Anda di halaman 1dari 70

i

LEMBAR PENGESAHAN
NASKAH HYPERMEDIA
PROGRAM BIMTEK PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (PEMBATIK)

JUDUL:
Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK dalam Pembelajaran
SASARAN:
Guru dan Tenaga Kependidikan

PENULIS 1 PENULIS 2 PENGKAJI MEDIA

Putu Sri Utami Dewi Ardhi Nurwijaya Saleh Sarifudin

BALAI LAYANAN PLATFORM TEKNOLOGI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
2023

ii
Kata Sambutan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kemendikbudristek

Bapak dan lbu guru yang saya hormati dan banggakan. Puji dan syukur
senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-
Nya, kita senantiasa diberikan kesehatan hingga saat ini sehingga tetap semangat
mengabdi dan membangun masa depan pendidikan kita.
Percepatan teknologi digital melesat begitu cepat, tidak terbendung apapun.
Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 berdampak besar bagi kehidupan, termasuk
dalam dunia pendidikan. Era Education 4.0 menggambarkan betapa perkembangan
teknologi digital telah sampai pada tahapan integrasi kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence), berpengaruh besar ke dalam berbagai perangkat dan aplikasi digital
dalam system pendidikan dan mekanisme pembelajaran. Perubahan dinamika
masyarakat Society 5.0 pun turut andil dalam transformasi pendidikan, secara formal,
non-formal, dan informal, dimana aksesibilitas terhadap segala macam informasi dapat
dilakukan dengan mudah dan terbuka melalui berbagai layanan berbasis data di
internet. Jika pada era Education 4.0 aspek penekanannya lebih pada faktor
teknologinya sebagai objek, di era society 5.0 aspek yang lebih ditekankan adalah
pada faktor manusia-nya sebagai pusat (human-centered) atau subjek yang mampu
dengan bijak dan kritis menyikapi dan berbagai macam perkembangan teknologi tanpa
meninggalkan aspek-aspek humanisme-nya. Oleh karenanya, sudah saatnya
Bapak/lbu guru dan kita semua bertransformasi dari paradigma human resources
development menuju human capital.
Salah satu langkah nyata menjawab kebutuhan transformasi dimaksud adalah
kebijakan Merdeka Belajar. Program Merdeka Belajar memiliki misi mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terbentuknya
profil Pelajar Pancasila. Sehingga proses pembelajaran yang harus dibangun dan
dikembangkan adalah proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kompetensi
pendidik serta menyenangkan dan berorientasi pada siswa. Program ini memberikan
semangat perubahan untuk menentukan cara terbaik menerapkan metode dan inovasi
pembelajaran bagi peserta didik melalui pemanfaatan Teknologi lnformasi dan
Komunikasi (TIK).

iii
Kemampuan Bapak dan Ibu guru mengintegrasikan TIK ke dalam proses
pembelajaran diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa, mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK, meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan
siswa menyelesaikan soal- soal dengan penalaran yang lebih baik. Bapak dan lbu guru
dituntut memiliki kompetensi memanfaatkan TIK yang memadai karena harus
memenuhi Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang diaktualisasikan
terutama untuk kepentingan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dan untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri (kompetensi profesional).
Dalam pengembangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan
kebudayaan Kemendikbudristek telah mengembangkan Platform Merdeka Mengajar,
sebagai salah satu sarana pendukung untuk membantu guru memahami Kurikulum
Merdeka baik secara mandiri, melalui pelatihan, maupun dari rekan sejawat. Disini
tersedia beragam materi dan referensi mengajar. Platform ini juga menjadi sarana guru
untuk berbagi praktik baik dalam fitur Bukti Karya.
Agar layanan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, diperlukan
pengembangan kompetensi TIK guru. Salah satunya melalui program PembaTIK
2023. Ajang ini bertujuan membimbing guru untuk mencapai literasi digital sesuai
standar nasional, yang mencakup literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi, dan
literasi media, dan berujung pada implementasi Merdeka Belajar.
Saya sangat bangga dengan semangat guru-guru Indonesia mengikuti Program
PembaTIK 2023 yang saya yakini akan meningkatkan kemampuan Bapak dan lbu guru
dalam menguatkan ekosistem digital Pendidikan dengan berkarya dan berbagi untuk
wujudkan Merdeka Belajar. Hal ini sangat penting demi mewujudkan tujuan mulia
mencetak generasi emas Indonesia yang cerdas, kreatif dan inovatif siap dengan
segala tantangan Revolusi lndustri 4.0 dan Society 5.0.

iv
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek) dapat menyelenggarakan Program Pembelajaran Berbasis TIK
(PembaTIK) 2023. Program ini telah berjalan sejak tahun 2017 hingga saat ini, dan
selalu menjadi program unggulan dalam peningkatan kompetensi TIK guru melalui
bimbingan teknis pembelajaran berbasis TIK (Bimtek PembaTIK) yang mengacu pada
standar kompetensi TIK guru dari UNESCO. Pengembangan program Bimtek
PembaTIK dilakukan dinamis dan adaptif terhadap arah kebijakan prioritas
Kemendikbudristek serta perkembangan teknologi.
PembaTIK diselenggarakan berjenjang 4 (empat) level, yaitu level 1-Literasi
TIK, level 2-Implementasi TIK, level 3-Kreasi TIK, dan level 4-Berbagi dan
Berkolaborasi. Peserta PembaTIK berkolaborasi dan juga berkompetisi pada
pembelajaran ini. Kompetisi ini untuk memacu peserta menghasilkan karya-karya
terbaiknya. Peserta yang berhasil menyelesaikan Pembatik sampai level 4 akan
menjadi guru hebat yang telah membuktikan kompetensi TIK secara lengkap. Guru-
guru ini akan menjadi inspirasi bagi guru-guru di wilayah representatif mereka dalam
mengoptimalkan TIK untuk inovasi pembelajaran di kelasnya. Mereka diharapkan
dapat menjadi mitra Dinas Pendidikan provinsi, Kabupaten/kota masing-masing dalam
menggerakkan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran.
Penyelenggaraan PembaTIK 2023 mengusung tema “Menguatkan Ekosistem
Digital Pendidikan dengan Berkarya dan Berbagi untuk Wujudkan Merdeka Belajar”.
Level 2 merupakan tahapan implementasi. Adapun materi PembaTIK level 2 terdiri
atas 4 (empat) bahan ajar yang disusun untuk memberikan wawasan dalam
Implementasi TIK meliputi: (1) Optimalisasi pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
digital; (2) Penerapan model pembelajaran berbasis sumber belajar digital; (3)
Pengelolaan kelas teritegrasi TIK dalam pembelajaran, dan; (4) Dasar-dasar
pengembangan media pembelajaran berteknologi digital.
Pada akhir pembelajaran, peserta diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
dan menjadi key person untuk berbagi praktik baik dalam implementasi pemanfaatan
TIK dengan bekal kemampuan:
1. memahami konsep pemanfaatan TIK secara optimal dalam pembelajaran;
2. memahami fungsi-fungsi sumber belajar digital terbuka berbasis TIK;
v
3. menyusun rancangan pembelajaran terintegrasi TIK;
4. memahami karakteristik dan potensi TIK dalam membelajarkan dan
menciptakan lingkungan belajar;
5. menerapkan model pembelajaran berbantuan TIK;
6. memanfaatkan TIK dalam pengelolaan pembelajaran (data, penilaian, dan lain-
lain);
7. memanfaatkan TIK untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar;
8. memanfaatkan media sosial untuk pembelajaran, dan
9. memanfaatkan video pembelajaran berbasis TIK.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya program PembaTIK ini. Selamat mengikuti program
PembaTIK. Semoga ikhtiar kita untuk menjaga nyala api belajar peserta didik dapat
terwujud dengan hadirnya berbagai inovasi pembelajaran yang menyenangkan oleh
guru-guru Indonesia yang telah menunjukkan kemampuannya beradaptasi
menghadapi dinamika perubahan lingkungan Pendidikan di era digital ini.

Jakarta, 8 Juni 2023


Kepala Pudatin Kemendikbudristek

H. Dr. M. Hasan Chabibie, ST., M.Si.

vi
Daftar Isi

Kata Sambutan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek


.................................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................ v
Daftar Isi .................................................................................................................... vii
Daftar Gambar .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ................................................................................................................ ix
Daftar Video ................................................................................................................. x
Daftar Tautan .............................................................................................................. xi
Peta Materi ................................................................................................................ xii
Pendahuluan .............................................................................................................13
A. Latar Belakang ................................................................................................14
B. Tujuan .............................................................................................................16
C. Peta Kompetensi.............................................................................................16
D. Ruang Lingkup Penggunaan Modul ................................................................16
E. Saran dan Cara Penggunaan Modul ...............................................................17
Kegiatan Belajar 1 .....................................................................................................18
Lingkungan Belajar dalam Pembelajaran ..................................................................18
A. Tujuan Belajar .................................................................................................18
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ..................................................................18
C. Uraian Materi ..................................................................................................18
D. Rangkuman.....................................................................................................37
E. Latihan ............................................................................................................39
Kegiatan Belajar 2 .....................................................................................................42
Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK sesuai Lingkungan Belajar ...............................42
A. Tujuan Belajar .................................................................................................42
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ..................................................................42
C. Uraian Materi ..................................................................................................42
D. Rangkuman.....................................................................................................62
E. Latihan ............................................................................................................63
Tes Akhir Modul .........................................................................................................66
Daftar Pustaka ...........................................................................................................70

vii
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Contoh Lingkungan Belajar Secara Luring ...........................................21


Gambar 2.2 Contoh Lingkungan Belajar Secara Daring ..........................................23
Gambar 2.3 Blended Learning .................................................................................24
Gambar 2.4 Skema LMS..........................................................................................27
Gambar 2.5 Tampilan Fitur Meeting di Microsoft Teams .........................................33
Gambar 2.6 Daftar Video Pelatihan Microsoft Teams ..............................................34
Gambar 2.7 Tampilan Halaman Muka LMS yang Dibuat dari Moodle .....................35
Gambar 3.1 Lingkup Standar Proses .......................................................................45
Gambar 3.2 Media Pembelajaran ............................................................................46
Gambar 3.3 Bagan Aspek Pembelajaran Terdiferensiasi ........................................50
Gambar 3.4 Perangkat TIK ......................................................................................53
Gambar 3.5 Bagan Aktivitas Sebelum Menggunakan Laboratorium TIK .................54
Gambar 3.6 Cara Akses Ide Praktik Terkait Refleksi Guru di PMM .........................58
Gambar 3.7 Cara Akses Bukti Karya Praktik Baik di PMM ......................................59

viii
Daftar Tabel

Tabel 3.1 Identifikasi Situasi Awal dalam Memanfaatkan Laboratorium TIK ........55
Tabel 3.2 Identifikasi Aktivitas Pembelajaran Terintegrasi TIK ............................60

ix
Daftar Video

Video 1.1 Pengantar Modul Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK dalam


Pembelajaran .......................................................................................13

Video 2.1 Berselancar di Kelas Maya dengan Google Classroom .......................31

Video 2.2 Cara Membuat Kelas Mata Pelajaran di Microsoft Teams ...................33

Video 2.3 Cara Sederhana Menggunakan E-Learning dengan Moodle ...............35

Video 3.1 Pembelajaran Station Rotation, Belajar Jadi Asyik dan Menyenangkan ..
..................................................................................................56

Video 3.2 Pembelajaran Berdiferensiasi Mata Pelajaran Informatika Fase D Kelas


7 .....................................................................................................59

x
Daftar Tautan

Tautan 1.1 Video Pengantar Modul 7 PembaTIK 2023 - YouTube ........................13


Tautan 2.1 ADAPTING BLENDED LEARNING TO TRADITIONAL EDUCATION
METHODS - Edu Abroad Education and Consulting (sherlockedu.de) 24
Tautan 2.2 Learning Management System (LMS) Model. | Download Scientific
Diagram (researchgate.net) .................................................................27
Tautan 2.3 Berselancar di kelas maya dengan Google Classroom - YouTube ......31
Tautan 2.4 CARA MEMBUAT KELAS MATA PELAJARAN DI MICROSOFT TEAMS
- YouTube ............................................................................................33
Tautan 2.5 https://school.moodledemo.net/ ...........................................................35
Tautan 2.6 Tutorial Moodle Untuk Guru : Cara Sederhana Menggunakan Moodle -
YouTube...............................................................................................35
Tautan 3.1 Standar Proses dalam Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 ..........45
Tautan 3.2 https://fkipuniska.ac.id/macam-macam-metode-pembelajaran-
pengertian-jenis-dan-contohnya/ ..........................................................46
Tautan 3.3 ICT Scopes by UNESCO | Download Scientific Diagram
(researchgate.net) ................................................................................53
Tautan 3.4 Pembelajaran Station Rotation, Belajar Jadi Asik dan Menyenangkan -
YouTube...............................................................................................56
Tautan 3.5 Video Apresiasi GTK | Pembelajaran Berdiferensiasi Mata Pelajaran
Informatika Fase D Kelas 7 - YouTube ................................................59

xi
Peta Materi

xii
Pendahuluan

Halo Peserta PembaTIK 2023!

Selamat datang di Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Level 2 Tahun 2023. Pada
kesempatan ini peserta PembaTIK akan mempelajari Modul 7 dengan judul
“Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK dalam Pembelajaran”.

Silahkan saksikan video pengantar modul 7 “Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK


dalam Pembelajaran” melalui tautan berikut ini:

Video 1.1 Pengantar Modul Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK dalam Pembelajaran
Tautan 1.1 Video Pengantar Modul 7 PembaTIK 2023 - YouTube

Peserta PembaTIK 2023,


Pengelolaan kelas dengan TIK perlu disesuaikan dengan lingkungan belajar peserta
didik yang berbeda-beda. Pendidik harus memahami lingkungan belajar untuk
mengelola kelas secara efektif. Pendidik juga perlu meningkatkan kemampuan
pengelolaan kelas dan pembelajaran, salah satunya dengan mengintegrasikan TIK
dalam lingkungan belajar. Kehadiran platform seperti LMS dan aplikasi pembelajaran
juga akan menjadi solusi yang inovatif dalam memfasilitasi pembelajaran di era digital
saat ini. Inovasi pembelajaran yang mengintegrasikan TIK akan membuat
pembelajaran lebih interaktif, kreatif, berkualitas dan mampu mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal.
13
Dalam modul tujuh ini terdiri dari dua materi pokok, yaitu (1) Lingkungan belajar dalam
pembelajaran; dan (2) Pengelolaan kelas terintegrasi TIK dalam pembelajaran.
Peserta PembaTIK akan mempelajari tentang lingkungan belajar dalam pembelajaran,
metode-metode yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
baik, berbagai model pembelajaran, dan alat-alat teknologi untuk membantu
mengelola pembelajaran. Selain itu, peserta juga akan mempelajari tentang
pengelolaan kelas terintegrasi TIK dalam pembelajaran sesuai dengan lingkungan
belajar, pembelajaran terdiferensiasi, refleksi, dan praktik baik.

Peserta pembaTIK yang hebat, demikian penyampaian pengantar modul 7 ini. Selamat
belajar, semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat dan menginspirasi peserta
PembaTIK 2023. Mari menguatkan ekosistem digital pendidikan dengan berkarya
dan berbagi untuk wujudkan Merdeka Belajar.

A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tahun belakangan ini memaksa seluruh
aspek kehidupan untuk melakukan adaptasi dan perubahan dengan cepat. Dalam
bidang pendidikan, banyak institusi pendidikan terpaksa beralih ke pembelajaran
jarak jauh. Selama pandemi, pembelajaran yang dahulunya dilaksanakan secara
tatap muka langsung di kelas atau dikenal dengan istilah luring (luar jaringan)
banyak digantikan dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan
memanfaatkan konektivitas daring (dalam jaringan) atau internet.

Kini pandemi sudah mereda dan aktivitas tatap muka mulai berjalan normal
kembali. Akan tetapi setelah mengalami perubahan, apakah pendidikan harus
kembali seperti dahulu sebelum masa pandemi? Kita tidak boleh mengabaikan
fakta dan cerita praktik baik keberhasilan pembelajaran selama masa pandemi.
Bagaimanapun metode pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi menjadi
lebih berkembang. Setelah pandemi pembelajaran daring sebaiknya tidak
ditinggalkan sepenuhnya, melainkan turut dimanfaatkan dan melengkapi
pembelajaran secara tatap muka. Bagaimana? Apakah kalian setuju?

14
Pembelajaran jarak jauh sebelumnya telah memaksa pendidik untuk mengenal,
memanfaatkan teknologi digital dan menggunakan platform pendidikan daring
dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut membutuhkan perubahan dalam
metode dan strategi mengajar agar dapat tetap berlangsung efektif dan
menyenangkan. Hal itu juga mampu memicu perubahan dalam cara pembelajaran
dan pengelolaan kelas, yang membutuhkan strategi dan keterampilan baru bagi
para guru dan peserta didik. Di era pendidikan mendatang, teknologi dan
digitalisasi pembelajaran akan sangat mungkin lebih sering digunakan oleh
pendidik dan peserta didik.

Selain itu, para pendidik harus menghadapi tantangan dalam memotivasi dan
mempertahankan perhatian peserta didik dalam pembelajaran yang bisa
membosankan dan kurang interaktif. Oleh karena itu, penggunaan TIK, seperti
aplikasi presentasi, aplikasi video conferencing, LMS, dan alat bantu pembelajaran
digital menjadi semakin penting. Pemanfaatan TIK dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran dan memungkinkan pendidik dan peserta didik untuk berkolaborasi.

Modul 7 "Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK dalam Pembelajaran" menjadi


penting dalam memberikan panduan bagi para pengajar untuk mengatasi
tantangan dan memanfaatkan peluang dalam pembelajaran saat ini. Pendidik
dapat memperoleh keterampilan dan strategi baru dalam mengelola kelas
terintegrasi TIK dalam pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran dalam era digital. Dengan mengikuti modul ini, para peserta
pembaTIK akan diberikan pemahaman tentang pentingnya mengintegrasikan TIK
dalam pembelajaran, peserta juga akan belajar cara mengelola kelas terintegrasi
TIK, dan memanfaatkan LMS sebagai platform pembelajaran. Dengan demikian,
guru dapat mengoptimalkan penggunaan TIK dalam pembelajaran, mengatasi
tantangan era digital, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

15
B. Tujuan
Materi Kegiatan Belajar 1: Lingkungan Belajar dalam Pembelajaran
Setelah mempelajari dan melakukan aktivitas belajar pada materi 1, peserta
mampu:
1. Memahami lingkungan belajar
2. Memahami LMS untuk pembelajaran

Materi Kegiatan Belajar 2: Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK sesuai


Lingkungan Belajar
Setelah mempelajari dan melakukan aktivitas belajar pada materi 2, peserta
mampu:
1. Menjelaskan penerapan pengelolaan kelas terintegrasi TIK
2. Menyusun refleksi dan praktik baik dalam pengelolaan kelas terintegrasi TIK

C. Peta Kompetensi
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1, peserta PembaTIK 2023 diharapkan
mencapai kompetensi dalam pemahaman lingkungan belajar, baik daring maupun
luring. Mereka juga diharapkan memahami konsep blended learning dan hybrid
learning, serta penggunaan Learning Management System (LMS) dalam
pembelajaran. Sedangkan pada Kegiatan Belajar 2, peserta diharapkan mampu
menerapkan pengelolaan kelas terintegrasi TIK, mengintegrasikan TIK dalam
lingkungan belajar, menerapkan pembelajaran terdiferensiasi, dan menyusun
refleksi dan praktik baik dalam pengelolaan kelas. Dengan mencapai kompetensi
ini, peserta siap menghadapi tantangan pengelolaan kelas dengan pendekatan TIK
secara efektif dan inovatif.

D. Ruang Lingkup Penggunaan Modul


Peserta PembaTIK 2023, bagaimana dapat memanfaatkan bahan ajar ini dengan
optimal? Silakan Anda dapat memperhatikan langkah-langkah dan petunjuk
penggunaan bahan ajar berikut ini:
1. Pahami latar belakang, tujuan pembelajaran, dan indikator pencapaian pada
masing-masing kegiatan belajar.
2. Pelajari materi dan akses sumber informasi interaktif seperti gambar, code dan
video yang tersedia. Bila perlu Anda bisa lengkapi dengan catatan.

16
3. Lakukan aktivitas diskusi dengan rekan sesama peserta, maupun dengan rekan
sesama pendidik yang mungkin Anda jangkau.
4. Kerjakan tugas yang tersedia sesuai petunjuk pengerjaan.
5. Kerjakan latihan untuk mengukur pengetahuan yang sudah dipelajari.
6. Lakukan evaluasi dan refleksi kegiatan belajar yang sudah dilakukan.
7. Gunakan grup diskusi untuk berkomunikasi dengan peserta lain atau tutor.

E. Saran dan Cara Penggunaan Modul


Peserta PembaTIK 2023, Bagaimana agar Anda dapat mempelajari modul 7 ini
dengan baik? Kami memberikan beberapa saran dan cara penggunaan yang dapat
Anda lakukan. Peserta PembaTIK dapat mempelajari keseluruhan modul ini
dengan cara membaca, menyaksikan video maupun mendengarkan audio. Belajar
akan efektif jika peserta aktif, Anda diharapkan aktif melakukan diskusi, merefleksi
kegiatan, maupun mengerjakan tugas-tugas yang tersedia di modul.

Pada akhir kegiatan belajar, Anda dapat mengukur pemahaman dengan


mengerjakan soal latihan yang ada. Jika peserta pembaTIK mengalami kesulitan
dalam mempelajari materi, silakan sampaikan pada grup atau forum diskusi untuk
memperoleh solusi dari sesama peserta atau dari tutor/pendamping. Sedangkan
apabila Anda mengalami kendala teknis, silakan sampaikan pada media
komunikasi resmi yang tersedia. Selamat Belajar, Selamat Berdiskusi!

Selamat berkolaborasi menguatkan ekosistem digital pendidikan dengan berkarya


dan berbagi untuk wujudkan merdeka belajar! Semoga Sukses! Salam.

17
Kegiatan Belajar 1
Lingkungan Belajar dalam Pembelajaran

A. Tujuan Belajar
Setelah mempelajari dan melakukan aktivitas belajar pada Materi 1, peserta
PembaTIK diharapkan mampu:
1. Memahami lingkungan belajar
2. Memahami LMS untuk pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi yang akan dicapai oleh peserta PembaTIK 2023 setelah mempelajari
materi ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian lingkungan belajar
2. Menjelaskan lingkungan belajar secara daring dan luring
3. Menjelaskan pengertian blended learning
4. Menjelaskan pengertian hybrid learning
5. Menjelaskan pengertian LMS (Learning Management System)
6. Menerapkan contoh LMS dalam pembelajaran

C. Uraian Materi
Peserta PembaTIK 2023, Kemendikbudristek melalui BLPT, Pusdatin terus
mengembangkan berbagai platform teknologi sebagai dukungan terhadap
perkembangan digitalisasi pendidikan. Hal ini mendukung program prioritas
merdeka belajar dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Balai Layanan
Platform Teknologi (BLPT) menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah
Pusdatin, Kemendikbudristek yang memiliki tugas memberikan layanan
pemanfaatan platform teknologi Pendidikan.

Teknologi pendidikan di era digital sangat penting, namun harus memperhatikan


faktor-faktor seperti lingkungan belajar dan integrasi TIK dalam kurikulum. Integrasi
TIK membantu meningkatkan kualitas lingkungan belajar, memfasilitasi interaksi
dan kolaborasi, serta memungkinkan pembelajaran lebih interaktif. Di kegiatan
belajar 1, peserta akan mempelajari tentang lingkungan belajar, pembelajaran
daring, luring, blended, dan hybrid, serta mengenal LMS!
18
1. Mengenal Lingkungan Belajar
a. Pengertian Lingkungan Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara
individu dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Prof. Oemar
Hamalik yang menyatakan “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku pada individu melalui interaksi dengan lingkungannya” (Oemar
Hamalik, 2010: 28). Lingkungan dapat berperan memberikan rangsangan
kepada individu dan individu akan memberikan respon terhadapnya.
Interaksi ini menghasilkan perubahan perilaku individu. Selain itu, individu
juga dapat mempengaruhi perubahan lingkungan secara positif maupun
negatif.

Menurut para ahli Lingkungan Belajar juga sering disebut sebagai


Lingkungan Pendidikan. Menurut Dwi Siswoyo (2007: 148) “Lingkungan
Pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ada di luar individu,
walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat
dalam individu”. Intinya belajar merupakan pengalaman yang diperoleh
melalui interaksi dengan lingkungan fisik hingga lingkungan sosial. Menurut
Slameto (2010: 60) “Lingkungan Belajar peserta didik yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar terdiri atas Lingkungan Keluarga, Lingkungan
Sekolah, dan Lingkungan Masyarakat”.

Prof. Oemar Hamalik menyatakan bahwa, “Lingkungan belajar adalah


sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh
tertentu kepada individu. Kondisi Belajar yang kondusif, baik lingkungan
belajar, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat akan
menciptakan ketenangan dan kenyamanan peserta didik dalam belajar,
sehingga peserta didik akan lebih mudah untuk menguasai materi secara
maksimal” (Hamalik, Oemar, 2004:195).

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Belajar adalah segala


hal di sekitar individu yang mempengaruhi perilakunya. Ini meliputi
lingkungan fisik serta aspek sosial keluarga, sekolah, dan masyarakat.

19
Lingkungan belajar berperan penting dalam proses pendidikan, di mana
dengan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif akan
membantu peserta didik dalam belajar, mengubah perilaku, mencapai
prestasi yang baik, serta meningkatkan kualitas pendidikan.

Diskusi
Upaya menciptakan lingkungan belajar yang baik
tidak hanya dilakukan oleh seorang diri. Cobalah
untuk berdiskusi dengan rekan sejawat tentang
bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang
nyaman, aman, dan kondusif? Sampaikan hasilnya
di LMS atau Grup Peserta PembaTIK!

b. Lingkungan Belajar Secara Luring dan Daring


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dimaksudkan
untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian
rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal
yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar (Gagne dalam
https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html).
Lingkungan belajar merupakan wilayah dengan segenap isinya yang saling
berhubungan dengan kegiatan belajar. Pembelajaran akan berjalan baik
dan kondusif apabila lingkungan belajar dipersiapkan, dan didesain dengan
baik.

Peserta PembaTIK, ada dua model lingkungan belajar yaitu lingkungan


belajar luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring). Jaringan yang
dimaksud mengacu pada jaringan konektivitas, yaitu intranet maupun
internet. Pembelajaran luring dapat diartikan sebagai kegiatan secara tatap
muka langsung di mana pembelajaran dilaksanakan tanpa konektivitas
internet. Sementara pembelajaran daring sering diartikan sebagai kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan internet untuk komunikasi
dan proses belajarnya. Bagaimanakah lingkungan belajar secara luring dan
daring tersebut? Mari kita bahas.

20
1) Lingkungan Belajar Secara Luring
Lingkungan belajar secara luring dapat diartikan bahwa lingkungan
belajar dengan media yang mana tidak menggunakan jaringan internet.
Sistem pembelajaran luring biasanya dalam pembelajaran dapat
memakai media seperti televisi, radio, modul belajar, bahan cetak, benda
replika, maupun media belajar dari lingkungan sekitar. Diperlukan
sarana dan prasarana yang baik untuk kenyamanan belajar pada sistem
luring. Misalkan dalam pembelajaran IPA, diperlukan laboratorium
lengkap dengan alat dan bahan yang dapat menunjang kegiatan
praktikum secara langsung.

Gambar 2.1 Contoh Lingkungan Belajar Secara Luring

Beberapa kelebihan dari pembelajaran dengan memanfaatkan


lingkungan belajar secara luring adalah sebagai berikut:
a) Pendidik dapat mengontrol lingkungan pembelajaran secara
langsung dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Renner dalam Redhana,
2018).

21
b) Peserta didik terlibat dalam konteks sosial yang kaya, di mana
peserta didik dapat berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi
dengan pendidik, serta peserta didik dapat memperoleh umpan balik
secara langsung dari peserta didik lain dan/atau dari pendidik (Acton
dalam Redhana, 2018).
c) Selain itu, untuk konten materi subjek yang diajarkan melalui
praktikum, peserta didik dapat berlatih secara langsung.

Terlepas dari semua kelebihan yang dimiliki, pembelajaran luring juga


memiliki kekurangan. Dalam praktiknya, pembelajaran ini membutuhkan
biaya yang tinggi untuk fasilitas, transportasi, dan akomodasi. Selain itu,
terdapat keterbatasan akses terhadap sumber belajar dan informasi,
interaksi yang terbatas antara peserta didik dan guru serta rekan
sekelas, serta keterbatasan fleksibilitas waktu dan tempat. Namun,
kelemahan-kelemahan ini dapat diatasi dengan pemilihan media belajar
yang tepat dan perancangan pembelajaran yang baik dalam lingkungan
belajar luar jaringan.

2) Lingkungan Belajar secara Daring


Lingkungan belajar dalam pembelajaran daring merupakan lingkungan
yang mendukung kegiatan belajar tanpa melakukan tatap muka, dengan
memanfaatkan konektivitas atau jaringan internet dan platform teknologi
yang mendukung. Berbagai bentuk materi pelajaran dapat
diakses secara daring, begitu pula cara komunikasi dan evaluasinya.
Peserta didik akan memperoleh kesempatan untuk eksplorasi sumber
belajar yang luas dari database di internet, dan mereka akan memiliki
kesempatan adaptasi TIK lebih banyak.

22
Gambar 2.2 Contoh Lingkungan Belajar Secara Daring

Pembelajaran daring merupakan salah satu bentuk pola pembelajaran


yang muncul di era teknologi informasi saat ini. Kelebihan dari
pembelajaran daring adalah sebagai berikut:
a) Menyediakan metode alternatif belajar yang tidak membutuhkan
kehadiran fisik di kelas. Pembelajaran dapat dilakukan fleksibel baik
secara sinkronus maupun asinkronus.
b) Mendorong kemandirian dan interaksi peserta didik, serta memberi
kesempatan untuk berpendapat dengan lebih leluasa.
c) Memberikan akses sumber belajar yang melimpah dan penggunaan
TIK yang intensif, sehingga meningkatkan wawasan dan kemampuan
peserta didik.
d) Mengubah gaya mengajar konvensional melalui adaptasi teknologi,
dan meningkatkan profesionalisme serta pendidikan.
e) Lingkungan belajar daring memungkinkan pendidik untuk menilai dan
mengevaluasi perkembangan belajar peserta didik dengan lebih
efisien, serta mencatatnya secara digital.

Namun, terdapat kelemahan dalam lingkungan belajar daring.


Keberhasilan sulit tercapai jika tidak tersedia kuota internet dan
perangkat akses seperti smartphone, atau laptop. Selain itu, kurangnya
bimbingan langsung dari guru cukup sulit untuk mengarahkan peserta
didik dengan tepat, serta sulit juga untuk memantau perkembangan
karakter dan proses belajar peserta didik.

23
c. Blended Learning dan Hybrid Learning
1) Blended Learning

Gambar 2.3 Blended Learning


Tautan 2.1 ADAPTING BLENDED LEARNING TO TRADITIONAL EDUCATION
METHODS - Edu Abroad Education and Consulting (sherlockedu.de)

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan melalui


penggunaan media berbasis teknologi adalah model blended learning.
Blended learning berasal dari kata blended dan learning. Blend artinya
campuran dan learning artinya belajar. Blended learning
menggabungkan pembelajaran tatap muka di kelas dan pembelajaran
daring untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh
peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap muka di kelas.

Menurut Rasmussen (dalam Redhana, 2018), blended learning


merupakan metode pembelajaran jarak jauh yang menggunakan
teknologi yang digabungkan dengan pembelajaran tatap muka. Solusi
blended learning yang sering digunakan adalah 50 persen pembelajaran
daring (online) dengan 50 persen model pembelajaran tatap muka (face
to face) yang bisa menggabungkan kedua sisi atau 75 persen daring
(online) dengan 25 persen tatap muka (face to face).

Blended learning merupakan model pembelajaran yang dapat dipilih


untuk mengarahkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
melatih kemandirian dalam mengakses sumber belajar, dan
meningkatkan keterampilan teknologi. Dengan implementasi blended
learning, pembelajaran menjadi lebih bermakna karena adanya beragam
sumber belajar yang dapat diakses. Model pembelajaran ini terdiri dari 3

24
komponen utama, yaitu pembelajaran daring, pembelajaran tatap muka,
dan pembelajaran mandiri. Blended learning menciptakan lingkungan
belajar positif yang memungkinkan interaksi peserta didik dengan guru
tanpa batasan ruang dan waktu.

2) Hybrid Learning
Selain pembelajaran daring/luring/blended learning, istilah hybrid
learning pun muncul sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
kekinian yang menggabungkan pembelajaran tatap muka di sekolah
serta pembelajaran jarak jauh. Hybrid learning adalah pendekatan model
pendidikan yang menggabungkan pembelajaran daring dengan
pengajaran di ruang kelas nyata seperti waktu sekolah tatap muka pada
umumnya. Desain pembelajaran hybrid, memungkinkan perpaduan
antara kelas-kelas pembelajaran tatap muka tradisional atau dikenal
dengan pembelajaran luring dengan pembelajaran daring berbasis web
dan/atau pembelajaran yang dimediasi komputer atau smartphone.

Skema dan waktu pembelajaran di dalam dan di luar kelas diatur


sedemikian rupa agar mendapatkan kelebihan dari masing-masing
pembelajaran. Dalam penerapannya, hybrid learning menekankan
penerapan teori pembelajaran Keller, Gagne, Bloom, Merrill, Clark dan
Grey. Terdapat lima kunci utama dalam penerapan hybrid learning.
a) Live event, diartikan sebagai pembelajaran langsung atau tatap muka
yang dilakukan secara sinkronus dalam waktu dan tempat yang
sama. Bisa juga waktu yang sama dengan tempat berbeda.
b) Self-paced learning, berarti mengkombinasikannya dengan
pembelajaran mandiri yang memungkinkan peserta didik belajar
kapan saja dan di mana saja secara daring.
c) Collaboration, yaitu kolaborasi antara pendidik dan peserta didik, juga
kolaborasi antar sesama peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
d) Assessment, artinya pendidik harus mampu meracik kombinasi jenis
assessment daring atau luring. Bentuknya bisa berupa tes maupun
nontes seperti proyek kelas.

25
e) Performance support materials, yaitu untuk memastikan bahan
belajar disiapkan dalam bentuk digital. Tujuannya agar bahan belajar
tersebut dapat dengan mudah diakses oleh peserta didik.

Evaluasi pembelajaran hybrid learning mencakup evaluasi atau hasil


capaian pembelajaran untuk mengukur penguasaan kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Ujian dapat dilakukan secara tatap muka di
sekolah atau dilakukan secara daring.

Referensi Perbedaan Hybrid Learning dan


Blended Learning
Perbedaan Hybrid Learning dan Blended
Learning - Esai Edukasi

Latihan Mandiri
Peserta PembaTIK 2023, Anda sudah mengenal
pembelajaran daring, pembelajaran luring,
pembelajaran blended, dan pembelajaran hybrid.

Menurut Anda model pembelajaran yang


manakah yang paling cocok untuk Anda gunakan
sekarang ini? Jelaskan alasan dari pendapat
saudara!

2. Sekilas Tentang LMS (Learning Management System)


Peserta PembaTIK 2023, dalam era digital saat ini, perkembangan teknologi
telah mengubah cara pembelajaran secara signifikan. Salah satu teknologi yang
mendukung pembelajaran adalah Learning Management System (LMS). LMS
adalah platform pembelajaran berbasis teknologi yang memungkinkan
pembelajaran daring yang fleksibel dan dapat diakses dengan mudah oleh
peserta didik. Pemahaman dan penggunaan LMS menjadi semakin penting
dalam dunia pendidikan yang terus berkembang. Mari kita bahas lebih lanjut
tentang Learning Management System (LMS).

26
a. Pengertian Learning Management System (LMS)

Students &
Instructor

Practices & Master


Exams Courses

Learning
Management
System
Content
Assignments
Delivery

Progress Courses
Tracking Collaboration

Gambar 2.4 Skema LMS


Tautan 2.2 Learning Management System (LMS) Model. | Download Scientific
Diagram (researchgate.net)

LMS atau yang lebih dikenal dengan Learning Management System adalah
suatu perangkat lunak untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan
sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan secara daring
(terhubung ke internet), e-learning dan materi-materi pelatihan dan semua
itu dilakukan dengan daring (Ellis dalam Anggariawan, 2019). LMS
digunakan untuk membuat materi pembelajaran daring berbasiskan web
dan mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya. LMS sering
disebut juga dengan platform e-learning atau learning content management
system (LCMS). Berikut ada beberapa contoh LMS yang bisa Peserta
PembaTIK coba, di antaranya: Moodle, Schoology, Dokeos, ATutor, Google
Classroom dan Microsoft Team.

b. Fitur-Fitur LMS yang Mendukung Proses Belajar Daring


Dalam pembelajaran daring, fitur-fitur yang disediakan oleh LMS berperan
penting dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar. Beberapa fitur
yang terdapat dalam LMS adalah forum diskusi, penilaian, serta manajemen
tugas untuk memonitor kemajuan belajar dan memberikan umpan balik.
Memahami fitur-fitur LMS dan cara penggunaannya dapat membantu
mengoptimalkan pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Apa

27
sajakah fitur-fitur dari LMS? Berikut adalah beberapa fitur utama yang
biasanya ada dalam LMS:
1) User Friendly
LMS yang baik akan menampilkan antarmuka (interface) yang menarik,
mudah diakses, dan mudah dipahami oleh penggunanya. Fitur
antarmuka yang menarik juga dapat menambah estetika laman LMS
sehingga bisa menarik banyak calon pengguna baru.
2) Pendaftaran Daring
Melalui fitur pendaftaran ini pengguna dapat mendaftar secara daring
dan dapat melihat silabus yang sudah dipersiapkan. Fitur pendaftaran ini
juga harus mudah digunakan karena berkaitan dengan status pengguna
dalam aktivitas pembelajaran dan persyaratan administrasi lainnya yang
harus dipenuhi.
3) Kelas Daring
Sebagai sebuah media pembelajaran digital, LMS tentu memiliki fitur
kelas daring. Apa yang dimaksud dengan kelas daring? Kelas daring
adalah kelas yang menyajikan proses belajar-mengajar tanpa
mengharuskan kontak fisik (tatap muka). Kelas daring ini dapat
menyajikan beragam materi pembelajaran digital baik berupa video atau
animasi pembelajaran, rekaman suara pendidik mengenai materi
pembelajaran, atau dokumen materi pembelajaran (artikel atau buku
elektronik) untuk dipelajari secara mandiri oleh para peserta didik. Selain
itu, LMS yang bagus tentu harus memiliki fitur video conference yang
dapat digunakan untuk para peserta didik belajar daring tatap muka jarak
jauh bersama pendidik mereka.
4) Kuis dan Ujian Daring
Sebuah LMS yang baik akan menyediakan fitur kuis dan ujian daring
agar para pendidik dapat melakukan evaluasi belajar untuk para peserta
didiknya. Fitur ini harus mendukung kebutuhan pendidik dalam membuat
soal hingga melakukan pendistribusian soal ujian kepada peserta didik.
5) Ruang Diskusi
Fitur ini sangat penting untuk mendukung perkembangan belajar para
peserta didik. Melalui fitur ruang diskusi, para pendidik dapat melakukan
sesi diskusi yang lebih mendalam mengenai materi pelajaran yang sudah

28
dipelajari oleh para peserta didik. Ruang diskusi ini juga turut membantu
komunikasi antara pendidik dan para peserta didik agar pendidik dapat
mengukur sejauh mana pemahaman para peserta didik mengenai materi
yang sudah diberikan.
6) Laporan
Penyedia LMS tentu menyematkan fitur laporan yang dapat
memudahkan pendidik melacak perkembangan para peserta didiknya.
Fitur ini berguna juga untuk mengecek absensi para peserta didik,
intensitas para peserta didik mengakses materi pembelajaran,
monitoring pengerjaan tugas para peserta didik, serta melakukan rekap
jawaban kuis dan ujian peserta didik. (Referensi: Sabayasa & Devanda,
2021).

c. Keunggulan LMS
LMS menjadi solusi teknologi yang inovatif dan sangat berguna untuk proses
belajar secara daring. Keunggulan utama LMS adalah kemampuannya
untuk menyediakan platform pembelajaran terpadu yang memungkinkan
pengguna mengakses berbagai sumber belajar. Selain itu, LMS masih
memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut:
1) Menjadi alternatif pembelajaran daring yang dapat diinovasikan.
2) Memudahkan guru dalam mengelola tugas, memberikan umpan balik,
dan mengawasi kemajuan peserta didik dalam proses belajar.
3) Mempermudah pendidik untuk mengumpulkan dan menganalisis data
hasil belajar peserta didik dengan waktu yang lebih singkat.
4) Mempermudah pendidik untuk mencari dan mengatur materi
pembelajaran untuk peserta didik.
5) Waktu pembelajaran jadi lebih efisien karena pembelajaran daring dapat
diakses di mana saja dan kapan saja.
6) Metode pembelajaran LMS yang menggunakan beberapa teknologi
informasi berupa gambar, suara, animasi, video, dan teks membuat
materi pembelajaran lebih mudah dipahami dan tidak membosankan.
7) Mendorong peserta didik untuk belajar secara mandiri.
8) Konten pembelajaran dapat terdokumentasi dan terarsip dengan baik.

29
9) Memudahkan interaksi antara pendidik dan murid dengan adanya fitur
obrolan dan grup diskusi.

d. Kelemahan LMS
LMS merupakan platform daring yang digunakan untuk membantu
pengelolaan pembelajaran. Meskipun menyediakan banyak fitur untuk
mendukung pembelajaran daring, LMS juga memiliki kelemahan yang harus
diperhatikan. Beberapa kelemahan LMS antara lain:
1) Memerlukan kuota data, dan akses internet untuk mengaksesnya.
2) Membutuhkan koneksi internet dan server yang baik dan stabil. Jika
tidak, maka proses pembelajaran melalui LMS akan terhambat.
3) Membutuhkan perangkat penunjang, seperti komputer, laptop, tablet dan
smartphone untuk bisa menggunakan LMS.
4) Kurang bisa menerapkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta
didik. Misalnya, apabila ada peserta didik yang bertanya kepada
pendidiknya, sementara pendidik tersebut baru daring besok, maka
jawaban pendidik tersebut baru bisa diterima keesokan harinya.
5) Penggunaan LMS membutuhkan keahlian khusus dalam
pengoperasiannya, sehingga memerlukan waktu dan biaya untuk
melakukan pelatihan kepada penggunanya.

Meski begitu, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan


memperhatikan aspek teknis dan keterampilan pengguna dalam
mengoperasikan sistem LMS.

3. Mengenal Aplikasi LMS


a. Google Classroom pada Google Workspace for Education
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Pusat
Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) meluncurkan akun pembelajaran
dengan domain belajar.id, yang dapat diakses oleh peserta didik, pendidik,
dan tenaga kependidikan. Akun ini memungkinkan akses mudah ke layanan
pembelajaran berbasis elektronik dan memanfaatkan Google Workspace for
Education, termasuk Google Classroom sebagai LMS. Google Classroom
memudahkan interaksi dan manajemen kelas antara pendidik dan peserta

30
didik dengan fitur-fitur seperti pembagian materi, tugas, kuis, nilai, dan
diskusi. Aplikasi terintegrasi Google seperti Drive, Gmail, dan Calendar juga
dapat disinkronkan untuk memudahkan pengaturan dan sinkronisasi
pembelajaran.

Peserta PembaTIK 2023, kebutuhan akan pengelolaan kelas secara virtual


tetap relevan dalam dunia pendidikan meski pandemi telah berlalu.
Pengalaman selama pandemi telah menunjukkan manfaat dan potensi
pembelajaran daring dapat terus dimanfaatkan di masa depan. Pengelolaan
kelas masih dibutuhkan untuk situasi tertentu seperti ketika peserta didik
tidak dapat hadir secara fisik atau ketika ada kebutuhan pembelajaran
daring. Google Classroom sebagai LMS merupakan salah satu solusi yang
baik dalam melakukan pengelolaan kelas daring. Google classroom cukup
mudah untuk digunakan sehingga dapat membantu pendidik dan peserta
didik dalam berintekasi pada kelas secara daring. Peserta didik juga dapat
mengakses materi pembelajaran, berkomunikasi dengan anggota kelas,
serta mengikuti kegiatan belajar secara fleksibel.

Peserta PembaTIK 2023, untuk memperkaya pemahaman dan keterampilan


bapak/ibu dalam menggunakan Google Classroom, silahkan saksikan video
tentang cara penggunaan Google Classroom.

Video 2.1 Berselancar di Kelas Maya dengan Google Classroom


Tautan 2.3 Berselancar di kelas maya dengan Google Classroom - YouTube

31
Selanjutnya untuk referensi lebih lanjut tentang Google Classroom, peserta
dapat mengunjungi daftar video dan pusat bantuan Google melalui tautan
berikut ini:

Daftar Video Belajar Google Classroom


Google Classroom ALL - YouTube

Referensi Pusat Bantuan Google Classroom


https://support.google.com/edu/classroom/

b. Microsoft Teams pada Microsoft 365


Microsoft Teams adalah aplikasi kolaborasi yang dirancang untuk pekerjaan
hibrid, dan juga menyediakan solusi komprehensif bagi pendidik dalam
mengelola kelas secara efektif. Dengan fitur-fitur seperti video conference,
chat, dan berbagi file, Microsoft Teams memungkinkan interaksi dan
kolaborasi antara pendidik dan peserta didik secara real-time. Pendidik
dapat mengirim materi pembelajaran, tugas, dan pengumuman melalui
platform ini, serta memberikan umpan balik langsung kepada peserta didik.
Pengelolaan kelas terintegrasi TIK melalui Microsoft Teams memungkinkan
penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel dan interaktif, dengan fitur
tambahan seperti OneNote dan Forms yang mendukung penyusunan materi
pembelajaran yang menarik. Penggunaan Teams juga memungkinkan
implementasi kurikulum merdeka dengan pemilihan materi, metode
pembelajaran, dan penilaian yang disesuaikan kebutuhan peserta didik.

32
Gambar 2.5 Tampilan Fitur Meeting di Microsoft Teams

Peserta PembaTIK 2023, bagaimanakah cara menggunakan Microsoft


Teams untuk pembelajaran? Silahkan lihat video berikut ini:

Video 2.2 Cara Membuat Kelas Mata Pelajaran di Microsoft Teams


Tautan 2.4 CARA MEMBUAT KELAS MATA PELAJARAN DI MICROSOFT
TEAMS - YouTube

Selanjutnya, peserta PembaTIK 2023 dapat mempelajari lebih lanjut tentang


Microsoft Teams dengan mengunjungi tautan berikut ini:
Referensi Dukungan Microsoft Teams
Memulai dengan Microsoft Teams - Dukungan
Microsoft

33
Referensi Cara Mendapatkan Microsoft Teams
Bagaimana cara mendapatkan Microsoft Teams? -
Dukungan Microsoft

Daftar Video Pelatihan Microsoft Teams


Video pelatihan Microsoft Teams - Dukungan
Microsoft

Silahkan klik tautan “Daftar Video” di atas untuk membuka daftar video
pelatihan Microsoft Teams, kemudian pilih video pelatihan sesuai topik yang
Anda inginkan. Sebagai contoh, seperti berikut ini:

Gambar 2.6 Daftar Video Pelatihan Microsoft Teams

c. Moodle
Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment)
merupakan software e-learning berbasis situs yang dapat digunakan untuk
keperluan belajar mengajar. Moodle menjadi platform open-source khusus
untuk pengelolaan kelas terintegrasi dengan TIK. Fitur-fitur di Moodle
memungkinkan pendidik untuk mengatur dan menyampaikan materi
pembelajaran secara daring, termasuk membuat kelas, mengunggah materi
dan tugas, serta memberikan umpan balik. Moodle juga menyediakan forum
diskusi, ruang percakapan, dan fitur kolaborasi. Dalam pengelolaan kelas,
Moodle menawarkan fitur pengaturan tugas, penjadwalan, dan sistem
penilaian yang dapat disesuaikan. Pendidik dapat mengoptimalkan

34
penggunaan teknologi, meningkatkan interaksi, dan mengelola kelas secara
efisien dengan bantuan TIK.

Gambar 2.7 Tampilan Halaman Muka LMS yang Dibuat dari Moodle
Tautan 2.5 https://school.moodledemo.net/

Peserta PembaTIK 2023, penggunaan Moodle terdiri dari beberapa peran,


seperti administrator, pendidik, dan peserta didik. Berikut ini kami berikan
video tutorial khususnya untuk peran sebagai pendidik.

Video 2.3 Cara Sederhana Menggunakan E-Learning dengan Moodle


Tautan 2.6 Tutorial Moodle Untuk Guru : Cara Sederhana Menggunakan Moodle -
YouTube

Lebih lanjut, peserta PembaTIK 2023 dapat mempelajari Moodle melalui


daftar video tutorial Moodle dan referensi dari tautan berikut ini:

35
Daftar Video Tutorial Moodle
Tutorial Moodle Bahasa Indonesia Untuk Pemula
Free Download Aplikasi - YouTube

Referensi Materi Moodle Lebih Lanjut


MoodleDocs

Latihan Mandiri
Peserta PembaTIK 2023, Anda sudah mengenal
beberapa LMS yang disajikan di atas. Di antara
ketiga LMS tersebut:
1) LMS apa yang pernah Anda gunakan?
2) Menurut Anda apa saja kelebihan dan kelemahan
dari LMS tersebut?
3) Selanjutnya LMS mana yang ingin Anda coba
gunakan?

36
D. Rangkuman
Berikut ini adalah beberapa poin rangkuman dari kegiatan belajar 1 di modul 7:
1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara
individu dan lingkungan.
2. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
3. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu yang
dapat mempengaruhi tingkah lakunya.
4. Lingkungan belajar dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan
lingkungan yang mendukung pembelajaran tanpa melakukan tatap muka,
dengan memanfaatkan konektivitas atau jaringan internet dan platform
teknologi yang mendukung.
5. Lingkungan belajar dalam pembelajaran secara luring (luar jaringan)
diartikan bahwa lingkungan belajar dengan media yang mana tidak
menggunakan jaringan internet.
6. Blended learning merupakan metode pembelajaran jarak jauh yang
menggabungkan pembelajaran tatap muka di kelas dan pembelajaran daring
untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan
mengurangi jumlah waktu tatap muka di kelas.
7. Hybrid learning merupakan pendekatan model pendidikan yang
menggabungkan pembelajaran daring dengan pengajaran di ruang kelas nyata
seperti waktu sekolah tatap muka pada umumnya.
8. LMS atau yang lebih dikenal dengan Learning Management System adalah
suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi,
dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar, kegiatan
secara daring, e-learning serta materi-materi pelatihan.
9. Google Classroom merupakan salah satu LMS (Learning Management
System) pada Google Workspace for Education yang dapat memudahkan
pendidik dan peserta didik dalam berinteraksi secara fleksibel, termasuk
didalamnya melakukan manajemen kelas (membagikan materi kelas, tugas,
kuis, nilai, dan diskusi).
10. Microsoft Teams adalah Microsoft Teams adalah aplikasi kolaborasi yang
dibuat untuk pekerjaan hibrid sehingga Anda dan tim Anda tetap mendapatkan
informasi, tertata, dan terhubung, semuanya di satu tempat.

37
11. Moodle adalah platform open-source yang dirancang khusus untuk
pengelolaan kelas terintegrasi dengan TIK dengan menyediakan pendidik,
pelajar, dan administrator dengan satu sistem yang aman, dan terintegrasi.

38
E. Latihan
Kerjakan soal di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar!
1. Pengertian belajar menurut Prof. Oemar Hamalik adalah …
a. mengembangkan kemampuan kreativitas, sosial, emosional
b. proses menyampaikan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik
c. menerima instruksi dari seseorang yang lebih berpengalaman
d. usaha untuk mencapai nilai tinggi dan prestasi dari tugas dan ujian
e. perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi individu dan lingkungan

2. Lingkungan belajar mengandung arti …


a. hal yang dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku peserta didik
b. segala hal di sekitar peserta didik yang dapat mempengaruhi tingkah laku
c. lingkungan untuk belajar dalam keluarga, sekolah dan masyarakat
d. semua yang ada di sekeliling individu yang dapat menimbulkan interaksi
e. lingkungan aman yang berperan dalam proses transfer informasi

3. Bagaimana dampak penggunaan model pembelajaran yang memanfaatkan


lingkungan belajar daring dalam proses pembelajarannya?
a. Memperluas akses peserta didik terhadap sumber belajar
b. Meningkatkan interaksi sosial antara pendidik dan peserta didik
c. Mengurangi fleksibilitas dalam penyampaian materi pembelajaran
d. Menyebabkan ketergantungan peserta didik pada teknologi
e. Membatasi kemampuan peserta didik dalam berkolaborasi dan diskusi

4. Model pembelajaran blended terdiri dari 3 komponen utama yaitu ...


a. Pembelajaran luring, pembelajaran campuran, pembelajaran inovatif
b. Pembelajaran luring, pembelajaran jarak jauh, pembelajaran kreatif
c. Pembelajaran daring, pembelajaran tatap muka, pembelajaran mandiri
d. Pembelajaran daring, pembelajaran luring, pembelajaran campuran
e. Pembelajaran daring, pembelajaran tidak langsung, pembelajaran aktif

5. Pada suatu waktu, seorang narasumber memberikan materi kepada para


pendengar. Ada dua kelompok pendengar, yaitu yang hadir langsung di depan
pembicara dan yang mendengarkan melalui Youtube Live Streaming. Di sesi

39
diskusi, narasumber memberikan kesempatan baik kepada hadirin yang hadir
maupun penonton daring di kanal untuk menyampaikan pertanyaan mereka.
Contoh tersebut merupakan penerapan model pembelajaran ...
a. Daring
b. Luring
c. Blended
d. Hybrid
e. Mix

6. Fitur unggulan LMS dalam pendukung proses belajar daring adalah….


a. News, Kelas Daring, Kuis dan Ujian Daring, Ruang Diskusi, Laporan
b. Permainan, Kelas Daring, Kuis dan Ujian Daring, Ruang Diskusi, Laporan
c. User Friendly Interface, Kelas Daring, Kuis dan Ujian Daring, Ruang Diskusi,
Laporan
d. User Friendly Interface, Kelas Daring, Kuis dan Ujian Daring, Ruang Diskusi,
Chatting
e. User Friendly Interface, Pendaftaran Daring, Kelas Daring, Kuis dan Ujian
Daring, Ruang Chatting

7. Berikut ini yang bukan merupakan kelebihan LMS adalah ….


a. Mempermudah pendidik untuk mengumpulkan dan menganalisis data hasil
belajar peserta didik dengan waktu yang lebih singkat
b. Waktu pembelajaran jadi lebih efisien karena pembelajaran daring dapat
diakses di mana saja dan kapan saja
c. Mendorong peserta didik bersantai-santai dalam belajar, dan tidak terbebani
d. Mempermudah guru dalam mengelola tugas, umpan balik, dan mengawasi
kemajuan peserta didik dalam proses belajar
e. Mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara mandiri

40
8. Berikut ini merupakan contoh Learning Management System, kecuali…
a. Zoom Meeting
b. Google Classroom
c. Kelas Maya
d. Microsoft Teams
e. Schoology

9. Apa saja fitur yang disediakan oleh Google Classroom?


a. Alat analisis data untuk mengevaluasi kemajuan peserta didik
b. Kemampuan untuk mengelola keuangan sekolah
c. Fasilitas pemesanan ruang kelas dan peralatan pembelajaran
d. Sarana untuk menjalankan simulasi laboratorium virtual
e. Pengaturan tugas, materi, pengumuman dan forum diskusi

10. Berikut ini adalah cara mengakses LMS yang kurang tepat yaitu ...
a. Kelas Maya : https://kelasmaya.belajar.kemdikbud.go.id/
b. Microsoft Teams : https://www.microsoft.com/id-id/microsoft-teams/log-in
c. Google Classroom : https://classroom.google.com/
d. Schoology : https://app.schoology.com/login
e. Moodle : https://moodle.org/

41
Kegiatan Belajar 2
Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK sesuai Lingkungan Belajar

A. Tujuan Belajar
Setelah mempelajari dan melakukan aktivitas belajar pada Materi 2, peserta
PembaTIK diharapkan mampu:
1. Memahami pengelolaan kelas terintegrasi TIK
2. Memahami refleksi dan praktik baik dalam pengelolaan kelas terintegrasi TIK

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi yang akan dicapai oleh peserta PembaTIK 2023 setelah mempelajari
materi ini adalah:
1. Menjelaskan penerapan pengelolaan kelas terintegrasi TIK
2. Menerapkan pembelajaran terdiferensiasi dengan mengintegrasikan TIK
3. Menyebutkan cara mengintegrasikan TIK dalam lingkungan belajar
4. Menyusun refleksi dan praktik baik dalam pengelolaan kelas terintegrasi TIK

C. Uraian Materi
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pendidikan saat ini adalah
mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan abad ke-21. Hal ini
termasuk kemampuan dalam teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan
berpikir secara kritis dan sistemik, kemampuan dalam memecahkan masalah,
kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan kemampuan dalam bekerja secara
kolaboratif. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang perlu
dikuasai untuk menghadapi kehidupan di era masyarakat cerdas 5.0 saat ini.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki potensi besar sebagai alat untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan ini dalam pembelajaran. Oleh karena
itu, pendidik saat ini diharapkan mampu mengintegrasikan TIK dalam proses
pembelajaran. Hal ini berarti pendidik perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam membuat inovasi pembelajaran yang mengintegrasikan TIK.

42
Peserta PembaTIK 2023, seperti apakah pembelajaran yang mengintegrasikan TIK
itu? Pembelajaran yang mengintegrasikan TIK melibatkan pendayagunaan TIK
dalam aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Pembelajaran tersebut menggunakan berbagai jenis media informasi
dan komunikasi, seperti komputer, internet, televisi, radio, kaset CD audio, dan
sebagainya. Dalam melakukan pembelajaran, penting untuk memastikan apakah
telah mengintegrasikan TIK atau tidak dengan melihat aktivitas pembelajarannya.

Pada kegiatan belajar 2 ini, peserta pembaTIK akan mempelajari tentang


pengelolaan kelas yang mengintegrasikan TIK dalam lingkungan belajar, dan
penerapan pembelajaran terdiferensiasi dengan turut mengintegrasikan TIK di
dalamnya. Selain itu, peserta PembaTIK juga akan belajar terkait refleksi dan
praktik baik pendidik dalam pengelolaan kelas. Semoga dengan mempelajari
modul ini dapat menambah wawasan dan menginspirasi anda.

1. Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK


Penekanan utama mengintegrasikan TIK sebenarnya adalah bukan pada
kecanggihan teknologi yang digunakan, tetapi pada strategi pembelajaran yang
mendukung keterampilan-keterampilan abad 21 melalui pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student-centered learning
activities). Ada beberapa metode yang disarankan untuk membangun
keterampilan masyarakat abad 21 dengan memanfaatkan TIK sebagai
pendukungnya. Beberapa metode tersebut adalah (1) Resources-based
learning; (2) Case/problem-based learning; (3) Simulation-based learning; (4)
Colaborative-based learning. Bagaimanakah karakteristik dari metode-metode
tersebut? Silahkan pahami melalui referensi berikut:
Referensi Jurnal Teknodik Kemendikbud:
Mendorong Penerapan E-Learning di Sekolah
MoodleDocs

Setelah membaca referensi, Anda mendapatkan gambaran tentang bagaimana


karakteristik dan pelaksanaan metode pembelajaran tersebut. Setelah itu, coba
lihat kembali metode pembelajaran apa yang sudah pernah Anda terapkan.
Bagaimana cara mengelola kelas agar pembelajaran sesuai dengan

43
perencanaan? Nah, selanjutnya akan dibahas terkait pengelolaan kelas dengan
mengintegrasikan TIK.

Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan


suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi
peserta didik untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan (Ahmad, 2004).
Pengelolaan kelas menjadi upaya yang sengaja dilakukan dengan sadar untuk
mengatur proses pembelajaran dengan cara yang terorganisir. Upaya ini
meliputi persiapan bahan pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana,
penggunaan alat bantu pengajaran, pengaturan ruang belajar, menciptakan
situasi dan kondisi pembelajaran yang efektif, serta pengaturan waktu agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pengelolaan kelas yang terintegrasi TIK erat kaitannya dengan adaptasi


teknologi pembelajaran. Di masa setelah pandemi, kita bisa menjalankan
pembelajaran blended dan hybrid, seperti yang sudah Anda pelajari pada
kegiatan belajar 1. Sekarang saatnya peserta menerapkan metode
pembelajaran tersebut ke dalam pengelolaan kelas. Pengintegrasian TIK dalam
pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan keterampilan TIK, membangun
kecakapan berpikir kritis, melatih kerja sama dan kolaborasi, memecahkan
masalah dan melatih komunikasi efektif. Sebagai pendidik harus menyadari,
bahwa TIK digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran,
sehingga tidak selalu bergantung pada teknologi yang canggih. Jika tidak ada
teknologi yang canggih, maka tetap bisa memanfaatkan teknologi sederhana
sesuai dengan karakteristik kelas secara maksimal.

Peserta PembaTIK, pengetahuan dan pemahaman tentang perangkat TIK


dapat menentukan ketepatan cara penggunaannya. Meskipun pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran semakin populer, penting untuk tidak terburu-buru
menggunakan TIK dalam semua aspek pembelajaran. Keputusan yang bijak
dan pemilihan perangkat TIK yang sesuai untuk setiap materi pembelajaran
menjadi kunci kesuksesan dan efisiensi proses pembelajaran yang dilakukan.
Dengan pengelolaan kelas yang tepat, Anda dapat memberikan dampak positif
seperti memberikan waktu dan ruang yang cukup bagi pendidik untuk

44
memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, dan memberikan rasa nyaman bagi
peserta didik dalam aktivitas pembelajaran.

Pengelolaan Kelas dalam Implementasi Kurikulum Merdeka menurut Standar


Proses (Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah) ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan, antara
lain:

PERENCANAAN PELAKSANAAN PENILAIAN


PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PROSES
PEMBELAJARAN

Merumuskan Interaktif Asesmen


capaian Inspiratif perencanaan
pembelajaran Menyenangka Asesmen
dan tujuan n pelaksanaan
pembelajaran Menantang pembelajaran
Merumuskan Memotivasi
kegiatan peserta didik
pembelajaran / untuk
cara untuk berpartisipasi
mencapai aktif
tujuan belajar
Memberikan
Merumuskan ruang untuk
asesmen / cara prakarsa,
menilai kreativitas,
ketercapaian kemandirian
tujuan belajar

Gambar 3.1 Lingkup Standar Proses


Tautan 3.1 Standar Proses dalam Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022

Dari beberapa tahapan di atas, diperlukan perencanaan yang matang tentang


bagaimana memanfaatkan sumber daya TIK yang ada agar dapat terintegrasi
baik dengan pembelajaran. Pendidik perlu menggali kemampuan dan strategi
pembelajaran dengan alat TIK sehingga dapat memanfaatkannya untuk
pelaksanaan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi dan memberikan ruang prakarsa peserta didik.

Peserta PembaTIK, mengelola kelas tidak hanya melibatkan pengaturan


interaksi antara guru dan peserta didik, tetapi juga berkaitan dengan
pengelolaan peralatan dan konten pembelajaran. Hal ini meliputi penyiapan dan
pengaturan perangkat TIK yang digunakan dalam proses pembelajaran, seperti
45
komputer, laptop, proyektor, atau tablet, sehingga siap digunakan dengan baik.
Selain itu, pengelolaan konten pembelajaran juga penting, termasuk
penyusunan materi pembelajaran yang terstruktur, bahan referensi yang
relevan, serta penggunaan aplikasi pembelajaran yang sesuai. Dengan
mengelola peralatan dan konten pembelajaran secara efektif, guru dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang teratur, terarah, dan mendukung
proses belajar peserta didik secara optimal. Nah, Berdasarkan pengalaman
peserta, peralatan TIK apa saja yang pernah Anda gunakan dalam
pembelajaran? Apakah peserta sudah melakukan pengelolaan alat dan konten
pembelajaran tersebut?

Gambar 3.2 Media Pembelajaran


Tautan 3.2 https://fkipuniska.ac.id/macam-macam-metode-pembelajaran-
pengertian-jenis-dan-contohnya/

Peserta PembaTIK 2023, untuk berhasil dalam pengelolaan kelas terintegrasi


TIK, terdapat beberapa tips dan rekomendasi yang dapat diterapkan, berikut
beberapa tipsnya:
a. Guru perlu terlibat dalam pengembangan profesional terkait TIK, mengikuti
pelatihan dan workshop yang dapat meningkatkan pemahaman dan
keterampilan dalam penggunaan teknologi.

46
b. Guru perlu tetap fleksibel dan siap mengadaptasi perubahan teknologi yang
terjadi, sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif dalam
pembelajaran.
c. Libatkan peserta didik dalam pemilihan dan penggunaan TIK, melibatkan
mereka dalam mengeksplorasi dan memilih perangkat serta aplikasi yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
d. Lakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan TIK secara berkala,
dengan mengumpulkan umpan balik dari peserta didik dan melakukan
perbaikan jika diperlukan.
e. Kolaborasi dengan rekan guru dan pihak terkait seperti IT support dapat
membantu dalam mendapatkan dukungan dan pemecahan masalah terkait
dengan pengelolaan kelas terintegrasi TIK.

Dengan menerapkan tips dan rekomendasi ini, guru dapat menciptakan


pengalaman pembelajaran yang inovatif dan bermakna bagi peserta didik.
Diskusi
Setelah mempelajari materi tentang pengelolaan kelas
terintegrasi TIK, Apa manfaat dan hambatan yang Anda
dapatkan ketika mengelola pembelajaran dengan
mengintegrasikan TIK? Tulislah pendapat dan
pengalaman peserta dan bagikan dalam forum diskusi!

2. Pembelajaran Terdiferensiasi dengan Mengintegrasikan TIK


a. Pengertian Pembelajaran Terdiferensiasi
Pembelajaran terdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang
memperhatikan kebutuhan belajar setiap peserta didik. Guru sebagai
fasilitator mengakomodasi perbedaan karakteristik dan kebutuhan belajar
setiap peserta didik, karena tidak semua dapat diperlakukan seragam. Guru
perlu mempertimbangkan tindakan yang rasional dan tepat, karena
diferensiasi tidak berarti memberikan perlakuan yang berbeda secara
menyeluruh atau membedakan antara peserta didik yang berprestasi tinggi
dan rendah.

47
Ciri-ciri atau karakteristik pembelajaran terdiferensiasi antara lain:
lingkungan belajar yang mengundang peserta didik untuk belajar, kurikulum
memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat
asesmen atau penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon
kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.

Peserta PembaTIK dapat mempelajari lebih lanjut tentang pembelajaran


terdiferensiasi melalui referensi berikut ini:
Referensi Model Pengembangan Pembelajaran
Berdiferensiasi SD Cikal Tahun 2021
Buku-Model-Diferensiasi-SD-Cikal.pdf
(kemdikbud.go.id)

Referensi Model Pengembangan Pembelajaran


Berdiferensiasi SMPN 20 Tangerang Selatan
Buku-Model-Pengembangan-Pembelajaran-
Berdiferensiasi-SMPN-20-Tangsel-_5-
Maretisbn.pdf (kemdikbud.go.id)

b. Keragaman Peserta didik


Dalam diri setiap peserta didik ada karakteristik dan potensi yang berbeda
satu sama lainnya yang harus diperhatikan oleh guru. Ada tiga aspek yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1) Kesiapan, merupakan sejauh mana kemampuan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2) Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,
atau keinginan terhadap sesuatu.
3) Profil Belajar, ini mengacu pada pendekatan atau cara yang paling
sesuai agar peserta didik dapat belajar dengan baik.

48
c. Diferensiasi Berdasarkan Perspektif Guru
Pembelajaran terdiferensiasi dapat diterapkan oleh guru dalam beberapa
aspek, yaitu konten, proses, produk dan lingkungan serta iklim belajar di
kelas. Aspek-aspek ini merupakan aspek yang dapat dikontrol oleh Guru.
Guru memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mengubah aspek-aspek
tersebut. Berikut ini pembahasan aspek-aspek tersebut:
1) Konten
Konten merupakan apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau apa
yang akan dipelajari oleh peserta didik. Untuk dapat melakukan
diferensiasi konten, pendidik dapat melakukan beberapa strategi seperti
menggunakan variasi materi, menggunakan kontrak belajar,
menyediakan pembelajaran mini, menyajikan materi dengan berbagai
moda pembelajaran, dan menyiapkan berbagai sistem pendukung.
2) Proses
Proses adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam
pembelajaran. Strategi yang dapat dilakukan guru untuk mendiferensiasi
proses adalah menggunakan pertanyaan sebagai pemantik, membagi
kelompok diskusi, menggunakan kegiatan berjenjang dan menggunakan
pengaturan yang sesuai.
3) Produk
Produk merupakan hasil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan
kemampuan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman peserta didik
setelah menyelesaikan pembelajaran. Produk yang diberikan dapat
meliputi 2 hal yaitu memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,
serta memberikan peserta didik pilihan bagaimana mereka dapat
mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
4) Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan
fisik. Lingkungan belajar harus disesuaikan dengan kesiapan peserta
didik dalam belajar, minat mereka, dan profil belajar mereka agar
memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Strategi yang dapat
dilakukan guru yaitu menyiapkan tata letak di kelas, pengelompokan
peserta didik, dan menyiapkan peralatan pendukung kegiatan belajar.

49
Peserta PembaTIK 2023, seperti itulah beberapa aspek pembelajaran
terdiferensiasi yang perlu diketahui oleh pendidik. Secara ringkas peserta
dapat melihatnya melalui bagan berikut ini:

Aspek
Pembelajaran
Terdiferensiasi

Lingkungan
Konten Produk Proses
Belajar

Gambar 3.3 Bagan Aspek Pembelajaran Terdiferensiasi

d. Penerapan Praktik Pembelajaran Terdiferensiasi


Dalam menerapkan pembelajaran terdiferensiasi, guru perlu memahami
perannya agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Beberapa peran
guru yang mendukung adalah sebagai perancangan pembelajaran, sebagai
fasilitator pembelajaran, dan sebagai motivator. Selanjutnya untuk dapat
menerapkan pembelajaran terdiferensiasi, ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan, yaitu:
1) Pahami Pembelajaran Terdiferensiasi
Peserta dapat menggunakan fitur Pelatihan Mandiri di Platform Merdeka
Mengajar untuk mempelajari topik Penyesuaian Pembelajaran
Berdasarkan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.
2) Tentukan Tujuan Pembelajaran
Peserta dapat menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di
dalam satu atau beberapa pertemuan pembelajaran.
3) Lakukan Pemetaan Awal Kebutuhan Belajar
Pemetaan awal untuk mencari informasi terkait minat, kesiapan, dan
profil belajar peserta didik. Pemetaan dapat dilakukan dengan asesmen
awal yang berupa observasi, wawancara, survei, dsb.
4) Lakukan Pengelompokkan Peserta Didik
Kelompokkan peserta didik untuk menentukan strategi pembelajaran
dan bentuk diferensiasinya. Dalam pengelompokkan peserta didik dapat
didahului dengan pembelajaran klasikal, atau kemudian mengajak
mereka menentukan sub tema yang akan dibahas oleh peserta didik
bersama kelompoknya.
50
5) Kolaborasi antar Peserta Didik
Dari pengelompokkan peserta didik, ajak mereka saling berkomunikasi
antar kelompok. Komunikasi dapat diarahkan secara langsung, atau
menggunakan media seperti papan tulis, media sosial, formulir
pelaporan, melalui karya, dsb.
6) Demonstrasi Keterampilan
Fasilitasi pemahaman peserta didik dengan menghasilkan produk yang
mereka senangi. Misal peserta didik bisa menghasilkan presentasi
berupa infografis, slide, video, text narasi, lagu, dsb.
7) Memaksimalkan Sumber Daya
Pembelajaran terdiferensiasi dapat dilakukan dengan membentuk
kelompok sesuai hasil asesmen awal, kemudian berikan pendampingan
secara berkelompok.
8) Evaluasi dan Refleksi Pembelajaran
Pendidik dapat melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran secara
berkelanjutan.

Langkah-langkah di atas dapat menjadi referensi untuk menerapkan


pembelajaran terdiferensiasi agar peserta didik semakin termotivasi untuk
belajar. Peserta PembaTIK, selain beberapa langkah tersebut, ada
beberapa ide praktik baik yang dapat menginspirasi penerapan
pembelajaran terdiferensiasi. Peserta dapat mengaksesnya melalui tautan
berikut ini:

Referensi Enam Cara Sederhana Melakukan


Pembelajaran Terdiferensiasi

Referensi Pembelajaran Berdiferensiasi


Berbasis Data

Latihan Mandiri
Setelah mempelajari materi tentang pembelajaran
terdiferensiasi, sekarang saatnya peserta PembaTIK
merancang kegiatan pembelajaran terdiferensiasi

51
dengan turut mengintegrasikan TIK dalam kegiatan
belajarnya. Tulislah rancangan kegiatan pembelajaran
terdiferensiasi kemudian bagikan dalam bukti karya
Platform Merdeka Mengajar!

3. Integrasi TIK dalam Lingkungan Belajar


Permendikbudristek Nomor 22 Tahun 2023 diterbitkan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 26 PP Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Dalam Permendikbudristek tersebut memuat tentang Standar
Sarana dan Prasarana pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Standar Sarana dan Prasarana
adalah kriteria minimal sarana dan prasarana yang harus tersedia pada satuan
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan, salah satu yang perlu ada yaitu
ruang laboratorium. Ruang laboratorium digunakan sebagai ruang untuk
pembelajaran praktik yang memerlukan peralatan khusus, contohnya ruang
laboratorium TIK.

Laboratorium TIK berperan penting dalam optimalisasi TIK sebagai alat


pembelajaran di sekolah. Keputusan menggunakan laboratorium TIK harus
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran, aktivitas
pendukung, strategi penilaian, dan budaya. Informasi ini penting untuk
mengoptimalkan pengelolaan laboratorium TIK. Manajemen yang baik
diperlukan untuk mengembangkan keterampilan TIK dan mempercepat
pembelajaran. Hal ini melibatkan tata ruang, peralatan, bahan, dan
program/aktivitas pembelajaran.

52
Gambar 3.4 Perangkat TIK
Tautan 3.3 ICT Scopes by UNESCO | Download Scientific Diagram
(researchgate.net)

Kolaborasi antara pendidik, rekan sejawat, tenaga kependidikan, dan dengan


peserta didik diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium
TIK, dengan berbagai model atau bentuk kerja sama. Apakah peserta
pembaTIK 2023 pernah melakukan kolaborasi dengan pendidik TIK atau
pendidik lain dalam memanfaatkan Laboratorium TIK? Pernahkah pendidik
antarmata pelajaran berkolaborasi? Atau pernahkah Anda melibatkan peserta
didik dan memfasilitasi mereka untuk saling berkolaborasi dalam mengerjakan
tugas/proyek pembelajaran? Nah, marilah bagikan pengalaman peserta
PembaTIK dalam grup diskusi, sehingga akan menambah wawasan antar
sesama peserta PembaTIK.

Peserta pembaTIK 2023, sebagai tahap awal ada beberapa hal yang harus
anda lakukan yaitu mengidentifikasi dan menganalisis ketika akan
menggunakan laboratorium TIK.

53
Aktivitas belajar yang dapat diintegrasikan dengan laboratorium TIK

Kemampuan laboratorium TIK dalam menunjang kebutuhan


proses pembelajaran

Kecakapan/keterampilan minimal yang dimiliki peserta didik, serta


kemampuan guru dalam membimbing peserta didik

Gambar 3.5 Bagan Aktivitas Sebelum Menggunakan Laboratorium TIK

Sekarang, cobalah untuk menganalisis situasi dan kondisi lingkungan tempat


peserta PembaTIK mengajar. Tuangkan situasi awal yang berhasil Anda
identifikasi pada tabel berikut ini!

● Mata Pelajaran :
● Kelas/Semester :
● Materi Pembelajaran :
● Indikator Pencapaian :
Kompetensi

Identifikasi Hasil Identifikasi


Keterampilan awal yang dimiliki
peserta didik

Fasilitas Laboratorium TIK atau


Laboratorium Komputer, mencakup
setidaknya
● Rasio jumlah peserta didik
dengan perangkat komputer
● Ketersediaan jaringan internet
● Fasilitas laboratorium yang
masih dapat digunakan
● Lainnya ………

54
Aktivitas belajar yang dapat
dilakukan dengan memanfaatkan
laboratorium TIK

Dukungan sumber daya manusia


(pendidik, rekan sejawat, tenaga
kependidikan) dalam
mengoptimalkan pemanfaatan
Laboratorium TIK
Tabel 3.1 Identifikasi Situasi Awal dalam Memanfaatkan Laboratorium TIK

Peserta PembaTIK 2023, di atas kita sudah membahas pemanfaatan


laboratorium TIK. Lantas bagaimana jika sekolah atau lingkungan belajar belum
memiliki fasilitas tersebut? Mengingat masih ada beberapa daerah yang
memiliki hambatan dan tantangan terkait fasilitas TIK. Apakah integrasi TIK
menjadi tidak dapat dilakukan? Tenang Bapak / Ibu peserta PembaTIK, Ada
solusi untuk mengatasi hal tersebut, pendidik dapat menerapkan metode-
metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif terkait penerapan pembelajaran
dengan mengintegrasikan TIK. Salah satu contoh metode yang dapat Anda
terapkan adalah menggunakan metode Station Rotation.

Metode pembelajaran station rotation adalah suatu pendekatan pembelajaran


yang melibatkan rotasi peserta didik antara beberapa stasiun atau area
pembelajaran yang berbeda di dalam kelas. Setiap stasiun menyajikan kegiatan
pembelajaran yang berbeda, baik itu menggunakan teknologi, materi tertulis,
permainan, atau kegiatan kelompok. Peserta didik akan berpindah dari satu
stasiun ke stasiun lain sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari
metode ini adalah untuk memberikan variasi dalam pembelajaran, memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik secara individual, serta mendorong kerja sama
dan interaksi antara peserta didik. Metode pembelajaran station rotation juga
memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang lebih mandiri dan aktif,
sambil mendapatkan bimbingan dari guru di setiap stasiun. Dengan rotasi antar
stasiun, peserta didik memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman

55
pembelajaran yang lebih lengkap dan mendalam dalam berbagai aspek
pembelajaran. Berikut ini adalah contoh penerapannya:

Video 3.1 Pembelajaran Station Rotation, Belajar Jadi Asyik dan Menyenangkan
Tautan 3.4 Pembelajaran Station Rotation, Belajar Jadi Asik dan Menyenangkan -
YouTube

Memahami aktivitas yang dilakukan dalam video di atas. Perlu kembali Anda
ingat bahwa salah satu tujuan penggunaan alat TIK dalam pembelajaran adalah
membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bila dalam satu
kelas hanya terdapat satu perangkat TIK, pendidik dapat membuat metode
pembelajaran secara kolaborasi, kelompok, atau membuat jadwal penggunaan
alat tersebut. Mungkin berdasarkan pengalaman Peserta PembaTIK memiliki
strategi atau metode lain untuk menerapkan pembelajaran yang
mengintegrasikan TIK ditengah keterbatasan yang ada? Silahkan untuk saling
berbagi dalam forum diskusi!

4. Refleksi dan Praktik Baik


a. Refleksi
Refleksi dilakukan dalam proses pembelajaran untuk meninjau kembali
dengan lebih rinci proses pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut
Harrington (dalam Rais & Aryani, 2019), sikap reflektif memiliki tiga
komponen utama, yaitu: 1) Open mindedness atau keterbukaan, sebagai
refleksi mengenai apa yang diketahui, 2) Responsibility atau tanggung

56
jawab, sebagai sikap moral dan komitmen profesional berkenaan dengan
dampak pembelajaran pada pebelajar, pembelajaran, dan orang lain, dan 3)
whole heartedness atau kesungguhan dalam bertindak dan melaksanakan
tugas.

Refleksi pembelajaran adalah tentang bagaimana peserta didik bisa menjadi


sadar dengan proses berpikir mereka sendiri dan bisa terbuka kepada orang
lain. Melalui refleksi, peserta didik dapat mengevaluasi “bagaimana” dan
“mengapa” pembelajaran berlangsung serta memahami tindakan yang perlu
diambil setelah pembelajaran selesai. Dengan menjalankan refleksi secara
konsisten, baik peserta didik maupun pendidik akan merasakan berbagai
dampak positif, antara lain:
1) Memahami dan mengetahui maksud dari apa yang telah dipelajari.
2) Bisa mengerti apa yang dilakukan.
3) Paham apa yang harus dilakukan selanjutnya.
4) Mengerti budaya belajar yang ada di kelas.
5) Mengetahui proses pembelajaran.

Latihan Mandiri
● Seberapa seringkah Anda melakukan refleksi?
● Ceritakan bagaimana Anda melakukan refleksi
pembelajaran!
● Apa manfaat yang dirasakan setelah melakukan
refleksi?

Peserta PembaTIK 2023, bagaimanakah cara melakukan refleksi? Anda


dapat mempelajari lebih lanjut tentang refleksi pada modul pelatihan mandiri
di Platform Merdeka Mengajar dengan topik Refleksi Diri. Pendidik juga
dapat mencari ide-ide pelaksanaan refleksi dari platform merdeka mengajar.
Berikut ini adalah gambar petunjuk cara mengakses ide praktik dengan topik
refleksi guru di platform merdeka mengajar:

57
Gambar 3.6 Cara Akses Ide Praktik Terkait Refleksi Guru di PMM

b. Praktik Baik
Praktik Baik, yang juga dikenal sebagai Best Practice, merupakan
pendekatan yang paling efisien dan efektif dalam menyelesaikan suatu
tugas. Pendekatan ini didasarkan pada prosedur yang telah terbukti berhasil
dan dapat diulang, dan telah terbukti memberikan hasil terbaik bagi banyak
orang dalam jangka waktu yang signifikan. Praktik baik pembelajaran juga
dapat melibatkan penilaian formatif dan sumatif yang komprehensif, serta
refleksi terhadap hasil pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pengajaran. Peserta PembaTIK, dalam Platform Merdeka Mengajar sudah
tersedia berbagai praktik baik yang dibagikan pendidik di seluruh Indonesia.
Berikut ini adalah cara mengaksesnya:

58
Gambar 3.7 Cara Akses Bukti Karya Praktik Baik di PMM

Peserta PembaTIK 2023, selanjutnya kami juga sediakan contoh praktik


baik pembelajaran terdiferensiasi dengan turut mengintegrasikan TIK.
Silakan amati video berikut ini! Semoga menginspirasi.

Video 3.2 Pembelajaran Berdiferensiasi Mata Pelajaran Informatika Fase D


Kelas 7
Tautan 3.5 Video Apresiasi GTK | Pembelajaran Berdiferensiasi Mata Pelajaran
Informatika Fase D Kelas 7 - YouTube

59
Pada video tersebut telah menerapkan metode pembelajaran terdiferensiasi
dengan turut mengintegrasikan TIK dalam lingkungan belajarnya. Terdapat
beberapa tahap yang dilakukan pendidik tersebut. Selanjutnya, tugas
peserta PembaTIK 2023 adalah mencoba mengidentifikasi aktivitas yang
dilakukan pendidik maupun peserta didik dalam video tersebut! Gunakan
tabel di bawah ini untuk membantu pengisian identifikasi!

Aktivitas
Pendidik Peserta didik
Tahapan
Persiapan

Pendahuluan

Inti

Penutup

Tabel 3.2 Identifikasi Aktivitas Pembelajaran Terintegrasi TIK

Menurut peserta PembaTIK 2023, adakah aktivitas pembelajaran yang perlu


dikurangi, ditambah, atau bahkan diubah dari contoh video tersebut, agar
pengelolaan kelas terintegrasi TIK dapat lebih baik? Jika ada, bagian mana
dan mengapa? Bagaimana perubahan yang akan Peserta pembaTIK 2023
lakukan, khususnya terkait pengelolaan kelas yang mengintegrasikan TIK?
Silakan mendiskusikannya bersama rekan sejawat Anda.

Peserta PembaTIK 2023, Anda sudah belajar tentang lingkungan belajar,


LMS untuk pembelajaran, pengelolaan kelas terintegrasi TIK, pembelajaran
terdiferensiasi dengan mengintegrasikan TIK, Integrasi TIK dalam
lingkungan belajar, serta refleksi dan praktik baik. Selanjutnya adalah
bagaimana merencanakan pembelajaran terdiferensiasi dengan
mengintegrasikan TIK di dalamnya?
60
Latihan Mandiri
Buatlah perencanaan pembelajaran terdiferensiasi
dengan turut mengintegrasikan TIK di dalamnya.
Perencanaan pembelajaran dapat dibuat cukup
untuk satu kali pertemuan yang disesuaikan dengan
mata pelajaran yang peserta PembaTIK ampu.

Perencanaan pembelajaran setidaknya mencakup 3 bagian yaitu: (1)


Capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) Kegiatan
pembelajaran, baik pendahuluan, inti dan penutup, beserta perangkat TIK
yang digunakan; (3) Perencanaan asesmen dan penilaian. Cobalah untuk
dapat mengintegrasikan layanan Kemendikbudristek yaitu Platform
Merdeka Mengajar untuk mendukung pembelajaran.

61
D. Rangkuman
Berikut ini adalah beberapa poin rangkuman dari kegiatan belajar 2 di modul 7:
1. Pembelajaran yang Mengintegrasikan TIK adalah pembelajaran yang
aktivitas pembelajarannya melibatkan pendayagunaan TIK untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan
suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi
peserta didik untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
3. Pembelajaran terdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang
memperhatikan kebutuhan belajar individu setiap peserta didik.
4. Aspek keragaman peserta didik yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain
yaitu kesiapan, minat, dan profil belajar.
5. Pembelajaran terdiferensiasi dapat diterapkan oleh guru dalam beberapa
aspek, yaitu konten, proses, produk dan lingkungan belajar.
6. Ruang laboratorium TIK berfungsi sebagai tempat mengembangkan
keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.
7. Refleksi dilakukan dalam proses pembelajaran untuk meninjau kembali dengan
lebih rinci proses pembelajaran yang telah dilakukan.
8. Praktik Baik merupakan pendekatan yang paling efisien dan efektif dalam
menyelesaikan suatu tugas.

62
E. Latihan
Kerjakan soal di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar!
1. Beberapa kemampuan di bawah ini diperlukan untuk menghadapi kebutuhan di
abad ke 21, kecuali ....
a. Kemampuan TIK
b. Kemampuan berpikir kritis
c. Kemampuan numerasi
d. Kemampuan berkomunikasi
e. Kemampuan kolaborasi

2. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan ketika akan


melakukan integrasi TIK dalam pembelajaran ....
a. Teknologi terkini, perencanaan pembelajaran, dan minat peserta didik
b. Karakter peserta didik, tujuan pembelajaran, dan lingkungan belajar
c. Keaktifan peserta didik, tujuan pembelajaran, dan kondisi sekolah
d. Kondisi sekolah, kemampuan pendidik, dan kelengkapan fasilitas
e. Lingkungan belajar, kemampuan pendidik, dan teknologi terbarukan

3. Metode pembelajaran yang memiliki karakteristik dimana peserta didik diminta


untuk mengalami suatu peristiwa yang sedang dipelajarinya, merupakan
metode pembelajaran ....
a. Simulation based learning
b. Case/problem based learning
c. Product based learning
d. Resources based learning
e. Colaborative based learning

4. Pelaksanaan pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka menurut


Standar Proses dalam Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 melalui
beberapa tahapan, seperti ....
a. Pengembangan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran
b. Penentuan, perlakuan, dan penilaian proses pembelajaran
c. Perencanaan, praktik baik, dan refleksi pembelajaran
d. Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran

63
e. Perancangan, praktik baik, dan evaluasi pembelajaran

5. Dalam pembelajaran terdiferensiasi, ada beberapa aspek dari peserta didik


yang perlu diperhatikan yaitu ....
a. Kreativitas, bakat, dan lingkungan belajar
b. Kemampuan, hobi, dan ekonomi
c. Keluarga, lingkungan, dan masyarakat
d. Asal, ekonomi, dan keterampilan
e. Kesiapan, minat, dan profil belajar

6. Aspek pembelajaran terdiferensiasi yang menggunakan hasil akhir dari


pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan peserta didik merupakan aspek
....
a. Konten
b. Proses
c. Produk
d. Lingkungan belajar
e. Dampak belajar

7. Metode pembelajaran yang melibatkan rotasi peserta didik antara beberapan


area pembelajaran yang berbeda di dalam kelas, adalah ....
a. Flipped learning
b. Blended learning
c. Project based
d. Station rotation
e. Problem based

8. Kesungguhan dalam bertindak dan melaksanakan tugas merupakan salah satu


dari komponen utama refleksi yaitu ....
a. Whole heartedness
b. Open mindedness
c. Responsibility
d. Problem solving
e. Consistency

64
9. Pendidik yang konsisten menjalankan refleksi akan mendapatkan berbagai
dampak positif, berikut ini yang bukan merupakan dampak baik refleksi
adalah....
a. Memahami maksud dari apa yang telah dipelajari
b. Dapat mengerti apa yang dilakukan
c. Paham apa yang harus dilakukan selanjutnya
d. Mengetahui budaya belajar yang ada di kelas
e. Dapat meluluskan kemampuan peserta didik

10. Berikut ini pernyataan yang paling tepat terkait best practice, adalah ....
a. Pendekatan yang didasarkan pada perencanaan terbaik
b. Pendekatan paling efisien dan efektif dalam menyelesaikan suatu tugas
c. Praktik pembelajaran tidak perlu melibatkan asesmen pembelajaran
d. Praktik baik selalu melibatkan penggunaan teknologi yang canggih
e. Praktik baik dicapai menggunakan metode pembelajaran hybrid

65
Tes Akhir Modul

1. Pendapat dari Slameto tentang lingkungan belajar yaitu …


a. prestasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat
b. segala yang ada di sekeliling individu yang memiliki pengaruh tertentu
c. merupakan sesuatu yang ada di luar individu, walaupun ada juga yang
mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat dalam individu
d. semua yang ada di lingkungan peserta didik yang dapat memberikan pengaruh
kepada tingkah laku individu
e. suatu pemicu perubahan tingkah laku pada individu melalui interaksi dengan
lingkungannya

2. Salah satu kelemahan dari pembelajaran dalam jaringan (daring) yaitu ...
a. Peserta didik dapat mengakses sumber belajar melimpah dari internet
b. Pembimbingan dapat dilangsungkan dengan baik kepada tiap peserta didik
c. Mudah melakukan pemantauan terhadap aktivitas peserta didik dalam belajar
d. Keberhasilan sulit dicapai jika fasilitas kuota dan perangkat tidak tersedia
e. Kemandirian dan interaksi peserta didik dapat terdorong lebih baik

3. Metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan


pembelajaran secara daring dikenal dengan istilah …
a. hybrid learning d. case based learning
b. blended learning e. flipped learning
c. simulation learning

4. Fitur pada LMS yang menyediakan chart atau hasil yang dapat memudahkan
pendidik melacak perkembangan peserta didiknya adalah fitur ….
a. antarmuka d. laporan
b. ruang diskusi e. konferensi video
c. ujian daring

66
5. Salah satu LMS yang dapat diakses menggunakan akun pembelajaran adalah…
a. Moodle d. Kelas Maya
b. Microsoft Teams e. Google Classroom
c. Schoology

6. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan pengintegrasian TIK dalam


pembelajaran, adalah ....
a. Mencapai tujuan pembelajaran dengan efisien
b. Membangun keterampilan TIK peserta didik
c. Melatih kemampuan komunikasi peserta didik
d. Mengajak peserta didik berkolaborasi aktif
e. Mencapai prestasi belajar yang terbaik

7. Salah satu metode pembelajaran yang disarankan untuk membangun keterampilan


abad 21 melalui pemberian berbagai ragam dan jenis bahan belajar yang relevan
untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah metode ...
a. Resources based learning
b. Colaborative based learning
c. Simulation based learning
d. Project based learning
e. Problem based learning

8. Berdasarkan Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses,


yang bukan merupakan karakteristik pelaksanaan pembelajaran dalam
implementasi kurikulum merdeka adalah ...
a. Pembelajaran interaktif
b. Pembelajaran kolaboratif
c. Pembelajaran inspiratif
d. Pembelajaran menyenangkan
e. Pembelajaran menantang

67
9. Pelaksanaan pembelajaran dimana membedakan kegiatan peserta didik dalam
aktivitas mereka, merupakan pembelajaran terdiferensiasi yang menggunakan
aspek ....
a. Konten
b. Produk
c. Proses
d. Lingkungan
e. Kemampuan

10. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran untuk meninjau kembali
dengan lebih rinci pembelajaran yang sudah dilakukan, adalah pengertian dari ....
a. Asesmen
b. Evaluasi
c. Refleksi
d. Praktik Baik
e. Pengembangan

68
Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Latihan Soal


Kegiatan Belajar 1

1. E 6. C
2. B 7. C
3. A 8. A
4. C 9. E
5. D 10. B

Kunci Jawaban Latihan Soal


Kegiatan Belajar 2

1. C 6. C
2. B 7. D
3. A 8. A
4. D 9. E
5. E 10. B

Kunci Jawaban
Tes Akhir Modul 7

1. A 6. E
2. D 7. A
3. B 8. B
4. D 9. C
5. E 10. C

69
Daftar Pustaka

Ahmad, Rohani. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rhineka Cipta, 2004.

Gallagher, Kerry. A Guide to Creating a Collaborative Learning Environment. Diunduh


dari https://www.edsurge.com/news/2015-04-30-a-guide-to-creating-a-
collaborative-learning-environment pada 25 April 2022, 2015.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Kolk, Melinda. The 21st Century Classroom- where the 3R’s meet the 4’Cs. Retreived
25 April 2022 from https://web.tech4learning.com/blog-0/bid/45149/the-21st-
century-classroom-where-the-3-r-s-meet-the-4-c-s, 2011.

Mariyana, Rita dkk. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Media Group,
2010.

Redhana, I Wayan. Blended Learning, Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0.


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia. ISBN: 978-602-60306-5-8,
2018.

Sabayasa, Anas & Putu Sri Utami D. Pengelolaan Kelas Terintegrasi TIK dalam
Lingkungan Belajar. Tangerang Selatan: Pusdatin Kemendikbud, 2022.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: PT Sinar Baru


Algensindo, 2010.

70

Anda mungkin juga menyukai