Anda di halaman 1dari 4

Term of Reference Focus Group Discussion

Kesejahteraan Petani Indonesia


Tahun 2017

I. Latar Belakang

Di Indonesia Sektor pertanian menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2017 merilis angka tenaga kerja Indonesia yang
didominasi oleh tenaga kerja di sektor pertanian. Dengan rata-rata gaji sebesar 1,75 juta,
sektor pertanian menyerap sebesar 39,68 juta orang dari 124,54 juta penduduk Indonesia
yang bekerja. Besarnya ketergantungan penduduk Indonesia pada sektor pertanian
mengindikasikan apabila Indonesia dapat mengelola sumber daya yang mendukung sektor
pertanian dengan baik, maka kesejahteraan sebagian besar penduduk Indonesia akan
terpenuhi.
Dengan jumlah kelompok pekerja terbesar, petani memang menjadi salah satu fokus
perhatian pemerintah terkait tingkat kesejahteraannya. Upaya-upaya pemerintah untuk
mewujudkan hal ini tercermin dalam berbagai program kerja yang telah digulirkan, seperti
pelatihan dan pendampingan, perlindungan harga petani dengan kebijakan harga pembelian
maupun harga eceran, serta membangun kemitraan dalam penyerapan hasil tani, baik
dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun pengusaha swasta. 

Disamping itu, pemerintah juga terus menambah alokasi anggaran untuk sarana produksi
pertanian, seperti perbaikan jaringan irigasi, pembangunan embung, bantuan alat dan
mesin pertanian, bantuan benih unggul, subisdi pupuk, perluasan areal tanam, serta
bantuan lainnya yang dapat berdampak pada peningkatan produksi pangan. Bukan hanya
tren peningkatan produksi pangan. Hal yang sama terlihat pada kenaikan upah riil maupun
upah nominal buruh tani. Pada bulan Agustus 2017, upah nominal harian buruh tani
menunjukan kenaikan sebesar 0,26 persen dibandingkan bulan Mei 2017, yaitu dari
Rp49.782 menjadi Rp 49.912 per harinya. Sedangkan upah riil petani juga ikut mengalami
kenaikan sebesar 0,04 persen, yaitu Rp37.380 menjadi Rp37.396.

Disisi yang lain pemerintah memandang bahwa kesejahteraan petani ini perlu ditopang
dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Sehubungan dengan produktivitas tinggi pada
petani, hal ini telah dilakukan oleh pemerintah dengan mekanisasi pertanian dan lahan yang
cukup untuk dikelola oleh petani. Untuk menggenjot produktivitas tinggi dari petani,
pemerintah telah melakukan rencana strategis yang berhubungan dengan hal itu misalnya
seperti penyediaan dua juta hektare lahan untuk memenuhi kebutuhan investasi pada
komoditas jagung, sapi, dan tebu bagi petani.

Berangkat dari beberapa penggambaran kondisi diatas, maka pemerintah perlu terus
menjaga keberlanjutan dan kesinambungan dari program – program kerja yang sedang
berjalan. Untuk itu Suropati Syndicate sebagai lembaga yang salah satu fokus isunya
bergerak dalam isu petani dan pertanian Indonesia bermaksud melaksanakan Focus Group
Discussion mengenai kesejahteraan petani Indonesia.
II. Dasar Hukum
a) Undang-undang republik indonesia nomor 19 tahun 2013tentang
perlindungan dan pemberdayaan petani
b) Peraturan menteri pertanian republik indonesia nomor
67/permentan/sm.050/12/2016 tentang pembinaan kelembagaan petani
c) Peraturan menteri pertanian nomor :18/ permentan/ot.140/2/2010 tentang
blue print peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian dengan
pemberian insentif bagi tumbuhnya industri perdesaan
d) Peraturan menteri pertanian republik indonesia nomor
40/permentan/sr.230/7/2015 tentang pedoman pembinaan kelompoktani
dan gabungan kelompok tani
e) Peraturan menteri pertanian nomor : 35/permentan/ot.140/7/2008 tentang
persyaratan dan penerapan cara pengolahan hasil pertanian asal tumbuhan
yang baik (good manufacturing practices)

III. Tujuan
Melahirkan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah terkait program peningkatan
kesejahteraan petani di Indonesia
IV. Sasaran
Lintas Program dan Lintas Sektor terkait.
V. Kegiatan
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan,
yaitu :
a) Pembukaan dan paparan dari Kementerian Pertanian Terkait kegiatan Focus
Group Discussion (FGD)
b) Focus Group Discussion terkait program peningkatan kesejahteraan petani
Indonesia
c) Penutup
VI. Tempat dan waktu
Focus Group Discussion ini akan dilaksanakan pada
Hari/tanggal : Senin/23 Oktober 2017
Jam : 09.00 – Selesai
Tempat : Gedung Dewan Pers, Jl. Kebon Sirih No.32-34, Jakarta.
VII. Target peserta
FGD ini akan dihadiri oleh 30 peserta dengan latar belakang Mahasiswa, Akademisi,
NGO, dan pihak terkait lainnya.
VIII. Narasumber dan Fasilitator
Narasumber dan Fasilitator yang akan mengisi Focus Group Discussion (FGD) terdiri
dari:
1. Kementerian pertanian (Amran Sulaiman)
2. Akademisi IPB (Dwi Andreas Santosa)
3. Peneliti Suropati Syndicate (Ardiansyah Laitte)

IX. Rundown acara

Waktu Agenda Fasilitator

08.00-08.30 Registrasi peserta Panitia

08.30-09.00 Pembukaan Panitia

09.00-12.00 FGD kesejahteraan petani Kementrian pertanian


Indonesia NGO
Akademisi

12.00- Penutupan Panitia


Makan siang
Rancangan Anggaran Biaya

A Kesekertariatan Unit Harga satuan Total 


1 Penggandaan bahan makalah FGD 3 30 10.000 900.000
2 ATK 1 1 300.000 300.000
4 ID Card 30 5.000 150.000
5 Bag peserta 30 50.000 1.500.000
Sub Total   2.850.000
B Perlengkapan  
1 Sewa ruang seminar dan konsumsi 1 25.000.000 25.000.000
2 Backdrop, Spanduk dan Mini Gaden 1 7.000.000 7.000.000
3 Sewa In Focus, PC dan Print 1 1 1.500.000 1.500.000
Sub Total   33.500.000
C Transportasi dan Honorarium    
1 Transportasi panitia 15 200.000 3.000.000
2 Transportasi Peserta 30 200.000 6.000.000
3 Honor panitia 15 1.000.000 15.000.000
4 Honor Fasilitator 3 2.500.000 7.500.000
5 Honor Moderator 1 2.000.000 2.000.000
Sub Total   33.500.000
GRAND TOTAL 69.850.000

Anda mungkin juga menyukai