2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Permasalahan
Peserta OJT Kelitbangan adalah CPNS Kementerian PUPR yang berasal dari berbagai Unit
Organisasi dan background bidang keilmuan (teknis dan non-teknis). Sehingga tidak semua
CPNS Kementerian PUPR memiliki pengetahuan terkait produk – produk Litbang yang ada.
2
BAB II
METODE
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
dan 3) Champion Technology yang berarti teknologi mampu menjawab tantangan
permasalahan infrastruktur saat ini. materi dilakukan dengan pemaparan dan roleplay
konsultasi forum rencana untuk ilmu mengenai kondisi ideal dalam pelaksanaan forum bisnis
yang seharusnya dihadiri oleh berbagai elemen yaitu Kementerian PUPR, pemda setempat,
pengusaha dan masyarakat awam sehingga teknologi yang dipakai benar-benar efektif dan
profitable secara meluas dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
5
metodologi dimana suatu data terintegrasi dalam satu kesatuan model 3D. BIM mengandung
semua informasi mengenai elemen-elemen bangunan yang digunakan sebagai basis
pengambilan keputusan dalam kurun waktu siklus umur bangunan, sejak konsep hingga
demolisi. Sejalan dengan Permen PUPR 22/PRT/M/2018 yang menyatakan bahwa
penggunaan BIM wajib diterapkan pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana dengan
kriteria luas diatas 2000 m2 dan diatas dua lantai. Pemodelan BIM dapat dibagi menjadi 5
level, level yang pertama adalah 3D yang berfungsi untuk modelling, level yang kedua adalah
4D yang berguna untuk simulasi dalam hal scheduling pekerjaan bangunan, Level yang ketiga
adalah 5D yang berguna dalam cost planning untuk estimasi belanja anggaran yang
dikeluarkan. Selanjutnya adalah 6D yang berguna untuk menganalisa energi yang akan
dibutuhkan pada bangunan tersebut dan level yang teratas adalah 7D yaitu facility
management atau yang akan dimanfaatkan sebagai standar operasi dan pemeliharaan.
Dengan materi yang didapat serta diskusi dalam tanya jawab dan kuis interaktif berbasis web
kahoot didapatkan kesimpulan manfaat penggunaan BIM yaitu peningkatan efisiensi dan
akurasi, proses desain dan konstruksi lebih ramping dan transparan, akurasi dalam
perhitungan dan menghindari kesalahan mulai perencanaan hingga pelaksanaan dan waktu
pelaksanaan lebih cepat.
6. MUDA PROFESIONAL
(Dr. Ahmad Taufiq, ST, MT)
Dalam kesempatan kali ini pemberian motivasi kepada calon ASN PUPR untuk senantiasa
melakukan riset dikarenakan untuk mengahadapi disrupsi teknologi yang semakin meluas,
Kementerian PUPR membutuhkan riset-riset berbasis teknologi, instansi berharap dengan
bonus demografi yang dipenuhi oleh generasi muda yang memiliki jiwa 3C yaitu Critics,
Creative dan Connectivity mampu menjawab tantangan dalam berbagai riset yang dibutuhkan
oleh Kementerian PUPR. Harapan kedepan, ASN PUPR selalu melaksanakan pekerjaan
dengan berbasis pengembangan dan riset secara berkala demi terjaminnya mutu SDM
PUPR.
6
teknologi yang dipakai. Ruang lingkup dalam pemetaan kebutuhan teknologi adalah
identifikasi permasalahan/isu dan tantangan nasional, menentukan tema kajian kebutuhan
teknologi, inventarisasi program terkait tema dan identifikasi teknologi yang digunakan,
analisis isu teknologi dalam rangka efisiensi dan peningkatan daya saing, identifikasi
ketersediaan teknologi (Balitbang dan luar), sinkronisasi kebutuhan pengembangan
teknologi/modifikasi teknologi luar/inovasi baru, Penyusunan rekomendasi kebutuhan litbang
teknologi, kemudian dilakukan penyusunan kisi-kisi pelaksanaan litbang untuk masing-masing
teknologi yang direkomendasikan. Itu semua dilakukan apabila skenario awal teknologinya
tersedia, namun apabila teknologi tidak tersedia maka perlu adanya penelitian terapan terkait
teknologi luar tersedia lalu dilakukan proses ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dan apabila
teknologi dari luar masih tidak tersedia maka dilakukan proses penelitian baru. Dalam
penyajian paparan dijelaskan list daftar penelitian litbang di bidang jalan dan jembatan. Untuk
materi presentasi didapatkan pengetahuan tentang teknologi jalan dan jembatan yang cocok
untuk mendukung pariwisata di Pulau Bali. Isinya diantara lain identifikasi eksisting kawasan,
kebutuhan teknologi, ketersediaan teknologi, dan sinkronisasi kebutuhan pengembangan
teknologi. Untuk teknologi yang disesuaikan dengan kondisi eksisting adalah penggunaan
proteksi lereng dengan tanaman Vetiver, penahan reruntuhan batuan, aspal karet dan
penggunaan beton kinerja tinggi. Dengan demikian kesimpulannya memahami teknologi yang
dipakai sudah tersinkron dengan hasil pemetaan kebutuhan teknologi.
7
Saat penyajian paparan dijelaskan list daftar penelitian litbang di bidang sumber daya air.
Untuk materi presentasi didapatkan pengetahuan tentang teknologi sumber daya air yang
sesuai dalam penanggulangan bencana. Isinya diantara lain identifikasi eksisting kawasan,
kebutuhan teknologi, ketersediaan teknologi, dan sinkronisasi kebutuhan pengembangan
teknologi. Untuk teknologi yang disesuaikan dengan kondisi eksisting adalah teknologi sistem
polder pengendali banjir perkotaan, drought early warning system dan sistem warning longsor
berbasis seluler. Dengan demikian kesimpulannya memahami teknologi yang dipakai sudah
tersinkron dengan hasil pemetaan kebutuhan teknologi.
8
12. PENYIAPAN DAN PRAKTEK KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI PERMUKIMAN
(Enfy Diana Dewi, ST., MUP)
Pada paparan bahan tayang terdapat identifikasi kesiapterapan salah satu teknologi yang
dimiliki oleh bidang pemukiman. Untuk materi presentasi didapatkan pengetahuan tentang
peluang industri teknologi RUSPIN (Rumah Unggul Sistem Panel Instan). Isinya diantara lain
ancaman pendatang baru, kekuatan daya tawar pembeli, ancaman produk pengganti dan
kekuatan penyedia jasa. Dengan demikian kesimpulannya dapat memahami teknologi yang
dipakai sudah siap diterapkan dalam rekomendasi kesiapterapan kebutuhan teknologi.
9
Manfaat replikasi perdana untuk memberikan akses kebutuhan air bersih dan sanitasi yang
layak di KASPN. Dengan demikian kesimpulannya dapat memahami teknologi yang dipakai
sudah dilaksanakan replikasi perdana dan siap dipraktekkan di lapangan.
10
1.2. Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana
11
Kamis, 19 September 2019
20. PROFIL BALAI LITBANG HIDROLOGI DAN TATA AIR
(Heruyoko)
Balai HITA membuat pelayanan kalibrasi dan menjadi lembaga inspeksi kinerja Pos Duga Air
serta kegiatan laboratorium. Hasil litbang HITA adalah SI Pusat Studi Hidroinformatika,
FEWS, ABSAH, ABDULAH, DSS-RIBASIM dan sumur resapan. Disimpulkan mendapat
pengetahuan mengenai profil dan tujuan Balai.
12
25. TEKNOLOGI RING NET BARRIER UNTUK PENGENDALIAN ALIRAN DEBRIS
(Alidina Nurul Hidayah, ST., M.Sc.)
Teknologi Ring Net Barrier digunakan untuk pengendalian aliran debris berbentuk jaring.
Aliran debris adalah aliran sungai dengan konsentrasi sedimen tinggi dengan aliran keiringan
sangat curam. Teknologi ini merupakan modifikasi dari merek teknologi dari Swiss yaitu
Geobrugg. Teknologi modifikasinya adalah dalam bentuk jarring dan bentuk pengait jarring
tersebut. Hal ini sudah dilakukan di Swiss, Korea dan Peru. Teknologi ini adalah alternatif
sabodam dalam kondisi darurat. Disimpulkan bahwa didapatkan pengetahuan dari pekerjaan
dan pengenalan fungsi Ring Net Barrier.
13
Teknologi lining yang dipakai adalah ferosemen, beton precast modular dan geosintetik
semen (GCCM). Teknologi lining saluran membantu merehabilitasi saluran irigasi dengan
tanggap dan cepat serta bermutu tinggi.
BalaI BHGK memiliki fungsi pengkajian teknolgi yang berkaitan dengan bangunan hidraulik
dan geoteknik. Fasilitasnya Lab. Hidraulika, Mekanika Tanah, Mekanika Batuan kantor di
PUSAIR DAGO.
Teknologi
14
Meode pengaturan alir intake dengan pintu air konvensional sering bermasalah
dengan terjadi sedimen atau karat yang menyebabkan adanya penghambat
aliran.inovasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan udara dan v shape.
Bangunan air di sungai, adalah prasarana fisik yang berada di badan air sungai, tujuan
pembangunan Bangunan Air
Bangunan Pemanfaatan
Bendung Tetap (Weir), berfungsi untuk meninggikan muka air agar dapat disadap secara
gravitasi. Masalah yang diahadapi adalah, sedimen yang masuk ke bangunan pengambil,
gerusan di hilir, benturan batu, kikisan pasir dan kerikil, erosi buluh.
Bendung Gerak (Barrage), perbedaannya adalah pintu srong atau radial, bukaan pintu dapat
dioperasikan diatur pada knsisi muka air yang diinginkan, contoh penerapan Bendung gerak
Walahar-karawang, pamarayan-serang, Rentang – Cirebon, Ajibaru-lampung, Simpean-
Jatim, Serayu-Jateng. Keuntungan Bendung Gerak adalah dapat mengendalikan debit air di
hilir.
Bendung Karet (Rubber Dam), bahan tubuh bending terbuat dari karet yang dapat
dikembang kempiskan saat dioperasikan. Contoh Bendung Karet. Bend. Karet Rambatan
Indramayu, Kumpul Kista Cirebon,
15
yang lebih stabil akibat perubahan debit. Diterapkan di Ciwadas-Krawang, Pejompongan-DKI,
Tami & Kalibumi, Irja.
Bangunan Saringan Bawah (Tyroll) berfungsi untuk menyadao air dari dasar sungai,
mennghemat tinggi tanggul, daoat diterapkan pada sungai berliku/berjalin
Rawa, Suatu daerah yang airnya tergenang secara terus-menerus maupun periodik atau
suatu tempat yang memiliki drainase buruk. Maka semua perencanaan berkaitan dengan
rawa berhubungan dengan pengembangan drainase.
Lingkup Rawa: Rawa Pasang Surut dan Rawa Lebak > masih alami atau sudah
dikembangkan.
Rawa Pasang Surut Terletak di tepi pantai muara sungai (luas 20,1 jt Ha).
a. Fungsi Lindung
b. Fungsi …..
16
32. PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU (IWRM)
(Ir.Isnugroho, CES.)
Sumber di dunia relative konstan namun demikian sumber air yang bisa dimanfaatkan
berkurang karena jumlah penduduk selalu meningkat sedangkan air yang dimanfaatkan
tetap dan kualitasnya cenderung menurun. Sungai adalah ASET VITAL suatu kawasan
atau daerah. Daerah Aliran Sugai (DAS) suatu bentang lahan yang dibatasi oleh
punggung bukit pemisah aliran yang berfungsi untuk menerima dan menyimpan air hujan.
Konfrensi den Haag, mengenai air 1) mengutamakan air untuk kebutuhan air minum, 2)
menjamin tersedianya air bagi produksi pangan, 3) melindungi fungsi air dalam
mendukung berlanjutnya, 4) mengusakan pembagian sumber air seadil mungkin, 5(
mengelola resiko guna menjamin keberlanjutan air bersih, 6) memberi nilai kepada ai, 7)
membangun badan yang mengelola air secara berkelanjutan. Pengelolaan SDA di
Indonesia berbasis pada wilayah sungai. Terdapat 128 wilayah sungai di Indonesia
berdasarkan Pemen PUPR No. 04/PRT/M/2015. Otoritas pengelolaan wilayah sungai;
sungai dalam Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pemkot/kab, lintas kab/kota dilakukan oleh
pemprov, lintas provinsi oleh pempus/negara, lintas negara oleh pemerintah
pusat/negara. Pengelola wilayah sungai adalah Balai Wilayah Sungai dengan sebutan
sebagai Institusi Pengelola Wilayah Sungai > River Basin Organization (RBO).
Pemerintah tidak dapat melakukan pemungutan biaya air sehingga yang melakukan
adalah Perum Jasa Tirta. Prinsip pengelolaan SDA secara terpadu berbasis wilayah
sungai “One River Basin, One Coordinated Plan, One……”
Yang menjadi integrated adalah adanya koordinasi horizontal yang interdisciplinary dan
banyak stakeholder sehingga dapat menghindari konflik antar sector. Maka dari itu perlu
adanya kerangka kelembagaan IWRM yakni Tim Koordinasi Pengelola SDA (TKPSDA)
yang berisikan perwakilan dari Regulator: Menteri Gubernur, Bupati, Walikota, DInas;
Developer: Proyek Pem. Invest Swasta; User/Public: pertanian perkotaan energy
industry perkebunan pakar LSM; Operator: BPDAS, PJt, BPSDA, BWS/BBWS. Inti
kegiatan pengelolaan SDA adalah a) Konservasi SDA, b) Pendayagunaan SDA, c)
pengendalian daya rusak air. Guna keakuratan perencanaan, pelaksanaan maupun
pengoperasian, harus didukung sistem pengelolaan Data yang handal dan didukng peran
masyarakat.
17
33. PENGELOLAAN BANJIR
(Tauvan Ari Praja)
Penyebab Banjir & Genangan adalah 1) Topografi, 2) Land Subsidence, 3) Naiknya muka
air laut akibat pemanasan global, 4) Perubahan tata guna lahanm, 5) Kapasits
Sungai/Saluran. Pengelolaan banjir terpadu dilakukan dengan 1) Pengurangan Resiko
Banjir dengan penanganan a) Pembangunan pengendali banjir, b) pembangunan
pengendalian aliran permukaan. Dan 2) pengurangan resiko kerentanan kawasan
terhadap banjir dengan cara a) pengelolaan dataran banjir dan b) perencanaan antisipatif
terhadap korban banjir.
Konsep pengurangan resiko besarnya banjir Menahan di Hulu > Menjaga Ditengah >
Menarik Ke Hilir. Dibagi per kawasan hulu: Kawasan pabrik air dan kawasan Lindung,
menahan di hulu dengan kawasan penyangga; menjaga ditengah dengan kawasan
pemaka air dan kawasan budidaya; Menarik di hilir dengan kawasan muara/lindung
pantai.
18
alamiah dan ramah lingkungan, sedangkan restorasi adalah pegembalian kembali kondisi
dan fungsi2 sungai kepada kondisi awalnya.
19
Teknologi Sirkulasi Air Permukaan Untuk Mencegah Eutrofikasi (terlalu subur) yang
disebabkan alga-alga terlalu banyak berkembang.
Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (Absah) Modular untuk menangkap air hujan sebagai
cadangan air baku pada musim kering.
Teknologi Wetland Apung
20
1.4. PUSLITBANG JALAN DAN JEMBATAN
21
Tugas memenuhi kebutuhan info pegawai pusjatan baik dalam hal pengelolaan bahan
pustaka maupun layanannya dalam rangka mendukung kegiaan litbang di pusjatan.
Fungsinya antara lain mengembangkan koleksi,.. .fasilitas perpustakaan Pusjatan area
penyimpanan referensi, koleksi dalam bentuk cd, koleksi jurnal, ruang baca, katalog
online.
Lapis aus
Lapis antara
Lapis Pondasi mendukung lapis permukaan dan mengurangi tegangan dan
regangan
Lapis pondasi bawah sebagai lantai kerja, menyebarkan beban di atasnya,
sebagai lapis perata, dan mengalihkan infiltrasi air
Tanah dasar menyiapkan lapisan diatasnya mendukung beban diatasnya.
22
Tanah dasar harus cukup ketinggian sehingga tidak mempengaruhi muka air tanah sebab
jika mempengaruhi muka air tanah akan mengurangi power dari lapisan. Callifornian
Base R..(CBR) untuk mengukur kekuatan keras jalan.
Kinerja perkerasan yang diinginkan adalah kuat, aman, nyaman, indah, dan awet.
Kondisi perkerasan, kondisi kritis : alur 10 mm retak 15% pada wheel track, kondisi failure
alur 20 mm.
Deformasi memanjang dan melintang
Kerusakan pada permukaan deformasi,…
Prinsip Desain
23
45. TEKNOLOGI WARM MIX ASPAL (WMA)
(Neni Kustianti, ST, MT)
Campuran beraspal yang lebih rendah + 30C dari hot mix. Hot mix Asphalt butuh
menggunakan AMP. Jika menggunakan AMP maka memerlukan bahan yang banyak dan
mengeluarkan emisi yang tinggi. Kerusakan jalan yang sering terjadi alur & retak, lalu
lintas semakin berat di Indnesia, iklim yang panas dan curah hujan yang tinggi,
penghematan bahan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kajjian pusjatan
terhadap aspal hangat di lab. Penggunaan jenis aspal di Indonesia: Campuran beraspal
yang digunakan HMA, untuk lalulintas sedang aspal pen 60 (semakin tinggi penetrasi
semakin lembek aspal, vice versa), untuk lalin berat : Aspal modifikasi, HMA dengan
ASMOD perlu temperature tinggi, kesulitan mencapai temperature yang tinggi di AMP.
WMA Teknologi campuran beraspal, yang dapat menurunkan temperature sampai 30C
tetapi penyelimutan agregat saat pencampuran di unit pencampur aspal dan saat
penghamparan di lapangan mempunya workability yang dapat dicapai maksimum. Aspal
menggunakan ukuran viskositas dengan satuan centistop (cSt). Perbedaan campuran
HMA dan WMA adalah pada campuran beraspal panas (HMA) temperature pencampuran
(170 + 20 cST) dan pemadatan (280 + 30 cSt) didasarkan atas sifat viskositas sedangkan
untuk WMA. Klasifikasi campuran beraspal HMA >135C, wma 100C. bagaimana WMA
dibuat? Menurunkan temperature tapi masih mudah menyelimuti agregat dengan baik,
material yang dipakai zeoloit, polimer, dan wax.keuntungan WMA menurunkan
temperature pencampuran, penghematan biaya, mengurangi emisi, sifat aspal lebih awet
karena proses pemanasan lebih rendah, ketahanan terhadap air lebih baik karena
mengandung anti stripping, ketahanan terhadap alur lebih tinggi dari campran beraspal
lainnya. WMA yang dikembangkan oleh PUSJATAN adalah WMA econuska
(pengembangan dengan korea), lead cape, dan zeolit.
24
memberi informasi kualitatif menentukn penyebab kerusakan dan alternatif penanganan
kerusakan…teknologi penanganannya antara lain slab stabilization and jacking, partial
depth repairs, full depth repairs, load transfer restoration, joint and crack sealing.
25
49. PENGANTAR TANAH PROBLEMATIK
(Ahmad Numan, ST., MT.)
Tanah lunak dan gambut meliputi 20 jt Ha atau sekitar 10% dari luas total daratan
Indonesia. Tanah Problematik terdiri dari tanah lunak, gambut, dan ekspansif. Klasifikasi
tannah problematic terdiri dari inorganic dan organic. Inorganic terdiri dari berbutir kasar
dan halus sedangkan organic terdiri dari kadar organic tinggi dan gambut. Tanah
inorganic merupakan tanah yang terbentuk melalui pelapukan batuan dasar yang ter erosi
dan tersedimen. Sedangkan tanah organic merupakan tanah yang terbentuk melalui
pelapukan tumbuhan atau hewan. Tanah lunak adalah tanah yang menyebabkan
masalah ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang yang tidak dapat ditolirir, tanah
tsb mempunyai kuat geser yang rendah, kompresibilitas yang tinggi dan waku kondisi
yang lama. Gambut adalah jenis tanah yang memiliki kadar organic >75%, gambut
berdasarkan kandungan seratnya dikelompokkan menjadi amorf (tua) dan Fibros (muda).
Tanah Ekspansif merupakan tanah yang memiliki penyerpan air tinggi di musim hujan
dan mengeluarkan air banyak di kemarau. Problem pembangunan jalan pada tanah
ekspansif adalah menyebabkan kecembungan pada jalan, retak memanjang dari tepi
bahu sampi tengah perkerasan akibat kembang susut tanah. Untuk menangananinya
adalah dengan penentuan zona aktif dari fluktuasi kadar air untuk pemasangan membran.
Ketentuan pembangunan dan peningkatan jaringan jalan pada tanah problematic teridiri
dari kondisi fungsional dan kondisi structural. Kondisi fungsional merupakan pengukuran
parameter terhadap kinerja perkerasan jalan. Kondisi structural ialah….
Solusi dilaksanakan melalui tahapan identifikasi kondisi tanah dan
masalahnya>preliminary investigation>penyelidikan tanah detil (lapngan dan lab)>
analisis dan evaluasi stabilitas dan/atau penurunan> pemilihan metode
penanganan>perancangan>pelaksanaan konstruksi penanganan>monitoring dan
evaluasi kinerja.survei dan investigasi pendahuluan dilakukan secara visual
(REKONESAN) dilkukan terhadap kondisi topografi dan morfologi, kondisi geologi,
kondisi cuaca dan curah hujan. Kondisi keberadaan tanah lunak dan gambut terdiri dari
tanggul alami, lembah anak sungai, rawa, delta, dataran pantai, gosong pasir.
26
52. ADVIS TEKNIS DALAM PELAKSANAAN JEMBATAN
(Almud Hibzah)
Permenpupr No. 15/PRT/M/2015 tentang organisasi dan tata kerja pupr pusjatan memiliki
fungsi melakukan advis teknis. Advis teknis merupakan pelyanan untuk membantu
stakeholder dalam mengatasi masalah2 teknis pelaksanaan pekerjaan fisik bidang jalan
dan jembatan. Hasil advis teknis adalah rekomendasi teknis untuk meningkatkan kualitas
pekerjaan. Advis teknis dilakukan untuk memeriksa kondisi jembatan secara berkala dan
memberikan rekomendasi agar kondisi jembatan mencapai umur rencananya.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan visual, non-destructive, destructive,
dan uji pembebanan. Klasifikasi pemeriksaan yakni mempunyai ketrampilan dan
kompetensi dalam bidang pemeriksaan dan jembatan, memahami struktur jembatan dan
kerusakannya, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kondisi jembatan, mempunyai
dedikasi dan motivasi kerja yang baik.
Pemeriksaan visual membutuhkan Ahli struktur, jembatan diperlukan untuk mengetahui
karakteristik jembatan, lalu pemeriksaan visual yang dilakukan pada jembatan antara
lain:
1. Jenis dan penyebab kerusakan jembatan;
2. Kerusakan lantai akibat beban kendaraan;
3. Retak pada flens gelagar baja.
Pemeriksaan visual dilaksanakan pada beberapa elemen jembatan:
1. Aliran sungai/tanah
Pemeriksaan jembatan memiliki tujuan spesifik memeriksa keamanan jembatan saat layan,
menjaga lancarnya lalulintas, menyediakan data/kondisi jembatan, memeriksa pengaruh
beban dan jumlah kendaraan, memantau keaadan jembatan jangka panjang, menyediakan
informasi mengenai kapasitas jembatan.
27
53. TEKNOLOGI LITBANG DALAM PEKERJAAN JEMBATAN
(Ignatius Tommy Yuliarsa ST)
28
55. Balai Litbang Sistem dan Teknik Lalu Lintas
(Haliena Armela)
Output layanan berupa layanan teknis, modul, pedoman tentang jalan. Pendeka
29
58. PERAN INTELEGENT TRANSPORT SYSTEM (ITS) DALAM PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN
(Taufiq, ST., MT.)
Latar belakang penyelenggara jalan yang baik akan menghasilkan performa yan baik,
kebutuhan akan big data, Pusjatn membentuk research group untuk program penelitian
ITS. Teknologi PUSJATAN yang sudah dikembangkan dikategorikan kedalam 3 grup
yakni Alat, Sistem, Metode.terobosan dari alat diantaranya PLATO (alat penghitung),
SINDILA (Sistem Informasi Dini Lalu Lintas), JAKI (Jalan Kita) untuk pelaporan jalan
rusak yang dapat dipakai masyarakat, SIMBAGAS (Sistem informsi Bagas) untuk
memantau kondisi kesehatan jembatan.WIM BRIDGE sistem pengukuran beban
kendaraan secara aktual pada kendaraan yang melewati jembatan tsb. APILL portable,
Indonesian Road Data Center Operation (IRoDCO) untuk mengintegrasikan data secara
sistematik untuka memaksimalkan data sistem pemeliharaan jalan.
30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32