Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENGEMBANGAN

DIRI

WORKSHOP
PEMBUATAN MEDIA DIGITAL DINAS PENDIDIKAN
MULAI TANGGAL 6 – 10 MARET 2023

Oleh :

SARMAN, S.Pd
NIP. 19720506 200801 1 014

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS PENDIDIKAN
SDN SOKOSARI II
KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN
2023
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

WORKSHOP
PEMBUATAN MEDIA DIGITAL DINAS PENDIDIKAN
MULAI TANGGAL 6 – 10 MARET 2023

OLEH

SARMAN, S.Pd
NIP. 19720506 200801 1 014

Tuban, 11 Maret 2023

Mengetahui,
Kepala SDN Sokosari II Kecamatan Soko Peserta Diklat
Kabupaten Tuban
.

.OKTIAN IKA ARDHIANI, S.Pd, M.Pd SARMAN, S.Pd


NIP. 19761022 200801 2 008 NIP. 19720506 200801 1 014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa


yang telah melimpakan rahmat dan hidayah-Nya sehingga terselesaikan
Penyusunan Laporan Pengembangan Workshop Pembuatan Media Digital Dinas
Pendidikan, Tanggal 6–10 Maret 2023.
Laporan Pengembangan Diri dalam kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan ini disusun sebagai bahan laporan yang telah di ikuti dalam kegiatan
tatap muka terbatas Workshop Pembuatan Media Digital Dinas Pendidikan, Tanggal 6–
10 Maret 2023.
Workshop ini untuk menambah pemahaman agar guru akan semakin
termotivasi untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran mereka,
sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inovatif dan interaktif bagi
siswa mereka. Hal tersebut selaras dengan SDGs dalam tujuan 4 tentang pendidikan
berkuliatas yang dimana kegiatan ini memastikan akses yang inklusif, setara, dan
bermutu untuk semua orang terhadap pendidikan pada setiap tingkat, mulai dari
pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. Pemanfaatan teknologi, seperti
Genially, dapat membantu meningkatkan akses ke pendidikan dengan menyediakan
alat dan sumber belajar yang interaktif dan menarik bagi siswa dan guru.
Sebagai ungkapan rasa syukur terselesaikan penyusunan laporan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban
2. Pengawas Sekolah
3. Kepala SDN Sokosari II Kecamatan Soko Kabupaten Tuban
4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SDN Sokosari II Kecamatan Soko
Kabupaten Tuban, yang telah membantu terselesainya pengajuan ini.
Semoga penyusunan Laporan ini dapat dijadikan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan dalam kenaikan pangkat dan golongan serta bermanfaat bagi
pembaca dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Amin.

Tuban, 11 Maret 2023


P enulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi dan


informasi yang semakin
maju dan sangat
cepat dalam berbagai
aspek kehidupan yang
salah satunya adalah
dalam
bidang pendidikan , yang
merupakan suatu upaya
untuk menjembatani sebuah
peralihan dari masa sekarang
ke masa yang akan datang
yakni melalaui sebuah
suntikan-suntikan inovasi
yang diharapkan akan dapat
mencapai efisiensi dan
efektifitas. Akan tetapi setiap
anak memiliki daya potensi
yang berbeda dan
bakat yang beragam. Dengan
beragamnya bakat dan
potensi yang bermacam-
macam, tentunya pendidik
harus ekstra dalam
menyusun strategi guna
untuk
menggali dan
mengembangkan bakat anak.
Dengan cara mencurahkan
segala daya dan
kemampuan untuk selalu
berinovasi umtuk
menemukan sesuatu yang
baru dapat membantu
kehidupan
menjadi lebih baik. Jika
manusia tidak menggali dan
mengembangkan bakat
dan potensinya,maka ia
akan tertinggal jauh ,
bahkan tergerus oleh
perkembangan zaman.
Dalam dunia pendidikan ,
inovasi adalah hal yang
mutlak dilakukan karena
akan terjadi ketidak
perkembangan pada
pendidikan
yang kemudian berimbas
upada elemen-elemen
kehidupan yang lain , seperti
politik , ekonomi , sosial dan
lain-lain.
Dengan harapan semoga
dengan saya menyusun
ini akan dapat
menggugah kesadaran kita
sehingga kita dapat
memahami arti inovasi
seutuhnya dan kita dapat
menerapakan secara
merata dan penuh dengan
tanggung jawab. Lebih-
lebih bagi para guru-
guru, pemerintahan , dan
masyarakat pada
umumnya dan kita
sebagai mahasiswa yang
akan akan
menjadi generasi penerus
untuk mampu
menciptakan inovasi-
inovasi yang
lebih baik lagi dan lebih
kreatif lagi
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang dapat membangun suatu negara
ke arah yang lebih baik. Investasi yang disalurkan melalui pendidikan akan
menciptakan sumber daya manusia yang kompeten. Pendidikan formal terjadi
melalui pembelajaran di kelas dengan guru sebagai fasilitator. Guru memainkan
peran utama dalam pembelajaran di sekolah, terutama karena guru adalah jembatan
pengetahuan bagi semua siswa. Mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa merupakan tujuan dari pendidikan Nasional. Hal ini termuat
dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pemerintah
menekankan pada profesionalisme guru, yaitu meningkatkan dan memahami
standar kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh seorang guru sebagai bentuk
implementasi untuk memenuhi tujuan tersebut. Standar kompetensi yang dimaksud
adalah kompetensi pedagogi, sosial, profesional, dan kepribadian. Pemenuhan dan
penyiapan yang dilakukan oleh guru sebagai media pelayan jasa pendidikan
merupakan bentuk tanggung jawab kepada masyarakat. Dengan demikian haruslah
syarat kompetensi tersebut dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru yang akan
berdampak pada pelayanan kepada siswa menjadi optimal.
Saat ini dunia pendidikan telah mengalami perkembangan yang cukup dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada era globalisasi seperti saat ini
guru harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses
pembelajaran terutama dalam menyiapkan bahan ajar dalam bentuk media
pembelajaran interaktif (Arianti, dkk., 2020). Peningkatan kemampuan dalam
menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat pada sat ini, mau tidak mau
harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam memahami ilmu pengetahuan dan
teknologi (Burns, 2011). Pemanfaatan teknologi sebagai bagian dari implementasi
kebijakan Mendikbud yang menginginkan pemanfaatan teknologi menjadi bagian
utama dalam proses pendidikan, tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini
dikarenakan persoalan yang dihadapi sangat kompleks, diantaranya adalah
kurangnya pemahaman pengajar dan peserta didik dalam menggunakan teknologi
sebagai media pembelajaran luring dan daring, mengakibatkan sering terjadinya
ketidakmaksimalan proses pembelajaran, ditambah lagi dengan kemampuan
ekonomi masyarakat yang rendah dalam memenuhi kebutuhan sekolah dalam
pembelajaran daring (Fauzi, dkk., 2020).
Pada era globalisasi (dunia digital) seperti sekarang ini guru dituntut untuk
berinovasi dan mengembangkan diri untuk memenuhi tantangan dalam dunia
pendidikan. Globalisasi menuntut guru beradaptasi dan berkembang dengan cepat
melalui karya-karya yang nyata. Sebagaimana tuntutan pembelajaran Abad-21 guru
dituntut untuk memiliki keterampilan berupa: (1) Keterampilan Berpikir Kritis; (2)
Kemampuan Menyelesaikan Masalah; (3) Komunikasi dan Kolaborasi; (4)
Kreativitas dan Inovasi; (5) Literasi Media Informasi, Komunikasi, dan Teknologi
(Lase, 2019). Perkembangan teknologi informasi komunikasi di Era Revolusi
Industri 4.0 yang pesat memudahkan dalam keberlangsungan perkuliahan daring.
Media sosial dapat dijadikan media pembelajaran daring karena dapat digunakan
berkomunikasi antarmuka, berpartisipasi, dan berbagi (Samsuri, dkk., 2020)
Pembelajaran menggunakan media interaktif merupakan hal yang sangat
penting, media pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat menyampaikan pesan,
merangsang berpikir, dan mendorong proses pembelajaran menjadi lebih mudah.
Penggunaan media pembelajaran interaktif dapat memotivasi siswa untuk
memahami materi pembelajaran (Vinod & Pathak-Shelat, 2017). Salah satu
komponen terpenting dalam proses pembelajaran adalah penggunaan media
pembelajaran interaktif karena dengan adanya media pembelajaran tersebut dapat
mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi ajar yang akan disampaikan
(Sumantri & Rachmadtullah, 2016; Vebrianto & Osman, 2011). Di dalam media
interaktif dalam pembelajaran terdapat variasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Beberapa penelitian menjelaskan hal ini disebabkan bagaimana media
interaktif merupakan upaya penyampaian materi pembelajaran yang abstrak
menjadi konkret (Vebrianto & Osman, 2011; Zawacki-Richter, dkk., 2015). Media
interaktif terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga
memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, selain itu media
pembelajaran interaktif memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan
kompetensi peserta didik (McDougall & Potter, 2015).
Pandemi Covid-19 belum berlalu, kebijakan belajar dari rumah masih
berjalan sebagaimana kebijakan menteri pendidikan dan kebudayaan awal tahun
2020 yang lalu. Akibatnya guru harus berusaha untuk memenuhi tuntutan dengan
mengembangkan diri di bidang teknologi dan komunikasi. Pembelajaran tatap
muka saat ini sangat minim, menggunakan media baik dalam bentuk software dan
hardware sangat digalakkan. Hal ini merupakan pekerjaan yang sangat berat dan
kompleks bagi seorang guru. Dari hasil observasi yang dilakukan pada Kelompok
Kerja Guru Gugus Mandiri-Rinjani (KKG Mandiri-Rinjani) Kecamatan Sembalun
Kabupaten Lombok Timur – NTB diketahui bahwa masih banyak guru yang belum
bisa mengembangkan dan menggunakan media dalam pembelajaran dengan
optimal. Hal ini terlihat dari jumlah anggota KKG Gugus Rinjani Sembalun
menurut ketuanya menyatakan bahwa hampir 80% belum mampu mengembangkan
dan membuat media pembelajaran sendiri. Harus dipahami bersama bahwa peran
media saat ini sangat besar karena dunia digital semakin berkembang dan
pemahaman siswa terkait hal tersebut sangat signifikan. Proses pembelajaran
merupakan proses timbal balik antara guru dan siswa dengan melakukan
komunikasi. Proses komunikasi sering kali tidak efektif yang diakibatkan oleh
kemampuan guru dalam menyampaikan informasi serta kemampuan siswa dalam
mengolah informasi, yang artinya bahwa tidak semua materi dapat dipahami
dengan baik oleh siswa. Untuk mengantisipasi hal seperti ini kehadiran media
dianggap sangat penting untuk mengubah suasana pembelajaran sehingga menjadi
lebih bermakna. Media sebagai sebuah alat bantu dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang diharapkan (Sadiman, 2002).
Dari kondisi yang dikemukakan di atas, tampaknya perlu dilakukan suatu
kegiatan yang mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan para guru
dalam mengembangkan kompetensi profesionalisme, khususnya dalam
pengembangan dan desain media pembelajaran. Hal ini dilakukan melalui kegiatan
pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu implementasi dari kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah workshop
pembuatan media pembelajaran interaktif yang digunakan dalam pembelajaran
daring, untuk memenuhi tuntutan kebijakan menteri pendidikan dan kebudayaan
dan tuntutan pembelajaran abad 21

B. TUJUAN UMUM
Berdasarkan paparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis dengan
tujuan:
1. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan 4 (empat) Kompetensi Guru dalam
rangka melaksanakan pembelajaran, agar dapat meningkatkan efesiensi dan
efektifitas pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran
2. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
3. Mengembangkan dirinya, yaitu meningkatkan kompetensinya sebagai tenaga
pendidik yang profesional, baik pengetahuannya (knowledge) sekaligus
ketrampilannya (skill).
4. Guru memahami Program Pencegahan Perundungan (Roots) dikembangkan
dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan kekerasan antar teman sebaya
yang berfokus menciptakan iklim yang aman dan nyaman di sekolah dengan
mengaktivasi peran siswa sebagai Agen Perubahan.
BAB II
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI

1. Setting Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggaraan Kegiatan


a) Setting Penyelenggara dan Tempat terselesaikan Penyusunan Workshop
Pembuatan Media Digital Dinas Pendidikan, Tanggal 6–10 Maret 2023 yang
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban.
b) Workshop Pembuatan Media Digital Dinas Pendidikan, Tanggal 6–10 Maret
2023
2. Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan Workshop Pembuatan Media Digital Dinas Pendidikan, Tanggal 6–
10 Maret 2023
3. Tujuan Pengembangan Diri
Workshop Pembuatan Media Digital Dinas Pendidikan, Tanggal 6–10 Maret
2023 bertujuan sebagai berikut:
1) Guru memiliki kemampuan mengambil keputusan lebih baik dari sebelumnya.
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi masalah
3) Guru termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
4) Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional.
5) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi stres, depresi atau frustasi,
atau suatu konflik yang nantinya bisa memperbesar rasa percaya pada diri
sendiri.
6) Mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
7) Guru bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai program yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan masing-masing secara teknikal
dan intelektual.
8) Mendapatkan pengakuan yang lebih besar atas kemampuan yang dimiliki.
9) Semakin besar tekad guru untuk lebih mandiri dalam bekerja.
10) Mengurangi rasa takut atau cemas berlebih dalam menghadapi tugas-tugas baru
yang akan datang di masa depan.
11) Meningkatkan produktivitas
12) Meningkatkan fleksibilitas, terlatih dalam menyesuaikan diri serta dalam
memahami setiap permasalahan dan kondisi dalam mengajar sehingga
kedepannya guru dapat mengambil langkah yang tepat dalam menemukan
solusi.
13) Menambah koneksi.
14) Melalui program pelatihan, guru dapat berkenalan dengan banyak guru lainnya
yang berbeda situasi dan kondisi yang dihadapi. Dalam ajang inilah guru dapat
mengambil banyak manfaat lain melalui jalinan koneksi antar guru
15) Meningkatkan desiminasi karya inovasi pembelajaran pada teman sejawat
4. Uraian Materi Pengembangan Diri
Media pembelajaran merupakan sebuah alat penunjang dalam proses
pembelajaran yang bertujuan untuk menyampaikan pesan sehingga siswa
dapat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu media
pembelajaran untuk dikembangkan pada saat ini adalah media pembelajaran
interaktif. Untuk membuat media pembelajaran interaktif salah aplikasi yang
dapat digunakan adalah Auto Play Media Studio 8.0. program ini merupakan
sebuah program yang sederhana namun memberikan hasil yang baik dalam
mendesain media pembelajaran interaktif.
Keterbatasan media dan kurangnya kompetensi guru dalam
mengembangkan serta membuat media pembelajaran interaktif untuk itu
diadakan sebuah workshop pembuatan media pembelajaran interaktif.
Media didefinisikan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan dari
pihak komunikator terhadap komunikan atau penerima pesan. Pada proses
belajar mengajar, media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan
guru untuk mentransfer bahan ajar kepada siswa. Ada dua cara penyampaian
yang umum dilakukan yaitu verbal dan non verbal.
