Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala rahmat - Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Transformasi Desain ini dengan baik dan dapat tersusun hingga
selesai. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami
dapat menyelesaikan Laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1.1 Pengertian Transformasi dalam Arsitektur
Transformasi dapat diartikan sebagai perubahan bentuk yaitu perubahan bentuk
dari deep structure yang merupakan struktur mata terdalam sebagai isi struktur tersebut ke
surface structure yang merupakan struktur tampilan berupa struktur material yang terlihat.
Menrut Josef Prijotomo dalam Rahmatia 2002, apabila di indonesiakan kata Transformasi
dapat disepadankan dengan kata pemalihan, yang artinya perubahan dari benda asal
menjadi benda jadiannya. Baik perubahan yang sudah tidak memiliki atau memperlihatkan
kesamaan atau keserupaan dengan benda asalnya, maupun perubahan yang benda
jadiannya masih menunjukan petunjuk benda asalnya.
Secara etimologis Transformasi adalahPerubahan Rupa (betuk, sifat, fungsi
dsb). Transformasi secara umum menurut kamus(The New Grolier WebsterInternasional
dictionary of English Language), Menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-
nilai yang sama, perubahan dari atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai
arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi.
Transformasi menurut WebsterDictionary, 1970. Transformasi berarti
perubahan menjadi sesuatu, transformasi dapat dianggap sebagai sebuah proses pemalihan
total dari suatu bentuk menjadi sebuah sosok baru yang dapat diartikan sebagai tahap akhir
dari sebuah prosesperubahan, sebagai sebuah prosesyangdijalani secara bertahap baik
faktor ruang dan waktu yang menjadi hal yang sangat mempengaruhi dalamperubahan
tersebut.
Adapun pengertian Transformasimenurut beberapa ahli:
Menurut D’ Arcy Thompson,“Transformation is a process and aphenomenon of
thechange of formunder altering circumstances”. Transformasi adalah sebuah proses
fenomena perubahan bentuk dalam keadaan yang berubah-ubah, dengan demikian
transformasi dapat terjadisecara tak terbatas.
Menurut Jorge Silvetti,Transformation“......those operationsperformed on the
elements of a givenexistent code which depart from theoriginal, normal, or canonical
usageof the code, by distorting, regrouping,reassembling, or in general altering itin such a
way that it maintains itsreferences to the original whiletending to produce a new
meaning(Silvetti,1977).”Tindakan perubahan yangdilakukan terhadap elemen-elemen
ataupun aturan-aturan (codes) yang ada dengan cara penyimpangan, pengelompokkan
kembali,perakitan/pengumpulan kembali, yang manamengacu pada keaslian dan
diharapkan menghasilkan arti yang baru. Cara–cara ini mampu untuk mempertahankan
keasliannya dalam menghasilkan makna dan wujud yang baru.
Menurut Laseau, 1980 Kategori transformasi :
1) Transformasi bersifat (geometri) bentuk geometri yg berubah dengan komponen
pembentuk & fungsi ruangyg sama.
2) Transformasi bersifat hiasan(ornamental) dilakukan dgnmenggeser,memutar,
mencerminkan,menjungkirbalikan,melipat, dll.
3) Transformasi bersifat (kebalikan)pembalikan citra pd figur objek ygakan ditransformasi
dimana citra objekdirubah menjadi citra sebaliknya
4) Transformasi bersifat (merancukan)kebebasan perancang dalamberaktifitas
A. Desain Pragmatic
Desain pragmatic menggunakan bahan dasar material, seperti tanah, batu, batang
pohon, ranting-ranting, bambu kulit binatang atau kadang salju. Proses yang dilakukan
dengan cara trial and error hingga memunculkan suatu bentuk yang terlihat melayani
tujuan desainer. Kebanyakan bentuk bangunan sepertinya dimulai dari cara ini. Desain
ini digunakan dalam desain dengan material baru. Usaha besar-besaran adalah contoh
yang sangat baik dan usaha ini masih digunakan ketika akan menggunakan bahan
material baru, seperti plastic air houses dan struktur suspension. Baru pada akhir-akhir
ini, setelah dua decade desain pragmatic, dasar-dasar teori untuk desain struktur
semacam mulai muncul. Dengan demikian suatu desain akan mengalami transformasi
pragmatic ketika desain tersebut memiliki kriteri dengan menggunakan bahan material
sebagai dasar pengolahan bentuk desainnya atau sebagai raw materialnya.
B. Desain Typologic
Desain topologic dimulai dari mental image yang telah fiks dari bentuk-bnetuk
bangunan yang telah dikenal sebagai solusi terbaik untuk penggunaan material yang
telah dikenal sebagai solusi terbaik untuk penggunaan material yang didapat di sebagian
tempat dengan bagian iklimnya, rumah yang mewujudkan gaya hidup, mekanisme
arsitektur primitive dan vernakuler tetapi masih digunakan oleh arsitek-arsitek yang
kurang dikenal dalam mengikuti desain-desain dari form givers. Desain ini juga
menyertakan fakta budaya sebagai bagian mental image. Sering digunakan penggunaan
budaya primitif seperti legenda, tradisi yang menggambarkan adaptasi mutual dengan
menempatkannya diantara way of life dan bentuk bangunan.
Dengan demikian suatu desain akan mengalami transformasi typologic ketika desain
tersebut memiliki kaitan budaya suatu daerah, memberikan image tentang daerah atau
budaya tertentu.
C. Desain Analogical
Dengan demikian suatu desain akan mengalami transformasi analogical ketika desain
tersebut memiiki kriteria penggambarantentang sesuatu hal. Hal ini dapat berupa benda,
watak atau kejadian.
D. Desain Canonic
Desain canonic (geometri) didasari dari grid-grid dan axis dari gambaran desain awal. Hal ini
menjadikan usaha untuk menyamai atau melebihi pekerjaan-pekerjaan besar dari system-
sistemproporsi. Tinjauan bentuk-bentuk mengenai seni dan desain yang dapat disokong oleh
system-sistem proporsional ini diterima dari Geometri Greek (Phytagoras) dan filsuf klasik
(seperti Plato). Pada abad kedua puluh ini banyak desain yang berdasar pada persepsi serupa,
seperti system modular, koordinasi dimensional, bangunan bersistem fabrikasi. Namun teknik
baru matematikal bnayak disukai oleh para desainer untuk mendorong lebih lanjut ketertarikan
ini. Sehingga suatu desain akan mengalami transformasi canonic ketika desain tersebut
menggunakan pendekatan geometrical sebagai raw materialnya baik itu dalam system
konvensional maupun system komputasi.
b. Pemalihan
berdasarkan strategi pembentukannya, terdapat tiga macam transformasi, pertama adalah
strategi tradisional sebagai evolusi progresif dari sebuah bentuk melalui penyesuaian langkah
demi langkah terhadap batasan-batasan eksternal, internal dan artistic.
Pembentukan kedua adalah dengan peminjaman dari objek-objek lain dan mempelajari
property dua dan tiga dimensinya sambil terus menerus mencari kedalaman interpretasi dengan
memperhatikan kelayakan aplikasi dan validitasnya. Transformasi peminjaman ini adalah
pemindahan rupa dan dapat pula dikualifikasikan sebagai metaphor rupa.
Pembentukan yang ketiga adalah dekonstruksi atau dekomposisi, yaitu sebuah proses dimana
susunan yang ada dipisahkan untuk mencari cara baru dalam kombinasinya dan menimbulkan
sebuah kesatuan baru dan tatanan baru dengan strategi structural dan komposisi yang berbeda.
Dalam melakukan transformasi ada empat tahapan yang dilalui untuk dapat mengakomodasi
kepentingan perancang dan klien. Pertama pernyataan visual dari keragaman pendekatan
konseptual terhadap permasalahan melalui semua dokumen. Kedua, evolusi terhadap ide-ide
untuk dapat memilih yang paling memuaskan semua pihak sebagai alternative optimal dan
dijadikan dasar untuk transformasi berikutnya. Ketiga adalah transformasi alternative sebagai
optimalisasi dari keseluruhan dan bagian-bagian sebuah objek. Terakhir adalah
mengkomunikasikan hasil akhir dari suatu transformasi kepada orang lain sehingga dapat
dibaca dan dipahami, kemudian diterima dan dibangun.
Eksotik memiliki dua pengertian, pertama adalah eksotik dalam hal fisik dan yang kedua adalah
eksotik dalam metafisik. Eksotik secara fisik mempunyai konotasi geografik, yaitu berkaitan
dengan suatu tempat yang berada di luar lingkungan seseorang, semakin jauh semakin kuat
daya eksotiknya. Sedangkan eksotik metafisik memiliki eksotik konotasi negatif. Eksotik
metafisik untuk menjaga sesuatu dari kejauhan, mengacaukan pikiran, menghilangkan
orientasi atau membuat rusak pribadi seseorang. Oleh karena itu dalam karya rancangan harus
dapat memuat pemahaman tentang masyarakat, iklim, material, metode konstruksi dan teknik-
teknik yang terdapat dalam tempat asing yang dirancang tersebut.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Keganjilan fenomena, pertautan budaya, sejarah
Transformasi : Peniruan, perpaduan
Alat : Site, material, detil
Tampilan visual : Suasana, symbol
Dalam kompleksitas dan kontradiksi bahan mentah yang ditransformasikan dapat bermula dari
aspek kesejarahan ataupun seni-seni popular. Sedangkan alat yang digunakan akan lebih sering
menggunakan elemen-elemen yang biasa dikenal atau elemen-elemen konvensional.
Secara sederhana kompleksitas arsitektur ditandai dengan adanya penggunaan elemen-elemen
baik itu dalam wujud bidang, bentuk, warna atau kegunaan atau yang lain yang beraneka.
Penggunaan ini merupakan penggunaan secara bersama-sama untuk membentuk sebuah
komposisi tanpa menghilangkan sifat asli dari elemen-elemen dasar tersebut. Namun jika
elemen-elemen dasar tersebut telah mampu melebur menjadi suatu bentuk jadian yang berubah
dari sifat dasarnya, maka bukan sekedar kompleksitas yang terjadi terjadi tetapi lebih
merupakan sebuah kontradiksi.
Bentuk-bentuk transformasi yang memungkinkan antara lain merupakan penerapan
kaidah-kaidah tersebut. Seperti adanya kompleksitas bentuk atau both-and dan kompleksitas
fungsi atau double function.
Kriteri saluran transformasi ini adalah :
Tema : Elemen bangunan sejarah, seni popular
Transformasi : Pembaruan, pengironian
Alat : - Elemen-elemen bangunan konvensional
- Elemen-elemen yang telah biasa dikenal
Tampilan visual : Simbolik
Batasan kreasi pada bangunan dalam bingkai historicism adalah perolehan pengetahuan dari
budaya, teknologi dan filosofi. Penggunaan historicism harus meliputi referensi sejarah yang
benar. Preseden dari waktu yang telah lewat mungkin tidak lagi relevan dengan budaya
sekarang atau dengan faktor lain di jaman sekarang. Untuk itu setiap budaya harus diposisikan
dalam bingkai waktu tertentu. Walaupun begitu menghindari preseden dalam waktu tertentu
akan dapat menghilangkan proses desain pada kesempatan evolusi yang baik. Untuk itu perlu
dihindari karya-karya yang bersifat tiruan dan jiplakan supaya terhindar pula dari karya-karya
yang berapresiasi rendah. Sekalipun karya yang dihasilkan akan bersifat eklektik namun hal
ini dapat dicapai dengan unsure-unsur kontekstual dengan mempertimbangkan makna
primordialnya. Penggunaan aspek budaya, teknologi dan filosofi dimana harus memiliki
referensi sejarah yang benar dan preseden yang tepat.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Bangunan sejarah, artefak
Transformasi : Evolusi
Alat : Denah, tampak, suasana
Tampilan visual : Eklektik, kontekstual, primordial
Terdapat sebuah dugaan dalam Arsitektur bahwa peniruan tidak dapat menciptakan kreatifitas.
Peniruan adalah sebuah konsep peminjaman dan asal mula, telah melalui controversial sejarah
dalam arsitektur.
Kreatifitas dalam interpretasi literal, yaitu mitasi dengan dasar imajinasi spesifik tidak dapat
dilarang, yang perlu diantisipasi adalah seorang Arsitek salah memperkirakan potensi perasaan
untuk merasakan dan melihat konsep-konsep diluar interpretasi yang dimaksud karena pada
kenyataannya apa yang terlihat sering menutupi apa sebenarnya.
