelajaran yang terjadi dengan metode ceramah sebenarnya sudah berjalan cukup kondusif. Beberapa Siswa masih ada yang asik berbicara sendiri dengan temannya sehingga kurang memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru. Permasalahan di atas bertolak belakang dengan Pendidikan IPS yang menekankan pada Untuk menghasilkan warga negara yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius, jujur, demokratif, kreatif, kritis, analitis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi serta produktif. Sikap religius, jujur, demokratis adalah sikap yang diperlukan oleh seorang warga negara di masa kini maupun masa depan langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sesuai hasil observasi yang peneneliti dapat diketahui bahwa ada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa dalam belajar. KKM individu di kelas V SD Negeri Rantau puri adalah 76 dan KKM Klasikal adalah 70. Sesuai hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPS yang dicapai siswa masih kurang maksimal. Oleh karena itu diperlukan pendekatan pembelajaran untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang membangun pengetahuan siswa dan memberikan pengalaman langsung siswa yaitu melakukan pembelajaran menggunakan TPACK. Menurut peneliti, perlu adanya inovasi dalam pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi guna meningkatkan pemahaman serta hasil belajar siswa, Salah satu contoh pendekatan pembelajaran yang tepat dan dapat digunakan dalam pembelajaran abad 21 ini yaitu Pendekatan TPACK. Menurut Schmidt et al (Farikah dan Malik, 2020) Technological Pedagogical Knowledge merupakan pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran, Technological Pedagogical Knowledge merupakan pengetahuan tentang beragam teknologi dapat digunakan dalam pengajaran dan penggunaan teknologi yang mampu mengubah cara guru mengajar. Sedangkan Mishra & Koehler (Imam F R, 2019) TPACK merupakan Pengetahuan baru yang harus dikuasai oleh seorang pendidik agar dapat mengaplikasikan teknologi dengan baik sesuai kebutuhan dalam pembelajaran. Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan TPACK merupakan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk memberikan pengajaran pengetahuan cara membelajarkan dan menguasai materi pembelajaran sesuai dengan bidang yang akan diajarkan menggunakan teknologi. TPACK adalah suatu kerangka kerja yang kompleks yang menghubungkan beberapa komponen penting, termasuk TK (Tecnological Knowledge), PK (Pedagogical Knowledge), dan CK (Content Knowledge) (Sari, dkk 2021:925). Ini menekankan hubungan dan kerumitan antara ketiga komponen ini, sehingga terdapat keterkaitan yang signifikan antara (PCK), (TCK), dan (TPK) (Sutrisno dalam Siti Karlina Sari, dkk 2021:925). Melalui kerangka kerja TPACK yang menggabungkan teknologi, pedagogi, dan konten yang diterapkan dalam LKPD, akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang segar bagi siswa, memungkinkan mereka untuk mengatasi masalah yang mereka temui selama proses pembelajaran, dan akhirnya mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mandiri tanpa selalu bergantung pada bimbingan guru. Berdasarkan hasil uraian diatas, penulis memandang perlu melakukan penelitian terhadap ‘’PENGARUH TPACK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PADA MUATAN PERISTIWA KEBANGSAAN MASA PENJAJAHAN DI KELAS V SDN 17 RANTAU PURI’’
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional