Anda di halaman 1dari 84

COVER

i
LEMBAR PENGESAHAN
NASKAH HYPERMEDIA
PROGRAM BIMTEK PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (PEMBATIK)

JUDUL:
Membangun Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pemanfaatan Platform
Teknologi
SASARAN:
Guru dan Tenaga Kependidikan

PENULIS 1 PENULIS 2 PENGKAJI MEDIA

Irma Lismayani I Made Agus Agus Ali Sriwartono


Suputrayasa

BALAI LAYANAN PLATFORM TEKNOLOGI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
2023

ii
Kata Sambutan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kemendikbudristek

Bapak dan lbu guru yang saya hormati dan banggakan. Puji dan syukur
senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-
Nya, kita senantiasa diberikan kesehatan hingga saat ini sehingga tetap semangat
mengabdi dan membangun masa depan pendidikan kita.
Percepatan teknologi digital melesat begitu cepat, tidak terbendung apapun.
Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 berdampak besar bagi kehidupan, termasuk
dalam dunia pendidikan. Era Education 4.0 menggambarkan betapa perkembangan
teknologi digital telah sampai pada tahapan integrasi kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence), berpengaruh besar ke dalam berbagai perangkat dan aplikasi digital
dalam system pendidikan dan mekanisme pembelajaran. Perubahan dinamika
masyarakat Society 5.0 pun turut andil dalam transformasi pendidikan, secara formal,
non-formal, dan informal, dimana aksesibilitas terhadap segala macam informasi dapat
dilakukan dengan mudah dan terbuka melalui berbagai layanan berbasis data di
internet. Jika pada era Education 4.0 aspek penekanannya lebih pada faktor
teknologinya sebagai objek, di era society 5.0 aspek yang lebih ditekankan adalah
pada faktor manusia-nya sebagai pusat (human-centered) atau subjek yang mampu
dengan bijak dan kritis menyikapi dan berbagai macam perkembangan teknologi tanpa
meninggalkan aspek-aspek humanisme-nya. Oleh karenanya, sudah saatnya
Bapak/lbu guru dan kita semua bertransformasi dari paradigma human resources
development menuju human capital.
Salah satu langkah nyata menjawab kebutuhan transformasi dimaksud adalah
kebijakan Merdeka Belajar. Program Merdeka Belajar memiliki misi mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terbentuknya
profil Pelajar Pancasila. Sehingga proses pembelajaran yang harus dibangun dan
dikembangkan adalah proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kompetensi
pendidik serta menyenangkan dan berorientasi pada siswa. Program ini memberikan
semangat perubahan untuk menentukan cara terbaik menerapkan metode dan inovasi
pembelajaran bagi peserta didik melalui pemanfaatan Teknologi lnformasi dan
Komunikasi (TIK).

iii
Kemampuan Bapak dan Ibu guru mengintegrasikan TIK ke dalam proses
pembelajaran diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa, mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK, meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan
siswa menyelesaikan soal- soal dengan penalaran yang lebih baik. Bapak dan lbu guru
dituntut memiliki kompetensi memanfaatkan TIK yang memadai karena harus
memenuhi Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang diaktualisasikan
terutama untuk kepentingan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dan untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri (kompetensi profesional).
Dalam pengembangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan
kebudayaan Kemendikbudristek telah mengembangkan Platform Merdeka Mengajar,
sebagai salah satu sarana pendukung untuk membantu guru memahami Kurikulum
Merdeka baik secara mandiri, melalui pelatihan, maupun dari rekan sejawat. Disini
tersedia beragam materi dan referensi mengajar. Platform ini juga menjadi sarana guru
untuk berbagi praktik baik dalam fitur Bukti Karya.
Agar layanan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, diperlukan
pengembangan kompetensi TIK guru. Salah satunya melalui program PembaTIK
2023. Ajang ini bertujuan membimbing guru untuk mencapai literasi digital sesuai
standar nasional, yang mencakup literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi, dan
literasi media, dan berujung pada implementasi Merdeka Belajar.
Saya sangat bangga dengan semangat guru-guru Indonesia mengikuti Program
PembaTIK 2023 yang saya yakini akan meningkatkan kemampuan Bapak dan lbu guru
dalam menguatkan ekosistem digital Pendidikan dengan berkarya dan berbagi untuk
wujudkan Merdeka Belajar. Hal ini sangat penting demi mewujudkan tujuan mulia
mencetak generasi emas Indonesia yang cerdas, kreatif dan inovatif siap dengan
segala tantangan Revolusi lndustri 4.0 dan Society 5.0.

iv
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek) dapat menyelenggarakan Program Pembelajaran Berbasis TIK
(PembaTIK) 2023. Program ini telah berjalan sejak tahun 2017 hingga saat ini, dan
selalu menjadi program unggulan dalam peningkatan kompetensi TIK guru melalui
bimbingan teknis pembelajaran berbasis TIK (Bimtek PembaTIK) yang mengacu pada
standar kompetensi TIK guru dari UNESCO. Pengembangan program Bimtek
PembaTIK dilakukan dinamis dan adaptif terhadap arah kebijakan prioritas
Kemendikbudristek serta perkembangan teknologi.
PembaTIK diselenggarakan berjenjang 4 (empat) level, yaitu level 1-Literasi
TIK, level 2-Implementasi TIK, level 3-Kreasi TIK, dan level 4-Berbagi dan
Berkolaborasi. Peserta PembaTIK berkolaborasi dan juga berkompetisi pada
pembelajaran ini. Kompetisi ini untuk memacu peserta menghasilkan karya-karya
terbaiknya. Peserta yang berhasil menyelesaikan Pembatik sampai level 4 akan
menjadi guru hebat yang telah membuktikan kompetensi TIK secara lengkap. Guru-
guru ini akan menjadi inspirasi bagi guru-guru di wilayah representatif mereka dalam
mengoptimalkan TIK untuk inovasi pembelajaran di kelasnya. Mereka diharapkan
dapat menjadi mitra Dinas Pendidikan provinsi, Kabupaten/kota masing-masing dalam
menggerakkan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran.
Penyelenggaraan PembaTIK 2023 mengusung tema “Menguatkan Ekosistem
Digital Pendidikan dengan Berkarya dan Berbagi untuk Wujudkan Merdeka Belajar”.
Level 3 merupakan tahapan Kreasi. Adapun materi PembaTIK level 3 terdiri atas 5
(lima) bahan ajar yang disusun untuk memberikan wawasan dalam berkreasi
mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK meliputi: (1) Pengembangan
media audio pembelajaran berbasis TIK; (2) Pengembangan media video
pembelajaran berbasis TIK; (3) Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif;
dan (4) Inovasi Pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran digital.
Pada akhir pembelajaran di tahapan Kreasi pada level 3 ini, peserta diharapkan
dapat meningkatkan kompetensi implementasi TIK nya secara kreatif, inovatif, dan
kolaboratif dan menjadi key person untuk berbagi wawasan Implementasi TIK dengan
bekal kemampuan sebagai berikut:

v
1. Menguasai salah satu tools pengembang pembelajaran, baik konten maupun
aplikasi;
2. Memiliki kemampuan dasar desain komunikasi visual.
3. Melakukan proses yang sistematis dalam pengembangan media pembelajaran
4. Mampu menghasilkan salah satu bentuk media pembelajaran interaktif berbasis
TIK
5. Melakukan rekayasa media pembelajaran sesuai kebutuhan
6. Mengembangkan media pembelajaran secara kolaboratif baik dengan sesama
guru maupun siswa
7. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam pengembangan media, dan
8. Menghasilkan bahan belajar berbasis TIK
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya program PembaTIK ini. Selamat mengikuti program
PembaTIK. Semoga ikhtiar kita untuk menjaga nyala api belajar peserta didik dapat
terwujud dengan hadirnya berbagai inovasi pembelajaran yang menyenangkan oleh
guru-guru Indonesia yang telah menunjukkan kemampuannya beradaptasi
menghadapi dinamika perubahan lingkungan Pendidikan di era digital ini.

Jakarta, 8 Juni 2023


Kepala Pudatin Kemendikbudristek

H. Dr. M. Hasan Chabibie, ST., M.Si.

vi
Daftar Isi

Kata Sambutan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek


.................................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................ v
Daftar Isi ..................................................................................................................... vii
Daftar Gambar............................................................................................................. ix
Daftar Video ................................................................................................................ xi
Daftar Tautan ............................................................................................................. xii
Peta Materi .................................................................................................................xiii
Pendahuluan .............................................................................................................. 14
A. Latar Belakang ................................................................................................ 14
B. Tujuan.............................................................................................................. 16
C. Peta Kompetensi ............................................................................................. 17
D. Ruang Lingkup Penggunaan Modul ................................................................ 18
E. Saran dan Cara Penggunaan Modul ............................................................... 18
Kegiatan Belajar 1 ...................................................................................................... 19
Komunikasi Efektif ...................................................................................................... 19
A. Tujuan Belajar ................................................................................................. 19
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 19
C. Uraian Materi ................................................................................................... 19
D. Rangkuman ..................................................................................................... 48
E. Latihan ............................................................................................................. 50
Kegiatan Belajar 2 ...................................................................................................... 51
Konsep Negosiasi dan Diplomasi............................................................................... 51
A. Tujuan Belajar ................................................................................................. 51
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 51
C. Uraian Materi ................................................................................................... 51
D. Rangkuman ..................................................................................................... 57
E. Latihan ............................................................................................................. 57
Kegiatan Belajar 3 ...................................................................................................... 58
Strategi Kolaborasi Pemanfaatan Platform Teknologi secara Tatap Muka/ Langsung
................................................................................................................................... 58

vii
A. Tujuan Belajar ................................................................................................. 58
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 58
C. Uraian Materi ................................................................................................... 58
D. Latihan ............................................................................................................. 78
E. Rangkuman ..................................................................................................... 78
Penutup ...................................................................................................................... 79
Tes Akhir Modul ......................................................................................................... 80
Daftar Pustaka............................................................................................................ 84

viii
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Proses Komunikasi.......................................................................... 19


Gambar 2.2 Anatomi Komunikasi........................................................................ 39
Gambar 2.3 Struktur Menyelipkan Wow Moment................................................ 44
Gambar 3.1 Kepala Pusdatin Kemendikbudristek memberikan pemaparan
mengenai peranan Duta Teknologi sebagai Jangkar Teknologi
Pendidikan Indonesia ...................................................................... 64
Gambar 3.2 Foto Pusdatin bersama seluruh Duta Teknologi dari 34 Provinsi se-
Indonesia ......................................................................................... 64
Gambar 3.3 Kolaborasi dengan Pusdatin Kemendikbudristek dalam Kegiatan
Monitoring Pemanfaatan Platform Digital ........................................ 65
Gambar 3.4 Kolaborasi dengan Pusdatin Kemendikbudristek dalam kegiatan
sosialisasi program PembaTIK, Kihajar dan Bug Bounty kepada Guru
dan Siswa SMA/SMK serta Mahasiswa dan Dosen di Provinsi Bali66
Gambar 3.5 Kolaborasi dengan Bupati Baubau (pakaian putih di tengah) pada
Pelatihan Asesmen Pembelajaran berbasis digital, Pemanfaatan
belajar.id dan Kiat Sukses Seleksi Program Guru Penggerak ........ 67
Gambar 3.6 Kegiatan Audiensi Duta Teknologi Kemendikbudristek kepada BPMP
Provinsi Bali dalam berdiskusi terkait pengoptimalan pemanfaatan
platform teknologi dari Kemendikbudristek ..................................... 68
Gambar 3.7 Kolaborasi dengan BPMP dalam Pelatihan Perencanaan,
Penatausahaan dan Pelaporan sekolah menggunakan Platform SDS,
Platform Rapor Pendidikan dan Platform Merdeka Mengajar ......... 68
Gambar 3.8 Kolaborasi antara BPMP dan Duta Teknologi Kemendikbudristek
dalam Bimtek Pemanfaatan Chromebook dalam pembelajaran ..... 69
Gambar 3.9 Kegiatan Audiensi Duta Teknologi Kemendikbudristek kepada
BBGP/BGP Provinsi dalam berdiskusi terkait pengoptimalan
pemanfaatan platform teknologi dari Kemendikbudristek ............... 70
Gambar 3.10 Kegiatan Duta Teknologi Kemendikbudristek bersama BBGP/BGP
Provinsi dalam pengoptimalan pemanfaatan platform teknologi dari
Kemendikbudristek .......................................................................... 71
Gambar 3.11 Audiensi Duta Teknologi dengan Kadis Pendidikan Provinsi .......... 72

ix
Gambar 3.12 Audiensi dengan kepala Balai Tekkomdik dan Pelatihan
Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK bekerjasama dengan
Balai Tekkomdik .............................................................................. 73
Gambar 3.13 Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dalam Bimtek
Pemanfaatan Platform Teknologi .................................................... 74
Gambar 3.14 Membangun komunikasi dan koordinasi dalam berkolaborasi dengan
Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten untuk melakukan sosialisasi
Program PembaTIK dan Kihajar STEM 2023 ................................. 74
Gambar 3.15 Kolaborasi dengan Organisasi Profesi guru .................................... 75
Gambar 3.16 Kolaborasi dengan Komunitas Belajar dalam Sekolah ................... 76
Gambar 3.17 Kolaborasi dengan Komunitas Guru Penggerak ............................. 77
Gambar 3.18 Kolaborasi dengan MGMP .............................................................. 77

x
Daftar Video

Video 1.1 Video Pengantar Modul 14 Membangun Komunikasi dan Kolaborasi


dalam Pemanfaatan Platform Teknologi............................................... 14
Video 2.1 Bibliography Oprah Gail Winfrey .......................................................... 21
Video 2.2 One of the Greatest Speeches Ever | Steve Jobs ................................ 21
Video 2.3 Tips Kemampuan Pembicara ............................................................... 46
Video 2.4 Pede Bicara di Depan Publik ................................................................ 46
Video 2.5 Kiat Sukses Bagi Berkomunikasi dengan Publik .................................. 47
Video 3.1 Proses Negosiasi .................................................................................. 53
Video 3.2 Strategi Negosiasi................................................................................. 56
Video 3.1 Dokumentasi Kolaborasi antara Duta Teknologi dan BPMP dalam
Pendampingan Pemanfaatan Chromebook dalam Pembelajaran ....... 69
Video 3.2 Dokumentasi Kolaborasi antara Duta Teknologi dan BGP ................... 71
Video 3.3 Dokumentasi Kolaborasi Balai Tekkomdik dan Duta Teknologi ........... 72
Video 3.4 Kolaborasi dengan organisasi Profesi Guru ......................................... 75

xi
Daftar Tautan

Tautan 1.1 Video Pengantar Modul 14 PembaTIK 2023 - YouTube ...................... 14


Tautan 2.1 I Knew My Life Would Be BETTER! | Oprah Winfrey | #Shorts - YouTube
21
Tautan 2.2 One of the Greatest Speeches Ever | Steve Jobs - YouTube .............. 21
Tautan 2.3 CBS EPS 5 Tiga Kemampuan Pembicara - YouTube .......................... 46
Tautan 2.4 Daniel Mananta: Tip Pede Bicara di Depan Umum - YouTube ............ 46
Tautan 2.5 Kuliah Umum PembaTIK Level 4: "Kiat Sukses Berkomunikasi dan
Motivasi bagi Para Pendidik" - YouTube .............................................. 47
Tautan 3.1 NEGOSIASI BISNIS (PART 1) - PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT
dan TAHAPAN NEGOSIASI BISNIS - YouTube .................................. 53
Tautan 3.2 Cara Negosiasi | Rahasia Bernegosiasi - YouTube ............................. 56
Tautan 3.1 Dokumentasi Kolaborasi BPMP dan Duta Teknologi dalam pemanfaatan
chromebook dan akun belajar.id - YouTube ......................................... 69
Tautan 3.2 Dokumentasi Kolaborasi antara Duta Teknologi dan BGP - YouTube . 71
Tautan 3.3 Dokumentasi Kolaborasi UPTD BPTEKDIK dan Duta Tenologi Provinsi
Bali - YouTube ...................................................................................... 72
Tautan 3.4 Asesmen Pembelajaran Berbasis Digital, Pemanfaatan Akun Belajar,
Kiat Sukses Seleksi Guru Penggerak - YouTube ................................. 75

xii
Peta Materi

xiii
Pendahuluan

Video 1.1 Video Pengantar Modul 14 Membangun Komunikasi dan Kolaborasi dalam
Pemanfaatan Platform Teknologi
Tautan 1.1 Video Pengantar Modul 14 PembaTIK 2023 - YouTube

Hai, apa kabar Bapak Ibu Guru Hebat Peserta Pembatik 2023! Selamat datang di
Modul 14. Modul ini akan membahas tentang Membangun Komunikasi dan Kolaborasi
dalam Pemanfaatan Platform Teknologi. Silahkan pelajari, eksplorasi dan kerjakan
latihan untuk lebih memahami materinya.

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan salah bentuk interaksi antara guru dan siswa di sekolah.
Komunikasi menjadi salah satu poin penting dalam penyampaian pesan baik itu
pesan pembelajaran maupun pesan moral yang ingin guru ajarkan pada siswa.
Banyak orang-orang yang menganggap bahwa berbicara di depan kelas atau di
depan umum itu mudah. Walaupun terlihat sangat mudah, namun tidak semua
orang dapat berbicara di depan banyak orang dengan baik. Apakah Anda salah
satu yang memiliki pandangan seperti itu? Nah, agar terjalin komunikasi yang baik
antara guru dan siswa yang diajar, maka perlu adanya strategi-strategi tertentu
dalam berkomunikasi sehingga komunikasi akan berjalan dengan efektif. Selain itu
terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain peserta didik, kelas,
metode, dan bahan ajar. Seorang guru dalam proses belajar mengajar atau

14
seorang pembicara yang menyampaikan materi dalam sebuah seminar perlu
memiliki perhatian yang serius terhadap faktor-faktor tersebut agar informasi yang
disampaikan dapat diterima oleh peserta dan tujuan pembelajaran atau kegiatan
seminar yang dilaksanakan dapat tercapai dengan baik. Suatu strategi atau metode
berkomunikasi yang diterapkan pada satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
tidaklah sama, oleh sebab itu tentunya akan ada metode dan cara komunikasi yang
berbeda untuk setiap kegiatan pembelajaran. Apakah sahabat sependapat dengan
hal tersebut? Jika iya, tentunya ketika kita menjadi seorang guru atau pembicara
dalam suatu pembelajaran maupun sebuah seminar diperlukan kecerdasan dalam
menerapkan strategi komunikasi yang efektif agar strategi belajar mengajar
menjadi optimal.

Selain itu keterampilan berkomunikasi, seorang guru juga perlu memiliki


keterampilan diplomasi dan negosiasi. Diplomasi atau negosiasi biasanya sering
dilakukan oleh setiap negara dalam ranah dunia internasional, karena diplomasi
dan perang memiliki kesamaan. Keduanya adalah alat untuk mencapai tujuan
suatu negara. Jika perang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dan keamanan
negara, sedangkan diplomasi bertujuan untuk mencapai perdamaian dan
persahabatan dengan negara lain. Dalam berdiplomasi medan kerja utama
seorang diplomat adalah meja perundingan untuk mengadakan suatu negosiasi
dengan kawan atau lawan rundingnya. Suatu keberhasilan dalam bernegosiasi
adalah dengan ditunjukkannya oleh tercapainya kesepakatan persetujuan atau
perjanjian yang menguntungkan negaranya.

Sahabat Teknologi, pemahaman Diplomasi pada modul ini bukan ditujukan untuk
membangun hubungan antar negara tetapi dalam rangka membangun hubungan
yang kolaboratif dengan para stakeholder yang terkait dengan tugas-tugas anda
sebagai Duta Teknologi untuk berbagi praktik baik pemanfaatan platform teknologi
dalam pembelajaran. Keterampilan diplomasi dan negosiasi dapat digunakan untuk
menyampaikan dan meyakinkan ide - ide atau praktik - praktik baik pembelajaran
yang telah dilakukan agar nantinya dapat diterapkan oleh rekan - rekan guru
lainnya.

15
Modul 14 merupakan bagian dari PembaTIK level 4, yaitu level berbagi dan
berkolaborasi. Membangun Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pemanfaatan
Platform Teknologi ini akan menemani bapak/ ibu guru hebat Sahabat Teknologi
dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi secara efektif serta memahami
konsep negosiasi dan diplomasi. Sehingga setelah mempelajari modul ini bapak/
ibu guru hebat diharapkan dapat memahami dan menyusun strategi berkolaborasi
dalam pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap muka/langsung.

B. Tujuan
Modul Membangun Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pemanfaatan Platform
Teknologi ini diperuntukkan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi
Bapak/Ibu Sahabat Teknologi untuk berkomunikasi secara efektif, memahami
konsep negosiasi dan diplomasi serta mampu menyusun strategi berkolaborasi
dalam pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap muka/langsung. Secara
khusus tujuan dari penulisan modul ini adalah:
1. Memberikan penjelasan konsep dan elemen - elemen dalam Komunikasi
Intrapersonal, Interpersonal, dan Publik
2. Memberikan penjelasan terkait faktor yang mempengaruhi keefektifan
berkomunikasi
3. Berbagi Tips dan trik Berkomunikasi Efektif
4. Memberikan penjelasan terkait konsep dan menyusun strategi Negosiasi dan
Diplomasi dengan Stakeholder
5. Memberikan penjelasan terkait konsep dan menyusun strategi berkolaborasi
dalam pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap muka/langsung
6. Memberikan contoh praktik baik kegiatan berkolaborasi dalam pemanfaatan
Platform Teknologi secara tatap muka/langsung.

16
C. Peta Kompetensi
Modul Membangun Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pemanfaatan Platform
Teknologi ini merupakan salah satu rangkaian dari Modul PembaTIK 2023 level 4,
yaitu: level berbagi dan berkolaborasi. Modul ini dikembangkan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Sahabat Teknologi dalam melakukan kegiatan berbagi
dan berkolaborasi. Pada modul ini Sahabat Teknologi akan mendapatkan
kompetensi pengetahuan tentang komunikasi efektif, diplomasi dan negosiasi serta
strategi berkolaborasi dalam pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap
muka/langsung.

Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar yang akan menuntun menemani Sahabat
Teknologi dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi secara efektif serta
memahami konsep negosiasi dan diplomasi. Sehingga setelah mempelajari modul
ini bapak/ ibu guru hebat diharapkan dapat memahami dan menyusun strategi
berkolaborasi dalam pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap
muka/langsung.

Pada kegiatan belajar 01 bapak/ibu Sahabat Teknologi diharapkan dapat


memahami dan menjelaskan konsep komunikasi intrapersonal, interpersonal, dan
publik, menjelaskan faktor yang mempengaruhi keefektifan berkomunikasi serta
mampu menerapkan tips dan trik berkomunikasi efektif. Kemudian pada kegiatan
belajar 02 Sahabat akan diajak untuk memahami konsep negosiasi dan diplomasi
serta menyusun strategi negosiasi dan diplomasi dengan stakeholder. Sedangkan
pada kegiatan belajar 03, Sahabat akan mempelajari Strategi Kolaborasi
Pemanfaatan Platform Teknologi Secara Tatap Muka/Langsung. Melalui tiga
kegiatan belajar pada modul 14 diharapkan Sahabat Teknologi memiliki
keterampilan untuk membangun Komunikasi dan kolaborasi dalam Pemanfaatan
Platform Teknologi.

17
D. Ruang Lingkup Penggunaan Modul
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar dengan ruang lingkup materi sebagai
berikut:
1. Pemahaman tentang komunikasi efektif yang terdiri atas konsep dan elemen -
elemen dalam Komunikasi Intrapersonal, Interpersonal, dan Publik. Faktor yang
Mempengaruhi Keefektifan Berkomunikasi serta tips dan trik berkomunikasi
efektif
2. Pemahaman tentang konsep dan menyusun strategi Negosiasi dan Diplomasi
dengan Stakeholder
3. Pemahaman konsep dan contoh praktik baik strategi berkolaborasi dalam
pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap muka/langsung

E. Saran dan Cara Penggunaan Modul


Modul Membangun Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pemanfaatan Platform
Teknologi terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yang secara konsep
mengindikasikan urutan pemahaman yang diperlukan untuk mengembangkan
keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi. Dalam menjalani modul ini, guru
perlu melakukan aktivitas pembelajaran berikut:
1. Membaca tujuan pembelajaran sehingga memahami target dari kegiatan belajar
tersebut.
2. Membaca indikator pencapaian kompetensi sehingga memahami objek yang
akan dijadikan kriteria pengukuran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Membaca uraian materi pembelajaran sehingga memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap terhadap kompetensi yang akan dicapai.
4. Melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk.
5. Mengerjakan latihan soal dan Tes Akhir Modul (TAM) pada akhir kegiatan untuk
mengukur tingkat penguasaan materi modul 14.

18
Kegiatan Belajar 1
Komunikasi Efektif

A. Tujuan Belajar
Kegiatan belajar 01 pada modul 14 adalah Komunikasi Efektif. Setelah mempelajari
dan melakukan aktivitas belajar pada kegiatan belajar 01, Sahabat Teknologi
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep komunikasi intrapersonal, interpersonal, dan publik
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi keefektifan berkomunikasi
3. Menerapkan tips dan trik berkomunikasi efektif

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Keberhasilan belajar Sahabat Teknologi dari kegiatan 01 ini adalah Sahabat dapat
memahami dan menjelaskan konsep komunikasi intrapersonal, interpersonal, dan
publik, menjelaskan faktor yang mempengaruhi keefektifan berkomunikasi serta
mampu menerapkan tips dan trik berkomunikasi efektif.

C. Uraian Materi
Menurut pendapat (Thoha, 1990) dalam (Maulana & Gumelar, 2013, hal. 175–176)
gambaran umum proses komunikasi dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Proses Komunikasi

19
1. Tahap proses penciptaan gagasan, pesan atau informasi. Pada umumnya
muncul karena ada rangsangan dari luar atau ada kebutuhan untuk
berkomunikasi pada diri.
2. Tahap Penyandian (Encoding), yaitu proses penyusunan gagasan atau pesan
menjadi suatu bentuk informasi (simbol, lambang, Sandi) yang akan dikirimkan;
termasuk pemilihan dan penentuan cara maupun alat (media) untuk
menyampaikannya.
3. Tahap Pengiriman (Transmitting), merupakan kegiatan penyampaian pesan
atau informasi yang terjadi di antara peserta komunikasi. Pengiriman pesan ini
dapat dilakukan dengan cara berbicara (verbal/lisan), atau non-verbal dengan
tulisan, gambar, warna atau gerakan (kial); disampaikan secara langsung atau
melalui media tertentu.
4. Tahap Penerimaan (Receiving), yakni proses penerimaan atau pengumpulan
pesan yang terjadi pada para peserta komunikasi. Penangkapan atau
pengumpulan pesan ini dapat terjadi dengan cara mendengarkan, membaca,
mengamati atau memperhatikan, tergantung pada cara dan alat yang
digunakan dalam berkomunikasi tersebut.
5. Tahap Penafsiran (Decoding), yakni usaha pemberian arti terhadap
informasi/pesan di antara peserta komunikasi. Peserta komunikasi yang
berkepentingan, melalui proses berpikir, berusaha menginterpretasikan atau
menafsirkan informasi yang telah terkumpul dalam pikirannya. Pengertian
"berpikir" di sini diartikan secara luas, baik menggunakan pikiran manusia
(komunikasi manusiawi) maupun naluri binatang
6. Tahap respon (memberi tanggapan)
7. Tahap balikan (feedback)

20
1. Konsep Komunikasi Intrapersonal, Interpersonal dan Publik
Sahabat Teknologi, sebelum kita mempelajari tentang komunikasi yang efektif,
mari kita mengingat Kembali kisah kehidupan Oprah Winfrey yang berubah
karena berbicara, raja IT sekaligus presenter dunia – “Steve Jobs” sang raja IT
dan presenter dunia.

Untuk mengawali pembelajaran ini silahkan coba tonton video pada link berikut:

Video 2.1 Bibliography Oprah Gail Winfrey


Tautan 2.1 I Knew My Life Would Be BETTER! | Oprah Winfrey | #Shorts -
YouTube

Video 2.2 One of the Greatest Speeches Ever | Steve Jobs


Tautan 2.2 One of the Greatest Speeches Ever | Steve Jobs - YouTube

21
Oprah Gail Winfrey terkenal karena acara bincang-bincangnya, The Oprah
Winfrey Show, disiarkan dari Chicago, yang merupakan program televisi
berperingkat tertinggi di Amerika Serikat mencapai 22 juta penonton dalam
sejarah dan berjalan dalam sindikasi nasional selama 25 tahun, dari 1986
hingga 2011. Oprah Winfrey Show juga ditayangkan di 14 negara di dunia.

Steve Job merupakan raja IT sekaligus presenter Dunia. Kepopulerannya tidak


diperoleh dalam waktu singkat ia berlatih tanpa henti dan tidak ragu untuk
membuat presentasi dengan level terbaik. Angel Karmin dalam bukunya yang
berjudul the presentation Secrets of Steve Jobs menyatakan bahwa Steve Jobs
merupakan aktor terbaik yang menampilkan akting sempurna di atas panggung.
seluruh gerak, persiapan, gambar, dan slide presentasinya membentuk
Kombinasi yang sempurna. Jobs terlihat sangat nyaman, penuh percaya diri,
dan Natural di atas panggung. Penonton melihatnya tampak begitu mudah
melakukan presentasi. Sebenarnya ada rahasia di balik itu. Ia latihan presentasi
selama beberapa jam, tidak beberapa hari.

Nah Sahabat Teknologi, coba Anda identifikasi tokoh-tokoh yang mirip dengan
perjalanan sukses Oprah Gail Winfrey dan Steve Jobs. Tuliskan pada kolom
dibawah ini.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

a. Komunikasi Intrapersonal
1) Konsep Komunikasi Intrapersonal
Anda membaca di ponsel bahwa teman Anda akan makan malam di
restoran favorit Anda. Apa yang terlintas dalam pikiran? Pemandangan,
suara, dan aroma? Sesuatu yang istimewa yang terjadi terakhir kali Anda
berada di sana? Apakah Anda berpikir untuk bergabung dengan
22
mereka? Apakah Anda mulai menyusun rencana untuk pergi dari lokasi
Anda sekarang ke restoran? Apakah Anda mengirimi teman Anda yang
menanyakan apakah mereka ingin ditemani? Sampai saat Anda
menekan tombol "kirim", Anda berkomunikasi dengan diri sendiri. Inilah
yang dinamakan komunikasi intrapersonal.

Maulana dan Gumelar, (2013, hal. 111) mendefinisikan komunikasi


intrapersonal sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di
dalam diri komunikator sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa seorang
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan. Senada menurut
Putri, (2017, hal. 40) komunikasi intrapribadi (intrapersonal
communication) adalah komunikasi dengan diri-sendiri.

Maryam dan Paryontri, (2020, hal. 21) juga sejalan mendefinisikan


komunikasi intrapersonal sebagai proses penerimaan informasi,
pengolahan, penyimpanan, dan pemanggilan atau penggunaan kembali.
Proses pengolahan informasi ini dinamakan dengan komunikasi
intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.

Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan


komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin
komunikasi tidak dibahas secara rinci dengan tuntas. Dengan kata lain,
komunikasi intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua-orang, tiga-
orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang
lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri (mempersepsi dan
memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak
disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung
pada keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.

2) Unsur dan Elemen Komunikasi Intrapersonal


Proses komunikasi intrapersonal yang kita bahas di atas juga merupakan
proses pengolahan informasi ini, yang meliputi sensasi, persepsi,
memori, dan proses berpikir. Berikut unsur dan elemen dalam proses
komunikasi intrapersonal yang terlibat pada individu:
23
a. Sensasi
Proses komunikasi intrapersonal diawali dengan sensasi. Sensasi
adalah proses menangkap stimulus dan merupakan tahap paling
awal dalam proses penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata
sense yang berarti ‘penginderaan’, yang menghubungkan makhluk
hidup dengan dunia luar (alam dan lingkungannya).

Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui


indera, dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan.
Dan alat penginderaan itulah yang menghubungkan organisme
dengan lingkungannya. Sensasi itu sebagai proses atau pengalaman
elementer yang timbul apabila suatu perangsang merangsang satu
reseptor atau proses merasakan.

Kita akan mendapatkan sensasi dari 5 (lima) macam sensasi: sensasi


penglihatan, sensasi pendengaran, sensasi perabaan, sensasi
pengecapan, dan sensasi penciuman.

b. Persepsi
Persepsi merupakan pengalaman tentang objek atau peristiwa
dengan menyimpulkan atau memberikan makna atau menafsirkan
stimulus inderawi (sensory stimuli). Persepsi juga diartikan sebagai
pemberian makna terhadap sensasi. Sensasi merupakan bagian dari
persepsi. Akan tetapi, menafsirkan makna informasi indrawi tidak
hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi,
dan memori.

c. Memori
Dalam komunikasi intrapersonal, pentingnya peranan memori bukan
hanya menyangkut pada proses persepsi maupun berpikir. Memori
adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan makhluk
hidup sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuan itu untuk mengarahkan atau mengontrol perilaku dan

24
tindakannya. Setiap ada rangsangan dari luar yang masuk lewat indra
kita, secara sadar atau tidak, ia akan direkam oleh kita.

Secara singkat memori melewati tiga proses: perekaman,


penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah
pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkuit saraf internal.
Penyimpanan (storage) menentukan berapa lama informasi itu
berada dalam diri kita, dalam bentuk apa, dan di mana.

d. Berpikir
Proses keempat dalam komunikasi intrapersonal, yang
mempengaruhi penafsiran individu terhadap stimulus adalah berpikir.
Berpikir melibatkan proses sensasi, persepsi, dan memori. Berpikir
menggunakan lambang verbal (angka, kali, pembagian,
penjumlahan, pengurangan) maupun lambang grafis (gambar) yang
menggantikan (merepresentasikan) objek atau peristiwa dalam
benak individu. Berpikir digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan, menetapkan keputusan, dan menghasilkan
kreativitas.

Sahabat Teknologi, menurut Anda apa saja faktor personal atau faktor
fungsional dan faktor struktural yang mempengaruhi efektivitas
komunikasi intrapersonal? Coba Anda renungkan, apa saja faktor-faktor
tersebut. Tuliskan pendapat Anda dalam kolom di bawah ini.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

25
3) Fungsi Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal memiliki fungsi yang dapat memungkinkan
orang untuk intropeksi diri sehingga memahami kekuatan, potensinya,
memotivasi diri, menyesuaikan diri serta dapat membuat keputusan
tentang sesuatu dengan benar, yang secara rinci dapat dikatakan bahwa
komunikasi intrapersonal dapat meningkatkan:
a) Kesadaran diri
b) Rasa percaya diri
c) Manajemen diri
d) Motivasi diri
e) Mandiri
f) Kemampuan beradaptasi

4) Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Intrapersonal


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi intrapersonal.
Menurut Potter dan Perry (1997), faktor yang mempengaruhi komunikasi
intrapersonal adalah:
a) Perkembangan
Tingkat perkembangan komunikasi seseorang seperti kemampuan
berbicara, dan kemampuan mendengar. Kemampuan seperti ini
sangat berpengaruh pada peran keluarga.
b) Nilai
Nilai dapat mempengaruhi interpretasi pesan dan juga bagaimana
individu menginterpretasikan ide yang datang dari orang lain. Jika
nilai yang dimiliki seseorang berbeda dan tidak ada penyesuaian
antar individu kemungkinan akan terjadi konflik saat melakukan
komunikasi.
c) Emosi
Emosi dapat membuat seseorang menginterpretasikan pesan yang
diterima sesuai dengan perasaannya. Emosi akan mempengaruhi
seseorang terhadap pesan yang dia terima.

26
d) Latar belakang sosiokultural
Pengaruh budaya menetapkan bagaimana seseorang
berkomunikasi. Komunikasi akan berhasil jika komunikator mau
menyesuaikan diri dengan sosio kultural komunikan.
e) Gender
Pria dan wanita memiliki cara berkomunikasi yang berbeda. Anak
perempuan biasanya perkembangan pusat komunikasi di otaknya
lebih bagus dari pada laki-laki.
f) Pengetahuan
Pesan akan mudah diterima jika komunikan dan komunikator memiliki
level pengetahuan yang sama. Cara sederhana dalam bagian ini
adalah menggunakan bahasa yang dipahami oleh keduanya.
g) Lingkungan
Lingkungan yang nyaman atau mendukung sangat mempengaruhi
keberhasilan komunikasi.

Sahabat Teknologi, komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi


yang dilakukan dalam diri seseorang. Dalam prosesnya pasti akan ada
hambatan yang dihadapi. Nah, coba Sahabat jelaskan hambatan-
hambatan proses komunikasi intrapersonal menurut Anda pada:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

b. Komunikasi Interpersonal
1) Konsep Komunikasi Interpersonal
Peserta PembaTIK kita sudah membahas proses pengolahan informasi
yang kemudian kita kenal sebagai komunikasi intrapersonal meliputi
sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Mari kita dalami apa itu
komunikasi interpersonal.

27
Keterampilan komunikasi interpersonal adalah aset penting bagi siapa
pun di tempat kerja modern. Kegagalan hubungan profesional, yang
dapat berkontribusi pada hasil kerja yang buruk atau bahkan membawa
bencana, sering kali disebabkan oleh terputusnya komunikasi antar
individu.

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian


pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik segera. Senada Soyomukti,
(2012, hal. 141) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai
interaksi antara seorang individu dan individu lainnya tempat lambang-
lambang pesan secara efektif digunakan, terutama dalam hal komunikasi
antar-manusia menggunakan Bahasa.

Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya


komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara komunikator
dengan komunikan, komunikasi antara orang-orang secara tatap muka,
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal (Maryam
& Paryontri, 2020, hal. 85)

2) Karakteristik Komunikasi Interpersonal


Menurut Hardjana, (2003) ada tujuh karakteristik komunikasi
interpersonal yaitu:
a) Melibatkan komunikasi verbal dan non verbal.
b) Melibatkan perilaku spontan, kebiasaan dan sadar
c) Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses
pengembangan atau mendalam.
d) Melibatkan umpan balik yang tinggi
e) Komunikasi berjalan menurut peraturan tertentu
f) Komunikasi dilakukan secara aktif
28
g) Saling mengubah dan mempengaruhi
3) Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang
atau lebih, seperti dua sahabat, suami istri guru-murid, dosen mahasiswa
dan sebagainya.

Menurut DeVito dalam Maryam dan Paryontri, (2020) Komunikasi


interpersonal yang dilakukan bertujuan antara lain:
a) Proses belajar,
b) Membangun dan mempertahankan hubungan sosial,
c) Mempengaruhi,
d) Bermain
Komunikasi interpersonal memberikan peluang untuk berdiskusi
tentang hal-hal yang menyenangkan seperti hobi atau memberikan
lelucon yang dapat menyeimbangkan hidup dan membuat pikiran
istirahat sejenak dari hal-hal yang serius.
e) Menolong
Melalui komunikasi interpersonal, masing-masing pihak dapat
menenangkan, menghibur, maupun memberi saran.

4) Elemen-elemen Komunikasi Interpersonal


DeVito mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal dibangun dari
tujuh unsur atau elemen (Maulana & Gumelar, 2013. Elemen-elemen
yang dimaksud sebagai berikut:
a) Pengirim dan penerima pesan
Komunikasi interpersonal sedikitnya melibatkan dua orang yang
terdiri dari komunikator dan komunikan.
b) Pengkodean (coding) dan pemecahan kode
Dalam komunikasi interpersonal terjadi proses coding, yaitu proses
pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang maupun kata-kata.
Pemecahan kode adalah proses dimana komunikan melakukan
interpretasi terhadap kode yang disampaikan komunikator.
c) Pesan (message)
Pesan yang disampaikan bisa berupa verbal maupun nonverbal.
29
d) Gangguan (noise)
Gangguan adalah segala sesuatu yang mengganggu “kejernihan”
pesan dalam proses komunikasi, sehingga bisa terjadi perbedaan
pesan antara yang disampaikan komunikator dengan yang diterima
komunikan.
e) Efek
Efek yang ditimbulkan dalam komunikasi interpersonal meliputi aspek
kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap, kepercayaan, emosi,
perasaan), dan aspek konatif atau psikomotor (perilaku).
f) Saluran (channel)
Channel dalam komunikasi interpersonal merupakan media yang
dilalui oleh pesan, seperti tatap muka, telepon, surat, televisi, media
sosial, dan sebagainya.
g) Konteks
Konteks adalah situasi yang ada kaitannya dengan kejadian, meliputi
fisik, sosial, psikologis, dan temporal.

5) Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal akan berhasil jika didukung oleh faktor-faktor
berikut ini: 1) persepsi interpersonal, 2) konsep diri (Self-Concept), 3)
atraksi interpersonal, dan 4) hubungan interpersonal.
a) Persepsi Interpersonal
Persepsi terhadap manusia disebut dengan persepsi interpersonal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi interpersonal ini, meliputi:
a. Faktor Situasional, mencakup :
• Deskripsi verbal, yaitu apa yang diucapkan dalam proses
komunikasi.
• Petunjuk proksemik, yaitu penggunaan jarak dalam
berkomunikasi.
• Petunjuk kinesik, yaitu gerakan yang ditimbulkan orang dalam
berkomunikasi, baik gerakan sebagian anggota badan
(gesture) maupun keseluruhan anggota badan (postur).
• Petunjuk wajah (facial).

30
• Petunjuk paralinguistik, berkaitan dengan bagaimana
pengucapan pesan atau komunikasi, meliputi tinggi rendah
suara, dialek, tempo bicara, kecepatan.
• Petunjuk artifaktual, berkaitan dengan penampilan
(appearance), meliputi bentuk tubuh, kosmetik, pakaian, tas,
atribut pangkat, dan sebagainya.
b. Faktor Personal, mencakup:
1) Pengalaman. Pengalaman individu mempengaruhi
kecermatan persepsi.
2) Motivasi
3) Kepribadian

b) Konsep Diri (Self-Concept)


Konsep diri (self-concept) merupakan komponen kognitif mengenai
diri (self) seseorang, yaitu merujuk pada keseluruhan keyakinan
individu tentang dirinya (Kassin, et. al., 2008) dalam (Maryam dan
Paryontri, 2020, hal. 36).
c) Atraksi Interpersonal (interpersonal attraction)
Daya tarik interpersonal menurut Baron dan Byrne (2003) merujuk
pada penilaian atau sikap seseorang terhadap orang lain, yang
diekspresikan melalui dimensi dari sangat suka (strong liking) hingga
sangat tidak suka (strong dislike). Atraksi interpersonal juga bisa
diartikan kesukaan kepada orang lain, sikap positif dan daya Tarik
seseorang. Saat mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa
menghindari siapa, dapat diramalkan arus komunikasi interpersonal
yang akan terjadi (Maryam & Paryontri, 2020, hal. 39). Atraksi
interpersonal ini akan terjadi jika didorong oleh faktor personal dan
faktor situasional.

Yang termasuk faktor dari dalam diri reseptor adalah: harga diri,
motivasi sosial, tekanan emosional (stress), perasaan atau mood
positif (positive emotional arousal). Sedangkan faktor eksternalnya
adalah: ketertarikan fisik, kesamaan (similarity), kemampuan (ability),

31
kedekatan (proximity), keakraban (familiarity), Kesukaan timbal balik
(reciprocal liking), dan Saling melengkapi atau komplementer
(complementary).

d) Hubungan Interpersonal
Menurut Rahmat (2011), Komunikasi yang efektif juga ditandai
dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi
sekunder terjadi jika isi pesan komunikator dipahami namun
hubungan di antara komunikan menjadi buruk. Komunikasi tidak
hanya menyampaikan isi pesan, namun juga menentukan kualitas
hubungan interpersonal. Komunikasi bukan hanya menentukan
content melainkan juga relationship (Maryam dan Paryontri, 2020,
hal. 43).

Peserta PembaTIK, Komunikasi interpersonal dipengaruhi faktor


persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan
hubungan interpersonal. Bagaimanakah pengaruh keempat faktor
tersebut terhadap efektivitas komunikasi interpersonal ? Tuliskan
pendapat sahabat dalam kolom di bawah ini.

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

c. Komunikasi Publik
Sahabat Teknologi, tentu sahabat pernah memberikan presentasi atau
berbicara di depan banyak orang bukan? Apa yang sahabat lakukan
termasuk dalam komunikasi publik, bahkan ketika sahabat melakukan
proses pembelajaran di dalam kelas pun itu sudah termasuk komunikasi

32
publik. Apakah komunikasi publik itu? Komunikasi publik adalah pertukaran
pesan dengan sejumlah orang baik di dalam maupun di luar organisasi.
Komunikasi publik merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di depan
banyak orang. Dalam komunikasi publik pesan yang disampaikan dapat
berupa suatu informasi, ajakan, gagasan, dan ide, yang sarananya dapat
berupa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi
demonstrasi, blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-
mail, milis, SMS, surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun
yang bisa menjangkau publik.

1) Karakteristik Komunikasi Publik


Komunikasi publik memiliki karakteristik:
a) Terdapat penerima pesan dalam jumlah banyak/publik atau dihadiri
sejumlah orang
b) Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
c) Umpan balik yang diberikan terbatas.
d) Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, aula,dsb
e) direncanakan
f) Bertujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi, meminta
melakukan sesuatu, dsb.

2) Teknik Berkomunikasi Publik


Dalam berkomunikasi publik ada beberapa yang harus dipersiapkan
diantaranya persiapan diri, persiapan desain pesan, dan persiapan
mengantisipasi gangguan.
a) Persiapan diri
Persiapan diri adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan
sebelum, saat dan setelah selesai melakukan komunikasi publik di
antaranya:
• Menganalisis karakteristik penerima pesan.
• Mengenakan busana yang sesuai norma yang berlaku

33
• Menjaga kontak mata dengan penerima pesan. Kontak mata
dapat digunakan untuk mendapatkan hubungan sekaligus untuk
mengetahui tanggapan penerima pesan.
• Memperhatikan artikulasi, tempo, dan volume suara. Sampaikan
pesan dengan suara yang jelas, dan pilihan kalimat yang mudah
dimengerti.
• Mampu membaca situasi. Sampaikan komunikasi sesuai dengan
suasana atau tema acara, secara formal kah atau secara informal.
b) Persiapan desain pesan
Persiapan desain pesan atau bahan presentasi tidak kalah penting
dalam keberhasilan komunikasi publik. Bahan presentasi yang baik
sebaiknya disusun dengan memperhatikan media presentasi yang
dipilih. Jika memilih media presentasi power point maka perlu
diperhatikan:
• Jumlah kalimat dalam satu slide, kalimat tidak boleh lebih dari 7
baris ukuran dan jenis huruf
• Kekontrasan warna huruf. Jika menggunakan huruf dengan warna
terang maka background tulisan harus gelap, begitu juga
sebaliknya.
• Gunakan ilustrasi gambar yang sesuai
• Dapat ditambahkan dengan media video agar presentasi lebih
menarik
• Jumlah slide. Jumlah slide sebaiknya tidak terlalu banyak. Slide
yang terlalu banyak akan membuat penerima pesan menjadi
jenuh.

d. Komunikasi Persuasif
Pada proses komunikasi publik, akan terjadi dinamika proses komunikasi
yang kompleks, melibatkan aspek kognitif dan aspek emosional. Proses
komunikasi yang melibatkan aspek kognitif dan emosional itu dalam bahasa
komunikasi disebut dengan komunikasi persuasif.

34
Persuasi berasal dari bahasa latin yaitu persuasion, yang artinya mengajak,
membujuk, atau merayu. Proses komunikasi persuasif ini tentu melibatkan
komunikator (penyampai pesan) terhadap komunikan (penerima pesan).
Proses komunikasi persuasi dapat dikatakan berhasil apabila komunikator
dapat mempengaruhi komunikan dan dampak panjangnya adalah terjadinya
perubahan sikap dan perilaku pada diri komunikan. Pertanyaan yang muncul
seputar materi komunikasi persuasif adalah bagaimana melakukan persuasi
yang tepat? Apa pesan yang akan disampaikan ketika melakukan persuasi?

Menurut Burton & Huffner (2002) dalam Maryam dan Paryontri, (2020) ada
tiga jenis pola komunikasi, meliputi :
1) Komunikasi asertif, yaitu kemampuan komunikasi yang dilakukan tanpa
menyinggung perasaan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal
dan pesan itu disampaikan secara lugas.
2) Komunikasi pasif, yaitu pola komunikasi yang tidak mempunyai umpan
balik sehingga bisa dikatakan komunikasi itu tidak efektif.
3) Komunikasi agresif, yaitu pola komunikasi yang disampaikan dengan
tegas dan lugas tetapi disertai dengan kekerasan baik verbal maupun
nonverbal.
Proses komunikasi persuasif dapat sahabat lakukan melalui tatap muka
langsung maupun tidak langsung seperti melalui media massa.

Elemen-elemen Komunikasi Persuasif


Komunikasi persuasif memiliki beberapa elemen untuk dapat
mempengaruhi individu atau sekelompok masyarakat, yaitu :
1) Claim, yaitu pernyataan tujuan persuasi baik yang tersurat maupun
tersirat.
2) Warrant, yaitu ajakan yang dibungkus dengan kata-kata yang cenderung
tidak memaksa.
3) Data, yaitu dalam melakukan ajakan terhadap massa, komunikator
biasanya menggunakan data-data sebagai pijakan dalam melakukan
ajakan.

35
2. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Berkomunikasi
Ketika anda berkomunikasi dengan siapapun, anda dituntut memiliki
kemampuan komunikasi yang efektif berikut ini:

Keterampilan komunikasi lisan


Sebagai pendidik atau pelatih anda harus memiliki 10 (sepuluh) kemampuan
komunikasi yang disampaikan Irwin dalam Simamora, (2021, hal. 7–8) berikut
ini:
1) Kemampuan mendengarkan dan merespon.
2) Kemampuan mengatasi rasa malu atau suasana kaku saat berkomunikasi.
3) Kemampuan mengungkapkan ide atau perasaan secara terbuka dalam
kegiatan komunikasi.
4) Kemampuan menciptakan kenyamanan/suasana yang menyenangkan, dan
membangun kesadaran untuk berinteraksi.
5) Kemampuan berkomunikasi secara tegas menyaring gagasan maupun
perasaan yang terjadi saat proses komunikasi berlangsung.
6) Kemampuan bertanya saat berkomunikasi.
7) Kemampuan memahami gagasan atau pernyataan saat berinteraksi.
8) Kemampuan mengatasi konflik dan memberikan jalan keluar atas konflik
tersebut.
9) Kemampuan menginterpretasikan perilaku nonverbal saat kegiatan
komunikasi.
10) Kemampuan beradaptasi terhadap perilaku yang terjadi saat komunikasi
berlangsung dengan melakukan interaksi yang sesuai dengan kondisi
tersebut.

Kemampuan-kemampuan tersebut menunjukkan bahwa


kompetensi/kemampuan komunikator yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai sasaran, tujuan
maupun target anda sebagai guru atau pelatih. Sahabat harus ingat bahwa
kemampuan anda sebagai komunikator dipengaruhi oleh etos dan sikap
komunikator.

36
Etos adalah nilai dari seseorang yang merupakan panduan dari kognisi
(cognition), yaitu perasaan memahami sesuatu objek dengan pikiran; afeksi
yaitu perasaan yang ditimbulkan oleh rangsang dari luar; dan kondisi yaitu
aspek psikologis yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku.

Sebagai guru atau pelatih, anda harus menyadari bahwa etos tumbuh dalam
diri anda melalui faktor-faktor berikut ini yang disampaikan Effendy (2014) : 1)
kesiapan (preparedness), 2) kesungguhan (seriousness), 3) ketulusan
(sincerity), 4) kepercayaan (confidence), 5) ketenangan (poise), 6) keramahan
(friendship), dan 7) kesederhanaan (moderation) (Simamora, 2021, hal. 9–10).
Sahabat Teknologi coba Sahabat susun sebuah strategi komunikasi publik
dalam pemanfaatan Platform Teknologi yang akan Sahabat lakukan di sekolah-
sekolah. Tuliskan strategi Sahabat pada kolom di bawah ini.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

3. Tips dan Trik Berkomunikasi Efektif


Mengapa sebuah pidato atau presentasi bisa menjadi sekadar ritual
membosankan yang tak meninggalkan dampak apa pun? Membosankan
meskipun temanya amat menarik? Jelas ada beberapa kendala yang
menyebabkannya. Selain rasa percaya diri baik kurang ataupun berlebih
(alasan yang kedua justru lebih susah diatasi)—sering kali penyebabnya adalah
keadaan yang tidak kondusif seperti tenggelam dalam rutinitas, dikejar-kejar
waktu sehingga sulit berpikir jernih, sehingga pada akhirnya pembuatan pidato
atau presentasi diserahkan kepada orang lain.

Peserta PembaTIK sebagai guru atau pelatih dituntut untuk menjadi pusat
perhatian saat berada di atas panggung dalam menjalankan eksistensi di dunia
profesional. Ketika Anda berpidato di depan publik, Anda dituntut untuk
37
menyampaikannya dengan menarik. Untuk itu, ada komponen-komponen
utama yang perlu dikuasai agar seseorang bisa tampil atraktif dan relevan,
sehingga pidato atau presentasinya dapat tersampaikan sebagai materi yang
dikenang. Kemampuan berkomunikasi merupakan aset utama yang harus
dimiliki setiap orang untuk mengejar kesuksesan dalam karier dan kehidupan.

Kemampuan berkomunikasi secara verbal dan nonverbal di zaman now sudah


dipandang sebagai hal esensial dalam dunia pekerjaan. Banyak perusahaan
atau Lembaga pendidikan kini mengutamakan kandidat pegawai yang memiliki
kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik dengan klien maupun dengan
sesama rekan kerja. Komunikasi yang baik dipercaya dapat meningkatkan
performa.
Dalam menerapkan tip dan trik berkomunikasi efektif ini kita mulai dari sikap
(attitude) komunikator. Sikap (attitude) adalah suatu kesiapan kegiatan
(preparatory activity), kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial (Parengkuan, 2021, hal.
10).

Menurut Simamora, (2021, hal. 10–11) Ada 5 (lima) jenis sikap yang perlu
ditampilkan komunikator. Sikap komunikator. Sikap (attitude) adalah suatu
kesiapan kegiatan (preparatory activity), kecenderungan pada diri seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.

Dalam hubungannya dengan kegiatan komunikasi, terdapat lima jenis sikap


yang perlu ditampilkan komunikator, yaitu:
a. Reseptif (receptive), kesediaan untuk menerima gagasan, pendapat dan
pikiran orang lain.
b. Selektif (selective). Dalam proses komunikasi tidak dipungkiri bahwa
individu saling beralih peran sebagai komunikator dan komunikan. Dengan
demikian, diperlukan sikap selektif agar penerima proses. Penyampaian
(komunikator) pesan/informasi (komunikan) dapat dipahami sama.
c. Digestif (digestive), kemampuan komunikator dalam mencerna gagasan
atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan
disampaikan.
38
d. Asimilatif (asimilative), kemampuan komunikator dalam mengolerasikan
gagasan yang diterima dari orang lain dengan gagasan utama yang ada
dalam pikirannya.
e. Transmisif (transmissive), kemampuan komunikator dalam
mentransmisikan gagasan atau informasi yang telah diformulasikan secara
kognitif, efektif dan konatif kepada orang lain.

Tip dan Trik Berkomunikasi Secara Efektif


1) Lakukan pengendalian diri (self-control) yang baik
Self-control diejawantahkan dalam persentase antara Bahasa tubuh, suara
dan kata-kata. Dalam hal ini jangan pernah melupakan penampilan
keseluruhan (total look) yang sangat penting walaupun porsinya sangat
kecil. Gunakan komposisi yang disarankan Parengkuan (2021, hal. xxi)
(gambar 2).
● 70% visual—komunikasi visual, yang terbagi atas 60% Bahasa tubuh
(body language) dan 10% penampilan keseluruhan (total look)
● 20% voice—suara
● 10% words—kata-kata

Kata-kata-10%

Suara -20%

Komunikasi Visual Bah


Pe
asa
70% na

Gambar 2.2 Anatomi Komunikasi


Sumber (Parengkuan, 2021, hal. xxi)

39
2) Get yourself prepared
Anda tidak akan pernah memenangkan apa pun kecuali Anda siap untuk
memanfaatkan peluang. Karena Anda hampir tidak dapat mengantisipasi
peluang masa depan, Anda harus mencoba yang terbaik dalam segala hal
yang Anda lakukan. Mempersiapkan diri adalah Langkah pertama dalam
memanfaatkan peluang. Baik itu dengan presentasi dan catatan
PowerPoint, atau kartu isyarat visual, siapkan diri Anda beberapa petunjuk.
Jika Anda berbicara dengan kolega Anda di rapat tim, pertimbangkan untuk
menuliskan pemikiran Anda sebelumnya dengan mind map seperti pada link
berikut: (seperti mindmaster https://www.mindmaster.io/ ; Meindmeister
https://www.mindmeister.com/; EdrawMind
https://www.edrawmind.com/download-desktop.html) untuk membantu
Anda mengumpulkan diri sebelum berbicara dengan audien Anda.
Mempersiapkan diri akan membantu memberdayakan diri Anda untuk
membangun kepercayaan diri Anda.

Berikut yang harus dilakukan dalam fase mempersiapkan dasar serta


struktur kuat yang melandasi pidato/ presentasi Anda (Parengkuan, 2021).
a) Mulailah Dengan Profile Mapping
Yang pertama-tama yang harus Anda lakukan dalam fase persiapan
adalah mencari tahu siapa audiens yang akan Anda hadapi secara
mendetail, dimulai dari latar belakang pendidikan mereka hingga segala
aspek lainnya, ternasuk mencari apa yang mereka butuhkan.
Parengkuan, (2021) menyebut langkah ini sebagai profile mapping.
Semakin terperinci aspek yang bisa digali, semakin baik. Jika Anda tahu
siapa yang akan menjadi lawan bicara/audiens, Anda akan lebih mudah
menyiapkan materi yang jauh lebih relevan sehingga bisa dipastikan
perhatian audiens akan terpusat penuh (engaged) dan mereka mau
mendengarkan Anda. Mengapa demikian? Karena mereka akan
mendapatkan keuntungan dari apa yang disampaikan dengan bahasa/
pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
b) Tentukan konten dan konteks dari pidato/ presentasi Anda
Ketahuilah bahwa konten tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya konteks.
Ketika menentukan konteks, pikirkanlah: apa yang menjadi tujuan
40
presentasi/ pidato Anda? Berikan isi yang sesuai, yang mendukung
tujuan itu. Gunakanlah contoh yang relevan, mudah dicerna, dan tidak
menggurui.
c) Idea/Perspective: 360o View
Pastikan anda memiliki pandangan yang luas terkait materi yang akan
anda sampaikan. Anda dituntut melebarkan pandangan seluas 360
derajat untuk menangkap sisi-sisi lain yang mungkin belum dilihat,
diketahui audien Anda. Anda tidak akan dapat mempengaruhi orang lain
apabila Anda sendiri tidak pernah melihat persoalan yang akan Anda
sampaikan dalam berbagai sudut pandang.
d) Pilihlah satu ide besar yang menjadi benang merah dalam pidato/
presentasi Anda
Ide besarnya adalah bahwa satu pesan utama yang ingin Anda
komunikasikan. Ini berisi dorongan yang memaksa audien/ peserta untuk
menetapkan arah baru dengan arah kompas baru. Penulis skenario
menyebutnya sebagai "ide pengontrol". Itu juga disebut inti, kesimpulan,
pernyataan tesis, atau pesan pemersatu tunggal.

Ada tiga komponen ide besar:


Pertama, Sebuah ide besar harus menyampaikan perspektif unik Anda.
Audiens Anda hadir untuk mendengar Anda berbicara. Mereka duduk di
sana untuk mempelajari sudut pandang Anda, dan Anda harus
mengartikulasikannya dengan jelas dan lengkap. Misalnya, "nasib
lautan", hanyalah sebuah topik, bukan ide besar. “Polusi di seluruh dunia
membunuh lautan dan kita,” adalah ide besar dengan perspektif yang
unik. Ide besar Anda tidak perlu terlalu luar biasa sehingga tidak ada
presenter yang pernah mengungkapkannya sebelumnya. Tapi itu harus
unik untuk Anda, bukan hanya generalisasi.

Kedua, Sebuah ide besar harus mengkomunikasikan apa yang


dipertaruhkan. Anda perlu mengartikulasikan kepada audiens mengapa
mereka harus cukup peduli dengan perspektif Anda untuk
mengadopsinya. Ide besar, "Mengisi kembali lahan basah melalui cara
dan konsep baru," tidak menyampaikan apa yang dipertaruhkan. Saat
41
Anda menyampaikan apa yang dipertaruhkan, Anda membantu audiens
Anda memahami mengapa mereka harus berpartisipasi dan menjadi
pahlawan. Tanpa alasan kuat bagi audiens untuk terlibat, ide besar Anda
tidak akan berhasil.

Ketiga, Sebuah ide besar harus dinyatakan sebagai kalimat lengkap.


Ketika Anda menyatakan ide besar Anda sebagai kalimat lengkap, itu
memaksa Anda untuk menggunakan kata benda dan kata kerja. Jika
penyaji ditanya tentang presentasi mereka, mereka biasanya menjawab
dengan frasa seperti, “pembaruan kuartal ketiga,” atau “perangkat lunak
baru perusahaan kami.” Ini bukan ide-ide besar. Ide besar harus
dinyatakan dalam kalimat lengkap seperti, "Perangkat lunak ini akan
meningkatkan produktivitas tim Anda 10 persen dan meningkatkan
pendapatan tahun depan sebesar $1 juta." Menggunakan "Anda" dalam
kalimat membuatnya lebih baik, karena memastikan bahwa Anda
memiliki audiens yang jelas dalam pikiran.

Emosi adalah komponen penting lainnya untuk ide besar. menghadirkan


semua berbagai emosi menyederhanakan tugas Anda ini. Pada
akhirnya, hanya ada dua emosi—kesenangan dan rasa sakit. Pidato/
Presentasi Anda yang benar-benar persuasif memainkan emosi tersebut
untuk melakukan salah satu hal berikut:
• Kemungkinan meningkatkan rasa sakit (kebosanan) dan
kemungkinan mengurangi kesenangan jika mereka menolak ide
besar Anda.
• Kemungkinan meningkatkan kesenangan dan kemungkinan
mengurangi rasa sakit (kebosanan) jika mereka menerima ide besar
Anda.

e) Impact: The Goals


Pikirkanlah dampak alias impact yang Anda harapkan dari pesan yang
akan disampaikan kepada audiens. Apakah untuk:
1. Membagikan informasi (to share information)?

42
2. Mengklarifikasi (to clarify)?
3. Menginspirasi (to inspire)
4. Memotivasi (to motivate)?

Jika pidato/ presentasi Anda bertujuan menyampaikan informasi lakukan


dengan prinsip 3T: terstruktur, terarah, dan tuntas.
Jika Anda bertujuan mengklarifikasi sesuatu, sampaikan secara terbuka
kepada audiens.

Jika Anda bertujuan memberi inspirasi, hadirkan kisah sukses yang


sesuai dan aqual dengan karakteristik audiens Anda.
Jika tujuan Presentasi Anda memotivasi, isilah pesan dengan kalimat-
kalimat yang singkat, kuat, mudah dicerna, dan membangkitkan
semangat/emosi. Nada suara Anda harus penuh semangat.

f) TFA Strategy: The Insights


Bagi isi pidato/presentasi Anda menjadi 3 (tiga) unsur: thinking (data),
feeling (koneksi), dan a call-to-action (Tindakan).

Pikirkan tentang data, jika bisa fakta yang mengejutkan, yang akan
dibagikan kepada audiens. Sajikan data terbaru yang actual.

Selipkan konten yang menyentuh perasaan audiens.

Masukkan kalimat penutup yang tepat di akhir pidato/presentasi yang


mengajak audiens untuk bergerak/bertindak.

g) Hadirkan Wow Moment: keep The Audience Alive


Hadirkan sesuatu yang bisa membuat orang terpana atau perhatiannya
tercuri. Bentuknya bisa berupa cerita/grabber, fakta/data yang
menakjubkan, kisah menyentuh, video memukau, interaksi yang
menyenangkan, suara yang dinamis, dan lain-lain.
Selipkan setidaknya satu wow moment setiap depan menit.

43
Gambar 2.3 Struktur Menyelipkan Wow Moment

h) Bangunlah kesan yang menarik (great impression)


Bangunlah hubungan antara komunikator dan audiens dengan
pendekatan verbal dan non-verbal secara positif.

Bangun personal branding yang kuat dengan value, skill, behavior, total
look, authentic, uniqueness.
Total Look: Dressed to Kill (10%)

Jangan pernah mengabaikan komunikasi visual (visual communication)


yang terdiri dari Bahasa tubuh (body language) dan penampilan
keseluruhan (total look). Penampilan keseluruhan mengambil porsi 10%
dalam keberhasilan Anda menyampaikan pesan.
Untuk mencapai total look ini lakukan hal-hal berikut ini:
1. Atur kontak mata
Hal yang pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik
adalah menatap lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai
sebuah pembicaraan. lni merupakan salah satu cara yang membantu
untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara.
2. Ekspresi wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah
mengungkapkan pikiran yang melintas pada diri seseorang.
Misalnya: sebuah senyum mengungkapkan keramahtamahan dan
kasih sayang; mengangkat alis mata menunjukan ekspresi heran;
mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan.

44
3. Postur tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh Saat berbicara mesti dikoordinasikan
dengan kekuatan yang dapat ditangkap secara visual daripada
secara verbal.
4. Tentukan gaya berpakaian Anda
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang
yang berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih
menarik.
5. Respect
Yaitu sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
6. Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
7. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik.
8. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga
tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang
berlainan.
9. Humble
Sikap rendah hati. Sikap membangun rasa menghargai orang lain,
biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita memiliki. Untuk
mencapai sebuah komunikasi yang efektif, perlulah kita membangun
sebuah komunikasi yang nyaman dan menyenangkan agar
mendapatkan tujuan yang diharapkan.

Sahabat Teknologi, untuk menambah referensi, Anda juga dapat


menyimak tips-tips berikut pada link:

45
Video 2.3 Tips Kemampuan Pembicara
Tautan 2.3 CBS EPS 5 Tiga Kemampuan Pembicara - YouTube

Sahabat Teknologi, Anda juga dapat menyimak tips dalam meningkatkan


percaya diri dalam berkomunikasi di depan publik pada link:

Video 2.4 Pede Bicara di Depan Publik


Tautan 2.4 Daniel Mananta: Tip Pede Bicara di Depan Umum - YouTube

4. Menerapkan Tips dan Trik Berkomunikasi Efektif


Peserta PembaTIK, setelah kita mengetahui konsep komunikasi dan juga
mengetahui faktor-faktor dan tik dan trik komunikasi yang efektif, saatnya kita
menerapkan tips dan trik dalam berkomunikasi efektif. Coba Peserta PembaTIK
cermati video Kiat Sukses Bagi Pendidik untuk berkomunikasi dengan Publik
pada link:

46
Video 2.5 Kiat Sukses Bagi Berkomunikasi dengan Publik
Tautan 2.5 Kuliah Umum PembaTIK Level 4: "Kiat Sukses Berkomunikasi dan
Motivasi bagi Para Pendidik" - YouTube

Dari video tersebut, coba Anda identifikasi kembali apa saja yang harus
diperhatikan dalam berkomunikasi publik. Coba tuliskan pada kolom di bawah
ini.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Sahabat Teknologi, berikut adalah tips dan trik berkomunikasi efektif yang dapat
Anda praktekkan ketika berkomunikasi publik:
1) Tunjukkan kepercayaan diri
2) Kuasai diri Anda pada 4 (empat) elemen ini: self-control, knowledge, self-
esteem, dan belief system.
● self-control, kendalikan diri Anda, mulai dari Bahasa tubuh, suara, dan
kata-kata.
● knowledge, selalu perluas pengetahuan Anda dan miliki kerendahan hati
untuk terus belajar.
● self-esteem, hargai semua kekuatan dan skill yang Anda miliki dan
lakukan evaluasi diri rutin atas komunikasi yang Anda lakukan.

47
● belief system, miliki dan yakinlah sikap mental positif yang kuat sebagai
pegangan hidup selamanya.
3) Kenali Audiens Anda
4) Diksi yang baik: Buatlah pilihan kata yang tepat yang menargetkan audiens
Anda.
5) Lakukan kontak mata, jika mungkin, dengan audiens Anda.
6) Latih pidato/presentasi Anda di depan teman atau cermin.
7) Rekam Latihan Anda dan evaluasi
8) Jeda di antara pemikiran-pemikiran utama Anda
9) Uji semua peralatan Anda
10) Gunakan humor dan emosi.
11) Jangan melewati waktu yang telah ditentukan
12) Mintalah umpan balik.

D. Rangkuman
1. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi melalui penggunaan simbol-
simbol yang bertujuan mengubah dan membentuk perilaku orang lain.
2. Unsur komunikasi adalah (pemberi pesan), pesan itu sendiri, media, komunikan
(penerima pesan) dan feedback atau umpan balik.
3. Proses komunikasi terdiri dari: 1) Tahap proses penciptaan gagasan, 2) Tahap
Penyandian (Encoding), 3) Tahap Pengiriman (Transmitting), 4) Tahap
Penerimaan (Receiving), 5) Tahap Penafsiran (Decoding), 6) Tahap respon
(memberi tanggapan), dan 7) Tahap balikan (feedback).
4. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri-sendiri.
5. Unsur dan Elemen Komunikasi Intrapersonal terdiri dari: sensasi, persepsi,
memori, transmisi/berfikir.
6. Fungsi komunikasi intrapersonal adalah untuk kesadaran diri, rasa percaya diri,
manajemen diri, motivasi diri, mandiri dan mampu beradaptasi.
7. Faktor yang mempengaruhi komunikasi intrapersonal perkembangan, nilai,
emosi, latar belakang sosio kultural, gender, pengetahuan, dan lingkungan.
8. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau lebih baik
secara tatap muka ataupun melalui media dimana pengirim dapat

48
menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi
secara langsung pula.
9. Karakteristik komunikasi interpersonal terdiri:
a. Melibatkan komunikasi verbal dan non verbal.
b. Melibatkan perilaku spontan, kebiasaan dan sadar
c. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses
pengembangan atau mendalam.
d. Melibatkan umpan balik yang tinggi
e. Komunikasi berjalan menurut peraturan tertentu
f. Komunikasi dilakukan secara aktif
g. Saling mengubah dan mempengaruhi
10. Tujuan komunikasi interpersonal
a. menyampaikan informasi
b. berbagi pengalaman, ide dan gagasan
c. menginspirasi dan mengembangkan simpati
d. melakukan kerja sama
e. Memahami orang lain
11. Ada 7 (tujuh) elemen komunikasi interpersonal, yaitu: 1) Pengirim dan penerima
pesan, 2) Pengkodean (coding) dan pemecahan kode, 3) Pesan
(message), 4) Gangguan (noise), 5) Efek, 6) Saluran (channel), dan 7)
Konteks.
12. Komunikasi interpersonal akan berhasil jika didukung oleh faktor-faktor berikut
ini: 1) persepsi interpersonal, 2) konsep diri (Self-Concept), 3) atraksi
interpersonal, dan 4) hubungan interpersonal.
13. Komunikasi publik adalah pertukaran pesan yang dilakukan Komunikasi publik
adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang baik di dalam maupun di luar
organisasi.
14. Karakteristik komunikasi publik Komunikasi publik memiliki karakteristik:
a. Terdapat penerima pesan dalam jumlah banyak/publik atau dihadiri
sejumlah orang
b. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
c. Umpan balik yang diberikan terbatas.
d. dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, aula,dsb
e. direncanakan
49
f. Bertujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi, meminta
melakukan sesuatu, dsb
15. Teknik komunikasi publik persiapan diri, persiapan bahan presentasi,
mengantisipasi gangguan/noise.
16. Faktor yang mempengaruhi keefektifan berkomunikasi yaitu credibility, context,
content, clarity, continuity dan consistency, capacity of audience, dan channel
of distribution.

E. Latihan
Dalam menjalin komunikasi dalam pemanfaatan Platform Teknologi dengan dinas,
sekolah ataupun dengan instansi profesi lain, terkadang kita mengalami hambatan.
Coba Sahabat Teknologi identifikasi apa saja hambatan tersebut, dan tuliskan pula
apa solusi yang dapat dilakukan. Setelah itu, susunlah strategi komunikasi efektif
ketika melakukan sosialisasi pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap
muka/langsung.

50
Kegiatan Belajar 2
Konsep Negosiasi dan Diplomasi

A. Tujuan Belajar
Kegiatan belajar 02 pada modul 14 adalah Konsep Negosiasi dan Diplomasi.
Setelah mempelajari dan melakukan aktivitas belajar pada kegiatan belajar 02,
Sahabat Teknologi diharapkan mampu :
1. Menjelaskan konsep negosiasi dan diplomasi
2. Menyusun Strategi Negosiasi dan Diplomasi dengan Stakeholder

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Keberhasilan belajar Sahabat Teknologi dari kegiatan 02 ini adalah Sahabat dapat
memahami dan menjelaskan konsep negosiasi dan diplomasi serta mampu
menyusun strategi negosiasi dan diplomasi dengan stakeholder.

C. Uraian Materi
Diplomasi saat ini sangat sering dilakukan oleh setiap negara dalam ranah
dunia internasional, karena diplomasi dan perang memiliki kesamaan.
Keduanya adalah alat untuk mencapai tujuan suatu negara. Perang bertujuan
untuk mencapai kemerdekaan dan keamanan negara, sedangkan diplomasi
bertujuan untuk mencapai perdamaian dan persahabatan dengan negara lain.
Dalam berdiplomasi medan kerja utama seorang diplomat adalah meja
perundingan untuk mengadakan suatu negosiasi dengan kawan atau lawan
rundingnya. Suatu keberhasilan dalam bernegosiasi adalah dengan
ditunjukkannya oleh tercapainya kesepakatan persetujuan atau perjanjian yang
menguntungkan negaranya.

Sahabat Teknologi, pemahaman Diplomasi pada kegiatan belajar ini bukan


ditujukan untuk membangun hubungan antar negara tetapi dalam rangka
membangun hubungan dengan para stakeholder yang terkait dengan tugas-
tugas anda sebagai Duta Teknologi. Karena kita pada dasarnya bersifat sosial,
kita terus-menerus berinteraksi dengan orang lain. Seringkali tujuan interaksi
adalah untuk memecahkan masalah; mendapatkan dua atau lebih orang (atau

51
kelompok orang) untuk memutuskan tindakan untuk mencapai tujuan. Hampir
setiap proses pemecahan masalah melibatkan beberapa aspek negosiasi.

1. Konsep Negosiasi dan Diplomasi


Menurut Brounlie, diplomasi merupakan setiap cara yang diambil untuk
mengadakan dan membina hubungan serta berkomunikasi satu sama lain, atau
melaksanakan transaksi politik maupun hukum yang dalam setiap hal melalui
wakil-wakilnya yang mendapat otorisasi. Diplomasi pada hakikatnya juga
merupakan negosiasi dan hubungan antar negara yang dilakukan oleh pejabat-
pejabat pemerintah, untuk itu diperlukan suatu seni dan kemampuan serta
kepandaian untuk mempengaruhi seseorang sehingga dapat tercapai
tujuannya.

Peranan diplomasi besar sekali di dalam kesuksesan bernegosiasi pada waktu


mencapai puncaknya di dalam suatu perjanjian atau persetujuan. Oleh sebab
itu suatu kesabaran di dalam negosiasi dianggap merupakan salah satu sifat
yang besar dalam diplomasi.

Bagaimana halnya dengan Lobi? Lobi adalah serangkaian kegiatan komunikasi


informal yang berupaya untuk mempengaruhi sasarannya sehingga pihak
sasarannya mendukung dan mengabulkan permintaan pelobi. Namun untuk
kepentingan lembaga, institusi atau perusahaan, diplomasi juga bisa
dimanfaatkan untuk tujuan mempengaruhi orang lain dengan tujuan yang sama,
yaitu untuk mendukung dan mengabulkan permintaan pelobi.

Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang untuk mencapai


tujuan bersama. Untuk melakukan negosiasi diperlukan modal berupa tangible
power dan intangible power agar menghasilkan win-win solution.

Dengan demikian antara diplomasi, lobi dan negosiasi, atau perundingan


sangat erat kaitannya, saling mendukung, dan saling melengkapi.
Keberadaanya adalah sebagai alat bagi individu (perseorangan atau
kelompok), organisasi atau lembaga untuk mencapai tujuan.

52
2. Tujuan Negosiasi
Adapun tujuan negosiasi adalah:
1) Negosiasi untuk mencapai persetujuan dalam pembukaan hubungan
diplomatik.
2) Negosiasi bertujuan untuk mendapatkan persetujuan dalam perumusan
komite bersama (joint communique).
3) Negosiasi untuk mendapatkan persetujuan tentang normalisasi
(normalization agreement) dengan tujuan untuk menyelesaikan konflik.
4) Negosiasi untuk mencapai tujuan dengan pertimbangan baru. Setelah lama
berlaku suatu perjanjian antar negara dan menunjukkan perkembangan
baru yang belum tercantum dalam perjanjian. Karena perjanjian lama tidak
relevan lagi, maka perlu dilakukan pembaharuan dalam perjanjian agar tetap
berlaku.
5) Negosiasi yang bertujuan untuk hal-hal menyangkut perpanjangan
persetujuan (extension agreement).
6) Negosiasi untuk memberikan akibat sampingan (side effect). Yaitu apabila
Satu pihak atau lebih mencari tujuan yang tidak ada hubungannya dengan
pencapaian persetujuan.

Sahabat Teknologi, agar sahabat dapat lebih memahami konsep mengenai


negosiasi, mari kita simak video berikut ini.

Video 3.1 Proses Negosiasi


Tautan 3.1 NEGOSIASI BISNIS (PART 1) - PENGERTIAN, TUJUAN,
MANFAAT dan TAHAPAN NEGOSIASI BISNIS - YouTube

53
Setelah menyimak video tersebut, silahkan sahabat uraikan pendapat Anda
tentang konsep negosiasi dalam video tersebut pada kolom di bawah ini.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

3. Strategi Negosiasi dan Diplomasi dengan Stakeholder


Saat berkolaborasi dengan siapapun, kita tidak punya pilihan apakah kita akan
bernegosiasi atau tidak. Satu-satunya pilihan yang kita miliki adalah seberapa
baik kita bernegosiasi. Kita harus melalui berbagai negosiasi setiap hari.
Sahabat harus menggunakan strategi dan keterampilan negosiasi untuk
memotivasi tim Anda, menetapkan anggaran dan jadwal, Sahabat bernegosiasi
untuk promosi produk Anda / Lembaga Anda.

Berikut enam strategi negosiasi penting yang dapat Sahabat Teknologi gunakan
dalam berkolaborasi dengan teman atau Lembaga lain:
1) Proses negosiasi berlangsung terus-menerus, bukan peristiwa individual.
Hasil negosiasi yang baik adalah hasil dari hubungan yang baik dan
hubungan harus dikembangkan dari waktu ke waktu. Karena itu, negosiator
yang baik selalu mencari peluang untuk meningkatkan hubungan dan
memperkuat posisi mereka. Dalam beberapa kasus, hasil negosiasi
ditentukan bahkan sebelum individu bertemu untuk berdiskusi.
2) Berpikir positif.
Banyak negosiator meremehkan diri mereka sendiri karena mereka tidak
memahami kekuatan yang mereka miliki di dalam diri mereka secara akurat.
Dalam kebanyakan situasi negosiasi, Sahabat memiliki lebih banyak
kekuatan daripada yang Sahabat pikirkan. Sahabat harus percaya bahwa
pihak lain membutuhkan apa yang Sahabat bawa ke meja sebanyak
Sahabat ingin negosiasi berhasil. Juga, pastikan bahwa kepositifan itu

54
terlihat selama negosiasi. Waspadai nada suara dan bahasa tubuh
nonverbal Sahabat saat berinteraksi dengan pihak lain.
3) Siapkan.
Informasi sangat penting untuk negosiasi. Teliti sejarah, masalah masa lalu
atau poin sensitif dari pihak lain yang akan menjadi sasara. Semakin banyak
pengetahuan yang Sahabat miliki tentang situasi pihak lain, semakin baik
posisi Sahabat untuk bernegosiasi. Bagian terpenting dari persiapan adalah
Latihan Studi tentang negosiasi seperti golf atau karate. Anda harus berlatih
untuk mengeksekusi dengan baik.
4) Pikirkan hasil terbaik dan terburuk sebelum negosiasi dimulai.
Jangan marah jika hal-hal tidak berjalan sesuai keinginan Sahabat. Dalam
hal ini, ini saat yang tepat untuk mengevaluasi kembali semua posisi dan
kembali ke meja. Dalam kebanyakan kasus, selama Sahabat mengetahui
ekspektasi tertinggi dan terendah dari masing-masing pihak, jalan tengah
biasanya dapat dicapai di area yang tumpang tindih.
5) Mengartikulasikan & membangun nilai.
Ini adalah kuncinya, dan itulah yang membedakan negosiator yang baik dari
para master. Ketika Sahabat memiliki keyakinan yang kuat pada apa yang
Sahabat negosiasikan, maka Sahabat akan bersinar. Jadilah ahli dalam
mempresentasikan pemikiran dan ide Sahabat, sehingga orang lain dapat
melihat nilainya.
Kiat tentang cara melakukannya dengan baik, antara lain :
• Bersikaplah langsung ketika menyajikan suatu situasi. Jelaskan tentang
apa yang diharapkan. Diskusikan cara untuk menerapkan bagaimana hal
itu bisa terjadi.
• Jangan hanya berbicara tentang apa yang perlu terjadi. Diskusikan
konsekuensinya – bagaimana solusi Sahabat akan bermanfaat bagi
pihak lain.
6) Memberi dan Menerima
Ketika seseorang memberikan sesuatu atau mengakui bagian dari
negosiasi, selalu pastikan untuk mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.
Jika tidak, Sahabat dapat mengkondisikan pihak lain untuk meminta lebih

55
banyak sambil mengurangi posisi dan nilai Sahabat. Menjaga
keseimbangan akan membuat kedua belah pihak setara.

Di lain sisi dari teknik diplomasi dan sifat diplomasi ada pula jenis macam
pendekatan yaitu pendekatan secara persuasi dan koersi, tujuan dari
persuasi dan koersi adalah sama yaitu untuk mengubah sikap, pendapat
dan perilaku. Akan tetapi beda antara kedua itu adalah jika persuasi
dilakukan dengan halus dan luwes dan mengandung sifat manusiawi.
Sedangkan jika koersi mengandung sifat memerintah dan memaksa. Secara
umum dalam suatu perundingan, teknik komunikasi persuasi lebih disukai
daripada teknik koersif.

Sahabat Teknologi, untuk lebih memahami strategi negosiasi mari kita simak
video berikut ini.

Video 3.2 Strategi Negosiasi


Tautan 3.2 Cara Negosiasi | Rahasia Bernegosiasi - YouTube

Diskusi
Saat menjalin hubungan Diplomasi dalam pemanfaatan Platform Teknologi dengan
dinas pendidikan, sekolah ataupun dengan instansi profesi lain, terkadang kita
mengalami hambatan. Nah, coba Sahabat Teknologi identifikasi, apa saja
hambatan tersebut, dan tuliskan pula solusi apa yang dapat dilakukan untuk
menghadapi hambatan tersebut.

56
D. Rangkuman
Pendekatan negosiasi strategis melibatkan lebih dari sekadar memilih sikap
kooperatif atau kompetitif, dan berpikir dalam istilah biner seperti itu hampir selalu
kontraproduktif. Menilai hubungan antara satu negosiasi dan negosiasi lainnya
dengan pihak yang sama dari waktu ke waktu (dan bahkan dengan pihak lain),
memperhatikan dengan seksama apakah mereka bernegosiasi tentang hal yang
benar, dan berfokus pada kapan dan bagaimana cara paling efektif untuk terlibat
dengan pihak lain akan membuka nilai yang jauh lebih besar bagi pembuat
kesepakatan.

E. Latihan
Menyusun strategi negosiasi dan diplomasi dalam pelatihan / bimbingan teknis /
sosialisasi pemanfaatan Platform Teknologi dengan stakeholder.

57
Kegiatan Belajar 3
Strategi Kolaborasi Pemanfaatan Platform Teknologi secara Tatap
Muka/ Langsung

A. Tujuan Belajar
Kegiatan belajar 03 pada modul 14 adalah Strategi Kolaborasi Pemanfaatan
Platform Teknologi Secara Tatap Muka/Langsung. Setelah mempelajari dan
melakukan aktivitas belajar pada kegiatan belajar 03, Sahabat Teknologi
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep kolaborasi dalam pemanfaatan Platform Teknologi secara
tatap muka/langsung
2. Menyusun strategi berkolaborasi dalam pemanfaatan Platform Teknologi
secara tatap muka/langsung
3. Menjelaskan contoh praktik baik berkolaborasi dalam Pemanfaatan Platform
Teknologi secara tatap muka/langsung

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Keberhasilan belajar Sahabat Teknologi dari kegiatan 03 ini adalah Sahabat dapat
memahami konsep dan dapat menyusun strategi berkolaborasi dalam
Pemanfaatan Platform Teknologi secara tatap muka/langsung.

C. Uraian Materi
1. Konsep Kolaborasi Pemanfaatan Platform Teknologi Secara Tatap
Muka/Langsung
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) merilis beberapa platform pendidikan di antaranya
Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Akun Belajar.id, ARKAS, TanyaBOS,
SIPLah dan Kampus Merdeka. Setiap aplikasi ini memiliki fungsi masing-
masing dan diperuntukkan bagi kepala sekolah, guru, mahasiswa, siswa dan
juga oleh dinas pendidikan. Sejak diluncurkan di tahun 2020, platform
teknologi terbukti bisa menunjang proses implementasi berbagai terobosan
Merdeka Belajar secara lebih cepat dan efisien.

58
Untuk menginspirasi para pendidik di seluruh Indonesia dalam penyebaran
dan peningkatan pemanfaatan platform teknologi guna mendukung
implementasi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek kemudian
berkolaborasi dengan 202 guru terpilih. Di mana guru-guru tersebut
merupakan Duta Teknologi dan Kapten Belajar.id yang bertugas
memanfaatkan, memberikan kontribusi, dan menyebarkan penggunaan
platform teknologi berbasis e-pembelajaran dalam mendukung peran sebagai
pendidik di daerah masing-masing.

Upaya membumikan platform teknologi agar keberadaannya semakin dikenal


dan dimanfaatkan oleh masyarakat juga dapat dilakukan oleh Sahabat
Teknologi yaitu dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak/stakeholder.

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk


menggambarkan suatu pola hubungan kerja sama yang dilakukan oleh lebih
dari satu pihak. Ada sekian banyak pengertian tentang kolaborasi yang
dikemukakan oleh berbagai ahli dengan sudut pandang yang beragam.
Beragamnya pengertian tersebut didasari oleh prinsip yang sama yaitu
mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung
jawab dan tanggung gugat. Namun demikian, untuk mendefinisikan secara
utuh dan menyeluruh konsep kolaborasi tidaklah mudah. Secara umum
kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang saling berpartisipasi dan
saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, berbagi informasi, berbagi
sumberdaya, berbagi manfaat, dan bertanggung jawab dalam pengambilan
keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah.

Dalam proses kolaborasi terdapat lima (5) tahap utama yaitu:

Tahap I, Dialog tatap muka.


Dialog tatap muka adalah kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk
kolaborasi. Dalam dialog antar muka sering terjadi perbedaan pandangan
antar stakeholder, masing-masing ingin memperkuat stereotip dan saling
meningkatkan antagonismenya, namun dialog tersebut memang diperlukan

59
untuk membangun kolaborasi yang efektif untuk mencapai konsensus
bersama.

Tahap II, Membangun kepercayaan.


Membangun kepercayaan adalah proses yang memakan waktu dan
membutuhkan komitmen jangka panjang untuk mencapai kolaboratif. Oleh
karena itu, jika sejarah menunjukkan adanya antagonisme antar stakeholder,
maka pembuat kebijakan atau stakeholder harus mencari waktu untuk
membangun kepercayaan kembali. Jika antar stakeholder tidak mampu
membangun kepercayaan maka proses kolaboratif tidak mungkin bisa
dilakukan.

Tahap III, Komitmen pada proses.


Komitmen dari para stakeholder dalam melakukan kolaborasi menjadi salah
satu faktor penting keberhasilan proses kolaborasi. Meskipun demikian dalam
melaksanakan komitmen ini terkadang penuh dengan dilema. Misalnya
stakeholder harus mematuhi hasil musyawarah sebagai bentuk komitmen
walaupun keputusan tersebut mengharuskan bergabung dengan stakeholder
yang berbeda pandangan. Oleh sebab itu maka komitmen memerlukan
kepercayaan agar tanggung jawab masing-masing stakeholder dapat
dijalankan dengan baik.

Tahap IV, Pemahaman bersama.


Pada beberapa titik dalam proses kolaboratif, para pemangku kepentingan
harus mengembangkan pemahaman bersama. Pemahaman bersama
menyangkut visi bersama, misi yang sama, kesamaan tujuan, ideologi
bersama, tujuan yang jelas, arah yang jelas dan strategis, penyelarasan nilai-
nilai inti, dan penyelarasan pada definisi masalah.

Tahap V, Hasil antara (intermediate outcome).


Literatur menunjukkan bahwa kolaborasi akan terjadi ketika tujuan dan
keuntungan dari kolaborasi sifatnya konkret.

60
2. Strategi Kolaborasi Pemanfaatan Platform Teknologi Secara Tatap
Muka/Langsung
Kolaborasi kreatif sangat diperlukan agar kita tetap bisa unggul bersama-
sama dengan tim. Dilansir dari website entrepreneur, ada 4 cara yang bisa
kita terapkan untuk meningkatkan kolaborasi yang kreatif. Apa saja ya? Yuk,
kita simak penjelasannya berikut ini.

a. Pastikan Seluruh Anggota Tim Benar-benar Diikutsertakan.


Hal pertama dan paling utama untuk kita pikirkan adalah memastikan
bahwa seluruh anggota tim memang benar-benar dilibatkan dalam setiap
proses pekerjaan. Jangan biarkan mereka merasa tertinggal atau merasa
“left out”. Percaya deh, itu adalah hal yang sangat menyakitkan. Ketika
ada salah satu atau beberapa anggota tim yang merasa tertinggal, maka
kolaborasi kreatif tidak akan terbentuk dengan baik.

b. Kurangi Penggunaan E-mail sebagai Media Kolaborasi.


Penggunaan e-mail memang masih sangat terkenal sampai sekarang.
Dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Hightail menunjukkan bahwa
sepertiga responden bekerja pada proyek kolaborasi kreatif yang tidak
selesai dengan tepat waktu (terlambat). Wah, mengapa bisa terjadi seperti
itu ya? Faktanya, 66% orang di dalam proyek tersebut hanya melakukan
peninjauan terhadap proyek tersebut melalui email. Maknanya, mereka
melihat dan mengecek dokumen-dokumen visual yang dikirim melalui e-
mail seperti, gambar dan video. Sayangnya, hanya 30% orang yang
menggunakan email sebagai media kolaborasi yang efektif untuk
memberikan umpan balik terhadap dokumen- dokumen visual tersebut.
Lalu, apa solusinya? Daripada terlalu terpaku pada email sebagai media
kolaborasi, mengapa tidak menggunakan cara komunikasi yang lebih
efektif seperti berdiskusi secara langsung (presentasi), video
conferencing atau meeting online.

61
c. Tingkatkan Frekuensi dalam Berkomunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim kerja dengan kolaborasi tim
yang sangat baik ternyata selalu menjaga komunikasi mereka dengan
teratur. Maksudnya, frekuensi mereka dalam berkomunikasi sangatlah
sering. Semua anggota tim saling mengobrol, berinteraksi,
mendengarkan satu sama lain. Mereka juga sering terlibat dalam
komunikasi informal seperti minum kopi bersama di luar kantor untuk
mencari ide bersama-sama atau sekedar menikmati indahnya sore
bersama rekan-rekan kerja. Komunikasi yang terjalin dengan frekuensi
yang tinggi akan memudahkan pembentukan kolaborasi kreatif.

3. Praktik Baik Berkolaborasi dalam Pemanfaatan Platform Teknologi Secara


Tatap Muka/Langsung
Fenomena Kolaborasi muncul dikalangan Sahabat Rumah Belajar (SRB)
sejak tahun 2018. Ketika 30 SRB terpilih dari masing-masing provinsi
ditugaskan untuk mensosialisasikan pemanfaatan portal Rumah Belajar.

Kolaborasi dapat berjalan berdasarkan persamaan persepsi dan keinginan


untuk saling berkompromi. Kolaborasi SRB memiliki persamaan persepsi
untuk berbagi Praktik Baik Pemanfaatan Platform Teknologi. Kompromi
untuk saling membantu antar Sahabat Teknologi menuntaskan tugas pada
level 4, yaitu level Berbagi. Tahap dimana SRB telah melalui proses 3 level
dan dinyatakan lolos ke level 4 pada pelatihan Pembelajaran berbasis TIK
(PembaTIK). Suatu pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan
kompetensi Guru agar melek teknologi, berupa Program Peningkatan
Kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan
kompetensi TIK Guru UNESCO. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4
level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi.

Kesempatan belajar, berkreasi, mengimplementasi dan berbagi menjadi


tantangan yang harus dituntaskan. Dalam masa pandemi, dimana
pembelajaran dilakukan jarak jauh, maka kolaborasi menjadi inovasi para
SRB untuk menuntaskan tugas tersebut
62
Kolaborasi bukan hanya pada wilayah provinsinya, namun meluas hingga
kolaborasi secara nasional. Sebut saja kolaborasi Parade SRB Lampung,
Parade SRB Provinsi Riau, Obrolan Santai SRB Sumut (ObSeSS), SRB
Kalbar Berbagi, Guru BERDAULAT Kaltim dan lainnya yang terbentuk di
tingkat provinsi. Sedangkan secara nasional, kolaborasi ditunjukkan melalui
kelompok SRB Nusantara Berbagi, SRB Sumbagsel Berbagi, KOLaborasi
AsyiK RUMah BELajar (Kolak Rumbel), SRB Lintas Nusantara, Kolaborasi
Indonesia Raya dan masih banyak lagi.

Tentu saja bentuk kolaborasi dalam jaringan (daring) akan berbeda dengan
kolaborasi luar jaringan (luring) atau tatap muka langsung. Jika kolaborasi
daring dengan luar provinsi akan mudah dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi video conference akan tetapi kolaborasi tatap muka langsung akan
sulit dilakukan karena posisi geografis masing-masing daerah berbeda.

Perlu strategi khusus dalam melakukan kolaborasi tatap muka langsung.


Kedekatan jarak antar wilayah menjadi pertimbangan utama. Kedekatan
emosional perlu dibangun agar kendala jarak antar wilayah menjadi terasa
dekat dan tentu saja diperlukan strategi komunikasi dan negosiasi yang
sudah sahabat pahami agar tujuan yang ingin dicapai dalam berkolaborasi
dapat terwujud dan berjalan lancar.

Berikut contoh-contoh praktik baik dalam membangun kolaborasi dengan


stakeholder.
a. Kolaborasi dengan Pusdatin Kemendikbudristek
Sebagai perwakilan Pusdatin di daerah, Duta Teknologi maupun Sahabat
Teknologi menjadi perpanjangan tangan Pusdatin dalam
mensosialisasikan produk-produk maupun program yang digelar oleh
Pusdatin Kemendikbudristek untuk mensukseskan program yang
dicanangkan oleh Kemdikbudristek sebagai upaya mewujudkan Merdeka
Belajar atau dapat diistilahkan sebagai “Connecting The Dots”.

63
Gambar 3.1 Kepala Pusdatin Kemendikbudristek memberikan pemaparan
mengenai peranan Duta Teknologi sebagai Jangkar Teknologi Pendidikan
Indonesia

Sahabat teknologi diharapkan dapat bergerak dan menginspirasi


mewujudkan Merdeka Belajar melalui berbagai praktik baik dalam
memanfaatkan platform teknologi yang disediakan oleh
Kemendikbudristek melalui Pusdatin. Untuk itu Sahabat perlu
berkoordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan stakeholder
terutama Pusdatin Kemendikbudristek.

Gambar 3.2 Foto Pusdatin bersama seluruh Duta Teknologi dari 34 Provinsi se-
Indonesia

64
Kolaborasi dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan yang
menghadirkan narasumber dari pusdatin kemendikbudristek, atau
memfasilitasi pusdatin dalam pendampingan Monitoring Pemanfaatan
Platform Teknologi di daerah, sosialisasi program lomba atau
peningkatan kompetensi untuk siswa dan guru seperti PembaTIK,
Kihajar, Bug Bounty maupun kegiatan kolaborasi lainnya.

Gambar 3.3 Kolaborasi dengan Pusdatin Kemendikbudristek dalam Kegiatan


Monitoring Pemanfaatan Platform Digital

65
Gambar 3.4 Kolaborasi dengan Pusdatin Kemendikbudristek dalam kegiatan
sosialisasi program PembaTIK, Kihajar dan Bug Bounty kepada Guru dan Siswa
SMA/SMK serta Mahasiswa dan Dosen di Provinsi Bali

b. Kolaborasi dengan Kepala daerah (Walikota/Bupati)


Sebagai Duta Teknologi atau Sahabat Teknologi penting sekali memiliki
hubungan yang baik dengan kepala daerah. Kepala daerah memegang
peranan penting dalam membantu mewujudkan kegiatan yang diinisiasi
oleh Duta Teknologi dan Sahabat Teknologi. Dukungan kepala daerah
dapat menjadi penggerak, motivasi dan dorongan bagi guru-guru untuk
memanfaatkan platform teknologi. Namun, dengan dibangunnya
kepercayaan melalui kiprah dan bukti nyata praktik baik yang sudah
dilakukan oleh Duta Teknologi atau Sahabat Teknologi, tentu kolaborasi
tersebut dapat diwujudkan, meskipun hal ini bukanlah hal yang mudah.

66
Gambar 3.5 Kolaborasi dengan Bupati Baubau (pakaian putih di tengah) pada
Pelatihan Asesmen Pembelajaran berbasis digital, Pemanfaatan belajar.id dan
Kiat Sukses Seleksi Program Guru Penggerak

c. Kolaborasi dengan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi


Balai Penjaminan Mutu Pendidikan atau disingkat BPMP sebagai
Lembaga di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek
merupakan mitra strategis yang bisa diajak kolaborasi. BPMP menaungi
pendidikan semua jenjang mulai dari Pendidikan dasar, Pendidikan
menengah maupun Pendidikan kesetaraan. Bentuk kolaborasi bisa
dengan berbagai cara diantaranya kolaborasi dengan Widyaiswara
BPMP dalam menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pemanfaatan
Platform Teknologi

67
Gambar 3.6 Kegiatan Audiensi Duta Teknologi Kemendikbudristek kepada BPMP
Provinsi Bali dalam berdiskusi terkait pengoptimalan pemanfaatan platform
teknologi dari Kemendikbudristek

Gambar 3.7 Kolaborasi dengan BPMP dalam Pelatihan Perencanaan,


Penatausahaan dan Pelaporan sekolah menggunakan Platform SDS, Platform
Rapor Pendidikan dan Platform Merdeka Mengajar

68
Gambar 3.8 Kolaborasi antara BPMP dan Duta Teknologi Kemendikbudristek
dalam Bimtek Pemanfaatan Chromebook dalam pembelajaran

Video 3.1 Dokumentasi Kolaborasi antara Duta Teknologi dan BPMP dalam
Pendampingan Pemanfaatan Chromebook dalam Pembelajaran
Tautan 3.1 Dokumentasi Kolaborasi BPMP dan Duta Teknologi dalam
pemanfaatan chromebook dan akun belajar.id - YouTube

69
d. Kolaborasi dengan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP)/Balai Guru
Penggerak (BGP) Provinsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2022 BBGP/BGP memiliki
tugas untuk melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan guru,
pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah, kepala
sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah.

Sahabat teknologi dapat menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan


BBGP/BGP di provinsi masing-masing untuk turut berperan dalam
percepatan digitalisasi pendidikan di daerah.

Gambar 3.9 Kegiatan Audiensi Duta Teknologi Kemendikbudristek kepada


BBGP/BGP Provinsi dalam berdiskusi terkait pengoptimalan pemanfaatan
platform teknologi dari Kemendikbudristek

Salah satu bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan antara BBGP/BGP,


Sahabat Teknologi dan Duta Teknologi adalah kolaborasi yang berkaitan
dengan pemanfaatan Platform Merdeka Belajar dalam mengoptimalkan
Implementasi Kurikulum Merdeka.

70
Gambar 3.10 Kegiatan Duta Teknologi Kemendikbudristek bersama BBGP/BGP
Provinsi dalam pengoptimalan pemanfaatan platform teknologi dari
Kemendikbudristek

Video 3.2 Dokumentasi Kolaborasi antara Duta Teknologi dan BGP


Tautan 3.2 Dokumentasi Kolaborasi antara Duta Teknologi dan BGP -
YouTube

e. Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi


Dengan diberlakukannya UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah maka terjadi perubahan dalam pengelolaan urusan bidang
pendidikan menengah. Undang-undang tersebut mengamanatkan
kewenangan pengelolaan SMA/SMK/SLB yang sebelumnya dikelola oleh
kabupaten/kota diserahkan ke pemerintah provinsi. Peserta PembaTIK
dapat berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi untuk menjangkau
guru-guru pada jenjang SMA/SMK/SLB. Kolaborasi dapat berupa membuat
pelatihan TIK bagi guru-guru yang menghadirkan kepala Dinas Pendidikan
Provinsi. Hal ini menjadi langkah positif untuk membangun kepercayaan
71
dan kemitraan dengan dinas Pendidikan dalam membantu program
digitalisasi pendidikan.

