Anda di halaman 1dari 53

COVER

LEMBAR PENGESAHAN
NASKAH HYPERMEDIA
PROGRAM BIMTEK PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (PEMBATIK)

JUDUL:
Strategi Berbagi Memanfaatkan Media Sosial
SASARAN:
Guru dan Tenaga Kependidikan

PENULIS 1 PENULIS 2 PENGKAJI 1

Kelik Yan Pradana Theresia Sri Rahayu Aiz Faizanti

BALAI LAYANAN PLATFORM TEKNOLOGI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
2023

ii
Kata Sambutan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kemendikbudristek

Bapak dan lbu guru yang saya hormati dan banggakan. Puji dan syukur
senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-
Nya, kita senantiasa diberikan kesehatan hingga saat ini sehingga tetap semangat
mengabdi dan membangun masa depan pendidikan kita.
Percepatan teknologi digital melesat begitu cepat, tidak terbendung apapun.
Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 berdampak besar bagi kehidupan, termasuk
dalam dunia pendidikan. Era Education 4.0 menggambarkan betapa perkembangan
teknologi digital telah sampai pada tahapan integrasi kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence), berpengaruh besar ke dalam berbagai perangkat dan aplikasi digital
dalam system pendidikan dan mekanisme pembelajaran. Perubahan dinamika
masyarakat Society 5.0 pun turut andil dalam transformasi pendidikan, secara formal,
non-formal, dan informal, dimana aksesibilitas terhadap segala macam informasi dapat
dilakukan dengan mudah dan terbuka melalui berbagai layanan berbasis data di
internet. Jika pada era Education 4.0 aspek penekanannya lebih pada faktor
teknologinya sebagai objek, di era society 5.0 aspek yang lebih ditekankan adalah
pada faktor manusia-nya sebagai pusat (human-centered) atau subjek yang mampu
dengan bijak dan kritis menyikapi dan berbagai macam perkembangan teknologi tanpa
meninggalkan aspek-aspek humanisme-nya. Oleh karenanya, sudah saatnya
Bapak/lbu guru dan kita semua bertransformasi dari paradigma human resources
development menuju human capital.
Salah satu langkah nyata menjawab kebutuhan transformasi dimaksud adalah
kebijakan Merdeka Belajar. Program Merdeka Belajar memiliki misi mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terbentuknya
profil Pelajar Pancasila. Sehingga proses pembelajaran yang harus dibangun dan
dikembangkan adalah proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kompetensi
pendidik serta menyenangkan dan berorientasi pada siswa. Program ini memberikan
semangat perubahan untuk menentukan cara terbaik menerapkan metode dan inovasi
pembelajaran bagi peserta didik melalui pemanfaatan Teknologi lnformasi dan
Komunikasi (TIK).

iii
Kemampuan Bapak dan Ibu guru mengintegrasikan TIK ke dalam proses
pembelajaran diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa, mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK, meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan
siswa menyelesaikan soal- soal dengan penalaran yang lebih baik. Bapak dan lbu guru
dituntut memiliki kompetensi memanfaatkan TIK yang memadai karena harus
memenuhi Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang diaktualisasikan
terutama untuk kepentingan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dan untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri (kompetensi profesional).
Dalam pengembangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan
kebudayaan Kemendikbudristek telah mengembangkan Platform Merdeka Mengajar,
sebagai salah satu sarana pendukung untuk membantu guru memahami Kurikulum
Merdeka baik secara mandiri, melalui pelatihan, maupun dari rekan sejawat. Disini
tersedia beragam materi dan referensi mengajar. Platform ini juga menjadi sarana guru
untuk berbagi praktik baik dalam fitur Bukti Karya.
Agar layanan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, diperlukan
pengembangan kompetensi TIK guru. Salah satunya melalui program PembaTIK
2023. Ajang ini bertujuan membimbing guru untuk mencapai literasi digital sesuai
standar nasional, yang mencakup literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi, dan
literasi media, dan berujung pada implementasi Merdeka Belajar.
Saya sangat bangga dengan semangat guru-guru Indonesia mengikuti Program
PembaTIK 2023 yang saya yakini akan meningkatkan kemampuan Bapak dan lbu guru
dalam menguatkan ekosistem digital Pendidikan dengan berkarya dan berbagi untuk
wujudkan Merdeka Belajar. Hal ini sangat penting demi mewujudkan tujuan mulia
mencetak generasi emas Indonesia yang cerdas, kreatif dan inovatif siap dengan
segala tantangan Revolusi lndustri 4.0 dan Society 5.0.

iv
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek) dapat menyelenggarakan Program Pembelajaran Berbasis TIK
(PembaTIK) 2023. Program ini telah berjalan sejak tahun 2017 hingga saat ini, dan
selalu menjadi program unggulan dalam peningkatan kompetensi TIK guru melalui
bimbingan teknis pembelajaran berbasis TIK (Bimtek PembaTIK) yang mengacu pada
standar kompetensi TIK guru dari UNESCO. Pengembangan program Bimtek
PembaTIK dilakukan dinamis dan adaptif terhadap arah kebijakan prioritas
Kemendikbudristek serta perkembangan teknologi.
PembaTIK diselenggarakan berjenjang 4 (empat) level, yaitu level 1-Literasi
TIK, level 2-Implementasi TIK, level 3-Kreasi TIK, dan level 4-Berbagi dan
Berkolaborasi. Peserta PembaTIK berkolaborasi dan juga berkompetisi pada
pembelajaran ini. Kompetisi ini untuk memacu peserta menghasilkan karya-karya
terbaiknya. Peserta yang berhasil menyelesaikan Pembatik sampai level 4 akan
menjadi guru hebat yang telah membuktikan kompetensi TIK secara lengkap. Guru-
guru ini akan menjadi inspirasi bagi guru-guru di wilayah representatif mereka dalam
mengoptimalkan TIK untuk inovasi pembelajaran di kelasnya. Mereka diharapkan
dapat menjadi mitra Dinas Pendidikan provinsi, Kabupaten/kota masing-masing dalam
menggerakkan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran.
Penyelenggaraan PembaTIK 2023 mengusung tema “Menguatkan Ekosistem
Digital Pendidikan dengan Berkarya dan Berbagi untuk Wujudkan Merdeka Belajar”.
Level 3 merupakan tahapan Kreasi. Adapun materi PembaTIK level 3 terdiri atas 5
(lima) bahan ajar yang disusun untuk memberikan wawasan dalam berkreasi
mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK meliputi: (1) Pengembangan
media audio pembelajaran berbasis TIK; (2) Pengembangan media video
pembelajaran berbasis TIK; (3) Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif;
dan (4) Inovasi Pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran digital.
Pada akhir pembelajaran di tahapan Kreasi pada level 3 ini, peserta diharapkan
dapat meningkatkan kompetensi implementasi TIK nya secara kreatif, inovatif, dan
kolaboratif dan menjadi key person untuk berbagi wawasan Implementasi TIK dengan
bekal kemampuan sebagai berikut:

v
1. Menguasai salah satu tools pengembang pembelajaran, baik konten maupun
aplikasi;
2. Memiliki kemampuan dasar desain komunikasi visual.
3. Melakukan proses yang sistematis dalam pengembangan media pembelajaran
4. Mampu menghasilkan salah satu bentuk media pembelajaran interaktif berbasis
TIK
5. Melakukan rekayasa media pembelajaran sesuai kebutuhan
6. Mengembangkan media pembelajaran secara kolaboratif baik dengan sesama
guru maupun siswa
7. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam pengembangan media, dan
8. Menghasilkan bahan belajar berbasis TIK
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya program PembaTIK ini. Selamat mengikuti program
PembaTIK. Semoga ikhtiar kita untuk menjaga nyala api belajar peserta didik dapat
terwujud dengan hadirnya berbagai inovasi pembelajaran yang menyenangkan oleh
guru-guru Indonesia yang telah menunjukkan kemampuannya beradaptasi
menghadapi dinamika perubahan lingkungan Pendidikan di era digital ini.