Jangan meremehkan media pembelajaran.
Mungkin kita biasa mendengar pendapat mainstream yang mengatakan bahwa
secanggih apapun media pembelajaran yang dirancang tidaklah memberikan
dampak positif kepada siswa selama guru tidak bisa melakukan perannya
dengan baik sebagai pengajar. Padahal, keberadaan media pembelajaran itu
sangat penting, lho.
Kozma dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Learning with
Media“ (1991) berpendapat bahwa peran media tidak hanya berdampak dalam
proses dan hasil pembelajaran saja. Motivasi dan semangat belajar siswa bisa
dibangkitan dengan kehadiran media pembelajaran yang tepat.
Ketika guru mampu menyiapkan media pembelajaran yang baik maka guru
telah berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang efisien dan
efektif bagi siswa. Tentunya, hal-hal tersebut akan membantu siswa untuk
menyerap bahan ajar secara maksimal dan menjadi sosok yang berprestasi.
1. Tips Merancang Media Pembelajaran
Apakah bapak/ibu sudah memikirkan ingin menyiapkan jenis media
pembelajaran untuk di kelas nanti? Jika masih bingung, anda bisa
mempertimbangkan matang-matang setiap aspek dari ACTION (Access, Cost,
Technology, Interactivity, Organization, Novelty).
Access: Pastikan media pembelajaran tersedia, bisa dimanfaatkan oleh siswa,
dan siswa juga diizinkan menggunakannya.
Cost: Pertimbangkan jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk merancang
media pembelajaran dengan jumlah manfaat yang akan didapat.
Technology: Cek kembali mengenai kemudahan mengoperasikan media
pembelajaran yang ingin dirancang terhadap diri sendiri dan siswa sebagai
pengguna aktif untuk meminimalisir munculnya peluang gagap teknologi.
Interactivity: Hadirnya komunikasi dua arah merupakan aspek terpenting
yang harus diikutsertakan dalam sebuah media pembelajaran.
Organization: Koordinasikan media pembelajaran yang sudah Bapak/Ibu
rancang dengan pihak sekolah atau lembaga terkait agar mendapat dukungan
penuh.
Novelty: Jangan lupakan media pembelajaran yang sedang up-to-date sebagai
bahan pertimbangan untu menarik minat siswa.
Perencanaan media pembelajaran yang baik akan meningkatkan keberhasilan
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, analisis yang komprehensif sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan penggunaan media yang efektif. Selain aspek
ACTION, guru juga perlu memperhatian hal-hal lan seperti tujuan, fasilitas
pendukung, kondisi siswa, waktu yang tersedia, dan kompetensi guru dalam
menguasai media tersebut.
2. Mengenal Media Pembelajaran Berbasis Digital
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang media
pembelajaran yaitu Novelty atau Kebaruan. Era belajar yang dialami
Bapak/Ibu guru tentunya berbeda dengan era yang dirasakan siswa kita ;
apalagi di abad ke-20 ini teknologi sudah berkembang sangat cepat.
Siswa zaman sekarang sudah akrab dengan teknologi digital, dan guru tidak
boleh menutup mata akan fenomena tersebut. Sebaliknya, guru perlu
memahami setiap pembaruan untuk menciptakan ritme pembelajaran yang
selaras dan harmonis.
Pentingnya Peningkatan Pembelajaran Literasi dan Numerasi dengan
Pendidikan Digital
Kemampuan literasi dimaknai bila seseorang mampu mengolah dan memahami
suatu informasi saat membaca maupun menulis. Kemampuan numerasi dimaknai
dengan memahami aplikasi operasi hitung maupun pola bilangan dalam
kehidupan sehari-hari.
Media pembelajaran berbasis digital bisa menjadi solusi untuk melakukan
pendekatan yang komprehensif terhadap siswa. Digital menurut KBBI
adalah “berkaitan dengan atau menggunakan komputer atau internet:
teknologi”. Media pembelajaran digital adalah media pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi seperti internet dan berbagai macam device (ponsel,
laptop, komputer, dan lainnya), sebagai alat pembelajaran.
Setidaknya ada empat manfaat mengikutsertakan teknologi digital sebagai
media pembelajaran, yaitu:
1. Siswa dapat dilibatkan langsung dalam pembelajaran
2. Membangun critical thinking siswa
3. Melatih siswa keluar dari zona nyaman
4. Terjadinya kesetaraan di mana semua siswa memiliki kesempatan belajar dan
materi belajar yang sama.
3. 5 Contoh Media Pembelajaran Berbasis Digital
1. 1. e-Learning
Sesuai kepanjangannya yaitu electronic learning, e-Learning diartikan
sebagai pembelajaran elektronik atau online. e-Learning memiliki konsep
yaitu belajar virtual alias melalui online. Siswa tidak perlu datang ke sekolah
untuk mengakses e-Learning ; cukup siapkan gawai pintar dan akses internet
di rumah, maka proses belajar mengajar pun bisa dilakukan.
Ternyata, e-Learning sendiri merupakan contoh media pembelajaran digital
dengan penerapan multimedia interaktif. Hal ini dikarenakan e-
Learning terdiri dari kombinasi berbagai tampilan media pembelajaran digital
seperti gambar, teks, suara, animasi, video, dan lain sebagainya. Keberadaan
multimedia yang beragam ini tentu akan menarik minat siswa dan dapat
mengurangi rasa bosan yang muncul jika materi hanya berupa teks saja.
Sifatnya yang fleksibel membuat guru dan siswa dapat berinteraksi walau
tidak bertatap muka. Guru bisa mengunggah materi pembelajaran dalam
bentuk apapun; bisa berupa gambar atau foto, teks bacaan, hingga video
maupun animasi dan materi ini juga dapat disimpan dan diakses kapan pun
oleh siswa.
Prosesnya yang sistematik membantu guru dalam melihat perkembangan
siswa dari tugas-tugas yang dikerjakan di e-Learning.
2. 2. Podcast
Podcast atau Play on Demand and Broadcast ini merupakan media digital
yang menyajikan hasil rekaman audio. Rekaman audio ini bisa didengarkan
oleh banyak orang secara terbuka.
Podcast mirip dengan siaran radio, tetapi anda bisa memutarnya tanpa batasan
waktu ; dengan catatan anda memiliki koneksi internet. Berbeda dengan siaran
radio dimana pendengarnya harus menyisihkan waktu di jam siaran
berlangsung untuk menikmatinya.
Guru bisa merekam materi pembelajaran lalu mengunggahnya dalam
laman podcast yang sudah dibuat sebelumnya lalu
membagikan link podcast kepada siswa. Siswa pun bisa memutar kembali
materi pembelajaran jika ada yang kurang dimengerti.
Materi pembelajaran digital berbentuk podcast sangat fleksibel, karena selain
bisa diakses tanpa batasan waktu, siswa hanya membutuhkan ponsel dan
mereka bisa mendengarkan materi bahkan saat di perjalanan.
Strategi Merancang Konten Pembelajaran bagi Guru
Konten pembelajaran adalah rangkaian materi pengetahuan, konsep, dan
keterampilan yang perlu dipelajari oleh siswa berdasarkan kurikulum yang
berlaku.
3. Augmentasi Reality (AR)
Augmentasi Reality atau AR merupakan teknologi yang menggabungkan
benda maya dua atau tiga dimensi ke dalam lingkungan yang nyata. Benda
maya yang dimaksud adalah informasi-informasi yang ingin disampaikan
kreator secara detail dalam visual 2D atau 3D. Perwujudan visual ini
dilakukan dengan bantuan alat khusus; dapat berupa webcam komputer,
kamera, dan kacamata khusus AR.
AR merupakan angin segar bagi dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan
fungsinya dapat membantu kreator untuk memperluas persepsi reseptor atau
pengguna AR tersebut. Keberadaan objek 2D atau 3D tentunya mampu
memberikan informasi yang lebih detail dengan sudut pandang beragam
ketika benda tersebut berada di dunia nyata.
3. 4. Virtual Reality (VR)
Virtual Reality merupakan teknologi yang memungkinkan seseorang
merasakan kehadiran visual dan suasana tiga dimensi. Jika AR hanya
memunculkan benda 2D atau 3D dalam lingkungan nyata, VR membuat
penggunanya merasa terlibat dan hadir langsung dalam suasana tersebut
dengan perangkat pendukung.
4. 5. Open Source
Media belajar digital terakhir yang mungkin sudah umum digunakan oleh guru
selama masa pandemi COVID-19 yakni open source. Open source yang
dimaksud adalah platform belajar online umum yang bisa diakses oleh banyak
orang dan mudah digunakan.
PRODUK HUKUM
1. Permendiknas No. 17 tahun2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat di PT
2. Surat Dirjen Dikti No. 1311/D/C/2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat
3. Surat Dirjen Dikti No. 190/D/T/2011 tentang Validasi Karya Ilmiah
4. Surat Dirjen Dikti No. 3298/D/T/99 tentang Upaya Pencegahan Tindakan
Plagiat
5. Sanksi: Pasal12 Permendiknas No. 17 tahun 2010
6. UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
7. Sanksi: Pasal 72 UU No. 19 Tahun 2002
BENTUK PLAGIARISME
1. Plagiarisme kata per kata, merupakan penyalinan kalimat secara langsung
dari sebuah dokumen teks tanpa adanya pengutipan atau perizinan.
2. Plagiarisme paraphrase, merupakan penulisan ulang dengan mengubah kata
atau sintaksis, tetapi teks aslinya masih dapat dikenali.
3. Plagiarisme sumber sekunder, merupakan perbuatan mengutip kepada sumber
asli yang didapat dari sumber sekunder dengan menghiraukan teks asli dari
sumber yang sebenarnya.
4. Plagiarisme struktur sumber, merupakan penyalinan/penjiplakan struktur
suatu argument dari sebuah sumber.
5. Plagiarisme ide, merupakan penggunaan ulang suatu gagasan/pemikiran asli
dari sebuah sumber teks tanpa bergantung bentuk teks sumber.
6. Plagiarisme authorship, merupakan pembubuhan nama sendiri secara
langsung pada hasil karya orang lain.
PENCEGAHAN PLAGIARISME
Secara teknis strategi untuk mencegah plagiarism antara lain:
1. Hasil karya orang lain dirangkum lalu ditulis dengan kalimat sendiri atau
menggunakan kata atau kalimat lain untuk menyatakan maksud yang sama
(paraphrasing).
2. Bila menggunakan ide orang lain disebutkan sumbernya.
3. Memberi tanda kutip untuk semua sitasi yang mengambil kata demi kata hasil
karya/buah pikiran orang lain tanpa melakukan parafrase.
4. Bila kita mengajukan makalah yang sudah pernah diajukan sebelumnya harus
dinyatakan bahwa makalah sudah diajukan atau dipublikasi sebelumnya.
1. Dampak Pengembangan Diri
Dampak Diklat Nasional Membuat Lingkungan Aman Dan Nyaman
Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Dan Perundungan Di Lingkungan
Satuan Pendidikan, Tanggal 13 – 15 November 2023 yaitu:
 Bertambahnya kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik pada diri
guru
 Memberikan motivasi untuk meningkatkan kualitas cara penulisan dan
substansi karya inovasi pembelajaran yang ditulis sesuai dengan ketentuan
perlombaan karya inobel tahun 2016
 Memberikan peningkatan kemampuan menyusun dalam karya inovasi
pembelajaran sesuai dengan kriteria.
 Lebih percaya diri
 Sosialisasi dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kompetensi,
profesionalisme dan pengembangan profesional guru.
 Sosialisasi pemahaman ikm terbukti efektif dengan adanya semangat guru
untuk mengikuti dan melaksanakan ikm.
 Selanjutnya dampak ikm terhadap kompetensi guru menyatakan bahwa guru
berkompeten tinggi.
 Dilihat dari profesionalisme guru dalam mengajar terbukti guru memahami
dan menguasai penilaian siswa
 Guru mampu merancang pembelajaran dan sangat baik dalam konsep dan
materi pembelajaran.
 Sebagian besar guru memiliki kebiasaan refleksi diri dan memiliki
kematangan emosi. Guru juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
siswa dan memiliki semangat gotong royong
BAB III
PENUTUP

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membina dan mengarahkan
siswa untuk dapat berkompetisi di segala biang. Di era globalisasi dengan menerapkan
pembelajaran abad 21 guru tidak hanya dituntut untuk pawai dalam memahami materi
pelajaran akan tetapi guru juga harus mampu menggunakan dan memanfaatkan
teknologi sebagai media dan sumber belajar. Untuk meningkatkan kompetensi guru
sebagaimana yang diharapkan pada pembelajaran abad 21 adalah peningkatan
kemampuan guru di bidang IT (teknologi informasi).
Penguasaan guru di bidang IT (teknologi informasi) terutama pada penggunaan
dan pembuatan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran di masa
pandemik Covid 19 seperti saat ini masih kurang. Berdasarkan permasalahan ini kami
tim pengabdian memberikan workshop pembuatan media pembelajaran media interaktif
dengan menggunakan aplikasi Auto Play Media Studio 8.0.
Hasil workshop memberikan gambaran bahwa peserta telah mampu membuat
media pembelajaran interaktif dengan menggunakan aplikasi Auto Play Media Studio
8.0 kalaupun masih perlu perbaikan untuk penyempurnaan, akan tetapi hasil atau
produk yang dibuat sudah dapat digunakan atau diimplementasikan dalam
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai