PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
BERLYAN SALSABILLA ANINDYTA SUSANTO
NPM 19120150
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
BERLYAN SALSABILLA ANINDYTA SUSANTO
NPM 19120150
NPM 19120150
Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan untuk disusun menjadi skripsi
pada
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Pengembangan
F. Pentingnya Pengembangan
1. Asumsi
Asumsi yang digunakan peneliti dalam pengembangan media
pembelajaran interaktif berbasis android menggunakan Articulate
Storyline 3 di kelas V SD Negeri Klumpit adalah:
a. Media pembelajaran interaktif berbasis android menggunakan
Articulate Storyline 3 diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan berlandaskan pada
karakteristik cara berpikir anak sekolah dasar.
b. Media pembelajaran interaktif berbasis android menggunakan
Articulate Storyline 3 dilengkapi materi dan soal evaluasi yang
dikemas dengan gambar, video, animasi, dan sound effect yang
akan digunakan untuk menguji pemahaman peserta didik.
c. Media pembelajaran interaktif berbasis android menggunakan
Articulate Storyline 3 mencakup petunjuk penggunaan yang sudah
divalidasi oleh ahli media.
d. Validator media pembelajaran interaktif berkompeten dan
berpengalaman di bidang penelitian dan pengembangan (R&D).
e. Validasi media atas hasil pengembangan dilaksanakan dengan
sebenar-benarnya, tanpa rekayasa, paksaan, dan pengaruh dari
pihak manapun.
f. Angket kebutuhan ditujukan kepada peserta didik, guru, dan orang
tua untuk mengetahui kevalidan dan keberterimaan pada penelitian
dan pengembangan (R&D).
2. Keterbatasan Pengembangan
Keterbatasan pengembangan media pembelajaran
pembelajaran interaktif berbasis android menggunakan Articulate
Storyline 3 di kelas V SD Negeri Klumpit adalah:
a. Pengembangan media pembelajaran interaktif pada tema 6 panas
dan perpindahannya subtema 1 suhu dan kalor terbatas pada
muatan IPA.
b. Proses uji coba media pembelajaran interaktif dilaksanakan untuk
kelas V di SD Negeri Klumpit Kecamatan Tlogowungu Kabupaten
Pati Provinsi Jawa Tengah.
c. Aplikasi yang digunakan untuk pengembangan media
pembelajaran interaktif adalah Articulate Storyline 3.
d. Media pembelajaran interaktif digunakan pada telepon seluler
berbasis android.
H. Definisi Istilah
I. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk
jamal dari “medium” yang secara harfiah mempunyai arti perantara
atau pengantar. Menurut Kustandi dan Darmawan (2020: 4) media
adalah tempat yang berisikan pesan dari sumber atau pengirim
yang ingin ditujukan atau disampaikan kepada sasaran atau
penerima. Gerlach dan Ely (1971) dalam Kustandi dan Darmawan
memperjelas bahwa secara garis besar media berupa manusia,
materi, atau suatu peristiwa yang memunculkan sebuah kondisi
dimana peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Media tersebut dapat diartikan sebagai
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah. Selain itu, terdapat
beberapa macam media yang diungkapan oleh Heinich dan kawan-
kawan (1982) yaitu televisi, film, foto, radio, rekaman, audio,
gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan tercetak, dan sejenisnya.
Miarso dalam Sumiharsono dan Hasanah (2017: 3) berpendapat
bahwa media merupakan segala hal yang mampu diaplikasikan
untuk menyampaikan pesan yang dapat merangsang daya pikir,
perasaan, perhatian, dan keinginan peserta didik untuk belajar.
Suryani dan kawan-kawan (2018: 3) mengartikan media sebagai
seperangkat sistem dan saluran penyampai pesan atau informasi
dari sumber pesan atau pengirim kepada penerima yang dapat
memantik daya pikir, membangun semangat belajar, dan serta
keinginan peserta didik untuk mempelajari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tujuan dari pesan atau
informasi yang telah ditujukan. Selaras dengan pernyataan
tersebut, Susilana dan Riyana (2009: 4) menyebutkan media
merupakan bagian dari kegiatan komunikasi antara guru dengan
peserta didik. Dalam kegiatan komunikasi tersebut peserta didik
tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima. Akan
tetapi, peserta didik juga memiliki kesempatan untuk bertindak
sebagai seorang komunikator atau penyampai pesan. Sehubungan
dengan pernyataan tersebut, Yaumi (2018: 6) menjelaskan bahwa
media berasal dari perkembangan komunikasi yang dapat
digunakan untuk kepentingan tujuan pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media merupakan sarana
berupa bahan-bahan tercetak, televisi, film, foto, radio, rekaman
audio, gambar yang diproyeksikan, dan sebagainya yang mampu
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi yang berisikan
materi pelajaran antara pengirim atau guru kepada penerima atau
peserta didik.
Pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata yaitu
konstruksi dan instruksi. Dalam pernyataan tersebut, kata
konstruksi mempunyai makna bahwasannya peserta didik harus
dapat mengerjakan sesuatu untuk memperoleh pengetahuan.
Artinya peserta didik harus berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran. Sedangkan kata instruksi dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk mengembangkan sistem belajar secara umum.
Dalam proses pengembangan sistem pembelajaran tersebut
dibutuhkan sebuah konstruksi. Sehingga kedua kata tersebut saling
berhubungan. Yaumi (2018: 7) berpendapat bahwa pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud untuk
memfasilitasi proses belajar. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Gasong (2018: 5) menjelaskan pembelajaran yakni seperangkat
peristiwa yang dirancang untuk memprakarsai, menstimulasi, dan
mendorong kegiatan belajar peserta didik. Menurut Knirk dan
Gustafon dalam Lefudin (2017: 14) menyatakan pembelajaran
merupakan kegiatan dimana telah dipersiapkan oleh guru yang
mempunyai tujuan untuk membantu peserta didik dalam
memperoleh atau mempelajari suatu pengetahuan, keterampilan,
dan atau nilai yang baru melalui proses dan tahapan yang sistematis
yakni meliputi rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks
kegiatan belajar mengajar. Selaras dengan pernyataan tersebut,
Rusman (2017: 10) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi sebuah
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam segi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat dijadikan bekal
oleh peserta didik nantinya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
suatu peristiwa pendidikan yang telah dirancang oleh guru
sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dari segi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan agar nantinya dapat dimanfaatkan
dan diaplikasikan oleh peserta didik di masa yang akan datang.
Media pembelajaran menurut Yaumi (2018: 9) adalah
sebuah alat bantu yang bersifat konkret atau nyata yang digunakan
untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran.
Kustandi dan Darmawan (2021: 6) berpendapat bahwa media
pembelajaran merupakan sarana yang mampu digunakan untuk
membantu kegiatan belajar mengajar yang memiliki fumgsi sebagai
pemerjelas isi dari pesan yang telah disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan lebih baik dan sempurna.
Menurut Suryani dan kawan-kawan (2018: 5) media pembelajaran
diartikan sebagai segala bentuk alat penyampai pesan atau
informasi yang dibuat untuk dapat dipergunakan sesuai dengan
teori dan tujuan pembelajaran, merangsang daya pikir, perasaan,
perhatian, dan keinginan peserta didik sehingga dapat
memunculkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang bermakna,
bertujuan, dan terkendali. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Suryani dan kawan-kawan, Arsyad (2017: 10) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah segala macam bentuk yang
mampu digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian
dan minat belajar peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh guru
sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi atau materi
pelajaran kepada peserta didik agar dapat mengasah pikiran,
perasaan, perhatian, dan keinginan peserta didik, sehingga
informasi atau materi pelajaran yang telah disalurkan oleh guru
dapat diterima dengan baik dan serta proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara bermakna.
b. Fungsi
Fungsi media pembelajaran menurut Yaumi (2018: 7)
adalah sebagai alat bantu mengajar yang dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi yang berisikan pesan-pesan pembelajaran
agar peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang efektif
dan efisien. Sudiman dan kawan-kawan dalam Jalinus dan Ambiyar
(2016: 7) menyebutkan fungsi media pembelajaran secara umum,
sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian informasi agar terlihat lebih konkret.
2) Memusnahkan keterbatasan waktu, ruang, dan daya indra,
contoh objek pada materi yang disampaikan dirasa terlalu besar
untuk dibawa ke dalam kelas dapat diganti dengan gambar,
slide, dan sebagainya. Kemudian, peristiwa-peristiwa pada
masa lalu dapat ditampilkan melalui video, film, maupun foto.
3) Menumbuhkan keinginan belajar, memungkinkan peserta didik
untuk belajar secara mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuannya, serta dapat mengurangi sikap pasif peserta
didik
4) Memberikan rangsangan yang sama dan dapat menyamakan
pengalaman serta persepsi peserta didik terhadap materi
pelajaran
Adapun menurut Sanaky dalam Suryani dan kawan-kawan
(2018: 10) berpendapat bahwa media pembelajaran memiliki
fungsi untuk memantik proses pembelajaran dengan:
1) Memamerkan objek sebenarnya
2) Mewujudkan tiruan dari objek sebenarnya
3) Menciptakan konsep abstrak ke konsep yang lebih konkret
4) Memadankan persepsi
5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak
6) Menyuguhkan ulang informasi secara teratur
7) Membangun suasana belajar yang menyenangkan dan menarik
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Levie dan Lentz dalam kutipan Kustandi dan Darmawan
(2020: 16) mengemukakan empat fungsi dari media pembelajaran
khususnya media visual, yakni:
1) Fungsi atensi
Fungsi antensi media pembelajaran yakni mampu menarik dan
mengarahkan perhatian peserta didik agar dapat fokus dan
berkonsentrasi penuh pada isi pelajaran yang mempunyai
ikatan dengan makna visual yang ditampilkan bersamaan
dengan teks materi pelajaran. Pada awal pembelajaran,
seringkali peserta didik tidak tertarik dengan materi yang
disampaikan oleh guru. Hal tersebut merupakan salah satu
contoh bahwa peserta didik tidak menyukai mata pelajaran
yang sedang diajarkan sehingga perhatian mereka sangat
kurang terhadap kegiatan belajar mengajar.
2) Fungsi afektif
Fungsi afektif media pembelajaran ditinjau dari tingkat
kenyamanan peserta didik ketika belajar dengan teks
bergambar. Media visual atau gambar dapat menggugah emosi
atau perasaan dan serta sikap peserta didik. Contohnya seperti
informasi atau materi yang berkaitan dengan masalah sosial
atau ras.
3) Fungsi kognitif
Fungsi kognitif dalam media pembelajaran terlihat dari temuan
penelitian yang mengatakan bahwa media visual atau gambar
dapat membantu guru mempermudah penyampaian tujuan
pembelajaran.
4) Fungsi kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran dilihat dari
penelitian yang telah dilakukan bahwa gambar atau media
visual yang juga menampilkan teks mampu membantu peserta
didik yang lemah untuk menerima dan memahami materi
pelajaran.
Fungsi media pembelajaran menurut Asyhar dalam Suryani
dan kawan-kawan (2018: 10) terdiri dari fungsi semantik,
manipulatif, fiksatif, distributif, sosiokultural, dan psikologis.
1) Fungsi semantik
Media pembelajaran memiliki fungsi semantik, artinya media
pembelajaran berfungsi untuk menciptakan ide dan membawa
kejelasan sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar lebih
jelas dan mudah dipahami.
2) Fungsi manipulatif
Media massa memiliki fungsi manipulatif, artinya media
bekerja memanipulasi objek dan peristiwa sesuai dengan
keadaan, situasi, tujuan dan sasarannya. Manipulasi dapat
diartikan berbeda untuk menggambarkan suatu objek yang
tidak dapat dijangkau atau direpresentasikan selama proses
pembelajaran.
3) Fungsi fiksatif
Fungsi fiksasi adalah fungsi suatu media untuk mengabadikan,
merekam dan menampilkan objek atau peristiwa yang terjadi
pada masa lampau. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, media
video memiliki fungsi fiksatif ketika siswa diperlihatkan video
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
4) Fungsi distributif
Fungsi distributif adalah kemampuan media untuk melampaui
batas ruang dan waktu serta mengatasi batas indra manusia.
Fungsi distributive media pendidikan adalah untuk
menyampaikan informasi kepada siswa tanpa batas waktu,
informasi ini dapat disampaikan melalui CD atau melalui
internet..
5) Fungsi sosiokultural
Media pembelajaran mempunyai fungsi sosiokultural, yakni
mengakomodasi perbedaan sosiokultural yang ada antara
peserta didik.
6) Fungsi psikologis
Fungsi media dari segi psikologis adalah membantu peserta
didik dalam imajinasi nya dan membantu siswa dalam proses
pembelajaran, peserta didik akan lebih tertarik dalam
pembelajaran, dan apa yang diajarkan oleh guru dapat lebih
mudah dipahami oleh peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, fungsi media
pembelajaran adalah sebagai sarana bantu yang digunakan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar sehingga proses penyaluran
materi dapat berjalan dengan lebih bermakna serta memudahkan
peserta didik dalam menerima informasi karena pembelajaran
terlaksana dengan menarik dan menyenangkan.
c. Manfaat
Kustandi dan Darmawan (2020: 20) menyebutkan terdapat
beberapa manfaat media pembelajaran secara praktis sebagai
berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi langsung yang lebih langsung dengan lingkungannya,
serta kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang,
dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di
linggkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke
museum atau kebun binatang.
Dale dalam Arsyad (2017: 27) berpendapat bahwa media
pembelajaran dapat bermanfaat bagi kegiatan belajar mengajar
diantaranya sebagai berikut:
1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku peserta didik.
3) Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan
dan minat minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar
siswa.
4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar
peserta didik.
5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai
kemampuan peserta didik.
6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran
dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang
mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.
7) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat
membantu peserta didik menemukan seberapa banyak yang
telah mereka pelajari.
8) Melengkapi pengalmann yang kaya dengan pengalaman itu
konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
9) Memperluas wawasan dan pengalaman peserta didik yang
mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat
generalisasi yang tepat.
10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang
peserta didik butuhkan jika mereka membangun struktur
konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
Selaras dengan pendapat Sudjana dan Rivai dalam Suryani
dan kawan-kawan (2018: 14) media pembelajaran memiliki
beberapa manfaat untuk membuat pengajaran lebih menarik
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik,
memperjelas makna bahan pengajaran dengan baik, menjadikan
metode pembelajaran lebih bervariasi, dengan mengkombinasikan
komunikasi verbal dari guru dengan media lain sehingga peserta
didik tidak bosan, serta membuat peserta didik lebih banyak terlibat
dalam kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan, tetapi juga
berbagai aktivitas lain, seperti mengamati, mendemonstrasikan,
presentasi dan kegiatan lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan manfaat media
pembelajaran bagi guru dan peserta didik adalah sebagai berikut:
1) Manfaat media pembelajaran bagi guru:
a) Membantu menarik perhatian dan memotivasi peserta didik
untuk belajar.
b) Memiliki pedoman, arah, dan urutan pengajaran yang
sistematis.
c) Membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian
materi pembelajaran.
d) Membantu menyajikan materi lebih konkret, terutama
materi pelajaran yang abstrak, seperti matematika, fisika,
dan lain lain.
e) Memiliki variasi metode dan media yang digunakan agar
pembelajran tidak membosankan.
f) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa
tekanan.
g) Membantu efisiensi waktu dengan menyajikan inti
informasi secara sistematik dan mudah disampaikan.
h) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.
2) Manfaat media pembelajaran bagi peserta didik:
a) Merangsang rasa ingin tahu untuk belajar.
b) Memotivasi peserta didik untuk belajar baik dalam kelas
maupun mandiri.
c) Memudahkan peserta didik untuk lebih memahami materi
pembelajaran yang disajikan secara sistematis melalui
media.
d) Memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak
membosankan sehingga lebih fokus pada pembelajaran.
e) Memberikan peserta didik kesadaran memilih media
pembelajaran terbaik untuk belajar melalui variasi media
yang disajikan.
d. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media menurut Kustandi dan Darmawan
(2020: 29) sebagai berikut:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih
berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan yang secara
umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau
tiga ranah kognitif.
2) Tepat utnuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,
konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda,
misalnya film dan grafik memerlukan symbol dan kode yang
berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan
keterampilann mental yang untuk berbeda untuk
memahaminya.
3) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana,
atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu
dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama
untuk memproduksinya. Kriteria ini menuntun para guru atau
guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau
mudah dibuat sendiri oleh guru.
4) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu
kriteria utama. Apapun media itu, guru harus mampu
menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan
manfaat sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
5) Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok
besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada
kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk
jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan
seterusnya.
6) Mutu teknis. Pengembangan visual, baik gambar maupun
fotografi harus memenuhi persayaratan teknis tertentu.
Secara sederhana kriteria pemilihan media pembelajaran
yang dijelaskan oleh Setyosari dalam Suryani dan kawan-kawan
(2018: 63) antara lain sebagai berikut:
1) Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran
2) Kesesuaian media dengan karakteristik siswa
3) Kesesuaian media dengan lingkungan belajar
4) Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media
5) Dapat menjadi sumber belajar
6) Efisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga, dan
biaya
7) Keamanan bagi siswa
8) Kemampuan media dalam mengaktifkan siswa
9) Kemampuan media dalam mengembangkan suasana belajar
yang menyenangkan
10) Kualitas media
Menurut Ramli dalam Kusuma dan kawan-kawan (2023:
81) menyebutkan beberapa karakteristik pemilihan media
pembelajaran yaitu:
K. Kerangka Berpikir
ANALISIS
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Klumpit masih
menggunakan media yang belum dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik, hal tersebut dikarenakan guru belum mampu untuk
memanfaatkan teknologi yang terdapat dalam sarana prasarana
dengan baik, guru masih menggunakan media pembelajaran yang
kurang bervariasi dan monoton, pun guru tidak melakukan
pengembangan kreativitas dalam proses belajar mengajar sehingga
membuat peserta didik jenuh dan kurang maksimal dalam memahami
materi.
SOLUSI
Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis android
menggunakan Articulate Storyline 3 pada muatan pelajaran IPA
tema 6 panas dan perpindahannya subtema 1 suhu dan kalor kelas V
sekolah dasar.
HASIL
Produk media pembelajaran interaktif berbasis android
menggunakan Articulate Storyline 3 pada muatan pelajaran IPA
tema 6 panas dan perpindahannya subtema 1 suhu dan kalor kelas V
sekolah dasar yang valid dan praktis.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan dalam proses pembelajaran
IPA untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya media pembelajaran
interaktif berbasis android menggunakan Articulate Storyline 3 khususnya
pada tema 6 panas dan perpindahannya subtema 1 suhu dan kalor. Dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif maka akan lebih proses
belajar mengajar akan berlajan lebih menyenangkan dan berkesan bagi
peserta didik.
L. Hipotesis Penelitian
M. Jenis Penelitian
N. Prosedur Penelitian
Evaluation Design
Implementation Development
No. Pertanyaan
1. Berapa lama bapak/ibu mengajar di kelas V?
2. Berapa jumlah peserta didik yang bapak/ibu guru ajar?
3. Bagaimana karakter peserta didik di kelas V?
4. Apakah nilai peserta didik kelas V sudah mencapai KKM?
5. Kurikulum apa yang diterapkan di kelas V?
6. Metode pembelajaran apa yang dipergunakan oleh
bapak/ibu guru dalam proses pembelajaran?
7. Apa saja sumber belajar yang dipergunakan oleh bapak/ibu
guru ketika proses pembelajaran?
8. Apa kendala yang sering dialami oleh bapak/ibu guru
ketika proses pembelajaran?
9. Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam mengatasi kendala
tersebut?
10. Apa saja media pembelajaran yang dipergunakan oleh
bapak/ibu guru ketika proses pembelajaran di kelas V?
11. Apa saja kekurangan dari media pembelajaran yang
dipergunakan oleh bapak/ibu guru ketika proses
pembelajaran?
12. Bagaimana respon peserta didik dari media pembelajaran
yang bapak/ibu guru pergunakan ketika proses
pembelajaran?
13. Bagaimana penerapan media ketika proses pembelajaran
berlangsung khususnya pada pembelajaran tema 6 panas
dan perpindahannya subtema 1 suhu dan kalor muatan
IPA?
14. Apa tanggapan bapak/ibu guru terkait dengan media
pembelajaran berbasis teknologi?
15. Bagaimana pendapat bapak/ibu guru mengenai media
audio visual dalam bentuk aplikasi berbasis android?
No. Pertanyaan
Profil Gaya Belajar Peserta Didik
1. Apakah bapak/ibu guru sudah menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar?
2. Apakah bapak/ibu guru sudah menggunakan media
pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dalam
pembelajaran?
3. Apakah pada pembelajaran tema 6 panas dan
perpindahannya subtema 1 suhu dan kalor muatan IPA
sudah menggunakan media pembelajaran?
4. Apakah media pembelajaran yang bapak/ibu guru gunakan
sudah efektif dan efisien untuk menunjang pembelajaran?
5. Apakah bapak/ibu guru selalu mendampingi peserta didik
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran?
6. Apakah pada pembelajaran tema 6 panas dan
perpindahannya subtema 1 suhu dan kalor muatan IPA
mengalami kendala dalam memilih media pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan?
7. Apakah bapak/ibu guru menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi?
8. Apakah bapak/ibu guru sudah mengetahui media
pembelajaran audio visual menggunakan aplikasi berbasis
android?
9. Apakah menurut bapak/ibu guru penggunaan media
pembelajaran audio visual menggunakan aplikasi berbasis
android dibutuhkan oleh peserta didik?
10. Apakah menurut bapak/ibu guru penggunaan media
pembelajaran audio visual menggunakan aplikasi berbasis
android mampu menumbuhkan antusias dan memudahkan
penerimaan materi pada peserta didik?
Profil Tampilan Media
1. Di antara media pembelajaran IPA berikut, media manakah
yang bapak/ibu guru pilih?
2. Menurut bapak/ibu guru seberapa besar ukuran media
pembelajaran yang sebaiknya digunakan untuk mengajar?
3. Bagaimanakah sepatutnya bahan yang digunakan sebagai
media pembelajaran?
4. Bagaimanakah media pembelajaran yang tepat digunakan
dalam pembelajaran IPA menurut bapak/ibu guru?
5. Apakah bapak/ibu guru mengetahui media pembelajaran
berupa aplikasi berbasis android?
6. Apakah bapak/ibu guru pernah memanfaatkan media
pembelajaran berupa aplikasi berbasis android?
7. Apakah bapak/ibu guru setuju jika tersedia media
pembelajaran IPA dalam bentuk aplikasi berbasis android?
8. Bagaimanakah sepatutnya gambar dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
9. Bagaimanakah sepatutnya warna dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
10. Bagaimanakah sepatutnya efek suara dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
11. Bagaimanakah sepatutnya model penjelasan materi dalam
media pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis
android?
12. Apakah perlu adanya video pembelajaran dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
13. Apakah perlu adanya evaluasi dalam media pembelajaran
interaktif berupa aplikasi berbasis android?
14. Bagaimanakah penggunaan bahasa yang tepat dan mudah
dipahami oleh peserta didik dalam media pembelajaran
interaktif berupa aplikasi berbasis android?
15. Bagaimanakah penggunaan kalimat dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
Profil Penggunaan Media
1. Bagaimanakah cara mengaplikasikan media pembelajaran
interaktif berupa aplikasi berbasis android?
2. Apakah bapak/ibu guru memerlukan petunjuk untuk
mengaplikasikan media pembelajaran interaktif berupa
aplikasi berbasis android?
3. Apakah media pembelajaran interaktif berupa aplikasi
berbasis android yang diharapkan dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas?
4. Apakah media pembelajaran interaktif berupa aplikasi
berbasis android yang diharapkan dapat dimainkan ketika
istirahat atau di rumah?
Profil Penunjang
1. Apakah bapak/ibu guru mengetahui harga sebuah media
audio visual?
2. Menurut bapak/ibu guru, berapakah lama media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android
perlu diperbaharui kembali supaya tetap mengikuti
perkembangan pendidikan?
No. Pertanyaan
Profil Gaya Belajar Peserta Didik
1. Apakah kamu menyukai pelajaran di sekolah?
2. Apakah kamu menyukai penyampaian materi yang
dilakukan oleh gurumu?
3. Apakah gurumu sering menggunakan media pembelajaran
ketika menyampaikan materi pelajaran?
4. Apakah kamu menyukai jika gurumu menggunakan media
pembelajaran?
5. Apakah media pembelajaran mampu membantu kamu
dalam memahami materi pelajaran?
6. Apakah gurumu pernah menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi ketika mengajar?
7. Apakah kamu menyukai media pembelajaran dengan
banyak gambar?
8. Apakah kamu menyukai media pembelajaran yang mampu
memunculkan suara?
9. Apakah kamu menyukai media pembelajaran yang mampu
memunculkan gambar dan suara seperti video?
10. Apakah kamu menyukai media pembelajaran dengan
tampilan yang berwarna warni?
11. Apakah perlu diciptakan media pembelajaran interaktif
berbasis teknologi seperti android untuk membantu kamu
belajar?
Profil Tampilan Media
1. Di antara media pembelajaran IPA berikut, media manakah
yang kamu pilih?
2. Menurut kamu seberapa besar ukuran media pembelajaran
yang sebaiknya digunakan untuk mengajar?
3. Bagaimanakah sepatutnya bahan yang dipergunakan
sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimanakah media pembelajaran yang menurut kamu
tepat dipergunakan dalam pembelajaran IPA?
5. Apakah kamu mengetahui media pembelajaran berupa
aplikasi berbasis android?
6. Apakah gurumu pernah memanfaatkan media
pembelajaran berupa aplikasi berbasis android?
7. Apakah kamu setuju jika tersedia media pembelajaran IPA
dalam bentuk aplikasi berbasis android?
8. Bagaimanakah sepatutnya gambar dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
9. Bagaimanakah sepatutnya warna dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
10. Bagaimanakah sepatutnya efek suara dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
11. Bagaimanakah sepatutnya model penjelasan materi dalam
media pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis
android?
12. Apakah perlu adanya video pembelajaran dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
13. Apakah perlu adanya evaluasi dalam media pembelajaran
interaktif berupa aplikasi berbasis android?
14. Bagaimanakah penggunaan bahasa yang tepat dan mudah
dipahami oleh peserta didik dalam media pembelajaran
interaktif berupa aplikasi berbasis android?
15. Bagaimanakah penggunaan kalimat dalam media
pembelajaran interaktif berupa aplikasi berbasis android?
Profil Penggunaan Media
1. Bagaimanakah cara mengaplikasikan media pembelajaran
interaktif berupa aplikasi berbasis android?
2. Apakah kamu memerlukan petunjuk untuk
mengaplikasikan media pembelajaran interaktif berupa
aplikasi berbasis android?
3. Apakah media pembelajaran interaktif berupa aplikasi
berbasis android yang diharapkan dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas?
4. Apakah media pembelajaran interaktif berupa aplikasi
berbasis android yang diharapkan dapat dimainkan ketika
istirahat atau di rumah?
Profil Penunjang
1. Apakah kamu mengetahui harga sebuah media audio
visual?
2. Menurut kamu, berapakah lama media pembelajaran
interaktif berupa aplikasi berbasis android perlu
diperbaharui kembali supaya tetap mengikuti
perkembangan pendidikan?
h. Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh peneliti pada tahap studi
pendahuluan adalah sumber data primer. Sugiyono (2009: 137)
menjelaskan bahwa sumber data primer merupakan sumber data
yang secara langsung dapat memberikan data kepada pengumpul
data. Contoh dari sumber data primer yakni hasil wawancara dan
hasil pengisian kuisioner. Pada tahap studi pendahuluan ini,
sumber data yang dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah subjek dari data yang didapatkan yaitu guru dan peserta
didik kelas V SD Negeri Klumpit.
i. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
adalah observasi, wawancara, dan angket sehingga didapatkan
informasi yang dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan
pengembangan media pembelajaran.
j. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2015: 368) berpendapat bahwa analisis data
merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang dipeorleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan memilih mana data yang penting dan
akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Hasil pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan angket atau kuisioner
dianalisis melalui teknik atau metode deskriptif analisis.
Deskriptif analisis dipergunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul melalui tahap
sebelumnya. Rusdi (2018: 244) menjelaskan bahwa data kualitatif
pada awal penelitian dan pengembangan data kualitatif lebih
dominan daripada data kuantitatif. Sedangkan data kuantitatif
pada awal penelitian berhubungan dengan analisis yang diperoleh
dari peserta didik. Pada penelitian ini, data kuantitatif cukup
dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif.
2. Tahap Pengembangan Model
a. Model Pengembangan
Pada tahap pengembangan model yang menjadi subjek
adalah peneliti, dikarenakan pada tahap ini meliputi aspek
perencanaan dan pengembangan media pembelajaran.
Berdasarkan dari prosedur penelitian dan pengembangan, peneliti
merancang kerangka media pembelajaran, desain media
pembelajaran, dan instrumen penilaian materi dan media
pembelajaran.
Penelitian dan pengembangan media pembelajaran
interaktif berbasis android menggunakan Articulate Storyline 3
menggunakan model penelitian ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation). Berikut langkah-
langkahnya:
1) Analysis (Analisis)
Rusdi (2018: 121) menjelaskan bahwa tahap analisis
mempunyai pengaruh penting dalam proses pencipataan
sebuah media serta guna memastikan bahwa produk yang
dikembangkan dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Lanjutnya, Rusdi (2018: 122) mengatakan analisis kebutuhan
peserta didik secara umum dapat dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan usia. Analisis kebutuhan peserta didik meliputi
minat, bakat, keterbatasan, dan kelebihan individu. Tahap
analisis memiliki tujuan guna mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik.
Peneliti melaksanakan analisis di SD Negeri Klumpit
dan didapatkan permasalahan yaitu kurangnya pemanfaatan
media pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran.
2) Design (Desain)
Penelitian dan pengembangan media pembelajaran
yang disusun oleh peneliti adalah media pembelajaran
interaktif berbasis android menggunakan Articulate Storyline
3 pada mata pelajaran IPA tema 6 subtema 1 suhu dan kalor
kelas V SD Negeri Klumpit. Media pembelajaran interaktif
yang disusun oleh peneliti guna menunjang kebutuhan guru
dan peserta didik. Rusdi (2018: 124) menyebutkan tahapan
desain mencakup beberapa perencanaan pengembangan di
antaranya sebagai berikut:
a) Menentukan tim pengembang
b) Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
c) Menyusun jadwal pengembangan
d) Memilih dan menentukan cakupan, struktur, dan urutan
materi atau pesan pembelajaran
e) Pembuatan storyboard
f) Menentukan spesifik produk
g) Membuat prototipe produk
3) Development (Pengembangan)
Pengembangan produk yang dihasilkan dilaksanakan
melalui beberapa tahap yakni penilaian atau validasi ahli dan
validasi praktisi. Tahap penilaian atau validasi ahli yakni
media yang telah disusun oleh peneliti membutuhkan
masukan perbaikan secara konseptual yang didapatkan
melalui validasi ahli. Aspek konseptual yang divalidasi
menurut Rusdi (2018: 128) antara lain aspek desain
pembelajaran, aspek pedagogis atau andragosi atau
heutagogis, prinsip-prinsip pengembangan produk, konsep
fisik produk, materi ajar dan pesan yang disalurkan melalui
produk tersebut.
Media pembelajaran interaktif berbasis android
menggunakan Articulate Storyline 3 yang dikembangkan oleh
peneliti hendaknya divalidasi oleh ahli media sehingga media
tersebut dapat layak digunakan bagi guru dan peserta didik.
Selanjutnya, tahap validasi praktisi menurut Rusdi (2018:
129) yakni produk yang telah dikembangkan kemudian
divalidasi oleh praktisi guna memperoleh input dalam
prespektif praktis.
4) Implementation (Implementasi)
Rusdi (2018: 129) mengemukakan bahwa tahap
implementasi adalah tahap yang mengkolaborasikan antara
perancang dengan pengguna secara langsung. Tahap ini
mancakup elemen evaluasi yang mana peneliti telah
memvalidasi media dan materi dalam media pembelajaran
yang dikembangkan yang kemudian nantinya akan digunakan
oleh peserta didik. Implementasi menilai media pembelajaran
yang telah diciptakan oleh peneliti dan mengamati perubahan
yang terjadi pada peserta didik setelah diterapkan dalam
proses pembelajaran. Tahap implementasi mempunyai tujuan
utama sebagai berikut:
a) Membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b) Menjamin terjadinya pemecahan masalah untuk
mengatasi persoalan yang sebelumnya dihadapi oleh
peserta didik dalam proses pembelajaran
c) Memastikan bahwa pada akhir pembelajaran,
kemampuan peserta didik meningkat
5) Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi adalah tahapan paling akhir dari model
penelitian dan pengembangan ADDIE yang memiliki tujuan
guna memberikan nilai terhadap pengembangan media
pembelajaran yang telah dikembangkan. Evaluasi
dilaksankan melalui pembagian angket respon terhadap
media pembelajaran guna mengetahui tingkat keberhasilan
media pembelajaran yang telah diciptakan.
b. Validasi Desain
Validasi merupakan proses guna menilai sebuah produk
dengan menggunakan instrumen penilaian. Validasi desain
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kevalidan media
pembelajaran yang telah diciptakan. Langkah yang dilakukan
dalam validasi desain yakni dengan menghadirkan beberapa
tenaga ahli yang telah memiliki pengalaman untuk menilai produk
media yang dikembangkan.
Pada tahap validasi desain ini, peneliti memilih tenaga ahli
atau validator ahli media dan materi yang hendaknya diselaraskan
dengan keahlian yang dimiliki masing-masing. Peneliti memilih
dua orang dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar untuk validator
ahli media dan materi serta guru kelas V SD Negeri Klumpit
sebagai ahli praktisi media pembelajaran interaktif berbasis
android menggunakan Articulate Storyline 3. Berikut adalah
daftar ahli media dan materi serta ahli praktisi media
pembelajaran.
Daftar Nama Ahli Media, Materi, dan Praktisi
c. Revisi Desain
Tahap revisi desain dilaksanakan berdasarkan saran dan
masukan dari validasi ahli media dan ahli materi guna
memperoleh kevalidan produk. Bilamana media pembelajaran
mempunyai kelemahan yang perlu dilakukan perbaikan, maka
dari itu peneliti hendaknya melaksanakan perbaikan revisi pada
media pembelajaran yang telah diciptakan sehingga media
pembelajaran dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.
Selepas dilakukan revisi pada media pembelajaran yang telah
diciptakan, diharapkan mampu menghasilkan media pembelajaran
interaktif yang layak guna untuk sarana pembelajaran bagi kelas
V SD Negeri Klumpit.
d. Uji Coba Produk
Tahap uji coba produk dilaksanakan setelah validasi media
dan materi dilakukan. Peneliti melakukan revisi dan seandainya
produk telah sesuai maka produk akan dilakukan uji coba secara
perseorangan. Di tahap ini peserta didik menjadi subjek
penelitian. Uji coba akan dilaksanakan pada peserta didik kelas V
dan guru kelas V SD Negeri Klumpit.
Tahap uji coba produk ini dilaksanakan sebagai uji diterima
atau tidaknya media pembelajaran yang telah diciptakan. Tahap
ini dilaksanakan dengan cara menyebar angket pada peserta didik
dan guru setelah melakukan proses belajar mengajar
menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis android
menggunakan Articulate Storyline 3 yang telah dikembangkan
oleh peneliti.
1) Desain Uji Coba
Uji coba memiliki tujuan guna memperoleh saran dan
masukan pada media yang telah diciptakan layak digunakan
dalam proses pembelajaran. Peneliti melaksanakan uji coba
dengan membagikan angket tanggapan peserta didik dan guru.
Angket tersebut dibagikan setelah kegiatan pembelajaran
menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis android
menggunakan Articulate Storyline 3 terlaksana.
2) Subjek Uji Coba
Uji coba pengembangan produk media pembelajaran
interaktif berbasis android menggunakan Articulate Storyline
3 dilaksanakan dalam 2 tahapan yakni: (1) Uji ahli media
pembelajaran dan uji ahli materi pelajaran, (2) Uji lapangan,
selepas didapatkan hasil dari kedua tahapan tersebut, maka
peneliti bisa mengetahui tingkat kevalidan dan kelayakan
pengembangan media yang telah dilaksanakan. Subjek uji
coba yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri
Klumpit. Tahapan-tahapannya sebagai berikut:
a) Tahap Uji Ahli
Subjek pada uji ahli adalah validator ahli media
pembelajaran dan validator ahli materi pembelajaran yang
memiliki kompetensi pada bidang masing-masing. Ahli
media dilaksanakan oleh dosen Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas PGRI Semarang yang sangat
berkompeten di bidang media pembelajaran. Ahli materi
dilaksanakan oleh dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas PGRI Semarang yang sangat berkompeten di
bidang materi pelajaran terkhusus pelajaran di sekolah
dasar guna mengetahui kesesuian materi pada produk
media pembelajaran berbasis android menggunakan
Articulate Storyline 3.
b) Tahap Uji Lapangan
Pada uji lapangan, subjek penelitian adalah peserta
didik kelas V dan guru kelas V SD Negeri Klumpit
dengan total 20 peserta didik dan 1 guru.
3) Jenis Data
Jenis data dalam menilai suatu produk dibagi menjadi
dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif
didapatkan dari angket respon peserta didik. sedangkan data
kuantitatif didapatkan dari angket respon guru dan hasil
validasi ahli media serta validasi ahli materi.
4) Instrumen Pengumpulan Data
Pada tahap pengembangan instrumen yang digunakan
yakni diperuntukkan pada ahli media dan materi. Angket yang
dipergunakan mencakup angket validasi media dan materi
yang memiliki tujuan guna menilai dan memberi informasi
terhadap media pembelajaran yang telah diciptakan oleh
peneliti. Kisi-kisi angket validasi media dan materi sebagai
berikut.
Skor Keterangan
5 Sangat Baik (SB)
4 Baik (B)
3 Cukup (C)
2 Kurang (K)
1 Sangat Kurang (SK)
d) Produk Akhir
Produk yang telah tervalidasi oleh ahli media dan ahli
materi dan dilakukan uji coba di lapangan dapat diketahui
kelebihan dan kelemahannya. Kelemahan yang terdapat
dalam produk tersebut akan dicoba untuk diminimalisir
dengan cara memperbaiki desain yang telah ada. Produk
disebut berhasil bilamana dinyatakan valid oleh para ahli
sehingga dapat dikategorikan layak untuk dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I.K., Sofya, R., Huda, A. (2021). Membuat media pembelajaran inovatif
dengan aplikasi articulate storyline 3. Padang, Indonesia: UNP Press.
Dewi, P.Y.A. et al. (2021). Teori dan aplikasi pembelajaran IPA SD/MI. Pidie,
Indonesia: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Dinni, H. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan kaitannya dengan
kemampuan literasi matematika. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, 1, 170–176.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/19597
Jalinus, N., Ambiyar. (2016). Media dan sumber pembelajaran. Edisi Pertama.
Jakarta, Indonesia: KENCANA.
Kumala, F.N. (2016). Pembelajaran IPA sekolah dasar. Malang, Indonesia: Edide
Infografika.
Kusuma, J.K. et al. (2023). Dimensi media pembelajaran teori dan penerapan
media pembelajaran pada era revolusi industri 4.0 menuju era society 5.0.
Jambi, Indonesia: PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Niaga, P. T., Ekonomi, F., Surabaya, U. N., Niaga, P. T., Ekonomi, F., &
Surabaya, U. N. (2021). KELAYAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MARKET
LEARNING BERBASIS DIGITAL PADA MATA KULIAH STRATEGI
PEMASARAN Nabilah Hamudiana Saski Tri Sudarwanto Abstrak. 9(1),
1118–1124.
Suryani, N., Setiawan, A., Putria, A. (2018). Media pembelajaran inovatif dan
pengembangnnya. Bandung, Indonesia: PT. Remaja Rosdakarya.
Syifa, L., Setianingsih, E. S., & Sulianto, J. (2019). Dampak Penggunaan Gadget
terhadap Perkembangan Psikologi pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Sekolah Dasar, 3(4), 538. https://doi.org/10.23887/jisd.v3i4.22310