Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KESIAPAN GURU MATEMATIKA DI SMP N 3 SUKOHARJO DALAM

MENGHADAPI DIGITALISASI PENDIDIKAN.

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif


Dosen Pengampu: Binti Anisaul Khasanah, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Lathifatul Khoiriyah
2. Robby kurniawan syahputra
3. Pransiska Yuliana Saputri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi wahana strategis untuk mengupayakan pengembangan


potensi tiap individu meraih kehidupan yang baik melalui berbagai nilai pada
proses belajarnya. Seiring perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) terutama dalam era Revolusi Industri 4.0, membawa perubahanbesardan
dinamika dalam pelaksanaan dunia pendidikan. Kementrian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia bekerjasama den gan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia melakukan upaya-upaya strategis untuk penerapan
digitaliasi sekolah. Digitalisasi sekolah adalah sebuah konsekuensi logis dari
perubahan zaman. Melalui perubahan zaman itu pula, nilai adaptasi untuk bisa
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi mutlak dibutuhkan.
Termasuk pemanfaatan terobosan perkembangan teknologi informasi dalam
proses belajar dan pengajaran sangat mutlak dibutuhkanbaik selama pandemi
maupun psca pandemi covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia. Pemerintah
telah mengadopsi TIK dalam bingkai kebijakan pendidikan dan kurikulum
nasional. Jenis keterampilan baru yang dibutuhkan sebagian besar didorong oleh
pertumbuhan pesat informasi dalam repositori di seluruh dunia. Akibatnya,
siswa perlu mengembangkan literasi informasi dan keterampilan terkait lainnya
untuk mencariinformasidari sumber-sumber yang tak terbatas. Pada saat yang sama,
kemajuan TIK tumbuh dengan cepat. Jika kemajuan baru dalam TIK ini
dimanfaatkan untuk pendidikan, tentunya siswa maupun guru membutuhkan
keahlian baru. Untuk itu diperlukan strategi implementasi dan pengembangan
profesional yang komprehensif. Strategi impelementasi dan pengembangan
profesional di bidang TIK harus mengacu pada kegiatan belajar dan mengajar.
Indikator-indikator yang harus dikembangkan adalah: indikator akses, indikator
output, dan indikator dampak. Kebijakan yang terarah dan sistematis dapat
mengacu pada level Sekolah Berbasis TIK, yaitu: Perintis, Dasar, Menengah, dan
Mapan, dimana pada masing-masing level ditinjau dari faktor: infrastruktur, sumber
daya manusia, konten, pembelajaran, serta kebijakan dan program.(Hasanuddin
et al., 2022).
Pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat terutama
disaat pandemic covid. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kemendikbudristek) terhadap pemberlakuan kurikulum
paradigma baru di satuan pendidikan mengharuskan sekolah untuk
menggunakan kurikulum yang disederhanakan. Pada era digitalisasi saat ini, siswa
dapat menggunakan teknologi untuk menggali lebih banyak pengetahuan dan
melakukan proses pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran di kelas juga dapat
dibuat lebih menyenangkan dengan menerapkan inovasi pembelajaran yang
didorong oleh kehadiran teknologi. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan media
pembelajaran berbasis digital untuk menunjang pembelajaran di kelas agar
pembelajaran lebih bervariasi dan menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa
dapat meningkat.(Fitriah & Mirianda, 2019)

Sesuai dengan PP Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik


dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa guru harus memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Dalam PP Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru menyatakan bahwa kompetensi pedagogik yang harus
dikuasai guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang salah satunya
adalah pemanfaatan teknologi pembelajaran. Guru dituntut mampu untuk
memanfaatkan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan guru dalam menggunakan
media pembelajaran digital pada implementasi kurikulum merdeka di SMPN 3
Sukoharjo.

B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini yaitu Kemampuan guru matematika dalam memahami
dan menggunakan perangkat digital dalam kesiapan menghadapi digitalisasi
Pendidikan di SMPN 3 Sukoharjo.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian maka rumusan
masalah yang akan dikaji oleh peneliti yaitu bagaimana kesiapan guru matematika
dalam mengahadapi digitalisasi Pendidikan di SMPN 3 Sukoharjo?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan guru
matematika di SMPN 3 Sukoharjo dalam mengadapi Digitalisasi Pendidikan

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian dilakukan di UPT SMP N 3 Sukoharjo.
2. Informan dalam penelitian ini yaitu Ibu Nanda Ayu Rahmadhani,S.Pd selaku
guru matematika di UPT SMP N 3 Sukoharjo.
3. Penelitian ini berfokus pada penggunaan teknologi pada pembelajaran
matematika dalam implementasi digitalisasi pendidikan di sekolah.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Menentukan kesiapan guru matematika dalam mengahap digitalisasi pendidikan.
Penelitian ini mengidentifikasi kesulitan dan kesediaan guru matematika dalam
menggunakan teknologi dalam pendidikan. Dari penelitian ini, dapat diketahui
bagaimana guru matematika dapat menghadapi digitalisasi pendidikan dengan lebih
baik.
2. Menyediakan rekomendasi untuk melatih kesiapan guru matematika dalam
menggunakan teknologi. Penelitian ini menyediakan rekomendasi bagaimana guru
matematika dapat melatih kesiapan mereka dalam menggunakan teknologi, seperti
melakukan pelatihan dan pembelajaran online, menggunakan aplikasi edukasi
matematika digital, dan melakukan kolaborasi dengan sekolah lain yang telah
berhasil menggunakan teknologi dalam pendidikan.
3. Menyediakan rekomendasi untuk perbaikan sistem pendidikan. Penelitian ini
menyediakan rekomendasi bagaimana sistem pendidikan dapat diperbaiki untuk
menghadapi digitalisasi pendidikan, seperti melakukan perbaikan infrastruktur dan
peralatan di sekolah, meningkatkan kualitas internet di sekolah, dan meningkatkan
ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dalam
menggunakan teknologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI

1. Pendidikan

Menurut Melmambessy Moses pendidikan adalah proses pengalihan pengetahuan


secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh para ahli. Dengan adanya transfer pengetahuan tersebut
diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir dan
kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan informal.
Kemudian, menurut Sugihartono, pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia,
baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut
melalui proses pengajaran dan pelatihan. Menurut Teguh Triwiyanto, pendidikan
adalah usaha menarik sesuatu di dalam manusia sebagai upaya memberikan
pengalaman pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,
nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur
hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan- kemampuan individu agar di
kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.(Moses, 2012)

Pendidikan merupakan indicator yang mencerminkan kemampuan seseorang


untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan
pula seseorang dianggap mampu menduduki suatu jabatan tertentu. 4 Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa akan
ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dari suatu bangsa tersebut.(Amalia
Yunia Rahmawati, 2020).

Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Pendidikan meliputi pengajaran
keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam
yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Definisi
Pendidikan dalam arti luas, Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung sepanjang hayat dalam segala lingkungan dan situasi yang
memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan setiap individu. Bahwa
pendidikan berlangsung selama sepanjang hayat (long life
education).Sementara itu pengertian pendidikan dalam artian Sempit,
Pendidikan merupakan upaya hasil yang diusahakan di lembaga terhadap
peserta didik yang di serahkan padanya untuk memiliki kompetensi yang baik
serta kesadaran penuh terhadap hubungan dan permasalahan sosial siswa.
Definisi pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah ialah Pendidikan yang
dipandang berdasarkan satu disiplin ilmu tertentu, misalnya menurut
psikologi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan lainnya. Berdasarkan
pendekatan sistem Pendidikan merupakan usaha suatu kebulatan yang terdiri
atas beberapa unsur yang saling berkaitan menurut fungsional dalam rangka
meraih maksud Pendidikan (mentransformasi input menjadi output). maksud
Pendidikan ialah menuntun seluruh kodrat yang terdapat pada anak-anak,
supaya mereka bisa meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinngi-tingginya
baik sebagai manusia ataupun sebagai warga masyarakat.(Pristiwanti et al., 2022)

2. Digitalisasi Pendidikan

Digitalisasi sekolah merupakan suatu konsekuaensi logis dari perubahan


zaman, sehingga adaptasi untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi mutlak dibutuhkan. Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan
suatu kebijakan terkait digitalisasi sekolah untuk mendukung kegiatan
belajar secara digital dengan cara menyediakan bahan ajar dalam jaringan
agar dapat digunakan bersama oleh stakeholder pendidikan baik guru, siswa,
sekolah, dan masyarakat. Kebijakan tersebut menekankan pada penggunaan
sarana teknologi informasi berupa komputer tablet dan portal rumah belajar
sebagai bantuan operasional sekolah kinerja yang mana regulasinya
merujuk pada Permendikbud nomor 31 tahun 2019 keputusan mendikbud
nomor 320/P/2019.(Isma et al., 2022)

Dalam lingkup pendidikan, digitalisasi merupakan suatu kemampuan


untuk mengadakan perubahan berbagai perspektif dan proses pendidikan
ke berbagai bentuk digitalisasi. Disamping itu,Teknologi bisa merubah
manusia menjadi lebih baik, menjadi tempat peserta didik berkreativitas, bisa
menumbuhkan keinginan peserta didik untuk berfikir kritis dan juga
meningkatkan mutu serta tatanan pendidikan serta membantu lancarnya proses
pembelajaran. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran perlu ditekankan
pada upaya peserta didik dalam mencari sumber pembelajaran, keterampilan
dalam memecahkan masalah serta berfikir analisis. Abad 21 secara khusus
juga muncul disebabkan realitas pendidikan global yang belum sepenuhya
memenehi kebutuhan output lulusan pendidikan, dimana mindset yang
terbentuk pada umumnya ialah berkompetisi. Dalam hal ini, pola pikir
kompetitif hanya menekankan pada aspek kognitif, sehingga budaya kerjasama
dan kolaborasi terpinggirkan. Jika ditinjau dari kacamata abad 21, Hal ini
tentu saja bertolak belakang, dimana gambaran abad 21 bahwa individu
hidup dalam lingkungan yang sarat akan penggunaan teknologi, dimana
terdapat kemudahan akses informasi yang luas, pola komunikasi dan
kolaborasi yang baru. Oleh karena itu, untuk mendukung kesuksesan di era
digital sangat diperlukan basis keterampilan dalam era digital yang melputi:
keterampilan berpikir kritis, problem solving, komunikatif dan kolaboratif.(Isma
et al., 2022)

3. Guru Matematika
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau, di mushola, di rumah, dan lain sebagainya.
Guru adalah semua orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid,
baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dengan demikian seorang guru harus menguasai berbagai kompetensi baik pedagogis,
kepribadian, sosial kemasyarakatan maupun Profesional. Guru dalam sebuah lembaga
pendidikan merupakan jabatan fungsional. Jabatan fungsional adalah jabatan yang
ditinjau dari segi fungsi yang tidak tampak dalam struktur organisasi. (Heriyansyah,
2018).

4. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi


Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang menekankan pada
proses belajar. Pembelajaran juga merupakan usaha yang disengaja, bertujuan, dan
terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada
diri seseorang. Sebuah pembelajaran dikatakan baik, apabila memenuhi kriteria
berikut, yaitu daya tarik, daya guna (efektifitas), dan hasil guna (efisiensi). Ketiga
kriteria tersebut menjadi penentu dalam merancang proses pembelajaran, sehingga
terjadi interaksi guru dan siswa secara menarik, efektif,dan efisien. Untuk
mewujudkan proses pembelajaran tersebut, maka perlu adanya pemanfaatan
teknologi informasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang secara
baik dan kreatif dengan memanfaatkan Teknologi Informasi akan memperbesar
kemungkinan peserta didik untuk belajar lebih banyak. Upaya-upaya tersebut
memerlukan kerja keras serta kemauan yang tinggi terhadap tugas, mengingat
upaya peningkatan mutu pendidikan, memerlukan banyak inovasi harus
diciptakan, kreativitas harus ditumbuh kembangkan, dengan segala konsekuensi
dan keuntungan- keuntungannya. (Wahyuni et al., 2022).
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran
mempunyai beberapa manfaat yaitu: (1) menambah mutu kegiatan pembelajaran;
(2) meningkatkan akses pada pembelajaran dan pendidikan; (3) mengembangkan
penggambaran dari gagasan-gagasan yang bersifat abstrak; (4) mempermudah
memahami materi pembelajaran yang sedang didalami; (5) membuat penampilan
dari materi pembelajaran menjadi lebih menarik;dan (6) menjadi penghubung
antara materi dengan pembelajaran. (Wahyuni et al., 2022).

5. Kesiapan Guru dalam pembelajaran berbasis teknologi

Kesiapan guru merupakan hal yang penting karena guru merupakan


seseorang yang memberikan pengaruh keberhasilan anak dalam pembelajaran.
Guru yang memiliki kesiapan dalam pembelajaran pada kondisi apapun akan
mampu meningkatkan kualitas guru tersebut. Selain itu, kesiapan yang dimiliki
seorang guru dalam menghadapi pembelajaran berpengaruh kepada keberhasilan
program pendidikan di sekolah dan guru yang memiliki kesiapan yang baik akan
membantu meningkatkan belajar anak. Kesiapan tersebut seperti rencana
pembelajaran, materi-materi pembelajaran yang akan disampaikan, media
pembelajaran, mengatur jadwal pembelajaran dan lain- lain. Guru yang telah
memiliki kesiapan dalam pembelajaran dengan melakukan rencana pelaksanaan
proses pembelajaran, implementasi, melakukan evaluasi, dan ditinjaklanjuti
dengan memepertimbangkan beberapa hal yang dianggap penting oleh masing-
masing guru. Oleh karena itu sebagai guru sebaiknya memiliki kesiapan yang
cukup untuk menghadapi kegiatan mengajar belajar dan memiliki kepercayaan
diri yang paling utama. (Wahyuni et al., 2022)
Kesiapan guru menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran
berbasis teknologi, karena kesiapan guru menjadi penentu dalam menghadapi
perkembangan teknologi. Salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah persiapan
sumber daya manusia yang responsive, adaptif dan handal. Oleh karena itu perlu
mempersiapkan guru dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta memaksimalkan
kemampuan yang dimiliki guru dalam menggunakan peralatan teknologi terkini.
Memiliki keterampilan teknologi juga harus diiringi dengan pemahaman bahwa
teknologi untuk dimanfaatkan dalam memperoleh hasil belajar yang positif.
Peralatan yang memadai tidak akan berguna jika tidak diiringi dengan sumber
daya manusia yang mampu memanfaatkannya. Solusi lain untuk menjawab
tantangan pendidikan pada revolusi industri 4.0 yaitu anak bukan hanya mampu
memanfaatkan teknologi, tetapi juga mampu kompeten dalam kemampuan literasi,
berpikir kritis, memecahkan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan memiliki
kualitas karakter yang baik. Tugas guru tentunya untuk mengoptimalkan seluruh
kemampuan siswa dengan berbagai macam metode pembelajaran yang
menyenangkan dan sesuai dengan tahapan cukup untuk menghadapi kegiatan
mengajar belajar dan memiliki kepercayaan diri yang paling utama. (Wahyuni et
al., 2022)
B PENELITIAN RELEVAN

Beberapa penelitian yang relevan pada penelitian ini yang pertama


berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tumafto Naufal Handifakhri Putra

Mulyanto dan Nono Hery Yoenanto. Didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru Indonesia pada tiap jenjang
memiliki kemampuan yang baik pada ketiga komponen dasar dalam TPACK yakni
komponen technological knowledge (TK), pedagogical knowledge (PK), dan content
knowledge (CK). Kemampuan dasar ini dapat membantu guru menuju digitalisasi
pendidikan di era merdeka belajar. Meskipun begitu, juga terdapat beberapa
penelitian yang menunjukkan bahwa guru masih memiliki kesulitan ketika
mengintegrasikan ketiga komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang efektif
dalam pembelajaran. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tisa
enika br sitepu hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
menganggap bahwa nilai nilai kebudayaan kearifan lokal kurang penting untuk
dibahas. Hanya 3% atau 2 orang siswa dari 60 siswa yang menganggap nilai kearifan
lokal penting untuk dijaga dan tetap dilestarikan. Serta berdasarkan hasil wawancara
diperoleh digitalisasi pendidikan sangat berpengaruh terhadap nilai nilai kearifan
lokal bangsa Indonesia, Digitalisasi pendidikan juga dapat memberikan dampak
positif terhaadap nilai nilai kearifan lokal bangsa Indonesia, seperti melalui materi
pelajaran misalkan dia menggunakan video pembelajaran kan bisa ya disamping
sampig atau designnya menggunakan nilai kearifan lokal, sehingga ini dapat
mempengaruhi anak akan tertarik dengan nilai kearifan local.(Mulyanto & Hery
Yoenanto, 2022)

Berdasarkan penelitian Cut Nelga Isma dkk disimpulkan bahwa digitalisasi


pendidikan itu sangatlah penting bagi perkembangan peserta didik pada abad 21 ini.
Sebagian aspek dalam kehidupan sudah berbasis digital. Dalam hal pendidikan,
digitalisasi sangat berperan penting. Seiring perubahan zaman, kebutuhan ilmu
semakin meningkat, untuk memperluas pengetahuan perkembangan teknologi bisa
kita manfaatkan untuk mencari informasi terkait yang dibutuhkan. Untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran seorang guru berperan penting dalam hal
tersebut. Oleh karena itu, pendidik harus bisa memanfaatkan teknologi sebaik
mungkin guna mengembangkan proses pembelajaran agar lebih berkualitas. Dengan
adanya perubahan teknologi yang semakin berkembang, hal tersebut. Selanjutnya
berdasarkan penelitian oleh Ermi Wahyuni dkk Pembelajaran berbasis teknologi
memiliki efektivitas, efisiensi dan daya tarik yang mampu menarik siswa dalam
proses pembelajaran dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Pembelajaran berbasis teknologi ini pada umumnya menggunakan media internet
dengan memanfaatkan berbagai aplikasi seperti Whatsapp, Google Classroom, Zoom
cloud meeting, Edmodo, Google drive, Moodle dan lain lain. Namun para guru
banyak yang masih gagap dalam penggunaan teknologi tersebut. Oleh sebab itu
perlu berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi guru agar memiliki kesiapan
dalam melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi, sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara guru dan peserta didik. Adapun yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian yang terdahulu yaitu penelitian ini mengangkat judul analisis
kesiapan guru matematika dalam menghadapi digitalisasi Pendidikan. Selain itu,
keterbaruan pada penelitian ini yaitu penelitian ini berfokus pada Analisa terhadap
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan guru dalam menghadapi
digitalisasi Pendidikan.(Isma et al., 2022)

C. KERANGKA BERPIKIR

Pada era digitalisasi saat ini, siswa dapat menggunakan teknologi


untuk menggali lebih banyak pengetahuan dan melakukan proses pembelajaran yang
berbeda. Pembelajaran di kelas juga dapat dibuat lebih menyenangkan dengan
menerapkan inovasi pembelajaran yang didorong oleh kehadiran teknologi. Oleh
karena itu, guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis digital untuk
menunjang pembelajaran di kelas agar pembelajaran lebih bervariasi dan
menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat. Sesuai dengan PP
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
dijelaskan bahwa guru harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran. Dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
menyatakan bahwa kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang salah satunya adalah pemanfaatan
teknologi pembelajaran. Guru dituntut mampu untuk memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran. Penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
digital merupakan salah satu contoh Digitalisasi dalam dunia Pendidikan atau disebut
dengan Digitalisasi Pendidikan.
Adapun berdasarkan kajian teori mengenai Digitalisasi Pendidikan yaitu
Digitalisasi Pendidikan merupakan konsekuensi logis dari perkembangan zaman,
respon terhadap pelayanan pendidikan yang mengalami perubahan baik sistem
pembelajaran, maupun kultur pembelajaran. Di masa kini digitalisasi pendidikan
wajib diterima dan direalisasikan oleh semua pihak. Dan untuk merealisasikan
digitalisasi pendidikan perlu didukung oleh regulasi dari pemerintah. Dalam proses
pembelajaran guru memiliki peran sebagai pelaksana pembelajaran di kelas sehingga
dalam menghadapi digitalisasi Pendidikan guru dituntut untuk mampu melaksanakan
pembelajaran yang selaras dengan era Digitalisasi Pendidikan yaitu pelaksanaan
pembelajaran berbasis digital.

Kesiapan guru menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran berbasis
teknologi digital, karena kesiapan guru menjadi penentu dalam menghadapi
perkembangan teknologi. Salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah persiapan
sumber daya manusia yang responsive, adaptif dan handal. Oleh karena itu perlu
mempersiapkan guru dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta memaksimalkan
kemampuan yang dimiliki guru dalam menggunakan peralatan teknologi terkini.
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa guru perlu memiliki
kesiapan dalam menghadapi digitalisasi Pendidikan. Sehingga peneliti mengangkat
judul ‘Analisis Kesiapan Guru Matematika di SMPN 3 Sukoharjo Dalam Menghadapi
.Digitalisasi Pendidikan
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat di buat bagan
kerangka berpikir yang disajikan pada gambar berikut:

Digitalisasi Pendidikan

Pembelajaran Berbasis
Digital

Kesiapan Guru dalam


Menghadapi Digitalisasi |
Pendidikan
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPT SMP N 3 Sukoharjo yang beralamat di
Jl. Adisari NO.102, Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Pringsewu Lampung.
b) Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023.
2. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah Ibu Nanda ayu rahmadhani, S. pd selaku guru
matematika di SMPN 3 Sukoharjo. Beliau dipilih sebagain informan karena dalam
penelitian yang akan peneliti lakukan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran,
khusunya pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti memerlukan infomasi yang
detail mengenai kemampuan guru matematika di SMPN 3 Sukoharjo dalam
melaksanakan pembelajaran matematika berbasis digital.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


a) Teknik Pengumpulan Data
1) Teknik Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi terstruktur yaitu
peneliti merancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan
dimana tempatnya. Artinya, ruang lingkup observasi telah dibatasi secara tegas
sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Adapun observasi yang digunakan
peneliti adalah observasi nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat secara langsung
dengan kegiatan sehari-hari subjek yang sedang diamati, namun hanya sebagai
pengamat dalam mengumpulkan data-data yang dapat diamati secara langsung. Data-
data tersebut adalah yang berkaitan dengan penggunaan teknologi pada pembelajaran
matematika yang diimplementasi dalam digitalisasi pendidikan
2) Teknik Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara dengan prosedur
wawancara formal atau terstruktur karena sebelum melakukan wawancara, peneliti
telah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian. Data
yang akan diperoleh melalui teknik wawancara yaitu mengenai penggunaan
teknologi pada pembelajaran matematika dalam implementasi digitalisasi pendidikan
di UPT SMP N 3 Sukoharjo.

b) Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang diperlukan atau digunakan untuk
mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari instrumen utama dan
instrumen bantu. Instrumen utama dalam penelitian yakni peneliti itu sendiri
sedangkan instrumen bantu terdiri dari lembar pedoman wawancara dan lembar
observasi.
a. Instrumen Utama
Instumen utama dalam penelitian kualitatif yakni peneliti itu sendiri. Peneliti
sebagai instrumen utama berperan dalam mengumpulkan data dengan cara bertanya,
mendengar, mengamati, meminta dan mengambil data penelitian terkait penggunaaan
teknologi pada pembelajaran matematika dalam implementasi kurikulum merdeka,
khususnya kepada guru matematika di UPT SMP N 3 Sukoharjo.
b. Instrumen Bantu
Instrumen bantu pada penelitian ini terdiri dari lembar pedoman wawancara dan
lembar observasi. Pedoman wawancara dirancang untuk mempermudah peneliti
dalam menggali infromasi mengenai digitalisasi pendidikan di UPT SMP N 3
Sukoharjo, khususnya kepada guru matematika di UPT SMP N 3 Sukoharjo.
Lembar observasi diperlukan untuk membatasi ruang lingkup pengamatan yang
sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian untuk mengetahui digitalisasi pendidikan.
4. Keabsahan Data
Keabsahan data perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
menurut (Sugiyono, 2013) meliputi uji credibility, uji transferability, uji dependability,
dan uji confirmability. Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji
keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Terdapat tiga triangulasi dalam keabsahan data yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Adapun triangluasi yang digunakan dalam
penelitian ini yakni triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Dalam penelitian ini akan dibandingkan hasil wawancara dan observasi terkait
penggunaan teknologi pada pembelajaran matematika sehingga nantinya diperoleh data
yang valid. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang berbeda dengan teknik yang sama. Dalam penelitian ini hasil wawancara dari waka
kurikulum dan guru akan dibandingkan sehingga nantinya diperoleh data yang valid.
5. Analisis Data
a) Reduksi Data
Peneliti melakukan reduksi data untuk memudahkan penyimpulan data yang telah
didapat dari lapangan. Reduksi data adalah kegiatan memilih, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang
diperoleh dari catatan-catatan lapangan secara tertulis dan transkip wawancara yang di
dapatkan di UPT SMP N 3 Sukoharjo. Peneliti mengumpulkan seluruh data di lapangan
terkait penggunaan teknologi pada pembelajaran matematika dalam implementasi
kurikulum merdeka. Kemudian menyisihkan data lapangan yang tidak sesuai dengan
fokus penelitian.
b) Penyajian Data
Data yang sudah tersaring dan terfokuskan sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab
fokus penelitian, lalu disusun secara sistematis untuk diambil makna data agar dapat
disimpulkan. Penyajian data pada penelitian ini berupa teks atau narasi yang tersusun
secara sistematis, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah
kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.
c) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan bertujuan untuk pemantapan, penelusuran data kembali
dengan cepat untuk mendapatkan simpulan penelitian yang kokoh dan dapat dipercaya.
Melakukan penarikan kesimpulan, maka sajian data yang dikemukakan bila telah
didukung oleh data-data yang lengkap maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil penelitian


1. Analisis data terkait digitalisasi pendidikan
Pada tahap ini peneliti membahs hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
melakukan analisis data kepada guru matematika terkait penggunaan digitalisasi
pendidikan di SMP 3 Sukoharjo.pengambilan data yang dilakukan berupa
wawancara,observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian narasumbernbdi beri kode
untuk memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh seperti tertera
pada table 4.1
Table 4.1 kode subjek penelitian

Narasumber Nama inisial Kode

Guru matematika B.N G.M

a. Wawancara
1) Digitalisasi pendidikan
Wawancara dilakukan pada tanggal 13 november 2023 dengan informan yaitu
guru matematika di SMP N 3 Sukoharjo. Adapun data hasil wawancara terkait
digitalisasi pendidikan telah direduksi dan dapat ditunjukan pada table 4.2
Table 4.2
Reduksi Data Terkait Digitalisai Pendidikan

1) Untuk masalah pelatihan pembuatan media pembelajaran digital itu sudah


didapatkan atau belum ya bu?

G.M Oh iya sudah mas,waktu itu kami dapat dari dinas pndidikan direktorat
SMP, biasanya juga kalau ada waktu luang untuk ikut webinar-webinar yang
diadakan oleh swasta.

2) kalau dari sekolah sendiri apa ada pelatihan khusus tidak ya bu?
G.M Kalau media pembelajaran terkhusus matematika kami belum ada tetapi
kami di wadahi oleh MGMP disitu kan perkumpulan guru-guru matematika disitu
biasanya di share info-info tentang media pembelajaran perangkat pembelajaran
dan lain sebagainya.

3) Menurut ibu sendiri untuk pembelajaran matematika itu sendiri apakah


seharusnya guru-guru menerapkan pembelajaran secara digital ?
G.M ya kalau dari saya sendiri ya mengingat perkembangan jaman seperti
sekarang ini seharusnya pembelajaran dilaksanakan secara digital apalagi di era
digital seperti sekarang ini mau tidak mau dituntut untuk melaksanakan
pembelajaran secara digital akan tetapi tidak memungkiri bahwa banyak kendala-
kendala yang memang dialami oleh guru-guru ataupun peserta didik. jadi ya
semaksimal mungkin dilakukan untuk mengikuti kemajuan teknologi itu tapi
diimbangi dengan kemampuan sekolah juga dan kemampuan dari guru yang
menajalankan.
4) kalau dari sekolah sendiri apakah ada dukungan bu untuk menerapkan
pembelajaran secara digital
G.M kalau dari sekolah Alhamdulillah dukungan penuh untuk guru-guru yang
mau mengikuti perkembangan terkait dengan media,jadi ya eeee kalau itu pasti
didukung siih.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru
matematika terkait dengan penyelenggaraan pelatihan pembuatan media
pembelajaran matematika berbasis digital maka guru matematika di smp n 3
sukoharjo sudah mendapatkan pelatihan tersebut. Narasumber menjelaskan bahwa
mereka mendapat pelatihan pembuatan media pembelajaran digital dari pihak dinas
pendidikan dan dari webinar webinar yang diadakan oleh swasta dan untuk dari
pihak sekolah tidak mengadakan pelatihan pembuatan media digital matematika
secara khusus tetapi mereka tetap mendapatkan informasi terkait pengembangan
media melalui forum MGMP. Walaupun begitu narasumber mengungkapkan
bahwa dari pihak sekolah tetap mendukung penuh hal tersebut. Narasumber juga
menjelaskan bahwa guru guru perlu menggunakan media pembelajaran digital
terutama di era sekarang yang sudah dilengkapi dengan teknologi yang mendukung

2) Sarana Pendukung
Hasil wawancara antara peneliti dengan informan terkait sarana pendukung dalam
penggunaan digitalisasi pendidikan telah direduksi dan dapat ditunjukan pada
tabel 4.3.
Table 4.3
Reduksi data terkait sarana pendukung dalam digitalisasi pendidikan

1) Apakah disini sudah menggunakan proyektor atau lcd dalam pembelajaran?

ya,kalau disekolah sini Alhamdulillah untuk alat-alat TIK sudah ada lcd layar
proyektor trus computer dan jaringan sudah ada.

2) kalau untuk perangkat pembelajaran seperti media sudah digita atau belum
seperti menggunakan kahoot,dan software2 digital ?
kalau di matemtaika kebetulan ini belum pernah menggunakan kahoot tetapi
untuk penggunaan aplikasi seperti goglee classroom dan aplikasi penunjang
waktu kemaren cofid dan lain sebagainya itu sudah pernah dilakukan.tapi
kalau untuk aplikasi yang terkhusus atau spesifik itu belum.

Setelah mereduksi hasil wawancaea terkait sarana pengguna dalam


digitalisasi pendidikan pada table 4.3 selanjutnya peneliti menyajikan data hasil
reduksi kedalam bentuk narasi sebagai berikut.
Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa di SMPN 3
sukoharjo sudah di dukung dengan sarana pendukung penerapan media
pembelajaran digital, hal ini diungkapkan oleh narasumber yaitu seperti alat-alat
TIK sudah ada seperti proyektor, komputer, dan jaringan internet. Narasumber
juga menjelaskan bahwa mereka juga sudah menggunakan beberapa software
media digital pembelajaran seperti google classroom.

3) Kendala Penggunaan Media Digital


Hasil wawancara antara peneliti dengan informan terkait kendala dalam
penggunaan media digital telah direduksi dan dapat ditunjukan pada table 4.4
Table 4.4
Reduksi data terkait kendala penggunaan media digital

1. kalau untuk penggunaan google classroom dalam pembelajaran apakah ada


kendala atau tidak ya bu?
kalau untuk penggunaan classroom mungkin terkendala di sinyal karena di
daerah-daerah sini untuk sinyal agak sulit terus untuk kuota juga karena kan
kuota para siswa juga terbatas

Setelah mereduksi hasil wawancara terkait kendala penggunaan dalam media


digital pada table 4.4 selanjutnya peneliti menyajikan data hasil reduksi kedalam
bentuk narasu sebagai berikut.
Berdasarkan wawancara dengan narasumber bahwa ada beberapa kendala
dalam penerapan media digital. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh narasumber
bahwa narasumber mengalami kendala dalam penggunaan google classroom
akibat masalah pada jaringan internet.
b. Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 13 november 2023 dengan informan yaitu
guru matematika di SMP N 3 Sukoharjo. Adapun data hasil observasi telah direduksi
dan dapat ditunjukan pada table 4.5
Table 4.5
Reduksi data observasi terkait digitalisasi pendidikan
Indikator Aspek yang Diamati Hasil Pengamatan

Ya Tidak

Digitalisasi di sekolah Sekolah menyelenggarakan √


pelatihan pembuatan media
digital

Guru mendapatkan pelatihan √


pengembangan media
pembelajaran digital

Dukungan sekolah dalam √


penerapan pembelajaran
berbasis digital

Sarana pendukung Sekolah memiliki sarana dan √


prasarana yang memadai

Menerapkan perangkat √
pembelajaran digital

Kendala implementasi Kendala dalam implementasi √


media digital. pembelajaran digital

Setelah mereduksi hasil observasi terkait digitalisasi pendidikan pada table 4.5
selanjutnya peneliti menyajkan data hasil reduksi kedalam bentuk narasi sebagai
berikut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa guru
matematika di SMP N 3 Sukoharjo sudah mendapatkan pelatihan dan menerapkan
pembelajaran digital.

c. Dokumentasi
Dokumentasi yang didapatkan saat penelitian berlangsung selanjutnya direduksi.
adapun hasil dokumentasi yang telah direduksi dan dapat ditunjukan sebagai berikut
.
Gambar 4.1 observasi kepada guru matematika.

Gambar 4.2 penggunaan perangkat pendukung

Gambar 4.3 observasi kelas


B. Pembahasan
Dari hasil data penelitian, diketahui bahwa penerapan teknologi dalam implmenetasi
pembelajaran berbasis digital khususnya pada pembelajaran matematika di SMPN 3
Sukoharjo sudah berjalan dengan baik dengan didukung oleh kemampuan guru dalam
menggunakan teknologi dan aplikasi digital penunjang pembelajaran walaupun ada
beberapa kendala yang tidak berdampak banyak. Adapun pembahasan terkait kesiapan
guru matematika dalam mengahdapi digitalisasi pendidikan di SMPN 3 Sukoharjo
sebagai berikut.
1. Sarana dan Prasarana
Penggunaan teknologi pada saat pembelajaran sudah diterapkan oleh guru
matematika, misalnya dengan menggunakan handphone, laptop, proyektor, dan aplikasi
untuk menunjang pembelajaran. Aplikasi yang digunakan disesuaikan penunjang
pembelajaran seperti google classroom, youtube, google dll. Sedangkan untuk penilaian
berupa ulangan harian guru menggunaka google classroom. Dengan adanya sarana dan
prasarana yang sudah mencukupi dan memadai maka pembelajaran menjadi efektif
karena ada hal baru yang didapat oleh siswa dan membuat siswa tidak mudah bosan di
kelas.
2. Kemampuan Guru Matematika dalam Menggunakan Media Pembelajaran
Digital
Sejak diterapkan kurikulum merdeka metode pembelajaran lebih menekankan
kepada keaktifan siswa. Salah satu cara menyesuaikan pembelajaran saat ini dengan era
teknologi tentu dengan menerapkan pembelajaran berbasis digital dan guru mengambil
peran dalam pelaksana pembelajaran di kelas. Oleh karenanya untuk menerapkan
pembelajaran berbasis digital tentu guru haruslah memiliki kemampuan dalam
mengaplikasikan perangkat digital. Di smpn 3 sukoharjo sudah dilengkapi dengan
perangkat pendukung pembelajaran berbasis digital. Adapun dari sisi guru, guru
matematika di smpn 3 sukoharjo sudah dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan dalam
penerapan atau implementasi software digital dalam pembelajaran. Selain itu, para guru
matematika di smpn 3 sukoharjo juga sudah menerapkan beberapa aplikasi penunjang
dalam pembelajaran matematika walaupun guru tidak mendapat pelatihan dari sekolah
dalam penggunaan software pengembang media pembelajaran digital. Akan tetapi
mereka mengikuti beberapa webinar dan juga melalui forum MGMP untuk
mengembangkan kemampuan mereka.

3. Kesiapan Guru Matematika menghadapi Digitalisasi Pendidikan

Dalam menghadapi digitalisasi pendidikan tentu perlu adanya analisa terhadap


kesiapan guru dalam menghadapi digitalisasi pendidikan dalam hal ini guru matematika.
Di smpn 3 sukoharjo guru-guru matematika sudah dibekali dengan pengetahuan dan
kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran digital selain itu dari pihak sekolah
juga sudah melengkapi dengan sarana dan prasarana yang menunjang para guru dalam
melaksanakan pembelahjaran secara digital. Pihak sekolah juga mendukung para guru
dalam melaksanakan pembelajaran berbasis digital. Sehingga berdasarkan uraian di atas
guru matematika di smpn 3 sukoharjo memiliki kesiapan dalam menghadapi digitalisasi
pendidikan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahsan maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru
matematika dalam penggunaan digital

Anda mungkin juga menyukai