Jakarta, 8 Juni 2023


Kepala Pudatin Kemendikbudristek

H. Dr. M. Hasan Chabibie, ST., M.Si.

vi
Daftar Isi

Kata Sambutan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek


.................................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................ v
Daftar Isi ..................................................................................................................... vii
Daftar Gambar............................................................................................................. ix
Daftar Video ................................................................................................................. x
Daftar Tautan .............................................................................................................. xi
Peta Materi ................................................................................................................. xii
Pendahuluan .............................................................................................................. 13
A. Latar Belakang ................................................................................................ 14
B. Tujuan.............................................................................................................. 18
C. Peta Kompetensi ............................................................................................. 18
D. Ruang Lingkup Penggunaan Modul ................................................................ 18
E. Saran dan Cara Penggunaan Modul ............................................................... 18
Kegiatan Belajar 1 ...................................................................................................... 20
Strategi Berbagi Memanfaatkan Media Sosial ........................................................... 20
A. Tujuan Belajar ................................................................................................. 20
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 20
C. Uraian Materi ................................................................................................... 20
D. Rangkuman ..................................................................................................... 27
E. Latihan ............................................................................................................. 28
Kegiatan Belajar 2 ...................................................................................................... 29
Penerapan Strategi Berbagi Ide/ Pengalaman/ Konten/ Inovasi Pembelajaran dengan
Memanfaatkan Media Sosial ...................................................................................... 29
A. Tujuan Belajar ................................................................................................. 29
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 29
C. Uraian Materi ................................................................................................... 29
D. Rangkuman ..................................................................................................... 44
E. Latihan ............................................................................................................. 45
Rangkuman ................................................................................................................ 46
Tes Akhir Modul ......................................................................................................... 48

vii
Daftar Pustaka............................................................................................................ 52

viii
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Aktif Media Sosial di Indonesia ............................... 16


Gambar 2.1 Kategori Adopter ................................................................................... 22
Gambar 3.1 Halaman beranda blog cikgutere.com .................................................. 32
Gambar 3.2 Contoh informasi yang dibagikan melalui mikroblog ............................ 33
Gambar 3.3 Ranking Most Visited Website berdasarkan data Similarweb .............. 34
Gambar 3.4 Menentukan tanda (tag) dalam proses unggah video .......................... 37
Gambar 3.5 Analitik YouTube Channel .................................................................... 37
Gambar 3.6 Berbagai Platform Jejaring Sosial......................................................... 39
Gambar 3.7 Analitik Akun Instagram ........................................................................ 40
Gambar 3.8 Podcast Pendidikan pada platform Spotify ........................................... 42
Gambar 3.9 Video Podcast untuk YouTube ............................................................. 43

ix
Daftar Video

Video 1.1 Video Pengantar Modul 15 Strategi Memanfaatkan Media Sosial ....... 13

x
Daftar Tautan

Tautan 1.1 Video Pengantar Modul 15 PembaTIK 2023 - YouTube ...................... 13


Tautan 2.1 LATIHAN MODUL 15 : Strategi Berbagi Memanfaatkan Media Sosial
(google.com) ......................................................................................... 28
Tautan 3.1 Pendaftaran Komunitas Belajar – Merdeka Mengajar (kemdikbud.go.id)
.............................................................................................................. 31
Tautan 3.2 Implementasi Pembelajaran Inovatif Model SOLE Terintegrasi Rumah
Belajar dan PMM di SDN Waisumar - CIKGU TERE ........................... 32
Tautan 3.3 Hai #SahabatDatin! Laman Pusat Informasi Akun belajar.id hadir
sebagai tempat untuk mengetahui informasi terbaru dan resmi seputar
Akun… | Instagram ............................................................................... 33
Tautan 3.4 Mr. Klik - YouTube ................................................................................ 36
Tautan 3.5 SMB #BulanMerdekaBelajar: Bahasa Kita, Identitas Kita - YouTube... 43

xi
Peta Materi

xii
Pendahuluan

Halo Sahabat Teknologi, sebelum mempelajari Modul 15 silahkan Sahabat saksikan


terlebih dahulu video pengantar pembelajaran modul ini yang dapat diakses pada
tautan berikut:

Video 1.1 Video Pengantar Modul 15 Strategi Memanfaatkan Media Sosial


Tautan 1.1 Video Pengantar Modul 15 PembaTIK 2023 - YouTube

Dalam modul ini, Sahabat Teknologi akan memperoleh pengetahuan tentang Strategi
Berbagi Memanfaatkan Media Sosial, yang merupakan bagian dari kompetensi yang
diharapkan dalam PembaTIK Level 4. Sebelumnya, dalam PembaTIK Level 1,
Sahabat Teknologi telah mempelajari penggunaan media sosial dalam pembelajaran.
Informasi yang telah Sahabat peroleh pada Modul 4 PembaTIK Level 1 akan
digunakan kembali dalam modul ini.

Secara gamblang, jika kita telah mempelajari penggunaan media sosial dalam
pembelajaran untuk peserta didik dalam Modul 4, dalam modul ini kita akan
menggunakan media sosial untuk berbagi dengan warganet melalui berbagai platform
media sosial. Selain itu, praktik pembelajaran yang baik yang telah Sahabat Teknologi
pelajari dari PembaTIK Level 2 dan karya-karya yang telah Sahabat hasilkan dalam
PembaTIK Level 3 juga dapat digunakan kembali dalam modul ini untuk dibagikan
melalui platform media sosial yang Sahabat miliki.

13
A. Latar Belakang
Transformasi pendidikan di Indonesia mengubah pembelajaran konvensional
menjadi pembelajaran digital. Hal ini ditandai dengan integrasi Teknologi,
Informasi, dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran Abad
21, peran TIK bukan lagi sebagai tujuan pembelajaran melainkan sebagai sarana
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Perkembangan TIK yang sangat pesat menghadirkan platform teknologi


pendidikan yang mengusung ide inovasi. Kreativitas seorang guru dalam
menyajikan pembelajaran di kelas, sangat diperlukan untuk mewujudkan inovasi
dalam pembelajaran. Salah satu bentuk kreativitas yang dapat dilakukan oleh guru
adalah penerapan model, metode, dan media pembelajaran yang berbasis TIK.

Kemendikbudristek menyediakan berbagai platform teknologi pendidikan yang


dapat mendukung guru dalam menerapkan pembelajaran yang merdeka bagi
siswa melalui pemanfaatan akun belajar.id dan Platform Merdeka Mengajar.
Melalui pemanfaatan berbagai platform teknologi pendidikan, diharapkan guru
dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi, bakat, dan minat
yang mereka miliki sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Pemanfaatan akun belajar.id dalam pembelajaran adalah untuk mengakses


beragam layanan sumber belajar digital baik oleh guru maupun siswa, misalnya
mengakses Platform Merdeka Mengajar (PMM). Saat ini, akun belajar.id juga dapat
digunakan untuk mengakses canva untuk pendidikan (canva for education) yang
dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif.

Di era digital ini, guru dituntut untuk tetap mampu memberikan pelayanan
pembelajaran kepada peserta didik baik secara langsung (sinkronus) maupun tidak
langsung (asinkronus) atau yang dikenal dengan sebutan Blended Learning.
Graham (2005) Menjelaskan pengertian blended learning yaitu pembelajaran yang
mana mengkombinasikan belajar online dengan belajar tradisional atau offline,
peserta didik dapat memanfaatkan TIK untuk belajar di mana saja, kapan saja, dan
dengan siapa saja.

14
Untuk mendukung pembelajaran digital, platform teknologi yang dapat
dimanfaatkan oleh guru yaitu Platform Merdeka Mengajar (PMM). Menteri
Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makariem, telah
meluncurkan secara resmi Platform Merdeka Mengajar bersamaan dengan
Kurikulum Merdeka melalui program Merdeka Belajar Episode 15 pada tahun 2022.
Fungsi dari PMM adalah untuk belajar, mengajar, dan berkarya.

Terdapat beberapa menu di dalam PMM, di antaranya asesmen murid, perangkat


ajar, pelatihan mandiri, komunitas video inspirasi dan bukti karya. Selaras dengan
fungsi berkarya, diharapkan agar para guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah
dapat berkontribusi untuk memperkaya PMM dengan cara mengunggah bukti karya
di PMM. Berikutnya, Sahabat juga dapat memanfaatkan menu komunitas belajar
di PMM untuk berbagi inspirasi praktik baik pembelajaran.

Selain dengan cara tersebut, Sahabat juga dapat membagikan berbagai konten
pembelajaran melalui media sosial yang Sahabat miliki, seperti Facebook,
YouTube, Blog, Instagram, Tiktok, dan Podcast.

Bagaimana strategi berbagi dengan memanfaatkan media sosial? Modul ini akan
menguraikan strategi berbagi dengan memanfaatkan media sosial berdasarkan
prinsip gotong royong dan merdeka belajar untuk meningkatkan kompetensi
TIK bagi Guru yang telah melewati tugas PembaTIK level 1, 2, dan 3.

15
Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Aktif Media Sosial di Indonesia

Menurut data “we are social” pada Januari 2023 data pengguna media sosial di
Indonesia sudah mencapai 167 juta orang pada bulan Januari 2023. Faktanya
jumlah tersebut setara dengan 60,4% populasi masyarakat Indonesia. Adapun
waktu yang dihabiskan oleh pengguna internet untuk berselancar di media sosial
adalah 3 jam 18 menit setiap harinya. Dengan capaian tersebut, Indonesia
menduduki peringkat ke sepuluh data pengguna media sosial di dunia.

Data tersebut sebenarnya tidak mencengangkan karena di era digital ini media
sosial memegang peran yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Para
pengguna media sosial dapat menggunakan saluran ini untuk berkomunikasi,
mencari informasi, pengetahuan bahkan hiburan yang juga dapat mempengaruhi
perilaku penggunanya.

Selama masa pandemi yang lalu, media sosial sendiri mengalami peningkatan
penggunaan, hal ini dikarenakan adanya pembatasan untuk berkomunikasi secara
langsung dengan menjaga jarak sosial (social distancing) untuk mencegah
penularan/penyebaran virus. Fungsi media sosial pun semakin berkembang di
berbagai sektor. Untuk sektor industri, media sosial menjadi sebuah “marketplace”
yang ampuh menarik konsumen. Sedangkan untuk sektor pendidikan, media sosial
menjadi tempat untuk berbagi konten-konten pembelajaran melalui artikel, video,
16
bahkan live streaming. Selain itu, media sosial juga menjadi tempat untuk
mendapatkan beragam informasi mengenai kegiatan webinar dan pelatihan.

