Tahun 2022 menjadi langkah awal dalam pencapaian tata kelola destinasi
pariwisata yang baik melalui pelaksanaan pengembangan sistem informasi
kepariwisataan nasional yang terdiri atas pengumpulan data dan informasi
kepariwisataan daerah serta pemberian pemahaman kepada daerah atas
pentingnya ketersediaan data bagi pengambilan kebijakan pengembangan
kepariwisataan.
Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 2023 akan dilaksanakan Tugas
Pembantuan Pengembangan Tata Kelola Destinasi Pariwisata yang merupakan
keberlanjutan pelaksanaan program sebagai upaya pengembangan tata kelola
di destinasi pariwisata. Tugas Pembantuan Pengembangan Tata Kelola Destinasi
Pariwisata bertujuan untuk:
a. Penguatan materi informasi terkait pengembangan aspek pariwisata dan
ekonomi kreatif daerah; dan
b. Peningkatan kapasitas pemangku kepentingan pariwisata dalam
pengembangan tata kelola destinasi pariwisata berbasis data (data based
policy) sebagai upaya peningkatan pelayanan wisata dan manajemen
pariwisata guna memperluas skala industri pariwisata.
Agar pelaksanaan program tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
diharapkan maka diperlukan suatu Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas
Pembantuan Pengembangan Tata Kelola Destinasi Pariwisata sebagai
panduan/pedoman bagi para pelaksana baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah serta pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan tugas
pembantuan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi serta
pelaporan.
3. Sasaran
4. Ruang lingkup
5. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2022 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 122);
c. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2019 tentang Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 269);
d. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2019 tentang Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 270);
e. PMK No. 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Berita Acara Negara Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 660);
f. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 184); dan
g. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 14 Tahun 2022 tentang
Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
6
6. Pengertian Umum
BAB II
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
1. Perencanaan
a. Tahap Administrasi
Tahapan proses perencanaan administrasi dalam pelaksanaan Dana
Tugas Pembantuan, adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengecekan dengan teliti dan seksama seluruh dokumen
DIPA dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Pengecekan tersebut
meliputi jenis, jumlah, urut-urutan dan sasaran/volume kegiatan,
unit cost, perkalian, penjumlahan, nominal anggaran di setiap jenis
kegiatan dan total anggaran. Tujuan pengecekan agar tidak terjadi
perbedaan atau kesalahan ketik antara kedua dokumen tersebut.
Apabila terdapat perbedaan atau kesalahan ketik, segera sampaikan
usulan revisi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Standar biaya dan surat pertanggungjawaban mutlak
Standar biaya yang digunakan adalah standar biaya keluaran (SBK)
yang ditetapkan dalam peraturan menteri keuangan. Apabila terdapat
satuan biaya yang tidak diatur dalam ketentuan tersebut, dapat
dipergunakan standar harga perkiraan sendiri (HPS) yang ditetapkan
oleh Perangkat Daerah yang membidangi kepariwisataan. Satuan
biaya yang tidak dapat mengacu SBK maupun HPS dapat diajukan
dengan perkiraan sendiri selama disertai alasan yang patut dan
dilengkapi dengan surat pertanggungjawaban mutlak yang
ditandatangani KPA berikut data-data pendukungnya;
b. Tahap Substansi
Tahapan perencanaan substansi dalam pelaksanaan Dana Tugas
Pembantuan, meliputi kegiatan sebagai berikut:
2. Penganggaran
Berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor
SK/19/KU.00.02/MK/2023 tentang Kegiatan yang Dilaksanakan Melalui
Tugas Pembantuan pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran 2023,
Kemenparekraf/Baparekraf mengalokasikan dana Tugas Pembantuan untuk
pelaksanaan Pengembangan Tata Kelola Destinasi Pariwisata kepada 34 (tiga
puluh empat) provinsi sebagai berikut:
BAB III
PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Kegiatan
a. Peserta
Peserta bimbingan teknis adalah para pelaku wisata yang sudah
terdata dalam sistem informasi kepariwisataan nasional tahun 2022
dengan minimal peserta sebanyak 40 orang. Adapun peserta berasal
dari unsur-unsur sebagai berikut:
1) Pengelola Daya Tarik Wisata
2) Pengelola Akomodasi
3) Pengelola Jasa Makanan/Minuman
b. Materi
Materi yang disampaikan pada bimbingan teknis meliputi substansi
yang termuat dalam Modul Tata Kelola Daya Tarik Wisata yang
disusun oleh Direktorat Tata Kelola Destinasi Pariwisata. Materi dalam
modul tersebut meliputi:
c. Narasumber
Narasumber dalam bimbingan teknis pengembangan Tata Kelola
Destinasi bertindak sebagai fasilitator yang dianggap memiliki
kompetensi untuk menyampaikan materi yang tertuang dalam Modul
Tata Kelola Daya Tarik Wisata. Narasumber ditentukan berdasarkan
14
d. Pelaksanaan
Bimbingan Teknis dilaksanakan selama 1 (satu) hari fullboard meeting
di lokasi yang telah ditentukan oleh dinas yang menangani urusan
pariwisata. Peserta kegiatan akan mendapatkan uang saku dan uang
transportasi sesuai dengan Satuan Biaya Masukan tahun anggaran
2023.
a. Peserta
Peserta workshop terdiri dari tim surveyor, penanggung jawab
pengelola website dan instansi terkait di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang secara
keseluruhan berjumlah 40 orang.
b. Materi
Materi yang disampaikan pada workshop meliputi penyampaian
Indikator dan mekanisme pengisian dan pembaharuan data
kepariwisataan dan ekonomi kreatif ke dalam Sistem Informasi
Kepariwisataan Nasional
c. Narasumber
Narasumber ditentukan berdasarkan keahlian dan tugas fungsinya
sesuai dengan materi yang diberikan:
d. Pelaksanaan
Workshop dilaksanakan selama 1 (satu) hari dalam bentuk fullday
meeting di lokasi yang telah ditentukan oleh Dinas yang menangani
urusan pariwisata. Peserta kegiatan akan mendapatkan uang saku
dan uang transportasi sesuai dengan Satuan Biaya Masukan tahun
anggaran 2023
e. Keluaran
Keluaran dari pelaksanaan workshop ini adalah meningkatnya
pemahaman tentang indikator dan tata cara pengisian data pariwisata
dan ekonomi kreatif dalam Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional.
a. Koordinator Surveyor
b. Surveyor
BAB IV
TAHUN ANGGARAN …
Satuan Kerja
No Sasaran Indikator Output Komponen/ TW Fisik Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran Uraian Uraian Dokumen Keterangan
Strategis Kinerja Aktivitas Target Realisasi Satuan (%) Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) Target Capaian Data Kegagalan/
Dukung Keberhasilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
TW 1
TW 2
TW 3
TW 4
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Diisi oleh Satker Eselon II yang membawahi.
Kolom 2 : Diisi oleh Satker Eselon II yang membawahi.
Kolom 3 : Diisi oleh Satker Eselon II yang membawahi.
Kolom 4 : Diisi nama output sesuai RKAKL
Kolom 5 : Diisi nama aktivitas (Rincian Kegiatan yang mendukung
output) sesuai RKAKL
Kolom 6 : Diisi periode triwulan.
Kolom 7 : Diisi target waktu (triwulan) penyelesaian fisik
kegiatan/aktivitas sesuai KAK secara kumulatif, bila
selesai pada triwulan 3 (tiga) maka pada triwulan 4
(empat) diisi dengan angka yang sama
Kolom 8 : Diisi realisasi waktu (triwulan) penyelesaian fisik
kegiatan/aktivitas secara kumulatif, bila selesai pada
triwulan 3 (tiga) maka pada triwulan 4 (empat) diisi
dengan angka yang sama.
Kolom 9 : Diisi nama satuan fisik dari hasil kegiatan/aktivitas
(naskah, kegiatan, kode, dan lain-lain).
Kolom 10 : Diisi capaian realisasi.
Kolom 11 : Diisi target proses penyelesaian (% target progres) per
triwulan secara kumulatif.
Kolom 12 : Diisi realisasi penyerapan (% realisasi keuangan) per
triwulan secara kumulatif
24
b. Laporan Keuangan
Laporan ini terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan Atas
Laporan Keuangan, dan Laporan Barang. Semua barang yang dibeli atau
diperoleh dari pelaksanaan kegiatan tugas pembantuan merupakan
barang milik negara. Untuk itu satuan kerja yang mendapatkan dana
tugas pembantuan harus melakukan penataan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan keuangan dibuat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai sistem akuntansi instansi dan laporan barang dibuat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai penatausahaan barang milik negara.
25
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
RINGKASAN
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
II. NERACA
III. LAPORAN OPERASIONAL
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. Penjelasan Umum
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi
Anggaran
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan
Ekuitas
F. Pengungkapan Penting Lainnya
VI. LAMPIRAN DAN DAFTAR
COVER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Manfaat
1.3 Tahapan dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
BAB II : PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 Pengumpulan Data Sekunder
(list data sekunder)
2.2 Pengumpulan Data Primer
(list data primer atraksi, akomodasi dan jasa
makanan-minuman)
2.3 Penginputan Data dan Informasi ke dalam
Sisparnas
BAB III : PENUTUP
3.1 Permasalahan dan Saran Pemecahan
3.2 Rekomendasi kebijakan pelaksanaan
kedepan
LAMPIRAN KUESIONER
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB VI
SANKSI ADMINISTRATIF