Gambar 3.11 Audiensi Duta Teknologi dengan Kadis Pendidikan Provinsi

f. Kolaborasi dengan Balai Tekkomdik


Di setiap provinsi memiliki UPTD yang membidangi Pelayanan Teknologi
Pendidikan yang bernama Balai Tekkomdik. Sahabat Teknologi bisa
berkolaborasi dan mensinergikan dengan program yang dimiliki oleh Balai
Tekkomdik.

Untuk melihat beberapa dokumentasi kegiatan kolaborasi antara Balai


Tekkomdik dan Duta Teknologi, mari kita simak video berikut.

Video 3.3 Dokumentasi Kolaborasi Balai Tekkomdik dan Duta Teknologi


Tautan 3.3 Dokumentasi Kolaborasi UPTD BPTEKDIK dan Duta Tenologi
Provinsi Bali - YouTube

72
Gambar 3.12 Audiensi dengan kepala Balai Tekkomdik dan Pelatihan
Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK bekerjasama dengan Balai
Tekkomdik

g. Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan kabupaten/Kota


Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota juga memiliki peran penting terutama
dalam menggerakkan sekolah untuk jenjang PAUD,SD, dan SMP.
Kolaborasi bisa dalam bentuk sinergi beberapa program misalnya Pelatihan
atau Bimbingan Teknis Pemanfaatan akun belajar.id dan platform teknologi
lainnya. Selain itu Duta Teknologi juga dapat membangun komunikasi dan
koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam
mensosialisasikan program PembaTIK dan Kihajar STEM yang merupakan
program tahunan dari Pusdatin Kemendikbudristek sebagai upaya
peningkatan kompetensi Guru dan Murid dalam memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran dan keterampilan era abad 21.

73
Gambar 3.13 Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dalam Bimtek
Pemanfaatan Platform Teknologi

Gambar 3.14 Membangun komunikasi dan koordinasi dalam berkolaborasi dengan


Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten untuk melakukan sosialisasi Program
PembaTIK dan Kihajar STEM 2023

h. Kolaborasi dengan Organisasi Profesi Guru


Kolaborasi dengan Organisasi profesi guru seperti PGRI (Persatuan Guru
Seluruh Indonesia), IGI (Ikatan Guru Indonesia) dan organisasi profesi
lainnya sangat penting dilakukan karena organisasi tersebut menaungi dan
beranggotakan guru/pendidik dari berbagai jenjang. Kolaborasi dengan
organisasi profesi guru dapat berbentuk kegiatan Workshop maupun
Pelatihan. Video Kolaborasi dengan Organisasi Profesi Guru dapat dilihat
pada video berikut:

74
Video 3.4 Kolaborasi dengan organisasi Profesi Guru
Tautan 3.4 Asesmen Pembelajaran Berbasis Digital, Pemanfaatan Akun
Belajar, Kiat Sukses Seleksi Guru Penggerak - YouTube

Gambar 3.15 Kolaborasi dengan Organisasi Profesi guru

i. Kolaborasi dengan Komunitas Belajar


Komunitas Belajar adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan
pendidik lainnya yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama
terhadap transformasi pembelajaran melalui interaksi secara rutin dalam
wadah di mana mereka berpartisipasi aktif.

Komunitas Belajar merupakan salah satu strategi yang diterapkan


Kemedikbudristek dalam mendukung pendidik dan tenaga kependidikan
untuk dapat mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah
pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum Merdeka.
Terdapat tiga jenis komunitas belajar, yaitu komunitas belajar dalam
sekolah, komunitas belajar antar sekolah dan komunitas daring. Sahabat
75
teknologi dapat berkolaborasi dengan komunitas belajar yang ada disekitar
sahabat maupun komunitas yang terdaftar di PMM (Platform Merdeka
Mengajar).

Komunitas belajar dalam sekolah terutama komunitas belajar tempat


Sahabat Teknologi bertugas merupakan salah satu mitra kolaborasi yang
sangat penting. Sekolah tempat Sahabat bertugas dapat diibaratkan seperti
rumah bagi Sahabat, yang tentunya perlu dibangun kolaborasinya terlebih
dahulu sebelum Sahabat berkolaborasi dengan pihak lain di luar sekolah.
Idealnya, Sahabat dapat menjadi penggerak bagi komunitas belajar di
sekolah untuk mengajak, mendampingi dan membimbing rekan-rekan
pendidik untuk memanfaatkan platform teknologi dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kolaborasi Sahabat dapat
dilakukan dengan melakukan pembimbingan pemanfaatan platform
teknologi dalam bentuk pertemuan rutin, InHouse Training maupun
workshop teknis lainnya.

Gambar 3.16 Kolaborasi dengan Komunitas Belajar dalam Sekolah

Selain berkolaborasi dengan komunitas belajar dalam sekolah, Sahabat


juga dapat berkolaborasi dengan komunitas antar sekolah, seperti misalnya
komunitas guru penggerak. Bentuk kolaborasi bisa dalam bentuk
pendampingan pemanfaatan platform teknologi, pelatihan atau workshop
pembelajaran digital dengan memanfaatkan platform teknologi.

76
Gambar 3.17 Kolaborasi dengan Komunitas Guru Penggerak

Selain dengan Komunitas Guru Penggerak, Sahabat juga dapat


berkolaborasi dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). MGMP
merupakan perkumpulan guru mata pelajaran sejenis dari berbagai sekolah
dalam lingkup kabupaten/kota. Kolaborasi dengan organisasi ini juga
penting. Bentuk kolaborasi bisa dalam bentuk pendampingan pemanfaatan
platform teknologi, Pelatihan atau workshop pembelajaran digital dengan
memanfaatkan platform teknologi.

Gambar 3.18 Kolaborasi dengan MGMP

77
D. Latihan
Bagaimana menurut pendapat anda kesulitan dan kendala yang mungkin terjadi
dalam menjalin kolaborasi tatap muka langsung dalam memanfaatkan Platform
Teknologi. Diskusikan dengan rekan sesama Sahabat Teknologi di daerah anda.
Pihak mana saja yang kemungkinan bisa diajak kolaborasi dan bagaimana
bentuknya?

E. Rangkuman
Hubungan antar organisasi masa kini dicirikan oleh saling ketergantungan
(interdependensi) satu sama lain karena situasi lingkungan yang dinamis dan terus
berubah. Perubahan atau pergeseran dari sifat independen ke interdependen telah
melahirkan berbagai pemikiran yang mengarahkan kepada model pengelolaan
bisnis berdasarkan kemitraan, tidak lagi berdasarkan kompetisi (persaingan).

Kolaborasi dianggap sebagai konsep terbaik dan alat negosiasi dan arbitrase
sumberdaya perusahaan dalam bentuk keahlian, akses dan permodalan.

78
Penutup

Sahabat teknologi sudah berada pada bagian akhir Bahan Ajar tentang Membangun
Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pemanfaatan Platform Teknologi. Semoga sahabat
telah mempraktikkan dan menjawab diskusi serta tugas yang ada dalam setiap
kegiatan belajar. Agar sahabat dapat mengingat kembali materi yang sudah dipelajari,
berikut ini beberapa intisari dari materi yang terdapat pada kegiatan belajar. Bahan
Ajar ini membahas tentang komunikasi Efektif, Negosiasi dan Diplomasi serta Strategi
Berkolaborasi dalam Pemanfaatan Platform Teknologi Secara Tatap Muka/Langsung.
Komunikasi terbagi tiga jenis yaitu komunikasi intrapersonal, interpersonal dan publik.
Setiap jenis komunikasi memiliki karakteristik dan tujuan tersendiri. Dalam komunikasi
efektif dikatakan berhasil jika komunikator maupun komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama terhadap pesan. Dalam membangun komunikasi yang efektif
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu credibility, context, content, clarity,
continuity dan consistency, capacity of audience, dan channel of distribution.

Selain penggunaan komunikasi yang efektif, kemampuan negosiasi dan kolaborasi


pun perlu dikuasai oleh Sahabat Teknologi. Kolaborasi bisa dilakukan dalam berbagai
bentuk seperti Sosialisasi, Workshop, Bimbingan Teknis, pelatihan, InHouse Training
dan bentuk-bentuk lainya dengan berbagai stakeholder di daerah seperti BPMP,
BBGP/BGP, Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala daerah, Balai Tekkomdik, Dinas
pendidikan kabupaten/Kota, Organisasi Profesi Guru, Komunitas belajar dan
organisasi pendidikan lainya.

Apabila sahabat teknologi Sahabat Teknologi sudah mempraktekkan dan menerapkan


strategi Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pemanfaatan Platform Teknologi, silahkan
sahabat Sahabat Teknologi kerjakan latihan atau tes akhir Bahan Ajar. Tes Akhir
Bahan Ajar ini dapat dijadikan sebagai evaluasi diri sebelum sahabat Sahabat
Teknologi mengikuti ujian akhir pelatihan yang akan disediakan oleh penyelenggara
pelatihan. Semoga materi yang telah sahabat Sahabat Teknologi pelajari dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran serta disebarluaskan kepada guru-guru lain
yang belum memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan. Selamat dan Sukses!

79
Tes Akhir Modul

Petunjuk mengerjakan tes akhir bahan ajar:


1. Bacalah keseluruhan soal tes akhir bahan ajar berikut ini terlebih dahulu sebelum
Sahabat Teknologi mulai mengerjakannya satu demi satu.
2. Mulailah menjawab soal-soal yang lebih mudah menurut Sahabat Teknologi.
3. Berilah ceklis (v) atau klik pada huruf di depan pilihan jawaban yang menurut
Sahabat Teknologi benar.
4. Kembangkanlah rasa percaya diri Sahabat Teknologi dan usahakanlah
berkonsentrasi penuh mengerjakan semua soal tes akhir bahan ajar.
5. Sahabat dapat melakukan latihan dengan menggunakan Quizizz yang dapat
diakses pada link berikut: https://quizizz.com/join/quiz/start
6. Selamat mengerjakan soal tam dan sukses!

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.


1. Tahap interpretasi informasi yang telah terkumpul dalam pikiran saat
berkomunikasi disebut tahap…
a. Encoding
b. Transmitting
c. Receiving
d. Decoding
e. Tahap proses penciptaan gagasan, pesan atau informasi

2. Dalam kegiatan komunikasi dua arah, masing-masing pihak yang terlibat dalam
kegiatan komunikasi melakukan proses encoding, yang artinya …..
a. Menerima pesan
b. Membentuk kode-kode pesan
c. Memecahkan kode-kode pesan
d. Menginterpretasikan kode-kode pesan
e. Memahami pesan

80
3. Pesan yang disampaikan oleh komunikator pada komunikan dapat berbentuk
a. Langsung – tidak langsung
b. Individu – kelompok
c. Satu tahap – dua tahap
d. Verbal – non verbal
e. Satu arah – dua arah

4. Pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkuit saraf internal disebut…
a. Encoding
b. Decoding
c. Memori
d. Sensasi persepsi

5. Gerakan yang ditimbulkan orang dalam berkomunikasi baik gerakan sebagian


anggota badan (gesture) maupun keseluruhan anggota badan (postur), disebut…..
a. Deskripsi verbal
b. Petunjuk proksemik
c. Petunjuk kinesik
d. Facial
e. Petunjuk artifaktual

6. Atraksi interpersonal akan terjadi jika didorong oleh faktor faktor situasional berikut
ini, kecuali
a. Ketertarikan fisik
b. Kesamaan (similarity)
c. Kemampuan (ability)
d. Kedekatan (proximity)
e. Tekanan emosional (stress)

7. Pada proses komunikasi publik melibatkan aspek kognitif dan aspek emosional.
Proses komunikasi yang melibatkan aspek kognitif dan emosional itu dalam bahasa
komunikasi disebut…

81
a. Komunikasi asertif
b. Komunikasi pasif
c. Komunikasi persuasif
d. Komunikasi agresif
e. Komunikasi progresif

8. Komunikasi yang berisi ajakan yang dibungkus dengan kata-kata yang cenderung
tidak memaksa disebut…
a. Claim
b. Warrant
c. Data
d. Device
e. Moderation

9. Seorang peserta PembaTIK sedang berdiskusi dengan kepala dinas mengenai


rencana kegiatan berbagi praktik baik pemanfaatan platform teknologi. Dalam
diskusi tersebut menyepakati waktu, tempat dan program kegiatan yang akan
dilaksanakan. Aktivitas yang dilakukan peserta PembaTIK tersebut, termasuk jenis
komunikasi….
a. Intrapersonal
b. Interpersonal
c. Public
d. Massa

10. Ibu Rita sedang melakukan presentasi tentang pemanfaatan platform teknologi di
sebuah instansi profesi. Sebelum presentasi ia melakukan komunikasi
intrapersonal tentang style, warna, pakaian yang sesuai. Ibu Rita memperhatikan
faktor situasional dalam komunikasinya. Faktor tersebut adalah…
a. Petunjuk artifaktual
b. Keseluruhan anggota badan (postur)
c. Deskripsi verbal
d. Petunjuk proksemik
e. Petunjuk kinesik

82
Kunci jawaban tes akhir bahan ajar membangun komunikasi dan kolaborasi
Kunci
No
Jawaban
1. D
2. B
3. D
4. A
5. C
6. E
7. C
8. B
9. B
10. A

83
Daftar Pustaka

Hardjana, A. M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Kanisius, 2003.

Huda, Muhammad Nurul. Komunikasi Pendidikan (Teori dan Aplikasi Komunikasi


dalam Pembelajaran). Tulungang: STAIN Tulungagung, 2013.

Maryam, E. W., & Paryontri, R. A. Buku Ajar Psikologi Komunikasi (D. Nastiti (ed.)).
UMSIDA Press.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+artikel+il
miah&btnG=, 2020.

Maulana, H., & Gumelar, G. Psikologi Komunikasi Persuasi. Jakarta Akademia


Permata, 2013.

Parengkuan, E. Strategi Sukses Berkomunikasi Secara Efektif: Membuat Pidato


Menjadi Tidak Membosankan (3 ed.). Gramedia Pustaka Utama, 2021.

Putri, K. Y. S. Teori Komunikasi (D. Angraeni (ed.); 1 ed.). NerbitinBuku.com, 2017.

Simamora, P. R. T. Komunikasi Organisasi (W. M. Kifti & J. Hutahaean (ed.)). Yayasan


Kita Menulis, 2021.

Soyomukti, N. Pengantar Ilmu Komunikasi. In M. Sandra (Ed.), AR-RUZZ MEDIA (2


ed.). AR RUZZ MEDIA, 2012.

Zulkarnain, I., Asmara, S., & Sutatminingsih, R. Membentuk Konsep Diri Melalui
Budaya Tutur Tinjauan Psikologi Komunikasi, 2020.

https://www.studilmu.com/blogs/details/4-cara-meningkatkan-kolaborasi-yang-kreatif

84

Anda mungkin juga menyukai