Setiap platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Podcast
dan lainnya memiliki kebijakan penggunaan dan sensor konten masing-masing
yang wajib ditaati oleh para penggunanya. Namun demikian tetap ada informasi-
informasi yang tidak tepat atau disebut juga dengan hoaks. Kewajiban kita sebagai
pengguna untuk dapat menyaring dulu informasi yang diterima melakukan
pengecekan sebelum memutuskan untuk dibagikan kembali (saring sebelum
sharing).

Media sosial wajib digunakan sebagai sarana positif untuk mempercepat dan
memperluas segala hal baik yang dapat membawa dunia pendidikan ke arah yang
lebih baik. Sahabat Teknologi dapat berkontribusi dengan cara memproduksi dan
membagikan konten-konten edukatif, informatif dan bertujuan untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.

Pada modul ini Sahabat Teknologi akan dibekali dengan berbagai pengetahuan
mengenai strategi berbagi memanfaatkan media sosial sehingga Sahabat bisa dan
terbiasa untuk memanfaatkan media sosial sesuai dengan fungsinya. Jika di modul
PembaTIK level sebelumnya Peserta PembaTIK mendapat pengetahuan dan
keterampilan untuk memanfaatkan media sosial dalam konteks pembelajaran,
maka pada modul ini, Peserta PembaTIK akan memanfaatkan sisi
keberlanjutannya yaitu memanfaatkan media sosial sebagai media berbagi.
Dengan kata lain, modul ini adalah penguatan materi pada modul level
sebelumnya.

Model penguatan seperti ini juga sangat penting dilakukan di akhir kegiatan
PembaTIK karena dengan adanya perluasan platform teknologi pendidikan seperti
Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Akun belajar.id, maka Sahabat Teknologi
pun dapat membagikan pemanfaatan berbagai platform teknologi pendidikan
tersebut agar dapat semakin mudah diakses oleh banyak orang.

17
B. Tujuan
Pada modul ini akan diuraikan tentang strategi berbagi dengan memanfaatkan
media sosial dalam rangka menyebarluaskan pemanfaatan platform teknologi
pendidikan kepada para pengguna. Hal ini penting dikuasai oleh guru dan pendidik
lainnya agar dapat menyebarluaskan platform teknologi pendidikan secara efektif.
Setelah mempelajari modul ini, Sahabat Teknologi diharapkan mampu:
1. Memahami strategi berbagi memanfaatkan media sosial;
2. Menerapkan langkah-langkah strategi berbagi memanfaatkan platform media
sosial;
3. Menggunakan platform media sosial.

C. Peta Kompetensi
Modul ini merupakan series modul program PembaTIK yang dikembangkan untuk
penguatan pembelajaran berbasis literasi digital. Dalam modul ini sahabat
diharapkan dapat memahami Strategi Memanfaatkan Media Sosial dengan
mempelajari dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar tersebut adalah bagaimana
strategi memanfaatkan media sosial dan menerapkan strategi memanfaatkan
media sosial.

D. Ruang Lingkup Penggunaan Modul


Modul ini berisi dua kegiatan belajar dengan ruang lingkup materi antara lain:
1. Ragam strategi berbagi memanfaatkan media sosial melalui difusi dan
inovasi
2. Penerapan langkah-langkah strategi berbagi memanfaatkan media sosial.

E. Saran dan Cara Penggunaan Modul


Modul Strategi Berbagi Memanfaatkan Media Sosial terdiri dari dua kegiatan
pembelajaran yang secara konsep mengindikasikan urutan pemahaman yang
diperlukan untuk mengembangkan materi pembelajaran. Dalam menjalani modul
ini, guru perlu melakukan aktivitas pembelajaran berikut:
1. Membaca tujuan pembelajaran sehingga memahami target dari kegiatan
belajar tersebut.
2. Membaca indikator pencapaian kompetensi sehingga memahami objek yang
akan dijadikan kriteria pengukuran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
18
3. Membaca uraian materi pembelajaran sehingga memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap terhadap kompetensi yang akan dicapai.
4. Melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk.
5. Mengerjakan latihan pada akhir kegiatan belajar atau akhir modul untuk
mengukur tingkat penguasaan materi modul 15.

19
Kegiatan Belajar 1
Strategi Berbagi Memanfaatkan Media Sosial

A. Tujuan Belajar
Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan belajar 1 ini adalah:
1. Memahami Strategi Berbagi Difusi dan Inovasi.
2. Menerapkan Strategi Berbagi Difusi dan Inovasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi yang akan dicapai pada kegiatan belajar 1 adalah:
1. Menjelaskan Strategi Berbagi Difusi dan Inovasi.
2. Menerapkan Strategi Berbagi Difusi dan Inovasi.

C. Uraian Materi
Sahabat Teknologi, sebelum kita mulai membagikan konten-konten positif terkait
pemanfaatan platform teknologi pendidikan dengan memanfaatkan media sosial,
kita perlu mempelajari pandangan Everet Rogers (1996) dalam memberikan
sebuah informasi yang bersifat baru kepada sebuah komunitas.

Dalam bukunya yang berjudul Difussion of Innovation, Roger (1996),


mendefinisikan difusi sebagai: “The process by which an innovation is
communicated through certain channels over time among the members of a social
system.” Jika kita terjemahkan maka dapat diartikan suatu proses di mana inovasi
dikomunikasikan melalui beragam saluran dalam jangka waktu tertentu dalam
suatu sistem sosial dengan memanfaatkan sebuah saluran komunikasi.

Difusi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “penyebaran atau
perembesan sesuatu (kebudayaan, teknologi, ide) dari satu pihak ke pihak lainnya;
penghamburan; pemencaran”. Difusi bisa dimaknai sebuah proses penyebaran ide
atau pesan kepada orang lain.

20
Ada empat unsur penting dalam sebuah proses yang melibatkan beragam media
saluran komunikasi pada jangka waktu tertentu, yaitu:
1. Inovasi
2. Saluran komunikasi
3. Waktu
4. Anggota sistem sosial

Dalam sebuah difusi ide atau pesan kepada orang lain, isi dari ide atau pesan
tersebut haruslah berupa suatu inovasi. Inovasi lah yang menjadi inti atau isi dari
ide dan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain.

Sedangkan sebuah proses adopsi adalah suatu proses yang dialami oleh penerima
ide ataupun pesan baru tersebut yang diterima melalui saluran komunikasi. Oleh
karena itu sebuah adopsi inovasi dapat dimaknai dengan suatu proses penerimaan
ide-ide baru.

Orang atau individu yang menerima ide dan pesan baru tersebut disebut juga
dengan seorang adopter, Rogers (1996) mengelompokkan adopter dalam 5
kategori berdasarkan tingkatan penerimaannya dalam mengadopsi sebuah
inovasi. Kelima kategori adopter adalah:
1. Inovator (inovator).
2. Penerima dini (early adopters).
3. Mayoritas dini (early majority).
4. Mayoritas belakangan (late majority).
5. Penerima akhir (leggards).

21
Kelima kategori ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Kategori Adopter

Dalam bagian ini, kita dapat mengkategorikan orang atau individu ke dalam
kelompok yang berbeda. Orang-orang yang berani mengambil risiko dan menerima
perubahan seperti Innovative Leaders termasuk dalam kategori Inovator,
sementara Opinion Leaders termasuk dalam early adopters. Early majority adalah
individu yang mengikuti jejak para inovator, mereka akan membuat keputusan
setelah melihat individu berpengaruh lainnya mengambil keputusan dan menerima
inovasi tersebut. Late majority terdiri dari individu yang ragu-ragu dan hati-hati
dalam menerima perubahan atau inovasi, mereka memerlukan usaha ekstra untuk
menerima ide atau gagasan baru. Terakhir, ada Last Adopters yang terdiri dari
individu yang enggan berubah, cenderung menolak dan bahkan mempengaruhi
orang lain untuk menolak inovasi.

Kehadiran inovator dan pengguna awal sangat penting agar ide atau pesan inovatif
dapat diterima dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
mengidentifikasi inovator dan pengguna awal ini, yang sering disebut sebagai
pengaruh atau influencer, baik sebagai individu maupun akun media sosial dengan
banyak pengikut.

Dalam diagram di atas, kita juga dapat melihat bahwa inovasi membutuhkan waktu
untuk diterima, dan waktu memainkan peran penting dalam menentukan strategi
difusi informasi. Setelah kita mempublikasikan informasi di akun media sosial kita,
22
waktu yang dibutuhkan untuk informasi tersebut sampai kepada pengguna lain
akan bervariasi, ada yang cepat dan ada yang lambat.
Menurut Rogers (1996) keterlibatan waktu dalam proses difusi inovasi adalah
dalam hal proses pengambilan keputusan inovasi oleh individu. Dalam hal ini waktu
diukur mulai dari pertama kali individu mengetahui adanya suatu inovasi sampai
dengan individu mengadopsi atau menolak inovasi tersebut. Adapun tahapan yang
dilalui oleh individu dalam proses pengambilan keputusan inovasi adalah sebagai
berikut:
1. Individu mulai mengetahui adanya suatu inovasi;
2. Muncul keyakinan (persuasion) pada diri individu untuk menerima atau menolak
inovasi tersebut;
3. Tahap di mana individu memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi;
4. Individu mulai melaksanakan apa yang telah ia putuskan pada tahap ketiga;
5. Individu melakukan konfirmasi, call to action.

Setiap tahap di atas memerlukan waktu yang berbeda untuk diselesaikan, dan
durasi waktu yang diperlukan juga bervariasi antara individu satu dengan individu
lainnya. Kecepatan seseorang dalam menerima inovasi dibandingkan dengan
orang lain berbeda, dan perbedaan ini menentukan kategori di mana individu
tersebut termasuk. Semakin singkat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk
mengadopsi inovasi dibandingkan dengan orang lain, semakin inovatif individu
tersebut dibandingkan dengan orang lain.

Tingkat adopsi dalam suatu sistem sosial juga dapat diukur berdasarkan waktu
yang dibutuhkan untuk mengadopsi inovasi, berdasarkan jumlah anggota sistem
sosial yang mengadopsi inovasi tersebut. Rogers (1996) juga menekankan
pentingnya penggunaan saluran komunikasi dalam memfasilitasi proses adopsi
inovasi. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mudah dipahami oleh
kedua belah pihak, pemilihan jenis dan bentuk komunikasi yang sesuai dengan
kelompok sosial yang menjadi targetnya sangat penting untuk mempengaruhi
penerimaan inovasi.

23
Untuk itu kita juga perlu secara cermat menentukan platform media sosial yang
akan kita gunakan. Untuk menentukan jenis platform media sosial yang sesuai,
maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan, diantaranya adalah:
1. Karakteristik audiens
2. Jenis konten informasi, teks atau video? Durasi konten?
3. Desain Konten/Pesan
4. Format penyampaian, live video?
5. Penulisan teks narasi.

Menurut Roger dan Shoemaker (1981), perubahan sosial adalah proses di mana
terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Struktur sosial terdiri dari
individu-individu atau kelompok masyarakat yang memiliki peran dalam sistem
tersebut.

Proses komunikasi inovasi antara anggota masyarakat menggunakan saluran


tertentu dan dalam waktu tertentu dapat dikategorikan sebagai proses difusi. Difusi
adalah jenis komunikasi yang khas, di mana pesan yang disampaikan adalah hal
yang baru, yaitu inovasi.

Dari uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa interaksi komunikasi antara pembuat
konten dan pengguna media sosial lainnya sangat penting dilakukan untuk
memperkuat penerimaan ide atau informasi baru. Diskusi yang terjadi dapat
membantu memperkuat pemahaman dan penerimaan inovasi.

Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan


dikelola. Jadi, jika difusi terjadi secara spontan, diseminasi membutuhkan
perencanaan. Dalam konteks ini, perencanaan diperlukan untuk menentukan
waktu terjadinya difusi. Kita juga perlu merencanakan agar pesan dan informasi
yang telah disampaikan dapat dibagikan oleh pengguna lain agar lebih banyak
orang dapat merasakan manfaat yang sama. Oleh karena itu, melibatkan dan
mengarahkan pengguna lain untuk berbagi konten dan informasi yang telah
disampaikan sangat penting.

24
Sahabat Teknologi, sekarang kita sudah memahami tentang difusi, inovasi dan
diseminasi. Berikutnya kita harus memahami bahwa platform teknologi pendidikan
adalah sebuah inovasi yang perlu didifusikan dan didesiminasikan agar platform ini
dapat dimanfaatkan secara luas dan semakin banyak pendidik mendapatkan
manfaatnya. Untuk itu kita dapat memanfaatkan beberapa strategi di bawah ini,
yaitu:
1. Berfokus pada inovator atau influencer:
Seorang inovator atau influencer dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap usaha difusi inovasi kita, sebagai seorang inovator, individu tersebut
akan dapat dengan mudah menerima pemanfaatan platform teknologi
pendidikan sebagai sebuah inovasi dalam pembelajaran.

Hal yang perlu kita lakukan adalah melakukan identifikasi terhadap individu
yang masuk dalam kriteria inovator atau influencer. Hal ini bisa kita telusuri
melalui pemanfaatan akun media sosial, kita dapat melihat profil calon inovator
tersebut melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukannya yang diunggah dalam
media sosial yang dimilikinya.

Ketika kita sudah menemukan beberapa calon inovator maka kita perlu
mengadakan pendekatan dengan cara berdiskusi dan menyampaikan kepada
mereka tentang inovasi yang ingin disampaikan. Upayakan agar terjadi sebuah
kolaborasi bersama dalam rangka mendukung pemanfaatan platform teknologi
pendidikan.

Setelah kita mendapatkan respons yang positif dan mendapatkan saran agar
strategi difusi inovasi kita berhasil maka kita mulai beralih kepada para early
adopters.

2. Memanfaatkan early adopters.


Individu-individu dalam kategori ini sangat mudah terpengaruh oleh para
inovator untuk itu kita perlu memanfaatkan mereka untuk dapat berbicara dan
menyampaikan inovasi kepada early adopters. Sebagai contoh: untuk
mensosialisasikan pemanfaatan platform teknologi pendidikan akan sangat
efektif apabila pimpinan sebuah instansi atau suatu daerah juga berperan
25
sebagai seorang inovator dan melakukan difusi inovasi dengan memberikan
arahan dan semangat kepada para guru untuk menerima dan memanfaatkan
platform teknologi pendidikan..

Para early adopters ini juga perlu diberikan semangat dan didorong untuk
menjadi seorang inovator dan menjadi mitra kita dalam melakukan difusi
inovasi. Jumlah early adopters yang cenderung banyak maka hal ini sangat
potensial untuk membantu tersosialisasikannya platform teknologi pendidikan
lebih luas lagi.

3. Memanfaatkan Media Sosial


Saat ini ada banyak jejaring media sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai
media berbagi. Sahabat perlu memperhatikan jalur dan tipe teknologi
komunikasi yang digunakan agar dapat memenuhi kecenderungan setiap
individu yang hanya memilih satu atau dua teknologi komunikasi yang menjadi
favoritnya.

Teknologi komunikasi yang digunakan dapat memanfaatkan jalur media sosial


seperti: Facebook untuk kalangan guru-guru atau orang dewasa, Instagram
untuk kalangan peserta didik atau bahkan menggunakan komunikasi
sederhana berupa pesan teks yang dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh
berbagai kalangan.

4. Menggunakan Pesan Multimedia


Pesan multimedia berupa video dan animasi sangat memudahkan individu
untuk lebih memahami difusi inovasi yang ingin disampaikan. Selain itu pesan
multimedia juga dapat lebih mudah menarik perhatian para penggunanya
karena tampilannya lebih menarik. Oleh karena itu penggunaan pesan
multimedia harus dilakukan dalam menyampaikan inovasi tentang platform
teknologi pendidikan.

26
5. Melakukan Kegiatan Webinar
Untuk lebih mendorong penyebaran difusi inovasi terkait platform teknologi
pendidikan maka kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan webinar yang secara
rutin terjadwal untuk menjaring para early adopters lebih memahami tentang
pemanfaatan platform teknologi pendidikan. Kita dapat memanfaatkan para
inovator untuk membantu menyampaikan ide atau pesan terkait inovasi platform
teknologi pendidikan. Saat ini Sahabat Teknologi dapat berbagi memanfaatkan
platform teknologi pendidikan pada kegiatan webinar yang terdapat pada menu
komunitas di Platform Merdeka Mengajar (PMM).

6. Membangun komunitas atau organisasi yang bertujuan mengedukasi para


inovator dan early adopters terhadap pemanfaatan platform teknologi
pendidikan. Komunitas maupun organisasi ini bersifat organik sehingga dapat
secara dinamis bekerja sama dengan stakeholder pendidikan yang lain. Salah
satu komunitas yang dapat dibangun adalah komunitas belajar. Ada 3 macam
komunitas belajar yaitu komunitas di dalam sekolahnya sendiri, antar sekolah,
dan komunitas daring yang ada di PMM.

D. Rangkuman
Sahabat Teknologi, ketika kita berbagi dan memanfaatkan media sosial, artinya
kita memberikan informasi baru kepada komunitas yang terdiri dari individu-individu
yang beragam. Sebelum memperkenalkan inovasi atau informasi baru kepada
komunitas, sangat penting untuk memahami difusi, adopsi, dan diseminasi inovasi.
Everett Rogers (1966) mengelompokkan orang-orang yang menerima ide atau
pesan baru (Adopter) ke dalam lima kategori berdasarkan bagaimana mereka
merespons informasi baru tersebut, yaitu Inovator (innovator), Penerima Dini (early
adopters), Mayoritas Dini (early majority), Mayoritas Belakangan (late majority),
dan Penerima Akhir (laggards).

Selain memahami kategori-kategori adopter, dalam berbagi dan memanfaatkan


media sosial, kita juga perlu mempertimbangkan beberapa hal dalam memilih jenis
platform media sosial yang tepat, antara lain: (1) karakteristik audiens, (2) jenis
konten, (3) desain konten, (4) format penyampaian, dan (5) penulisan narasi.
27
Pemilihan jenis dan bentuk komunikasi yang sesuai dengan kelompok sosial yang
menjadi target sangat penting untuk mempengaruhi penerimaan inovasi atau
informasi baru.

Dari pembelajaran ini, terdapat beberapa contoh strategi yang dapat sahabat
gunakan untuk berbagi melalui media sosial, antara lain: (1) fokus pada inovator
atau influencer, (2) memanfaatkan early adopters, (3) menggunakan media sosial
yang sesuai dengan karakteristik penerima, (4) menggunakan pesan multimedia,
(5) mengadakan kegiatan webinar, (6) membangun komunitas, dan berbagai
strategi lain yang sesuai dengan kebutuhan.

E. Latihan
Pada Kegiatan Belajar ini Sahabat telah diberikan pengetahuan tentang Strategi
Berbagi Memanfaatkan Media Sosial. Untuk melihat seberapa jauh pemahaman
Sahabat tentang materi pada kegiatan ini, coba sahabat kerjakan latihan pada
tautan berikut:

Tautan 2.1 LATIHAN MODUL 15 : Strategi Berbagi


Memanfaatkan Media Sosial (google.com)
Silakan ulangi membaca modul ini apabila hasil yang
Sahabat peroleh belum maksimal.

28
Kegiatan Belajar 2
Penerapan Strategi Berbagi Ide/ Pengalaman/ Konten/ Inovasi
Pembelajaran dengan Memanfaatkan Media Sosial

A. Tujuan Belajar
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, Sahabat diharapkan memiliki
kemampuan dalam membuat:
1. Strategi pemanfaatan komunitas belajar Platform Merdeka Mengajar sebagai
media berbagi
2. Strategi pemanfaatan Blog/Mikroblog sebagai media berbagi
3. Strategi pemanfaatan konten YouTube sebagai media berbagi
4. Strategi pemanfaatan situs jejaring sosial (Facebook, Intagram, Twitter dan
TikTok) sebagai media berbagi
5. Strategi pemanfaatan Podcast sebagai media berbagi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi yang akan dicapai pada kegiatan belajar 2 adalah:
1. Menerapkan strategi pemanfaatan komunitas belajar Platform Merdeka
Mengajar sebagai media berbagi
2. Menerapkan trategi pemanfaatan Blog/Mikroblog sebagai media berbagi
3. Mempraktikan Strategi pemanfaatan konten YouTube sebagai media berbagi
4. Mempraktikan strategi pemanfaatan situs jejaring sosial (Facebook, Intagram,
Twitter dan TikTok) sebagai media berbagi
5. Menerapkan strategi pemanfaatan Podcast sebagai media berbagi

C. Uraian Materi
1. Strategi Pemanfaatan Komunitas Belajar PMM
Komunitas Belajar adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik
yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi
pembelajaran, terutama dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Saat ini
menu komunitas belajar sudah dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar
(PMM). Para pengguna dapat langsung membuka menu komunitas di laman
beranda PMM.
29
Di dalam menu komunitas terdapat empat halaman, yaitu:
a. Untuk Anda (komunitas)
Pada halaman ini, Sahabat akan melihat daftar komunitas yang Sahabat
ikuti. Selain itu, Sahabat juga dapat melihat jadwal webinar yang
diselenggarakan oleh komunitas yang Sahabat ikuti, dan jadwal webinar di
mana Sahabat sudah mendaftarkan diri sebagai peserta.
b. Webinar (komunitas)
Pada halaman ini, Sahabat akan melihat jadwal webinar yang akan
diselenggarakan oleh semua komunitas yang terdaftar di platform Merdeka
Mengajar. Silakan mendaftar untuk mengikuti webinar tersebut melalui
menu webinar atau melalui menu komunitas lalu klik detail komunitas.
c. Komunitas
Pada halaman ini, terdapat daftar komunitas belajar yang belum Sahabat
ikuti. Sahabat juga bisa melakukan eksplorasi komunitas belajar melalui
kolom pencarian dengan mengetik kata kunci nama komunitas dan mencari
berdasarkan provinsi dan jenjang.
d. Narasumber
Narasumber Berbagi Praktik Baik adalah guru, tutor, kepala sekolah/satuan
pendidikan pada satuan pendidikan yang sudah mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka atau prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan telah
diseleksi.

Untuk dapat berbagi inspirasi praktik baik tentang pemanfaatan platform


teknologi pendidikan dengan memanfaatkan komunitas belajar di PMM,
Sahabat dapat melakukannya dengan cara mengadakan webinar di PMM.
Jika Sahabat menjadi penggerak salah satu komunitas belajar PMM, Sahabat
dapat mengadakan webinar di PMM melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Buka menu Komunitas pada laman Beranda aplikasi Merdeka Mengajar di
Android atau melalui web.
2) Pilih Komunitas Anda di halaman Untuk Anda
3) Klik Buat Webinar

30
4) Masukan informasi webinar berikut:
● Judul webinar
● Deskripsi
● Tanggal/jadwal webinar
● Jam mulai dan selesai webinar
● Link/tautan webinar
● Nama dan pekerjaan narasumber
5) Pastikan tanggal dan waktu sudah diisi dengan benar, lalu klik simpan.
6) Bagikan link webinar PMM secara langsung melalui media sosial yang
terhubung atau dengan klik salin tautan.

Namun, jika Sahabat berperan sebagai anggota salah satu komunitas belajar
PMM, Sahabat dapat berbagi dengan cara berkomunikasi dan berkolaborasi
dengan penggerak komunitas untuk mendaftar sebagai narasumber dalam
kegiatan webinar komunitas belajar tersebut.

Adapun bagi Sahabat Teknologi yang tergerak untuk mendaftarkan komunitas


belajarnya di PMM dapat mempelajari caranya lebih lengkap pada tautan
berikut:

Tautan 3.1 Pendaftaran Komunitas Belajar – Merdeka


Mengajar (kemdikbud.go.id)

2. Strategi Pemanfaatan Blog/Mikroblog Sebagai Media Berbagi


Secara keseluruhan, blog dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk media
publikasi di internet yang terdiri dari tulisan-tulisan berupa cerita atau
penjelasan tentang suatu topik yang ditampilkan pada sebuah halaman web
pribadi. Menurut Prakoso (2009), istilah "blog" berasal dari singkatan "web log"
yang pada dasarnya adalah jurnal online. Prakoso (2009) mengungkapkan

31
bahwa blog berasal dari kata web log yang secara sederhana berarti jurnal
online.

Sebelum membahas lebih jauh tentang strategi pemanfaatan blog sebagai


media berbagi, coba Sahabat simak contoh praktik baik pembelajaran yang
dibagikan melalui laman blog Duta Teknologi Kemendikbudristek Provinsi NTT
Tahun 2022 berikut ini:

Tautan 3.2 Implementasi Pembelajaran Inovatif Model


SOLE Terintegrasi Rumah Belajar dan PMM di SDN
Waisumar - CIKGU TERE

Gambar 3.1 Halaman beranda blog cikgutere.com

Selain blog, Sahabat juga dapat berbagi melalui mikroblog. Blog dan mikroblog
tidak berbeda jauh jika dilihat dari segi besar kecilnya muatan informasi.
Mikroblog adalah bentuk blog yang lebih kecil. Dilansir dari Sprout Social,
mikroblog adalah pesan atau informasi singkat yang kita bagikan kepada orang
lain melalui web atau platform media sosial pada umumnya seperti Facebook,
32
Instagram, Twitter atau TikTok. Sebagai informasi, kita dapat melakukan
microblogging dengan menggunakan format audio, video, foto, dan juga teks
dengan jumlah karakter yang tidak terlalu banyak (kisaran sekitar 200 karakter).
Bentuk mikroblog pembelajaran yang paling umum kita temui di sekitar kita
adalah konten-konten infografis yang memuat informasi secara lugas dan
dikemas dalam grafis yang menarik, seperti pada contoh berikut:

Tautan 3.3 Hai #SahabatDatin! Laman Pusat Informasi


Akun belajar.id hadir sebagai tempat untuk mengetahui
informasi terbaru dan resmi seputar Akun… | Instagram

Gambar 3.2 Contoh informasi yang dibagikan melalui mikroblog

Sebagai sebuah halaman web pribadi, blog ataupun mikroblog merupakan


tanggung jawab pemiliknya. Setiap informasi yang ditayangkan dalam
Blog/Mikroblog haruslah dapat dipertanggungjawabkan dan mengandung nilai-
nilai yang baik sesuai adat ketimuran kita. Oleh karena itu dalam pemanfaatan
Blog/Mikroblog untuk berbagi inovasi pembelajaran kita harus memperhatikan
beberapa strategi:
33
1) Pastikan informasi yang kita bagikan adalah informasi yang benar dan
berdasar (bukan hoaks).
2) Sertakan data pendukung dalam bentuk gambar, grafik atau tautan video.
3) Gunakan judul atau penanda (tagar) yang sesuai agar informasi yang kita
bagikan mudah ditemukan.
4) Bangun interaksi dengan cara merespon pembaca atau membagikan tautan
blog/mikroblog kita di jejaring sosial yang kita miliki.

3. Strategi Pemanfaatan Konten YouTube Sebagai Media Berbagi


YouTube merupakan sebuah situs web berbagi video yang dimiliki oleh raksasa
teknologi Google. Platform berbagi video yang didirikan pada 14 Februari 2005
oleh Jawed Karim, Chad Hurley dan Steve Chen ini menempati urutan ke dua
most visited website di Indonesia berdasarkan penilaian dari Similarweb yang
rilis pada Januari 2023. Posisi ini berada tepat setelah raksasa perusahaan
yang menaunginya yaitu Google.

Gambar 3.3 Ranking Most Visited Website berdasarkan data Similarweb

Berdasarkan informasi di atas, Sahabat pasti dapat melihat bahwa masyarakat


Indonesia sangat sering berselancar di YouTube, terlebih lagi platform ini
memiliki mobile aplikasi yang membuat penggunanya lebih mudah dalam
mengakses dan menemukan berbagai video yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Secara umum pengguna Youtube dapat berperan sebagai Pelanggan
(Subscriber) dan atau sebagai Pembuat Konten (Creator).

34
Pada kegiatan belajar ini, Sahabat akan diminta untuk mempelajari strategi
dalam menggunakan media sosial YouTube untuk berbagi informasi ataupun
inovasi pembelajaran dalam bentuk video. Strategi dalam pemanfaatan
YouTube yang dapat Sahabat terapkan secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu strategi yang diterapkan dalam pembuatan konten dan
strategi yang digunakan dalam publikasi konten.
a. Strategi Pembuatan Konten YouTube
1) Rencanakan konten dengan baik dan matang. (selengkapnya tentang
produksi video telah Sahabat pelajari pada Modul 10).
2) Pertimbangkan durasi. Walaupun video di YouTube memiliki durasi yang
tidak terbatas, namun sebagai kreator kita harus memperhatikan agar
video terkait informasi atau inovasi pembelajaran yang kita buat tidak
terlalu lama, terlebih pada platform ini, video-video yang mengandung
informasi serius bersaing dengan video-video hiburan yang bisa jadi jauh
lebih menarik perhatian.
3) Utamakan kualitas audio. Menurut Alifulloh (2021) Pada situs berbagi
video umumnya berlaku prinsip lebih baik gambar buram dari pada audio
yang tidak jernih, artinya kualitas audio dianggap harus lebih
diperhatikan oleh kreator. Para pengguna merasa lebih baik menonton
video dengan kualitas gambar yang rendah namun bersuara jernih dari
pada kualitas video yang tinggi namun banyak kebocoran suara yang
mengganggu.

b. Strategi Publikasi Konten YouTube


1) Gunakan Saluran atau Kanal YouTube (Channel) yang berfokus pada
branding yang kita tentukan. Sebagai contoh, jangan gunakan satu kanal
yang sama untuk berbagi video pembelajaran matematika dan video
cover lagu dangdut yang tidak memiliki benang merah sebab hal ini akan
membingungkan pengguna lain dalam menentukan “brand” atas kanal
YouTube kita.

35
Tautan 3.4 Mr. Klik - YouTube

Perhatikan jenis Konten yang diunggah dalam Kanal YouTube tersebut


hanya berfokus kepada Edukasi, Inspirasi dan Motivasi. Sebaiknya kanal
YouTube tidak mengunggah konten di luar branding yang telah dibuat.
2) Manfaatkan Judul, Tagar dan Deskripsi video untuk membangun konten.
Sebagai seorang kreator, kita harus mampu membuat judul yang baik,
tagar yang sesuai dan deskripsi yang membantu video kita dapat
ditemukan oleh pengguna lain dalam pencarian-pencarian yang relevan.
Tips yang dapat Sahabat gunakan adalah dengan memperhatikan video-
video sejenis yang memiliki jumlah tayangan dan interaksi lebih baik, dari
video-video tersebut kita dapat meniru cara penulisan judul, tagar atau
format deskripsi yang baik. penting untuk diperhatikan bahwa jangan
sekali-kali menggunakan judul yang tidak relevan dengan isi video hanya
demi menarik perhatian agar dilihat (clickbait).
3) Buatlah gambar mini/thumbnail yang menarik dan informatif. Hal ini
bertujuan agar pelanggan konten video merasa tertarik dan ingin
menonton video yang kita buat. Berikut ini beberapa tips untuk membuat
gambar mini/thumbnail yaitu gunakan warna kontras antara background
dan tulisan, sertakan gambar/foto yang mendukung, dan gunakan huruf
yang terbaca dengan baik. Sahabat juga dapat dengan mudah membuat
gambar mini dengan menggunakan aplikasi canva atau aplikasi sejenis
lainnya.
4) Bangun komunitas. Sebagaimana media sosial pada umumnya,
pengguna YouTube haruslah kita perhatikan dengan baik. membagikan
Video di YouTube tidak serta merta kita biarkan dan tinggalkan begitu
saja. Kita perlu untuk membangun komunitas dengan cara membagikan
tautan video kita kepada pengguna-pengguna yang relevan dengan
konten kita, setelah terbentuk komunitas pelanggan/subscribers kita juga

36
perlu untuk berinteraksi dengan cara merespon komentar-komentar
yang diberikan oleh pelanggan sehingga mereka merasa menjadi bagian
dari saluran YouTube yang kita miliki.

Gambar 3.4 Menentukan tanda (tag) dalam proses unggah video

5) Tingkat Lanjut: Gunakan YouTube Analytics untuk melihat


perkembangan kanal YouTube kita. Melalui Analitik YouTube yang
tersedia pada kanal, kita dapat menentukan arah perkembangan kanal
dengan data usia pengguna, jenis kelamin, bahasa, negara dan kata
kunci pencarian serta sumber traffic dan berbagai data lain terkait kanal
kita.

Gambar 3.5 Analitik YouTube Channel

37
4. Strategi Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial (Facebook, Instagram, Twitter
dan TikTok) Sebagai Media Berbagi
Sahabat Teknologi, pada dasarnya penggunaan situs jejaring sosial seperti
Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memiliki perbedaan karakteristik
yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan kita.

Facebook menawarkan berbagai fitur yang lengkap, seperti pembaruan status


tanpa batasan karakter, berbagi tautan, gambar, video, pesan, undangan, kuis,
grup, dan lain sebagainya.

Instagram, di sisi lain, adalah aplikasi khusus untuk berbagi foto dan video.
Pengguna dapat mengambil foto atau video, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai platform jejaring sosial. Instagram fokus pada
unggahan foto dan video yang disertai dengan caption singkat.

Saat ini, baik Facebook maupun Instagram telah memiliki fitur Reels yang
memungkinkan pengguna untuk berbagi video pendek.

Twitter, di lain waktu, lebih fokus pada microblogging. Di platform ini, pengguna
dapat membuat kolom komentar, mendeskripsikan peristiwa atau konten
lainnya seperti grafik dan video, dengan batasan jumlah karakter maksimal 280
karakter.

TikTok, yang berasal dari Tiongkok dan diluncurkan di Indonesia pada akhir
tahun 2017, merupakan aplikasi yang relatif baru. Indonesia menempati
peringkat keenam di dunia dalam hal jumlah pengguna internet, sehingga
menjadi alasan mengapa TikTok memasuki pasar Indonesia.

38
Gambar 3.6 Berbagai Platform Jejaring Sosial

Berdasarkan data We Are Social, pengguna TikTok di dunia diperkirakan


mencapai 1,05 miliar pada Januari 2023. Jumlah tersebut meningkat 18,8%
dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pengguna TikTok paling banyak berasal
dari Amerika Serikat yaitu 113,25 juta pengguna, Indonesia menyusul di urutan
kedua dengan jumlah pengguna sebanyak 109,90 juta pengguna.

Sebagian besar pengguna TikTok memanfaatkan aplikasi ini untuk mencari


hiburan melalui konten-konten video pendek yang dibagikan. Namun, selain
mencari konten hiburan, saat ini TikTok juga dapat dimanfaatkan oleh para guru
dan peserta didik untuk mencari inspirasi praktik baik pembelajaran. Sehingga
Sahabat Teknologi pun dapat memanfaatkan TikTok untuk berbagi konten
video inspiratif, baik melalui unggah video maupun melalui live TikTok. Untuk
bisa mengakses program Live berbagi, Sahabat harus memenuhi kriteria
minimal 1.000 pengikut/followers di aplikasi ini.

Tips bagi Sahabat yang ingin memanfaatkan aplikasi TikTok untuk berbagi
pemanfaatan platform teknologi pendidikan adalah membuat konten yang
bermanfaat secara konsisten untuk menarik pengikut, pahami algoritma TikTok
seperti penggunaan tagar, musik, dan subtitle, serta melakukan like, komen,
dan share postingan kreator video lainnya sehingga akun TikTok kita terbaca
aktif. Selain itu perlu juga untuk memperhatikan analitik pada medsos akun
media sosial

39
Gambar 3.7 Analitik Akun Instagram

Untuk memanfaatkan analitik Instagram dan mengembangkan strategi yang


efektif, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Sahabat ikuti:
1) Mengakses Instagram Insights: Pertama, pastikan bahwa akun Instagram
diatur sebagai akun bisnis. Hal ini akan memberi akses ke fitur Instagram
Insights yang memberikan data analitik tentang audiens Sahabatdan kinerja
postingan Sahabat. Untuk mengaktifkan akun bisnis, pergi ke pengaturan
profil Sahabat dan pilih opsi "Switch to Business Account".
2) Menganalisis Sahabat Demografi dan Interaksi: Dalam Instagram Insights,
Sahabat dapat melihat data demografi audiens Sahabat seperti usia, jenis
kelamin, lokasi geografis, dan waktu online yang paling aktif. Analisis data
demografi ini akan membantu Anda memahami audiens Anda dengan lebih
baik dan mengarahkan konten Anda dengan cara yang sesuai.
3) Menentukan Tujuan: Sebelum mengembangkan strategi, tetapkan tujuan
yang ingin Anda capai melalui akun Instagram Anda. Apakah Anda ingin
meningkatkan jumlah pengikut, meningkatkan keterlibatan, atau
meningkatkan penjualan? Memiliki tujuan yang jelas akan membantu Anda
mengarahkan strategi Anda dengan lebih baik.
4) Identifikasi Konten yang Efektif: Dengan menganalisis data dari Instagram
Insights, identifikasi jenis konten yang paling berhasil dalam mencapai
tujuan Anda. Perhatikan jenis postingan, topik, gaya, dan format yang

40
mendapat keterlibatan tertinggi dari audiens Anda. Juga, perhatikan waktu
posting yang paling efektif berdasarkan data aktivitas audiens Anda.
5) Gunakan Hashtag yang Tepat: Hashtag adalah cara yang efektif untuk
meningkatkan jangkauan konten Anda. Lakukan riset dan temukan hashtag
yang relevan dengan industri atau niche Anda. Gunakan hashtag ini dalam
postingan Anda untuk membantu audiens yang relevan menemukan konten
Anda.
6) Berinteraksi dengan Audiens: Manfaatkan Instagram Insights untuk
mengetahui waktu online yang paling aktif dari audiens Anda. Gunakan
informasi ini untuk berinteraksi dengan audiens Anda melalui komentar,
Direct Message (DM), atau menyukai postingan mereka. Memberikan
respons aktif terhadap komentar dan DM dari pengikut Anda dapat
meningkatkan keterlibatan dan membangun hubungan yang lebih kuat
dengan audiens Anda.
7) Mengukur dan Menyesuaikan: Pantau terus kinerja postingan Anda dan
gunakan metrik dari Instagram Insights untuk mengukur kesuksesan strategi
Anda. Jika postingan tertentu tidak memberikan hasil yang diharapkan, coba
lakukan penyesuaian pada konten atau waktu posting.

Selalu penting untuk melacak dan mengukur kinerja Anda secara teratur dan
melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan. Dengan memanfaatkan analitik
Instagram dan mengembangkan strategi yang didasarkan pada data.

Strategi yang paling penting dalam pemanfaatan jejaring sosial Facebook,


Instagram, Twitter dan TikTok adalah memperhatikan pengguna (user) yang
menjadi target dari informasi yang akan kita bagikan. Cara menentukan platform
yang tepat dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1) Untuk siapa informasi yang akan kita bagikan?
2) Bagaimana kemasan informasi akan diberikan?

Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, berikutnya


adalah kita lihat situs jejaring sosial apa yang memiliki kecenderungan paling
mungkin mereka gunakan. Misalnya Sahabat ingin berbagi informasi terkait
penggunaan akun belajar.id dengan target guru-guru yang ada di sekitar
41
Sahabat dan merencanakan untuk menggunakan sebuah foto infografis disertai
takarir singkat (caption), setelah dilihat ternyata kecenderungan guru-guru yang
menjadi target di daerah sahabat lebih banyak menggunakan Facebook, dan
penggunaan media infografis yang dilengkapi penjelasan singkat juga cocok
dilakukan di Facebook, maka Sahabat dapat memilih Facebook untuk menjadi
platform utama dalam membagikan informasi.

5. Strategi Pemanfaatan Podcast Sebagai Media Berbagi


Sahabat, dalam beberapa waktu terakhir, banyak konten kreator dan influencer
di Indonesia yang membuat konten berbasis siaran radio yang dikenal dengan
sebutan Podcast. Podcast telah menjadi media yang populer untuk berbagi
gagasan karena terdapat diskusi yang menarik dan suasana yang lebih santai.
Bedanya dengan siaran radio yang biasanya ditayangkan secara langsung,
Podcast adalah rekaman audio yang dapat didengarkan oleh orang secara on-
demand melalui internet.

Gambar 3.8 Podcast Pendidikan pada platform Spotify

Strategi-strategi yang dapat Sahabat gunakan dalam memanfaatkan Podcast


untuk berbagi informasi di antaranya adalah:
1) Pilihlah tema yang tepat. Tema yang tepat akan membuat pendengar
merasakan manfaat dan bersedia mendengarkan Podcast yang kita buat
dengan tuntas.
2) Pilih rekan diskusi. Pada pembuatan Podcast, topik pembicaraan dan rekan
diskusi kita akan sangat menentukan warna dari Podcast yang kita buat.

42
Misalnya, rekan diskusi yang merupakan seorang tokoh masyarakat atau
influencer pasti akan menarik minat tersendiri bagi pendengar terlebih lagi
pendengar yang merupakan early adopters.
3) Produksi Podcast sebaik mungkin. Pada bagian ini Sahabat dapat
menggunakan pengetahuan yang telah sahabat dapatkan dari Modul 9
untuk memproduksi Podcast yang baik. Sekali lagi, karena Podcast adalah
konten berbasis audio, maka pastikan audio yang kita produksi jelas dan
nyaman untuk didengarkan.
4) Unggah pada platform yang kita miliki. Podcast adalah sebuah produk atau
karya berupa konten audio, walaupun pada beberapa Podcast yang dibuat
oleh konten kreator tanah air kita sering menemukan Podcast yang berupa
tayangan video tetapi harus diperhatikan bahwa fokus utamanya tetaplah
pada audio yang mereka sajikan. Podcast yang telah berhasil kita produksi
berikutnya diunggah pada platform yang sesuai, misalnya pada Spotify
untuk unggahan yang hanya berbentuk audio atau pada YouTube untuk
unggahan yang berbentuk video.

Gambar 3.9 Video Podcast untuk YouTube

Sahabat dapat mendengarkan Podcast SMB #BulanMerdekaBelajar:


Bahasa Kita, Identitas Kita pada tautan berikut:

Tautan 3.5 SMB #BulanMerdekaBelajar: Bahasa


Kita, Identitas Kita - YouTube

43
5) Promosikan Podcast yang kita miliki. Pada tahapan ini, Sahabat harus
aktif membagikan Podcast yang telah Sahabat unggah kepada rekan-
rekan sejawat atau target pendengar Podcast kita. Sahabat bisa
melakukannya dengan membagikan tautan pada jejaring sosial yang
sahabat miliki dan meminta rekan-rekan menanggapi karya yang telah
sahabat buat. Melalui proses promosi ini Podcast yang kita miliki
setidaknya akan terjangkau oleh circle kita.
6) Bangun komunitas dengan konsisten. Setelah memutuskan untuk
menekuni Podcast sebagai media berbagi informasi atau gagasan atau
inovasi yang kita inginkan, penting bagi kita untuk membangun
komunitas pendengar kita. salah satu hal yang paling membantu adalah
dengan konsisten mengunggah konten Podcast kita sehingga para
pendengar yang tertarik dengan konten kita akan mendapatkan
informasi-informasi hingga terbentuk komunitas yang solid.

D. Rangkuman
Sahabat Teknologi yang telah mencapai Level 4 dalam kegiatan PembaTIK ini,
penting bagi kita untuk mengasah kemampuan dalam berbagi informasi melalui
berbagai media sosial. Pemahaman kita tentang media sosial, yang telah diperoleh
dari Modul 4 PembaTIK Level 1, harus ditingkatkan menjadi platform untuk
membagikan gagasan atau inovasi kepada komunitas atau pengguna media sosial.
Ada beberapa strategi yang dapat kita terapkan dalam memanfaatkan berbagai
platform media sosial secara umum. Salah satunya adalah mengenali karakteristik
setiap media sosial sehingga kita dapat menyesuaikan informasi yang akan kita
bagikan. Selain itu, ada beberapa strategi utama yang dapat kita gunakan dalam
berbagi informasi dan inovasi pembelajaran melalui platform seperti
Blog/Mikroblog, YouTube, Jejaring Sosial (seperti Facebook, Instagram, Twitter,
atau TikTok), dan juga Podcast.
1. Pastikan Informasi yang akan kita bagikan adalah informasi yang benar,
menarik dan memberikan edukasi yang baik.
2. Pastikan kemasan konten yang akan kita bagikan dibuat semenarik mungkin
mengikuti karakteristik target pemirsa dan platform yang akan kita gunakan.

44
3. Gunakan metadata seperti Judul, Penanda/Tagar dan Deskripsi untuk
membantu konten kita mudah ditemukan dan direkomendasikan kepada
pengguna lain.
4. Bangun komunitas dengan cara menautkan konten kita dari satu platform ke
platform lain serta memberikan respons atas setiap tanggapan yang diberikan
pada informasi yang kita sajikan.
5. Gunakan fungsi Analitik pada setiap platform media sosial yang kita miliki untuk
melihat seberapa jauh jangkauan media sosial kita sehingga dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi.

Selain strategi berbagi memanfaatkan berbagai platform media sosial, Sahabat


Teknologi juga dapat berbagi memanfaatkan menu komunitas yang ada di Platform
Merdeka Mengajar (PMM). Sahabat dapat berkomunikasi dan berkolaborasi
bersama penggerak komunitas belajar untuk merancang kegiatan webinar berbagi
praktik baik pemanfaatan platform teknologi pendidikan.

E. Latihan
Sahabat pasti sudah pernah melakukan kegiatan berbagi dengan memanfaatkan
media sosial. Silakan tuliskan pengalaman Sahabat dengan menunjukkan salah
satu materi/ide/pesan/inovasi dari poin-poin infomasi yang Sahabat dapatkan dari
kegiatan belajar ini untuk dibagikan kepada orang lain melalui media sosial,
kemudian produksi informasi tersebut menjadi sebuah konten (boleh audio, video
ataupun grafis) lalu Sahabat unggah pada media sosial yang Sahabat miliki.
Bangun interaksi dengan komunitas yang Sahabat miliki, pastikan setelan informasi
yang dibuat adalah publik/umum dan gunakan penanda/tagar #PembaTIKLevel4
#PembaTIK2023 agar dapat ditelusuri. Pada latihan ini Sahabat tidak perlu
mengumpulkan publikasi tersebut.

45
Rangkuman

Sebagai Sahabat Teknologi yang telah mencapai Level 4 dalam PembaTIK, penting
bagi kita untuk terus mengasah kemampuan dalam berbagi informasi melalui berbagai
media sosial dan komunitas belajar PMM. Pemahaman yang Sahabat peroleh tentang
media sosial dari Modul 4 PembaTIK Level 1 dapat ditingkatkan menjadi platform untuk
membagikan gagasan atau inovasi yang Sahabat miliki kepada komunitas atau
warganet di media sosial kita.

Dari pembelajaran ini, terdapat beberapa strategi yang dapat Sahabat gunakan untuk
berbagi melalui media sosial, antara lain: (1) fokus pada inovator atau influencer, (2)
memanfaatkan early adopters, (3) menggunakan media sosial yang sesuai dengan
karakteristik penerima, (4) menggunakan pesan multimedia, (5) mengadakan kegiatan
webinar, (6) membangun komunitas, dan berbagai strategi lain yang sesuai.

Selain itu, terdapat beberapa strategi yang dapat Sahabat gunakan dalam berbagi
informasi atau inovasi pembelajaran melalui Blog/Mikroblog, YouTube, jejaring sosial
seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok, serta melalui Podcast. Strategi-
strategi tersebut antara lain:
1. Memastikan informasi yang dibagikan benar, menarik, dan memberikan edukasi
yang baik.
2. Membuat konten semenarik mungkin sesuai dengan karakteristik pemirsa dan
platform yang digunakan.
3. Menggunakan meta data seperti judul, penanda/tagar, dan deskripsi untuk
memudahkan konten ditemukan dan direkomendasikan kepada pengguna lain.
4. Membangun komunitas dengan menghubungkan konten dari satu platform ke
platform lain dan memberikan respons terhadap tanggapan yang diberikan
terhadap informasi yang disajikan.
5. Menggunakan fungsi analitik pada setiap platform media sosial yang dimiliki untuk
melihat jangkauan media sosial dan digunakan sebagai bahan evaluasi.
6. Mengadakan webinar melalui menu komunitas yang ada di PMM.

46
Dengan memanfaatkan media sosial dan strategi-strategi ini, Sahabat dapat efektif
dalam berbagi informasi dan inovasi pembelajaran dengan komunitas.

47
Tes Akhir Modul

1. Perhatikan jenis kategori berikut.


1. Inovator (innovator)
2. Penerima dini (early adopters)
3. Penerima belakangan (late adopters)
4. Mayoritas belakangan (late majority)
5. Penerima akhir (laggards)
Berikut ini yang termasuk kategori adopter menurut Everet Roger adalah….
A. 1, 2, 3, 4
B. 1, 2, 4, 5
C. 2, 3, 4, 5
D. 1, 3, 4, 5
E. 1, 2, 3, 5

2. Proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui beragam saluran dalam jangka


waktu tertentu dalam suatu sistem sosial dengan memanfaatkan sebuah saluran
komunikasi merupakan pengertian dari….
A. Difusi Inovasi
B. Adopsi Inovasi
C. Disruptif Inovasi
D. Etika Komunikasi
E. Teori Komunikasi

3. Kategori Adopter dengan persentase pelaku terkecil dalam suatu komunitas


masyarakat adalah….
A. Inovator (innovator)
B. Penerima dini (early adopters)
C. Mayoritas dini (early majority)
D. Mayoritas belakangan (late majority)
E. Penerima akhir (laggards)

48
4. Berikut yang bukan merupakan menu komunitas dalam beranda Platform Merdeka
Mengajar adalah….
A. Untuk Anda
B. Webinar
C. Komunitas
D. Narasumber
E. Pelatihan

5. Manakah kegiatan yang tidak termasuk strategi dalam menggunakan


Blog/Mikroblog untuk sarana berbagi informasi/ide/inovasi?
A. Pastikan informasi yang kita bagikan adalah informasi yang benar dan
berdasar (bukan hoaks).
B. Sertakan data pendukung dalam bentuk gambar, grafik atau tautan video.
C. Gunakan judul atau penanda (tagar) yang sesuai agar informasi yang kita
bagikan mudah ditemukan.
D. Bangun interaksi dengan cara merespon pembaca atau membagikan tautan
Blog/Mikroblog kita di jejaring sosial yang kita miliki.
E. Tuangkan semua informasi yang kita miliki dan tak perlu khawatir batasan
karakter media kita.

6. Bagaimana pentingnya mengoptimalkan deskripsi, tag, dan judul video di


YouTube?
A. Memastikan video muncul di halaman utama YouTube.
B. Menarik sponsor dan perusahaan untuk beriklan pada video.
C. Tidak signifikan mempengaruhi perkembangan chanel YouTube
D. Membantu mesin pencari dan algoritma YouTube memahami konten video.
E. Tidak terlalu penting, karena penonton akan menemukan video secara
organik.

49
7. Pada saat kita diharapkan dapat menyampaikan informasi tentang edukasi
menggunakan media sosial. Bagaimana riset yang harus dilakukan untuk
menentukan target audience media sosial?
A. Mengamati konten viral dan digunakan sebagai acuan
B. Bergantung pada asumsi dan intuisi tanpa melakukan riset.
C. Melakukan survei online kepada semua pengguna media sosial.
D. Melakukan analisis pesaing dan mengikuti target audience mereka.
E. Menggunakan alat analitik media sosial untuk memahami demografi dan minat
audiens potensial.

8. Apa yang dimaksud dengan "reach" dalam konteks media sosial?


A. Jumlah orang yang melihat postingan atau konten.
B. Jumlah pengikut atau langganan di akun media sosial.
C. Jumlah interaksi atau respons yang diterima pada postingan.
D. Jumlah pendapatan yang didapat di akun media sosial tersebut
E. Jumlah tautan atau hyperlink yang terhubung dengan postingan.

9. Teks singkat yang ditulis pada jejaring sosial untuk memberikan informasi atau
mendukung media yang kita unggah disebut….
A. Takarir
B. Tagar
C. Komentar
D. Engagement
E. Penanda
10. Hal berikut yang kurang tepat mengenai Podcast dan Radio adalah….
A. podcast mengutamakan diskusi (2 pihak) sedangkan Radio memungkinkan
siaran sendiri
B. podcast ditayangkan melalui internet pada platform yang dapat dilihat ulang,
sedangkan Radio umumnya di siarkan secara langsung
C. baik Podcast maupun Radio menggunakan Audio sebagai penyampai
pesan utama
D. komponen utama Podcast adalah video sedangkan Radio adalah audio
E. podcast dapat dibuat oleh siapa pun sedangkan Radio harus memerlukan
izin siar
50
Kunci Jawaban
1. B. 1, 2, 4, 5
2. A. Difusi Inovasi
3. C. Inovator (innovator)
4. E. Pelatihan
5. E. Tuangkan semua informasi yang kita miliki dan tak perlu khawatir batasan
karakter media kita.
6. D. Membantu mesin pencari dan algoritma YouTube memahami konten video.
7. E. Menggunakan alat analitik media sosial untuk memahami demografi dan minat
audiens potensial.
8. A. Jumlah orang yang melihat postingan atau konten.
9. A. Takarir
10. D. Komponen utama Podcast adalah video sedangkan Radio adalah audio

51
Daftar Pustaka

Abdulhakim, Arrofi. Memahami Pengalaman Komunikasi Orang Tua – Anak Ketika


Menyaksikan Tayangan Anak-anak di Media Sosial Tik Tok. [Jurnal].
Semarang: UNDIP, 2019.

Alifulloh, Wenda. Pendidik Masa Kini, Pendidik Era Digital. [Modul Pelatihan].
Pekanbaru : Universitas Riau, 2021.

Prakoso, A. Mantra UANG dari Wordpress Blog 2.0. PT Grasindo. Jakarta: Indonesia,
2009.

Semrush. Most Visited Websites by Traffic in Indonesia for all categories, February
2022. [online]. diakses dari
https://www.semrush.com/website/top/indonesia/all/, 2022.

Sprout Social. Microblog. [online]. diakses dari


https://sproutsocial.com/glossary/microblog/, 2022.

https://www.sekolahmuridmerdeka.id/blog/index.php/metode-blended-learning/
diakses pada 18 April 2023

https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-sebanyak-
167-juta-pada-2023 diakses pada tanggal 18 April 2023

https://dataindonesia.id/digital/detail/whatsapp-masih-menjadi-media-sosial-terfavorit-
di-indonesia diakses pada tanggal 19 April 2023

https://www.gramedia.com/literasi/teori-difusi-inovasi/diakses pada tanggal 8 Mei


2023

https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/8153864473113-
Pendaftaran-Komunitas-Belajar diakses pada tanggal 9 Mei 2023

52
https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-tiktok-indonesia-terbesar-kedua-di-
dunia-pada-awal-2023 diakses pada tanggal 14 Mei 2023

53

Anda mungkin juga menyukai