Tidak dapat disangkal bahwa kemungkinan eksplorasi desain dapat melalui imitasi, derivasi
sampai eklektisasi. Karya yang baik akan mengangkat arsitektur ke tingkat mimetic art yang
lain sebagai bagian yang esensial dalam hidup dan membuang literality dan devirasi yang
dangkal.
Krieteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Elemen morfologi, style
Transformasi : Peniruan, peminjaman, derivasi
Alat : Massa, tampak
Tampilan visual : - Kemiripan visual
- Penonjolan makna haarfiah
g. Metaphora
Kekuatan metaphor akan menjadi bantuan dasar bagi imajinasi karena memungkinkan untuk
pengujian dan pengembangan imajinasi dan fantasi perancang. Dengan demikian metaphora
ini akan menjadi resep tambahan yang memperluas dan memperdalam kemampuan fantasi dan
imajinasi perancang.
Secara luas metaphora dapat dikategorikan dalam tiga hal : pertama, metaphora yang tidak
dapat diraba, yaitu penciptaan konsep, ide, kondisi manusia atau jumlah kasus. Kedua adalah
metaphora yang dapat diraba yaitu mengacu pada beberapa visual atau sifat material seperti
sebuah rumah yang berupa kastil. Sedangkan yang ketiga adalah metaphora kombinasi dari
keduanya yaitu antara konsep dan visual saling tumpang tindih sebagai resep dari titik awal
dan visual digunakan untuk mengawasi nilai.
Dari ketiga metaphora tersebut dapat dibedakan lebih jauh lagi didasarkan pada kekuatan
masing-masing situasi dengan tujuan dari evaluasi kritik atau latar belakang tujuan desain.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Apa saja
Transformasi : Pengkiasan / Metaphora
Alat :
- Tidak dapat diraba ( ide, konsep, kondisi manusia)
- Dapat diraba (tampilan visual, material)
- Kombinasi
Tampilan visual : Kemiripan visual, simbolik
h. Paradoks
Paradoks sesungguhnya merupakan sebuah saluran untuk keabadian. Paradoks adalah saluran
yang paling diminati untuk kreativitas. Berdasarkan sejarah paradoks telah dikembangkan
sebagai sebuah arti untuk mengkritik dan untuk menggambarkan sebuah titik kritis yang
menyarankan jalan alternatif dalam menjalankan sesuatu. Hal ini diartikan sebagai tingkatan
yang ironis yang didalamnya berisi humor dan pada saat subjek menjadi duniawi, seringkali
seperti mencari Tuhan.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Pemikiran prasangka
Transformasi : Pembalikan, pembelokan, dekonstruksi
Alat : Massa, tampak, denah
Tampilan visual : di luar pandangan umum manusia
i. Geometri
Berkaitan dengan kreatifitas arsitektural geometri memiliki daya tarik tersendiri. Dimulai dari
Plato yang merupakan tokoh pertama yang mengungkapkan unsur kepastian dan hokum-
hukum yang mengatur zat padat sebagai zat padat Platonik. Sementara yang lain masih
menunjukan kelemahan manusiawi yang seringkali terlupakaan dan tidak seorangpun
mengetahui siapa yang menemukan garis agung dan bentuk terbalik.
Bentuk-bentuk geometri tertentu dapat menghasilkan struktur dan simbolisme karena
pembahasan segi estetika bukan pada bentuk mana yang paling tepat tetapi mengenai kehalusan
penerapannya. Elemen-elemen bangunan yang kelihatan. Sub elemen ketinggian, kesesuaian
dan ketidaksesuaian setiap bagian dengan keseluruhan bangunan mendapat perhatian dalam
porsi yang besar. Geometri menawarkan kesiapannya untuk melayani kreatifitas yang kuat
karena tidak peduli apa yang terjadi.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
Tema : Bentuk-bentuk geometri
Transformasi : Peningkatan dimensi, pemejalan, pengosongan
Alat : Massa
Tampilan visual : Grid monotonic, blank box, bidang dan volume
Apresiasi terhadap suatu karya dan variasi konsep dari grup satu ke grup lain, dari budaya satu
kebudaya lain akan berbeda dalam mental image, kolektif memori dan perilaku. Watak
negative dan positif penerima dari poetry dan literature akan sangat berguna sebagai makna
untuk rangsangan idea atau aspirasi arsitektural. Sehingga rangsangan aspirasi dari poetry dan
literature ini secara umum dapat dibedakan menjadi dua. Pertama inspirasi langsung yaitu
interpretasi literal dari penggambaran lingkaran kerja literature . kedua adalah kasus inspirasi
ketika arsitek di ilhami oleh suatu bacaan yang dia baca dan termotifasi untuk menulis. Arsitek
mencatat ide-idenya dan menjadikannya tulisan secara sistematik baik dalam wujud fiksi, puisi
ataupun easy yang sebelum atau sesudahnya telah dilanjutkan untuk catatan pribadi ataupun
untuk dipublikasikan.
Kriteri saluran transformasi ini adalah :
Tema : Cerita, struktur, bahasa suatu poetry atau leteratur
Transformasi : Penggambaran, pengkiasan
Alat : Tampak, massa, situasi
Tampilan visual : Penekanan wujud dan bentuk
Moda transformasi adalah penggolongan umum mengetahui makna yang disalurkan dalam
arsitektur. Sedangkan saluran transformasi lebih merupakan saluran kreatifitas untuk mencapai
wujud karya arsitektur yang termuat oleh makna yang dimaksud.
Moda transformasi dapat dilaksanakan untuk memenuhi maksud tujuannya dalam
menyampaikan makna (deep structure ) ke dalam tampilan karya arsitektur (surface structure)
dengan memulai saluran-saluran transformasi yang kriterianya tergolong dalam moda tersebut.
Adapun saluran moda untuk mengubah struktur dari deep structure ke dalam surface structure
sehingga terwujud karya arsitektur adalah :
a. Moda Pragmatik, dengan saluran material
b. Moda Typologic, dengan saluran pemalihan, eksotik dan multicultural, kompleksitas dan
kontradiksi
c. Moda Analogic, dengan saluran historicism dan preseden, imagery, mimesis dan literality,
metaphor, paradoks, poetry dan literature
d. Moda Canonic, dengan saluran geometri
4. Tampilan visual
Seorang pengamat akan menginterpretasi suatu tempat sebagai mana yang dimiliki oleh tempat
tersebut. Interpretasi ini sebagian besar sesuai dengan bentuk visual yang ditampilkan oleh
tempat tersebut. Sehingga ketika makna ini mendukung tanggapan, maka tempat tersebut
dikatakan memiliki kualitas yang disebut kecocokan visual ( Bantley dalam rahmatia 2009 ).
Kecocokan visual suatu tempat dapat diperkuat suatu pemberian interpretasi lingkungan
dengan dukungan dari tiga tingkatan yang berbeda. Pertama, dengan dukungan sifatnya yang
mudah dibaca, baik dalam hal bentuk maupun guna. Kedua, dengan dukungan keragamannya.
Sedangkan yang ketiga adalah dengan dukungan lingkungan yang menawarkan pilihan
aktifitas baik dalam skala besar maupun kecil.
Detil tampilan dari keragaman bangunan hendaknya dapat membantu pembacaan mengenai
apa yang terjadi dengan pembuatan image suatu lingkungan agar terlihat cocok sebagaimana
latar masing-masing pengguna atau pengamat. Sedangkan mengenai tawaran aktifitas, haruslah
mampu memperkuat potensi tawaran pilihan ini dengan memperlihatkan kesesuaian untuk
seluruh pengguna. Sedangkan cirri-ciri visual lebih mengacu pada kualitas typology
arsitektural. Berdasarkan dari uraian teori transformasi, saluran transformasi yang sesuai
dengan pokok latar belakang yang menerima material baru dan menjadikan sejarah sebagai
titik berangkat adalah saluran transformasi material dan pemalihan dengan pengaplikasiannya
pada detil bangunan.
Transformasi Bentuk dalam Arsitektur
“ …kubus, kerucut, bola, tabung, atau limas merupakan bentuk-bentuk primer yang luar biasa
yang oleh cahaya ditunjukkanlah kehebatannya; citra mereka sangat nyata dan jelas di dalam
diri kita tanpa ada keraguan sedikitpun. Atas dasar itulah maka mereka merupakan bentuk-
bentuk yang indah, bentuk-bentuk yang paling indah.” (Le Corbusier)
Proses terbentuknya sebuah ruang (3 dimensi), dimulai dari titik kemudian garis, rangkaian
garis yang tertutup membentuk sebuag bidang datar 2 dimensi, dan rangkaian bidang dengan
ketinggian tertentu membentuk sebuah ruang 3 dimensi.
Penambahan bentuk dasar masa tertentu dengan bentukan lain, sejenis maupun yang berlainan.
Bisa juga menjadi KOMBINASI bentukan tertentu.
Pada contoh bangunan di bawah ini, transformasi diperlihatkan dengan tonjolan pada bangunan
yang juga difungsikan sebagai ruangan.
Transformasi adalah sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap
ultimate, perubahan dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan
internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah dekenal sebelumnya melalui
proses menggandakan secara berulang-ulang atau melipatgandakan.
1. Strategi Tradisional : Evolusi progresif dari sebuah bentuk melalui penyesuaian langkah demi
langkah terhadap batasan-batasan;
- Eksternal : Site, view, orientasi, arah angin, kriteria lingkungan
- Internal : Fungsi, program ruang, kriteria structural
- Artistik : Kemampuan, kemauan dan sikap arsitek untuk memanipulasi bentuk,
berdampingan dengan sikap terhadap dana dan kriteria pragmatis lainnya.
2. Strategi Peminjaman (borrowing) : Meminjam dasar bentuk dari lukisan, patung, obyek
benda-benda lainnya, mempelajari properti dua dan tiga dimensinya sambal terus menerus
mencari kedalaman interpretasinya dengan memperhatikan kelayakan aplikasi dan
validitasnya. Tranformasi pinjaman ini adalah ‘pictorial transferring’(pemindahan rupa) dan
dapat pula diklasifikasi sebagai ‘pictorial metaphora’ (metafora rupa).
3. Dekonstruksi atau Dekomposisi : Sebuah proses dimana sebuah susunan yang ada dipisahkan
untuk dicari cara baru dalam kombinasinya dan menimbulkan sebuah kesatuan baru dan
tatanan baru dengan strategi struktural dalam komposisi yang berbeda.
Karakter Tipologi
Pada perubahan bentuk dan denah yang terjadi pada bale daja menuju bentukan baru cottage,
maka perlunya dipelajari tipologi bale daja. Ide awal komposisi pada bangunan Bale Daja
adalah dengan konsep tri angga. Membagi badan bangunan menjadi 3 , yaitu kepala (Utama
angga ), badan (Madhyana Angga), dan kaki (Kanista angga).
Bentuk dasar Bale Daja menyerupai dengan Bale Dangin, namun dengan konsep lebih tertutup,
karena Bale Daja adalah ruang privat. Pada Bale Daja dengan bentuk yang lebih kompleks
memiliki ornamen-ornamen yang melambangkan kepercayaan mereka. Bale Meten terletak di
bagian Utara (dajan natah umah) atau di sebelah barat tempat suci/ Sanggah. Bale Meten ini
juga sering disebut dengan Bale Daja, karena tempatnya di zona utara (kaja) Bentuk bangunan
Bale Meten adalah persegi panjang, dapat menggunakan saka/tiang yang terbuat dari kayu yang
berjumlah 8 (sakutus), dan 12 (saka rolas). Fungsi awal Bale Daja merupakan bale tempat tidur
saja. Dalam fungsinya sebagai tempat tidur bale daja disebut sebagai bale meten. Fungsi profan
lainnya juga ditemukan yaitu sebagai ruang melahirkan, dan ruang tidur untuk anak gadis.
Berdasarkan analisis tipologi dan juga prinsip desain pada beberapa sampel rumah pada
pemukiman maka didapatkan karakter Bale Daja pada rumah Bali. Berikut adalah tabel yang
menyertakan wujud, material yang dominan dipakai pada pemukiman Serangan, beserta
karakter warna, karakter bentuk bukaan (pintu dan jendela) juga jenis ornamen yang akan
dipakai.
Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Pintu masuk yang
menyambut pengunjung dibuat dengan beton bentuk “ V “ yang menghubungkan dengan
empat lengkungan dari bangunan yang terbentuk sebagai patung paruh burung. Dan sisi –
sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap bururng. Santiago Cavatrava
merancang stasiun TGV ini sebagai penghubung antara bandara ke pusat kota Lyon.
Meskipun desainnya pada umumnya seperti metamorfosis dari sayap burung yang terbuka,
Cavatrava sebenarnya ingin menjelaskan bahwa dia mendapat inspirasi itu dari bentuk mata
manusia.