Anda di halaman 1dari 7

Transformasi Tata Ruang & Interior Ruang Dalam

Tongkonan di Perkampungan Ke’te Kesu Toraja Utara

WILDHA MARDHATILLAH
186060500111005
TEORI
Kategori tansformasi
TRANSFORMASI (Lasesau, 1980)
D’ Archy Thompson  Transformasi bersifat
topological (geometri)
Transformasi adalah sebuah proses perubahan bentuk
 Transformasi bersifat
dalam keadaan yang berubah-ubah, dengan demikian
hiasan/geomatika
transformasi dapat terjadi secara terbatas.
(ornamental)
Strategi Transformasi
 Transformasi bersifat
reversal (Anthony Antoniades)
Anthony Antoniades, 1990
 Transformasi bersifat  Strategi Tradisional
Transformasi adalah sebuah proses perubahan secara distortion  Strategi peminjaman
berangsur-angsur sampai pada tahap ultimate.
(borrowing)
Melalui proses mengandakan secara berulang-  Dekonstruksi atau
ulang/melipatgandakan. Transformasi bentuk
dekomposisi
(Ching, 2007)
 Transformasi dimensional
(mengubah satu/lebih
dimensi)
Suatu proses perubahan yang terjadi secara
 Transformasi substraktif
berkelanjutan, secara keseluruhan/sebagian, tidak
(pengurangan volume)
mengubah esensi/substansinya yang disesuaikan  Transformasi aditif
dengan keadaan
(menambah elemen-
elemen pada volume)
TEORI
Francis D. K. Ching
Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan
perancangan ruang dalam di dalam bangunan. Tujuan dari
Ruang terdefinisi menjadi tiga bagian : pengembangan fungsi, pengayaan estetis, dan
 Bidang dasar : bidang yang sejajar, bidang peningkatan psikologi ruang interior.
dasar yang ditinggikan, bidang dasar yang
diturunkan, dan bidang dasar yang di angkat.
 Bidang atas : memiliki pengaruh terhadap
bentuk bangunan.
 Elemen vertical : memberikan kesan
keterbukaan maupun privasi ruang. Elemen-elemen dasar interior :
 Elemen lantai
 Elemen dinding
 Elemen ceiling/langit-langit
 Elemen estatis
 Elemen bukaan
 Elemen cahaya
Jurnal
Transformasi Tata Ruang dan Elemen Linear Vertikal Transformasi Bentuk Arsitektur Rumah Godang pada
Masjid Jawa pada Perancangan Museum Islam Nusantara Perancangan Museum Jalur Kuantan Singingi

Analisis (Variabel)
Metode : Paradigma
Tata spasial : Bentuk, Bidang Atas (Atap), Bidang bawah, Elemen
vertikal, Elemen linear vertikal (sokoguru), Hubungan ruang (ruang
yang bersebelahan), Organisasi ruang & orientasi, dan simetri.
Analisis : konsep pembentukan massa, struktur,
fasad (atap, dinding, jendela, pintu, tangga, dan
Elemen linear vertikal : Bentuk, Hubungan ruang (ruang dalam tiang), penzoningan & denah, taman & vegetasi,
ruang), organisasi ruang, simetri, pusat, tepi, ruang yang parkir, dan utilitas.
terbentuk.

Elekualitas ruang : keterbukaan ruang serambi, ruang shalat,


mihrad. Model perancangan museum jalur kuantan singingi

Perancangan museum islam nusantara menerapkan


metode borrowing & tata ruangnya berorientasi pada
arah kiblat dan makam.
Jurnal
Transformasi Pola Tata Ruang Rumah Tradisional Jawa
Transformasi Tatanan ruang dan bentuk interior
kedalam Pola Tata Ruang Rumah Tinggal Sederhana
tongkonan di tana toraja Sulawesi selatan
Deskriptif Kualitatif – studi literature & wawancara
Deskriptif Kualitatif Metode
Model alir (flow model), proses analisis dilakukan selama dan
pasca pengumpulan data (Miles & Huberman). Proses analisis
mengalir dari tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan
hasil studi (salim, 2006)
Tatanan ruang, fungsi, dan material.
Material pada elemen : plafon, bagian pondasi, analisis (variabel)
penutup atap Transformasi (perubahan) bentuk, fungsi, makna & tata ruang.

Transformasi (perubahan) pola tata ruang disebabkan adanya


Transformasi pada tatanan ruang terjadi karena
pengaruh kebudayaan luar (eksternal), kebudayaan sosial
adanya pengaruh kebutuhan ruang. Kesimpulan
masyarakat (internal), fungsi praktis, dan kemampuan
finansial.
Transformasi pada material terjadi karena keberadaan
material alam sekitar.
Rencana penelitian
Latar belakang

Rumah Tongkonan di perkampungan Kete’ Kesu diperkirakan berumur 300 tahun, yang menjadi salah
satu kawasan cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat toraja. Rumah tongkonan ini diwariskan
turun temurun kepada generasi keluarga kete’ kesu. Seiring perkembangan zaman, rumah tongkonan
tidak lagi digunakan sebagai tempat tinggal melainkan hanya digunakan pada waktu tertentu saja.

Transformasi Tata Ruang & Interior Metode


Ruang dalam Tongkonan di
Perkampungan Ke’te Kesu Toraja Utara Deskriptif kualitatif

Analisis (variabel)

Fungsi Material
Tangdo’ :tempat penyajian Elemen-elemen dasar interior :
pada upacara persembahan  Elemen lantai
puang matua.  Elemen dinding
Sali :tempat sajian kurban  Elemen ceiling/langit-langit
tata ruang
hewan pada upacara rambu  Elemen estatis
Makna : simbolis / ragam hias
solo & rambu tuka’.  Elemen bukaan
(ornament) pada ruang dalam.
Sumbung : ruang belakang  Elemen cahaya
A TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai