Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN ORGANISASI KEPEMUDAAN

Akhmad Rizqul Karim, SP., M.Sc.

Tujuan Pelatihan:
1. Peserta dapat memahami pengertian manajemen dan pentingnya manajemen organisasi
kepemudaan
2. Peserta mengetahui metode untuk meningkatkan kualitas manajemen organisasi kepemudaan

1
PENDAHULUAN
Manusia telah ditakdirkan untuk menjadi mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, interaksi
antar manusia tidak mungkin bisa dihindarai. Manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri karena
setiap manusia pasti membutuhkan kontribusi manusia lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selain itu manusia sebagai mahluk sosial dituntut juga untuk selalu memberikan
kontribusi kepada manusia lainnya agar sistem kehidupan sosial di muka bumi ini tetap berjalan
serasi dan selaras.
Setiap orang yang hidup di muka bumi ini pasti memiliki tujuan tertentu. Untuk
mewujudkan tujuannya tersebut, manusia membutuhkan sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia lainnya. Salah satu tujuan utama manusia adalah mencukupi kebutuhan hidup yang paling
dasar yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum saja,
manusia sangat membutuhkan kontribusi dari alam. Makanan dan minuman yang dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan dasar diambil dari alam. Belum lagi jika manusia memiliki tujuan-tujuan lain
yang lebih dari sekedar kebutuhan dasar. Pastilah manusia tidak hanya membutuhkan sumberdaya
alam saja, namun juga sumberdaya manusia sebagai agen penyedia kebutuhan manusia tersebut.
Pada perkembangannya, manusia sebagai mahluk sosial harus melakukan kegiatan
interaksi. Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih manusia saling
mempengaruhi atau memunculkan dampak satu sama lain. Interaksi tesebut akan memunculkan
berbagai macam akibat baik yang positif dan negatif. Dampak positif dari interaksi diantaranya
adalah munculkan penyatuan ide, gagasan dan tujuan yang sama antar manusia tersebut. Karena
memiliki tujuan yang sama maka akan mucul kerjasama.
Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial antara orang-perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul apabila manusia
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan kesadaran terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan-kepentingannya (http://www.berpendidikan.com. 2015).
Kerjasama yang konsisten dan terstruktur memunculkan organisasi. Menurut Davis (1962)
dalam Wikipedia (2015) menyatakan bahwa organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat
atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi menjadi hal yang penting sebagai
wadah dalam mencapai tujuan bersama. Idealnya semua orang yang terlibat pada sebuah organisasi
akan memiliki tujuan yang sama dan bersama-sama mencoba melakukan tindakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Pada kenyataannya, sebuah organisasi pasti memiliki dinamika. Dinamika dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KKBI) dapat diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki
sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup
masyarakat yang bersangkutan. Dinamika dalam organisasi memiliki makna gerak atau kekuatan
orang-orang yang ada dalam sebuah organisasi sehingga mampu menimbulkan perubahan dalam
organisasi tersebut.
Perubahan dalam sebuah organisasi yang disebabkan karena dinamika organisasi tersebut
idealnya mengarah pada perubahan yang lebih baik. Namun pada kenyataannya dampak dari
dinamika organisasi terkadang mengarah pada hal yang negatif dan melemahkan organisasi
tersebut. Menanggapi hal tersebut diperlukan manajemen yang baik dalam mengelola sebuah
organisasi. Terlebih lagi jika organisasi tersebut beranggotakan pemuda/pemudi yang masih
berkutat pada pencarian jati diri. Pemuda/pemudi tersebut cenderung labil dan emosional dalam
berfikir dan mengambil keputusan yang terkait dengan organisasinya. Oleh karena itu dibutuhkan
pedoman dalam melakukan kegiatan manajemen organisasi agar roda organisasi dapat berjalan baik
dan tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik serta mampu memperkuat organisasi
tersebut.

PENGERTIAN MANAJEMEN ORGANISASI KEPEMUDAAN


Manajemen organisasi kepemudaan (MOK) dapat diartikan sebagai kegiatan manajemen
yang diterapkan pada sebuah organisasi yang anggotanya kebanyakan pemuda/pemudi atau remaja.
Pemuda (yang dimaksud pada PP No. 41 tahun 2011) adalah warga negara Indonesia yang
memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai
30 (tiga puluh) tahun. Tentunya anggota MOK harus memahami terlebih dahulu pengertian
manajemen untuk dapat mengaplikasikannya dalam organisasi yang diikutinya. Karena dengan
mengerti konsep dan makna dari manajemen maka sebuah Organisasi Kepemudaan (OK) akan lebih
mudah dalam menjalankan fungsi OK dalam meraih tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Pengertian Manajemen
Manajemen dapat diartikan sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal (Griffin, 2006 dalam Wikipedia, 2015).
Manajemen juga dapat dimaknai sebagai ilmu (science) dan seni (art). Manajemen sebagai
ilmu memiliki makna bahwa semua pengetahuan dalam ilmu manajemen bertujuan untuk

3
memahami secara sistematis tentang mengapa dan bagaimana manusia saling bekerjasama dalam
sebuah wadah atau ikatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan sehingga pemahaman tersebut
dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak. Sedangkan manajemen sebagai seni
bermakna bahwa di dalam proses manajemen yang dilakukan oleh manusia terdapat seni untuk
mempengaruhi sesama manusia dalam mencapai tujuan tertentu. Atas dasar seni tersebut pada
akhirnya muncul beberapa hal yang terkait erat dengan manajemen, diantaranya adalah motivasi,
konflik, perspektif dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian dari Griffin tersebut dapat ditarik beberapa hal penting,
diantaranya: (1) Proses perencanaan, (2) Proses pengorganisasian, (3) Proses pengarahan, (4) Proses
pengkoordinasian, (5) Proses pengontrolan, (6) Efektif dan (7) Efisien. Untuk selanjutnya
pembahasan dalam panduan ini akan fokus pada hal-hal penting tersebut. Perhatikan gambar berikut
ini:

Gambar 1. Gambaran umum manajemen

Perencanaan (Planning)
Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses manajemen dalam membuat dan
memutuskan tujuan serta metode atau cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perecanaan
juga dilakukan langkah-langkah antisipasi tentang kecenderungan di masa depan guna menjaga
metode dalam pencapaian tujuan agar tetap terlaksana.
Secara umum, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam proses perencanaan
organisasi kepemudaan (OK). Kegiatan tersebut antara lain adalah:
1. Menetapkan tujuan dan target
Pertanyaan umum yang digunakan dalam penentukan tujuan adalah: “Apa hasil yang ingin
dicapai oleh OK ini?” Tujuan OK dapat dibuat dalam beberapa kriteria waktu yaitu tujuan
jangka pendek, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka panjang. Tujuan tersebut mungkin
masih dapat dituliskan dalam bahasa umum. Agar lebih spesifik dan jelas, setiap tujuan harus
disertai dengan target-target tententu. Target itulah yang akan menjadi indikator keberhasilan
dalam pencapaian tujuan OK.
2. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target
Dalam mencapai target dan tujuan OK diperlukan strategi. Strategi dapat menjadi pedoman
(guide) dalam melangkah untuk mencapai target dan tujuan tersebut. Strategi bersifat dinamis
atau dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Namun demikian pasti dibutuhkan
strategi utama yang menjadi patokan dasar dalam menentukan strategi turunan yang lainnya.
3. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
Setelah target, tujuan dan strategi terbentuk, dibutuhkan sumberdaya untuk melaksanakan
strategi. Dalam proses perencanaan sebaiknya ditentukan terlebih dahulu sumberdaya yang
dibutuhkan agar pencapaian tujuan dapat berjalan dengan baik. Sumbersaya tersebut meliputi
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam serta lingkungan.
4. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
Standar/indikator keberhasilan penting untuk dibuat. Tanpa ada standar/indikator tersebut,
anggota OK akan kebingungan apakah target dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sudah
tercapai atau belum. Dalam proses perencanaan tersebut harus sudah ditentukan standar/indikator
keberhasilan dari target dan tujuan.
Perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Di sebuah RW di desa K terdapat beberapa orang pemuda yang sepakat membuat organisasi. Organisasi tersebut
diberi nama Bimakarya. Tercatat anggota OK Bimakarya sejumlah 20 orang. Setelah membuat sebuah organisasi,
anggota Bimakarya cukup bingung juga karena tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah Bimakarya terbentuk.
Memang benar pada awalnya semangat untuk membentuk Bimakarya adalah menjalin silaturahmi dan mengadakan
kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya. Namun hal tersebut belum dapat dijadikan tujuan yang jelas dari
Bimakarya.

Dari ilustrasi tersebut nampak jika anggota Bimakarya cukup kebingungan untuk
menentukan langkah selanjutnya setelah mendirikan sebuah organisasi kepemudaan (OK).
Seharusnya langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan proses perencanaan. Menentukan
tujuan dan terget, strategi, pengalokasian sumber daya dan pembuatan indikator keberhasilan
merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan.

Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dapat diartikan sebagai proses strukturisasi (pembuatan sebuah struktur)
agar perencanaan yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan dengan baik, efektif dan efisien oleh
semua anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Proses pengorganisasian

5
tersebut harus melibatkan semua anggota organisasi. Namun demikian pelibatan anggota organisasi
tersebut bersifat proposional.
Pengorganisasian merupakan proses dalam mengelompokkan orang-orang, peralatan,
tugas, tanggungjawab dan wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan kesatuan
yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan. Pengorganisasian bisa dijalankan dengan menetukan
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa personil yang menjalankannya, bagaimana pengelompokan
tugas dan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut (Ardyferdiansyah, 2015).
Hal pertama yang dapat dilakukan dalam proses pengorganisasian adalah pembuatan
struktur OK. Struktur organisasi tersebut sangat penting guna membagi tugas dan kewajiban serta
tanggungjawab masing-masing anggota. Tanpa adanya struktur OK maka tidak akan terlihat dengan
jelas peran masing-masing anggota.
Setelah struktur OK terbentuk dilakukan pembagian tugas dan tanggungjawab untuk
masing-masing posisi dalam struktur tersebut. Selanjutnya dilakukan pembagian sumberdaya
manusia untuk mengisi berbagai posisi dalam struktur tersebut. Dalam pembagian sumberdaya
tersebut diperlukan kejelian dan kehati-hatian untuk memilih orang-orang yang tepat di posisi yang
telah tersedia. Oleh karena itu diperlukan seleksi baik langsung maupun tidak langsung dalam
menentukan personal yang menduduki posisi tertentu, terlebih posisi yang dianggap cukup strategis
dalam OK. Kesalahan dalam memilih personil akan mengakibatkan hambatan OK dalam mencapai
tujuan organisasi.
Proses pengorganisasian mencakup beberapa substansi kegiatan yang cukup penting,
diantaranya adalah:
1. Mengarahkan beberapa orang untuk saling bekerjasama
Salah satu inti dari pengorganisasian adalah membuat orang-orang yang terlibat untuk mampu
bekerjasama. Kerjasama dalam organisasi sangat penting karena tujuan yang telah ditetapkan
tidak bisa diraih oleh seseorang saja, melainkan kerjasama dari beberapa orang dalam
organisasi tersebut.
2. Orang-orang yang melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang telah
ditetapkan
Tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepada masing-masing anggota OK harus jelas.
Kejelasan tugas tersebut akan sangat berpengaruh pada keberhasilan tujuan yang dicapai.
Ketidakjelasan akan tugas akan menyebabkan multitafsir pelaksana tugas yang mengakibatkan
rentan terjadi kesalahan.
3. Kegiatan orang-orang yang diarahkan untuk mencapai tujuan OK
Proses pengorganisasian diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu kegiatan
orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut harus selalu mengarah pada usaha
pencapaian tujuan OK yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengarahan (Directing)
Ketika proses perencanaan dan pengorganisasian sudah dilakukan, selanjutnya masuk ke
proses pengarahan (directing). Proses pengarahan dapat diartikan sebagai proses implementasi
program agar dapat dilaksanakan oleh semua elemen dalam organisasi serta terdapatnya proses
motivasi kepada anggota organisasi agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
penuh tanggung jawab dan penuh kesadaran sehingga tercapai produktifitas yang tinggi dalam
mencapai tujuan organisasi.
Pada proses pengarahan tersebut terjadi implementasi atau praktik kepemimpinan atau
leadership, pembimbingan atau pendampingan, pemberian motivasi dan mentoring dari pimpinan
kepada anggota OK agar semua anggota dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pimpinan dalam
OK harus paham betul dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing elemen OK sehingga tidak
salah dalam memberikan arahan kepada anggota OK. Namun demikian tugas pimpinan tidah hanya
sebatas memberikan arahan saja, melainkan juga harus menjaga motivasi setiap anggota OK agar
tetap bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan OK sebelumnya. Apabila ada anggota OK yang kesulitan dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya, pimpinan OK harus siap memberikan pendampingan dan hadir sebagai problem
solver bagi anggotanya tersebut. Hal tersebut akan terus terjadi sehingga tujuan OK dapat dicapai
dengan baik.
Terkadang ada anggota OK yang kurang paham dengan tugas dan kewajiban yang
diemban. Hal tersebut bisa terjadi karena berbagai macam hal, seperti penjelasan tentang tugas dan
kewajiban yang kurang bisa dipahami atau mungkin terdapat multitafsir dari anggota OK. Jika
terjadi hal tersebut maka tugas pimpinan yang harus mampu memberikan pengarahan secara tepat
kepada anggota OK. Pimpinan harus siap menjawab dan memberikan penjelasan jika ada anggota
OK yang bertanya dan meminta penjelasan tentang tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Jangan
sampai memberikan penjelasan yang multitafsir agar tidak membingungkan anggota OK.
Sudah menjadi sesuatu yang umum jika setiap organisasi memiliki kebijakan-kebijakan
tertentu yang terkait dengan keberlangsungan organisasi tersebut. Terkadang kebijakan tersebut
tidak bisa mengakomodir atau menguntungkan semua anggota OK. Munculnya sebuah kebijakan
bisa jadi dikarenakan oleh tanggapan atau respon dari lingkungan dan dinamika sosial yang terjadi
saat itu. Oleh karena itu pada proses pengarahan, pimpinan OK diharuskan mampu memberikan

7
penjelasan kepada anggotanya tentang kebijakn-kebijakan baru yang diambil agar tidak terjadi
silang pendapat antar anggota yang mengarah pada penurunan kinerja OK dalam mencapai
tujuannya.

Pengkoordinasian (Coordinating)
Koordinasi dalam menjalankan manajemen OK sangat penting peranannya. Mulai dari OK
yang ruang lingkupnya kecil dengan anggota sedikit sampai dengan OK yang memiliki ruang
linkup besar dan beranggotakan banyak orang. Proses koordinasi memegang peranan penting dalam
menjamin keberlangsungan kegiatan OK tersebut. Menurut Basmar (2011) koordinasi ialah proses
mengintegrasikan (memadukan), mensinkronisasikan, dan menyederhanakan pelaksanaan tugas
yang terpisah-pisah secara terus-menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tanpa
adanya koordinasi, individu-individu dan bagian-bagian akan tidak dapat melihat peran mereka
dalam suatu organisasi. Koordinasi adalah penyatuan, integrasi, sinkronisasi upaya anggota
kelompok sehingga memberikan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama.
Koordinasi adalah mengarahkan kegiatan seluruh anggota untuk mencapai kinerja yang
maksimal dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Koordinasi dibutuhkan oleh organisasi agar
tercipta kinerja yang terkoordinir, harmonis, terarah, terintegrasi dan tersinkronisasi. Tanpa adanya
kinerja yang terkoordinir bisa jadi terjadi overlapping dalam pelaksanaan tugas atau mungkin bisa
juga terjadi pelimpahan tugas dan tanggung jawab antar anggota yang akhirnya tugas tersebut
terbengkalai. Kinerja OK dalam mencapai tujuannya membutuhkan keharmonisan. Hal itu bisa
dicapai dengan koordinasi yang baik antar anggota. Terkadang juga bisa terjadi pelaksanaan tugas
yang tidak terarah sehingga melenceng dari tujuan semula. Oleh karena itu koordinasi menjadi
penting untuk mengembalikan penyimpangan tujuan tersebut ke tujuan semula. Koordinasi mampu
membuat tugas-tugas anggota OK menjadi terintegrasi dan tersinkronisasi. Jika tugas-tugas tersebut
dapat terintegrasi dan tersinkronisasi dengan baik kemungkinan besar usaha dalam mencapai tujuan
OK akan lebih mudah tercapai dengan baik.

Pengontrolan (Controlling)
Proses pengontrolan (controlling) merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, diarahkan dan
dikoordinasikan dapat terlaksana sesuai dengan target yang diharapkan. Pertanyaan utama dalam
proses controlling adalah apakah pelaksanaan program kerja sudah sesuai dengan rencana yang
telah dibuat?
Organisasi Kepemudaan (OK) yang telah memiliki perencanaan matang, pengorganisasian
yang bagus, pengarahan dan pengkoordinasian yang baik belum tentu dapat mencapai tujuan yang
diharapkan dengan sempurna. Oleh karena itu OK membutuhkan kontrol atas semua kegiatan
organisasi yang dilakukan. Kontrol tersebut bertujuan untuk sinkronisasi antara rencana dan
pelaksanaannya demi mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan.
Siapakah yang harus mengontrol proses kinerja organisasi? Jawabannya adalah semua
anggota organisasi tersebut. Kontrol tidak hanya menjadi kewajiban pimpinan organisasi melainkan
juga menjadi tugas anggota yang lainnya. Masing-masing memiliki peran dalam melakukan kontrol
atau pengawasan. Pimpinan OK melakukan kontrol terhadap kinerja anggotanya sedangkan anggota
melakukan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan pimpinan. Hal tersebut akan selalu terjadi
berulang-ulang dan menjadi sebuah siklus dalam membawa organisasi ke tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Beberapa kegiatan yang ada dalam proses kontrol diantaranya adalah (Syarifah, 2015):
1. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan
2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target

METODE MENINGKATKAN KUALITAS MANAJEMEN ORGANISASI


Manajemen organisasi kepemudaan (OK) harus senantiasa ditingkatkan kualitasnya. Hal
itu penting mengingat perkembangan jaman dan dinamika sosial yang selalu berubah. Sebagai
contoh dalam hal komunikasi. Dahulu komunikasi antar anggota harus melalui rapat-rapat yang
memerlukan waktu dan tempat khusus serta kehadiran anggota secara fisik. Saat ini fungsi rapat
tersebu dapat bergeser ke dalam media sosial akibat kecanggihan teknologi. Rapat yang sebelumnya
harus didatangi secara fisik saat ini berubah hanya menggunakan smartphone. Koordinasi dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja akibat perkembangan teknologi informasi.
Meskipun demikian perbaikan kualitas manajemen OK harus senantiasa dilakukan mulai
dari hal yang mendasar. Perhatikan gambar 2 berikut ini.

9
Gambar 2. Proses Perbaikan Manajemen

Gambar 2 menunjukkan hal-hal penting yang harus dipahami untuk menciptakan perbaikan
kualitas manajemen OK yang baik. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki manajemen OK diantaranya adalah:
1. Melakukan peninjauan kembali terhadap Formulasi Strategi yang dibuat
Formulasi strategi terdiri atas:
a. Misi
Misi dapat diartikan sebagai alasan keberadaan organisasi tersebut. Alasan keberadaan
organisasi merupakan dasar utama organisasi dimunculkan atau dibuat. Keberlanjutan
organisasi harus didasarkan pada misi yang diemban tersebut. Melakukan peninjauan
kembali terhadap misi organisasi harus dilakukan secara berkala. Biasanya 4-5 tahun sekali.
b. Tujuan
Tujuan organisasi adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Tanpa adanya
tujuan maka perjalanan organisasi tersebut tidak akan fokus dan bisa melenceng tanpa
kendali. Tujuan merupakan titik pandang anggota organisasi dalam mencapai akhir
perjalanan organisasi dalam suatu periode tertentu. Tujuan organisasi harus dinamis namun
sesuai dengan misi organisasi tersebut. Organisasi yang baik harus mampu meningkatkan
tujuannya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan organisasi tersebut.
c. Strategi
Strategi dapat diartikan sebagai cara-cara atau metode untuk mencapai tujuan organisasi.
Tanpa ada strategi yang bagus, tujuan organisasi mungkin masih bisa dicapai namun terasa
berat dan sulit. Dalam sebuah manajemen yang baik, strategi dalam mencapai tujuan
organisasi perlu selalu ditinjau. Apakah strategi tersebut sudah sesuai dengan keadaan dan
perkembangan dinamika lingkungan atau masyarakat. Jika dalam perkembangannya terjadi
ketidaksesuaian dengan dinamika lingkungan atau masyarakat maka perlu segera
disesuaikan.
d. Kebijakan
Dalam pengambilan kebijakan dibutuhkan panduan khusus dalam organisasi. Biasanya
sebuah organisasi memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
Dalam AD/ART tersebut banyak memuat pasal-pasal yang mengatur arah perjalanan
organisasi. Kebijakan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan AD/ART organisasi.
Jangan sampai AD/ART organisasi hanya digunakan sebagai pelengkap saja. Sudah
selayaknya OK memperhatikan AD/ART organisasi jika ingin membuat kebijakan-
kebijakan yang menyangkut kemajuan OK tersebut.
2. Melakukan evaluasi terhadap Implementasi Strategi yang telah diprogramkan
Implementasi strategi terdiri atas:
a. Program
Program organisasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang harus dikerjakan dalam periode
tertentu. Periode tersebut biasanya satu tahun. Oleh karena itu pada awal tahun berjalan
biasanya ada kegiatan penyusunan program kerja. Terkadang OK dalam menyusun program
kerja tidak terlalu fokus dan lupa terhadap sumberdaya yang dimiliki, baik sumberdaya
manusia dan sumberdaya alam/pendukungnya. Program kerja tidak harus banyak dan
muluk-muluk. Usahakan membuat program kerja yang realistis dan mampu dilaksanakan.
b. Anggaran
Anggaran merupakan biaya dari program kerja yang dibuat. Sebelumnya telah diungkapkan
agar membuat program kerja yang realistis dan disesuaikan dengan sumberdaya yang
tersedia, termasuk anggaran. Jika organisasi tidak memiliki anggaran yang cukup, pimpinan
harus mampu membuat terobosan kerjasama dengan pihak lain yang bisa menyediakan
anggaran tersebut demi keberlangsungan program kerja.
c. Prosedur
Banyak sekali OK yang tidak memiliki prosedur pelaksanaan program. Prosedur tersebut
seringkali disebut dengan SOP (Standart Operasional Procedure). Sebenarnya jika OK
memiliki SOP yang jelas maka akan sangat membantu sekali dalam pelaksanaan program
kerjanya. Tahapan-tahapan pelaksanaan program dapat tergambar jelas melalui SOP. SOP
juga akan membantu anggota yang lainnya dalam memahami alur kerja. Jika ingin OK
maju maka buatlah SOP.

11
3. Melakukan Evaluasi Strategi
Evaluasi bukanlah kata atau kegiatan yang menakutkan. Evaluasi penting untuk mencari
umpan balik (feedback) dari pelaksanaan program yang dilakukan. Kekurangan dan kelemahan
program kerja serta proses pelaksanaannya termasuk orang-orang yang melaksanakan program
kerja tersebut akan muncul dari evaluasi. Evaluasi didasarkan pada hasil aktual pelaksanaan
progam. Jika ingin terjadi perbaikan manajemen OK maka lakukan evaluasi kegiatan kemudian
catat hasil evaluasi dan sebarkan pada semua anggota.

DAFTAR PUSTAKA

Ardyferdiansyah. 2015. Empat Fungsi Manajemen – Pengorganisasian.


http://ardyferdiansyah.com/index.php/140-4-fungsi-manajemen-organizing (diakses tanggal
23 Oktober 2015)

Basmar. 2013. Sistem Koordinasi. http://larvakpopers.blogspot.co.id/2014/11/makalah-dasar-


manajemen-koordinasi.html. (Diakses tanggal 23 Oktober 2015)

http://www.berpendidikan.com/2015/06/pengertian-kerja-sama-dan-bentuknya-beserta-
contohnya.html (diakses tanggal 23 Oktober 2015)

http://kbbi.web.id/dinamika

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen (diakses tanggal 23 Oktober 2015)

Keith Davis. 1962. Human Relations at Work. (New York, San Francisco, Toronto, London: 1962)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2011 Tentang Pengembangan


Kewirausahaan Dan Kepeloporan Pemuda, Serta Penyediaan Prasarana Dan Sarana
Kepemudaan

Syarifah, U. 2015. Fungsi Controlling dalam Manajemen.


http://www.kompasiana.com/uutsyarifah/fungsi-controlling-dalam-
manajemen_54f82624a33311c27b8b554b. (diakses tanggal 23 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai