Anda di halaman 1dari 42

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

DIGITAL INTERAKTIF BERBASIS E-PUB PADA PELAJARAN


BAHASA ARAB UNTUK SISWA MAN 3 YOGYAKARTA

TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister (S2)
Program Studi Pendidikan Islam
Konsenterasi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Oleh:
Haerul Ahyar
NIM: 17204010122

PASCASARJANA (MAGISTER)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTERASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019
2

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini dunia berada di era digital, era dimana terjadinya banyak
perubahan dan perkembangan yang mendasar di setiap sektor kehidupan, tidak
terkecuali pada sektor pendidikan. Perkembangan era digital yang kian pesat
memiliki dampak signifikan terhadap dunia pendidikan. Jika dulu kegiatan
belajar mengajar dilakukan secara konvensional tersekat oleh ruang dan
terbatas oleh waktu. Maka memasuki abad 21 pembelajaran mulai berbasis
digital tanpa terbatas oleh waktu dan ruang. Dulu belajar mengandalkan
lembaran paper sekarang sudah mulai beralih menuju paperless. Kemudian,
beberapa waktu silam guru menjadi tumpu acuan sumber pengetahuan, maka
sekarang sumber pengetahuan terbuka luas dan bebas yang dapat diakses oleh
semua orang dengan piranti media teknologi informasi dan komunikasi.1
Fenomena seperti ini jika diamati tidak hanya menjalar pada institusi
pendidikan tinggi yang terus bergerak masif, bukan hanya pada universitas
negeri, swasta maupun universitas-universitas berbasis online. Akan tetapi,
secara tidak langsung dampak dari pesatnya perkembangan teknologi digital
merambah dan potensial berdampak pada peserta didik di sekolah-sekolah.
Pembelajaran jarak jauh yang hanya dengan bantuan internet peserta didik
dapat berselancar dan mengeksplorasi pengetahuan yang diinginkan.2
Kaitannya dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, pada
abad 21 kementerian pendidikan dan kebudayaan telah mencanangkan
kecakapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang mengintegrasikan
kecakapan pengetahuan, kemampuan literasi, keterampilan, sikap dan
penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Rancangan kecakapan HOTS
ini disamping sebagai upaya respon positif dari dunia pendidikan juga
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi kompetisi
dan tantangan era digital pada abad 21 seperti sekarang ini.3

1
Yusring Sanusi Baso, “Cara Mudah Menyiapkan Materi Pembelajaran Berbasis Web
Dan Cd Untuk Bahasa Indonesia,” Jurnal Arbitrer 2, no. 1 (2017), hlm. 73.
2
Tedi Priatna, “Inovasi Pembelajaran PAI Di Sekolah Pada Era Disruptive Innovation,”
Jurnal Tatsqif 16, no. 1 (2019), hlm. 16–41.
3
Bernie. Trilling, Charles. Fadel, and Partnership for 21st Century Skills., 21st Century
Skills : Learning for Life in Our Times (San Francisco, Calif. : Jossey-Bass, 2009).
3

Senada dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menyatakan


bahwa salah satu tantangan pendidikan pada masa ini adalah membentuk
keterampilan abad 21, diantaranya adalah keterampilan teknologi informasi
dan komunikasi (information & communication technology literacy skill),
keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill), keterampilan memecahkan
masalah (problem solving skill), keterampilan berkomunikasi efektif (effective
communication skill) dan keterampilan berkolaborasi (collaborate skill).
Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan ciri dari masyarakat era digital
atau era revolusi infustri 4.0, yaitu masyarakat berpengetahuan (knowledge-
based society).4
Berbicara pendidikan di era digital, maka hal urgen yang senan tiasa
perlu mendapat perhatian adalah keberlangsungan proses pembelajaran itu
sendiri, sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan pendidikan yang sesuai
dengan konstitusi nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun,
pada praktiknya ketika guru sedang mengajar tidak selalu diikuti oleh kegiatan
belajar peserta didik. Begitu sebaliknya, peserta didik yang sedang melakukan
kegiatan belajar dapat berlangsung tanpa harus ada guru yang
mengajarkannya.5 Maka, potret seperti ini menjelaskan bahwa proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien, jika terdapat satu
pegangan khusus yang dimiliki peserta didik dalam proses pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara mandiri yaitu dengan
tersedianya sumber belajar dan bahan ajar.
Seiring tumbuh kembanganya teknologi digital, keberadaan sumber
belajar dan bahan ajar telah dipadukan dengan piranti digital sebagai sebuah
pengembangan teori baru yaitu pembelajaran modern. Salah satu contoh yang
sering dipakai di dunia pendidikan adalah e-book. Hadirnya e-book
diibaratkan seperti mentransformasikan tampilan sebuah sumber belajar atau
bahan ajar berbasis text-book ke dalam perangkat digital seperti smartphone
atau PC. Sehingga konten yang disajikan memiliki kualitas tampilan yang

4
I.M Suarsana and G.A Mahayukti, “Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan
Masalah,” Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 2 (2013): 264–75.
5
Andi Prastowo, Pengembangan Sumber Belajar (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 1.
4

lebih menarik, canggih, rendah biaya, praktis serta memberikan dampak


ramah lingkungan.6
Bentuk lain dari pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran
adalah hadirnya buku digital yang menekankan pada aspek interaktif dan
keterpaduan konten media. Secara konten, buku digital interaktif dapat
mengkombinasikan teks, grafis, animasi, suara, dan video dalam satu media.
Buku digital interaktif dapat digolongkan sebagai sumber belajar atau bahan
ajar yang lebih fleksibel untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa yang dapat
diakses secara klasikal maupun mandiri yang diharapkan lebih melibatkan,
menginspirasi, menarik dan interaktif untuk digunakan dalam pembelajaran.7
Sekarang ini sudah banyak pihak yang mengembangkan prototype
buku digital interaktif, salah satunya adalah berupa buku digital berbasis e-
pub. Keunggulan bahan ajar digital interaktif diantaranya dapat menarik
perhatian pembaca, dapat dibaca dan diakses oleh siapa saja dan kapan saja
serta disimpan dimana saja, dapat memperbesar gambar dengan detail, biaya
produksi yang lebih rendah, dapat menggabungkan media audio, visual, video,
teks, animasi, dan interaktif. Dari aspek penggunaan, bahan ajar digital
berbasis e-pub bersifat dinamis yaitu dapat diakses melalui berbagai piranti
teknologi digital seperti PC/laptop, notebook, dan gawai. Sedangkan melihat
sisi efektifitasnya, bahan ajar digital dapat digunakan sebagai alternatif
sumber, bahan, dan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi materi
pengetahuan teoritis dan materi yang bersifat penguasaan keterampilan.
Sebagai data awal dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data dari
peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian di sekolah yang sama
yaitu MAN 3 Sleman (MAN 3 Yogyakarta), bahwa sejauh ini pihak sekolah
dan guru sudah memanfaatkan media teknologi dalam proses
pembelajarannya. Contoh kecil yang sering digunakan adalah media proyektor

6
M. D. Roblyer and Aaron Herbert. Doering, Integrating Educational Technology into
Teaching, 6 ed. (Upper saddle river: Pearson/Allyn and Bacon Publishers, 2013).
7
Muthmainnah, Fajriana, dan Deassy Siska, “Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” TECHSI - Jurnal Teknik Informatika 9, no. 2 (2017): 65–
77.
5

dan laptop. Bahkan sudah sampai menggunakan piranti yang lebih portable
seperti gawai. Berangkat dari sini, maka memungkinkan peneliti untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis digital di sekolah tersebut. Hal ini
didukung dengan kegiatan pembelajaran yang sudah memanfaatkan
teknologi digital seperti gawai.
Salain itu, pernyataan salah satu guru Bahasa Arab MAN 3 Sleman
juga menunjukkan adanya ketertarikan dengan gagasan yang ditawarkan
peneliti tentang pengembangan bahan ajar berbasis digital interaktif pada
pembelajaran bahasa Arab, yang selama ini masih bersifat konvensional. Akan
tetapi, Bapak Mucharom selaku guru Bahasa Arab di MAN 3 Sleman
memberikan saran agar produk digital yang akan dikembangkan berupa
Lembar Kerja Siswa (LKS), dimana menurutnya saat ini belum ada penelitian
atau pengembang yang mengembangkan LKS berbasis digital khususnya di
sekolah tersebut, sedangkan sumber belajar atau bahan ajar berbentuk buku
sudah banyak yang dikembangkan dalam versi digital seperti e-book yang
telah diakses oleh banyak kalangan.8
Alasan mengapa Bapak Mucharom memberikan saran terkait produk
pengembangan berupa LKS digital, dikarenakan menurut hasil pangamatan
beliau, kerap kali sebagaian siswa tidak membawa LKS yang sudah
disediakan. Sedangkan, adanya LKS tersebut bertujuan sebagai bahan materi
pendukung dan bahan latihan siswa dari buku pokok yang sudah ada, sehingga
menurutnya jika dengan adanya LKS berbasis digital ini dengan kondisi siswa
yang hampir 99% mempunyai gawai dan tidak terlepas darinya, maka hal
tersebut dapat menjadi solusi dari problematika tersebut.
Pernyataan di atas juga diperkuat dengan data yang diperoleh dari
siswa-siswi sekolah tersebut. Salah satunya pernyataan Muhammad Zhafran
Hanif:

Terkadang jika LKS cetak seperti ini suka lupa tidak bawa/
ketinggalan di rumah, tapi jika HP setiap hari saya bawa tidak sampai
kelupaan
8
Wawancara dengan bapak Mucharom, Guru Bahasa Arab MAN 3 Yogyakarta pada
acara MGMP di MAN 3 Bantul, 11 Maret 2019
6

Kemudian melihat hasil penelitian Rozi9, masih banyak siswa yang


diberikan tugas untuk mengerjakan latihan-latihan di buku lembar kerja siswa
(LKS) dengan sungguh-sungguh dan atas dasar kebutuhan serta keinginan
untuk belajar, akan tetapi realitanya mereka mengerjakan tugas karena atas
dasar takut tidak mendapat nilai. Selain itu, siswa juga mengeluhkan dengan
kondisi LKS yang monoton hanya menampilkan goresan hitam di atas kertas
buram, ditambah lagi jenis tulisan yang berbahasa Arab membuat tidak sedikit
siswa malas membacanya apalagi mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
Sehingga pada akhirnya, siswa hanya menunggu hasil pekerjaan temannya
yang lebih pintar dan paham, lantas siswa lain menyalin atau menyontek hasil
temannya pada LKS masing-masing.
Hal yang dialami siswa diatas, ternyata dikeluhkan juga oleh siswa-
siswi di MAN 3 Sleman yang hendak peneliti teliti. Sebagaimana beberapa
pernyataan siswa yang peneliti dapatkan dari koesioner yang disebarkan,
diantarnya:
Annisa Salsabila; karena terkadang gambar kurang jelas sehingga
menyulitkan atau membuat rasa belajar berkurang
Annisa Nur Amalia; apabila di LKS cetak ada gambar, gambar
tersebut hanya berwarna hitam dan tidak sering gambarnya pecah dan tidak
jelas. Jadi terkadang membuat bingung para siswa.
Hasna Dhiya Azzahra; kekurangan buku LKS itu kurang berwarna,
jadinya tidak semangat belajar.10

Sehingga dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti baik data dari
literature review maupun data lapangan. Peneliti tertarik dan bermaksud untuk
melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk baru dengan membuat
bahan ajar LKS Bahasa Arab digital berbasis e-pub yang memadukan teks,
gambar, audio, video, dan animasi yang dikolaborasikan secara terpadu dalam
satu file. Bahan ajar digital berbasis e-pub yang dikembangkan ditujukan
untuk siswa MAN 3 Yogyakarta Kelas XI.

9
Muhamad Fakhrur Rozi, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Arab
Berbasis Android Untuk Siswa Kelas X, XI, XII MAN 1 Gandangrejo” (skripsi: UIN Sunan
Kalijaga, 2017), hlm.3
10
Data angket siswa, diambil pada 13 Mei 2019
7

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi dan kebutuhan pengembangan bahan ajar LKS digital
interaktif berbasis e-pub pada materi pelajaran bahasa Arab untuk siswa kelas
XI MAN 3 Yogyakarta?
2. Bagaimanakah model bahan ajar LKS digital interaktif berbasis e-pub yang
efektif pada materi pelajaran bahasa Arab untuk siswa kelas XI MAN 3
Yogyakarta?
3. Bagaimana efektifitas bahan ajar LKS digital interaktif berbasis e-pub pada
materi pelajaran bahasa Arab untuk siswa MAN 3 Yogyakarta kelas XI?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka penelitian dan
pengembangan ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui potensi dan kebutuhan pengembangan bahan ajar LKS
digital interaktif berbasis e-pub pada materi pelajaran bahasa Arab
untuk siswa kelas XI MAN 3 Yogyakarta.
b. Mengetahui model bahan ajar LKS digital interaktif berbasis e-pub
yang efektif pada materi pelajaran bahasa Arab untuk siswa kelas XI
MAN 3 Yogyakarta.
c. Mengetahui efektifitas bahan ajar LKS digital interaktif berbasis e-pub
pada materi pelajaran bahasa Arab untuk siswa MAN 3 Yogyakarta
kelas XI.
2. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian dan pengembangan bahan ajar bahasa Arab
digital berbasis e-pub ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun praktis. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pengembangan
8

bahan ajar berbasis digital atau e-pub sebagai sumber belajar kolektif
maupun personal guna meningkatkan pembelajaran yang lebih efektif
dan dapat memenuhi tuntutan kompetensi pembelajaran abad 21.
b. Kegunaan Praktis
1) Untuk Kepala Madrasah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan potret baru dalam variasi kegiatan pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan motivasi dan kreativitas peserta didik.
Kemudian dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak sekolah
untuk dapat memanfaatkan teknologi digital sebagai salah satu
sumber belajar wajib atau mandiri siswa MAN 3 Yogyakarta yang
dapat diakses dimanapun dan kapanpun dengan konten-konten
yang lebih menarik.
2) Untuk Guru, penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat
memberikan semangat dan animo dalam upaya senan tiasa
mengembangkan sebauh sumber dan bahan ajar yang lebih kreatif,
inovatif dan menarik khususnya dalam pelajaran bahasa Arab yang
dapat mendukung minat dan motivasi belajar siswa.
3) Untuk siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi
belajar bahasa Arab dengan karakteristik dan gaya belajarnya
masing-masing dengan dukungan bahan ajar interaktif.
4) Untuk peneliti sendiri, penelitian ini memberikan tambahan
pengetahuan dan wawasan baru, terlebih dalam dunia teknologi
pendidikan sehingga dengan demikian dapat memberikan masukan
dan pembekalan untuk proses kedapan yang lebih kompeten.
5) Untuk peneliti lain, hadirnya hasil penelitian ini dapat menggugah
hasrat para peneliti dalam rangka mengembangkan suatu bahan
ajar dalam setiap pelajaran khususnya bahasa Arab yang lebih ke
arah kreatif, inovatif dan menarik minat peserta didik.
D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang akan dikebambangkan dalam penelitian ini berupa bahan
ajar lembar kerja siswa digital interaktif pada materi bahasa Arab untuk siswa
9

MAN 3 Yogyakarta kelas XI dalam format file diharapkan e-pub (electronic


publication) sebagai sumber belajar pendamping dari beberapa sumber lain.
Spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
kurikulum 2013 yang dilengkapi dengan petunjuk pengunaan bahan ajar, KI,
KD, dan Tujuan Pembelajaran, Materi pokok serta dilengkapi dengan
beberapa fitur seperti vidio, audio, animasi, gambar dan teks yang sesuai
dengan materi pembelajaran, evaluasi dan biografi pengembang bahan ajar.
Bahan ajar digital interaktif dikembangkan dengan menggunakan teori
konstruktivistik sebagai bahan acuan dalam menyajikan isi materi pada bahan
ajar tersebut.
E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Beberapa asumsi pengembangan yang melandasi kerangka berfikir
dalam penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar digital interaktif berbasis e-pub saat ini belum dikembangkan
secara khusus sebagai bahan ajar pada materi bahasa Arab untuk siswa
MAN 3 Yogyakarta Kelas XI.
2. Beberapa mata pelajaran di MAN 3 Yogyakarta dalam proses
pembelajarannya sudah memanfaatkan media digital seperti menggunakan
smartphone, sehingga produk yang dikembangkan dapat diterima dan
diaplikasikan pada proses pembelajaran.
3. Sebagian besar siswa MAN 3 Yogyakarta Kelas XI memiliki perangkat
elektronik seperti smartphone/gawai untuk membuka bahan ajar digital
interaktif berbasis e-pub.
4. Siswa memiliki ketertarikan terhadap penggunaan teknologi digital dalam
proses pembelajaran.
Sedangkan keterbatasan pengembangan bahan ajar digital interaktif
berbasis e-pub yang dikembangkan, yaitu:
1. Bahan ajar digital interaktif berbasis e-pub hanya dapat digunakan oleh
siswa yang memiliki perangkat elektronik dan memiliki aplikasi yang
dapat membuka format file e-pub.
10

2. Kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan bahan ajar digital


interaktif berbasis e-pub yang dikembangkan bergantung pada perangkat
elektronik yang digunakan dan keahlian pengguna dalam menggunakan
perangkat elektronik.

F. Kajian Pustaka
Sejauh penelusuran peneliti terhadap beberapa literartur terdahulu yang
memiliki relevansi tentang pengembangan bahan ajar lembar kerja siswa
digital interaktif berbasis e-pub, belum ditemukan penelitian yang serupa
terkait pengembangan bahan ajar lembar kerja siswa digital interaktif berbasis
e-pub pada pelajaran bahasa Arab untuk siswa MAN/SMA kelas XI.
Beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan penelitian ini
diantaranya sebagai berikut:
Rukimin, Koderi, Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab.11 Dalam artikel ini membahas tentang proses pembelajaran bahasa Arab
yang beralih dari konvensional menuju pemanfaatan multimedia sebagai
bentuk inovasi baru dalam pembelajaran. Hasil analisisnya menunjukan bahwa
pemanfaatan media multimedia tersebut dapat menjadi alternatif dalam
mengatasi masalah belajar peserta didik sehingga dengan hadirnya teknologi
multimedia ini peserta didik mampu belajar bahasa Arab secara mandiri, lebih
mudah, nyaman dan belajar sesuai dengan kemampuannya. Dari penelitian ini
menunjukan peran penting media teknologi dalam dunia pendidikan di era
sekarang ini. salah satu relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti adalah sama memanfaatkan teknologi multimedia hanya saja pada
penelitian yang akan dilakukan berbasis offline dengan memanfaatkan salah
satu softwere bernama kotobee yang nantinya dapat diakses di berbagai media
elektronik seperti PC atau laptop, netbook, notebook, dan smartphone.
Ita Ratiyani, dkk. Pengembangan Bahan Ajar Digital dan Aplikasinya
dalam Model Siklus Pembelajaran 5E (Learning Cycle 5E) Terhadap Aktifitas

Koderi Rukimin, “Multimedia Interkatif Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Prosiding


11

Workshop Nasional November (2015): 102–14.


11

dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 10 Probolinggo Tahun
Pelajaran 2012/2013.12 Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan
penerapan pengembangan bahan ajar berbasis digital dengan aplikasi model
pembalajaran siklus 5E dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan
interval dari 71,18% menjadi 79,51% dengan rata-rata skor yang diperoleh
sebesar 78,13 menjadi 82,00. Hal ini menunjukan bahwa media digital yang
bersifat interaktif ini dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan
secara tidak langsung dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Hal ini
menguatkan penelitian yang akan dilakukan peneliti tentang pengembangan
teknologi digital dalam pembelajaran bahasa Arab, akan tetapi berbeda dengan
dengan penelitian sebelumnya produk yang akan dikembangkan pada peniltian
ini adalah bahan ajar digital interaktif pada pelajaran bahasa Arab. Sedangkan
pada penelitian ini produk yang dikembangkan adalah bahan ajar pada mata
pelajaran IPA khususnya Biologi.
Ighfir Rijal Taufiqy, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Digital
Berlandaskan Model Guided-Project Based Learning.13 Model pengembangan
yang dilakukan pada mata pelajaran Teknik Pengambilan Gambar Bergerak di
SMK Negeri 1 Beji Pasuruan. Hasil kaijan yang telah dilakukan dalam
pengembangan ini memperoleh persentase hasil sebesar 89,5% dengan
kualifikasi sangat memenuhi kelayakan dan tidak memerlukan revisi dan pada
pencapaian post-test sebesar 81,77, menunjukan bahwa dari segi efektifitas
bahan ajar berbasis digital ini berhasil meningkatkan pemahaman materi bagi
peserta didik. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah terletak pada produk yang akan dikembangkan yaitu materi bahan ajar
yang dikembangkan, meski sama-sama berbasis digital.

12
Ita Ratiyani, Wachju Subchan, and Slamet Hariyadi, “Pengembangan Bahan Ajar
Digital Dan Aplikasinya Dalam Model Siklus Pembelajaran 5E (Learning Cycle 5E) Terhadap
Aktifitas Dan Hasil Belajar (Siswa Kelas VII DI SMP Negeri 10 Probolinggo Tahun Pelajaran
2012/2013),” Pancaran 3, no. 1 (2014): 79–88, doi:10.1002/phbl.19500060613.
13
Ighfir Rijal Taufiqy, Sulthoni, and Dedi Kuswandi, “Pengembangan Bahan Ajar Digital
Dan Aplikasinya Dalam Model Siklus Pembelajaran 5E (Learning Cycle 5E) Terhadap Aktifitas
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 10 Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013,”
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 1, no. 4 (2016): 705–11.
12

Muhammad Fakhrur Rozi, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)


Bahasa Arab Berbasis Android untuk Kelas X, XI, dan XII MAN 1
Gondangrejo.14 Penelitian ini hadir atas permasalah di MAN 1 Gondangrejo
khususnya terkait dengan kejenuhan siswa, minat dan motivasi belajar siswa
dalam menggunakan LKS Bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena LKS yang
digunakan masih bersifat text-book dengan tampilan yang kurang menarik,
hanya dicetak dengan kertas buram sehingga membuat siswa merasa jenuh
dan kurang meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa khususnya dalam
menggunakan LKS tersebut sebagai bahan ajar yang selayaknya yang lebih
menarik dan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa dengan LKS berbasis android yang
mengkonversikan LKS yang dinilai kurang menarik, menjenuhkan dan kurang
interaktif kedalam aplikasi android yang lebih interaktif dan menarik
mendapatkan respon positif dan baik dari pihak siswa dan guru, dapat
meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam penggunaan LKS Bahasa Arab
serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS
tersebut, sehingga dengan LKS berbasis android dinilai lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan LKS konvensional.
Beberapa literatur di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penelitian tentang pengembangan bahan ajar lembar kerja siswa digital
interaktif berbasis e-pub pada pelajaran bahasa Arab yang akan peneliti
lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Sehingga,
memungkinkan untuk dikaji. Diantara letak perbedaannya adalah pada obyek
pengembangan produk bahan ajar yang digunakan yaitu secara khusus,
penelitian ini akan mengembangkan bahan ajar lembar kerja siswa (LKS)
digital interaktif pada pelajaran bahasa Arab berbasis electronic publish (e-
pub) yang dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri ataupun kelompok
dalam pelajaran bahasa Arab bagi siswa kelas XI MAN 3 Yogykarta
khususnya dan tingkat MA/SMA pada umumnya.

14
Rozi, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Arab Berbasis Android
Untuk Siswa Kelas X, XI, XII MAN 1 Gondangrejo.” Skripsi: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2017
13

G. Metode Penelitian
Metode penelitian sebagaimana diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 15 Pada
penelitian kali ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan model pendekatan penelitian
pengembangan atau R&D (research and development). Menurut Brog
& Gall penelitian pengembangan merupakan penelitian yang
berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk
yang digunakan dalam pendidikan.16
Sebagaimana karakteristik dari penelitian R&D adalah
mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang
sudah ada guna mencari keunggulan dan kebaruan dalam ranah
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Maka, peniliti bermaksud
untuk mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis E-Pub dengan
produk yang dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa
Arab untuk siswa kelas XI MAN 3 Sleman Yogyakarta yang disusun
oleh MGMP mengacu pada kurikulum 2013.
2. Desain Model Penelitian Pengembangan
Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan
model pengembangan yang dikembangkan oleh Stephen M. Alessi dan
Stanley R. Trolip yaitu; Perencanaan, Desain, Pengembangan,
Evaluasi.17 Prosedur penelitian pengembangan model Alessi adalah
sebagai berikut:

15
Sugiyono, Metode Penelitian Penddikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 6.
16
Brog Gall & Gall, Educational Research, (USA, Allyn and Bacon, 2003), hlm. 772
17
Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Computer-Based Instruction : Methods and
Development, 2nd ed. (Englewood Cliffs N.J.: Prentice Hall, 1991), hlm. 407-561.
14

Gambar 1. Desain Pengembangan Allessi & Trollip


a. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan (planning) merupakan tahapan yang
dilakukan oleh pengembang (peneliti) untuk menentukan tujuan
dan arah dari pengembangan proyek.
Pada tahap ini peneliti menggali data terlebih dahulu guna
memastikan bahwa produk yang akan dikembangkan benar-benar
merupakan kebutuhan dan memiliki nilai potensial untuk
dikembangkan guna keberlangsungan pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien. Hal ini dilakukan dengan cara:
1) Mendefinisikan bidang atau ruang ringkup materi yang akan
dikonversikan kedalam bentuk digital yaitu LKS Bahasa Arab
yang disusun oleh tim MGMP (musyawarah guru mata
pelajaran) berdasarkan kurikulum 2013.
2) Mengidentifikasi karakteristik peserta didik dengan cara
observasi pendahuluan di MAN 3 Sleman terkait respon
terhadap bahan ajar LKS digital interaktif berbasis E-Pub serta
mengidentifikasi kepemilikan dan ketergantungan peserta didik
terhadap media teknologi seperti gawai atau laptop yang nanti
akan digunakan sebagai piranti untuk mengaplikasikan produk
LKS digital tersebut.
3) Mempersiapkan dokumen-dokumen mengenai isi materi dan
hal lain yang akan dikonversikan kedalam digital.
4) Memilih dan memilih sumber rujukan pembuatan LKS Bahasa
Arab, seperti buku, artikel, majalah, internet, dan lain-lain.
5) Brainstorming tentang pembuatan bahan ajar digital interaktif
berbasis epub kepada programmer, ahli media, dan teman yang
kompeten dalam bidang teknologi pendidikan.
1. Desain
Tahap desain (design) merupakan tahapan yang berhubungan
dengan ide pengembangan konten awal, yaitu mendeskripsikan
15

pendahuluan program, menyiapkan prototype, serta membuat


flowchart dan storyboards.
2. Pengembangan
Tahap pengembangan (development) merupakan implementasi dari
tahapan desain. Dalam tahapan ini hal-hal yang dilakukan adalah
menyiapkan materi, menyiapkan aplikasi pendukung
pengembangan, pembuatan bahan audio dan video, penulisan code
program.
3. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan cara melakukan uji coba yang
terdiri atas uji alpha, uji beta, dan implementasi. Uji alpha, uji beta
dan implementasi dilakukan setelah produk awal selesai.
Peneliti bermaksud untuk mengembangkan bahan ajar digital
interaktif pada pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan format file
electronic publication sebagai sumber belajar dan guna meningkatkan
minat belajar siswa kelas XI MAN 3 Yogyakarta.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian digunakan untuk menguji kelayakan dari bahan
ajar digital interaktif. Pengujian menggunakan 6 responden yang
merupakan ahli dalam pengembangan bahan ajar digital interaktif.
Pengujian kualitas bahan ajar digital interaktif menggunakan 30
responden. Subjek uji coba dalam penelitian ini antara lain guru
bahasa Arab dan siswa MAN 3 Sleman.
Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan responden
adalah sampling kuota. Penentuan jumlah sampel responden untuk
penelitian ini mengacu pada Jakob Nielsen yang mengemukakan
bahwa uji pengguna untuk penelitian kuantitatif setidaknya paling
sedikit 20 responden.18
4. Jenis Data

18
Arikunto, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 89.
16

Data yang dicari dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi


dua data. Pertama, daa kualitatif yang berupa kritik dan saran dari para
ahli, guru dan siswa. kedua, data kuantitatif melalui hasil analisis
validasi para ahli, responden dan hasil pre-test dan post-test.
Data kuantitatif kemudian dikonversi menjadi data kualitatif,
setelah itu data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif,
dalam hal ini mendeskripsikan hasil validasi, respon siswa dan
kesimpulan dari dampak penggunaan LKS Bahasa Arab berbasis e-pub
terhadap hasil belajar siswa.
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam rangka mempermudah pengumpulan data di lapangan, maka
diperlukan sebuah instrumen pengumpulan data. Dalam penelitian ini,
teknik yang digunakan adalah teknik tes dan non tes berupa observasi,
wawancara dan angket.
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui keadaan melalui
pengamatan dan pencatatan perilaku subjek uji coba.19 Dalam hal ini
siswa kelas XI MAN 3 Yogyakarta dan guru bahasa Arabnya terkait
dengan pembelajaran bahasa Arab. Agar memperrmudah pengumpulan
data peneliti menggunakan instrumen lembar pengamatan (cheklist),
agar pengamatan peneliti lebih terfokus dan perilaku yang diobservasi
jelas.
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara lisan interaktif antara pewawancara dan responden.20
Adapun responden yang diwawancarai adalah guru, siswa serta para
ahli terkait dengan penyusunan bahan ajar digital interaktif berbasis
epub.
Teknik terakhir yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
angket/kuesioner yaitu berupa beberapa pertanyaan yang harus dijawab
oleh subjek penelitian atau responden guna memperoleh informasi

19
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan (Bandung: PT.
Alfabeta, 2014), hlm.26.
20
Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, hlm.32.
17

yang dibutuhkan.21 Angket/kuesioner digunakan untuk memperoleh


data yang berkaitan dengan kualitas kelayakan produk menurut ahli
media, ahli materi dan pengguna (guru mata pelajaran dan siswa),
berdasarkan kisi-kisi angket yang dibuat oleh peneliti. Kisi-kisi
angkaet untuk ahli media meliputi dua aspek, yaitu: aspek tampilan
dan aspek pemograman. Angket ini digunakan untuk memperoleh data
tentang kualitas teknis dari produk yang dihasilkan yaitu: LKS digital
interaktif berbasis e-pub. Sedangkan kisi-kisi ahli materi digunakan
untuk mendapat data tentang kualitas desain materi pembelajaran.
Terkahir angket untuk pengguna digunakan untuk memperoleh data
tentang kualitas media dilihat dari sudut pandang siswa ketika
dilakukan uji coba atau tes. Angket yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk angket terstruktur dengan jawaban tertutup.
a. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan untuk Ahli Media
Ahli media adalah orang yang berkompeten dalam bidang
multimedia dan kegrafikan. Ahli media akan menilai kualitas media
pembelajaran yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan untuk
menguji kelayakan bahan ajar digital interaktif oleh ahli media dapat
dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan untuk Ahli Media
Nomor
No. Aspek Indikator
butir
1. Tampilan Ukuran huruf
desain layar Bentuk/ jenis huruf
Komposisi warna tulisan
2. Kemudahan Sistematika penyajian
penggunaan Kemudahan pengoperasian
Fungsi navigasi
3. Konsistensi Konsistensi kata, istilah, dan

21
Moch. Ainin, Metodologi Penulisan Bahasa Arab (Pasuruan: Hilal Pustaka, 2007),
hlm.109.
18

kalimat
Konsistensi bentuk dan ukuran
huruf
Konsistensi tata letak
4. Format Tata letak
Format halaman
5. Kemanfaatan Mempermudah KBM
Memberikan fokus perhatian
6. Kegrafikan Warna
Huruf
Gambar

b. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan untuk Ahli Materi


Instrumen yang disusun akan digunakan oleh ahli materi untuk
menilai materi yang disajikan dari produk yang dikembangkan. Kisi-
kisi angket yang disusun dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan untuk Ahli Materi
No. Aspek Indikator Nomor
butir
1. Kelayakan Kesesuaian dengan Kompetensi Inti
isi dan Kompetensi Dasar
Kesesuaian dengan kebutuhan
siswa
Kesesuaian dengan kebutuhan
bahan ajar
Kebenaran substansi materi
Manfaat untuk penambahan
Kesesuaian degan nilai-nilai,
moralitas, sosial
2. Kebahasaan Keterbacaan
19

Kejelasan informasi
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
Indonesia
Penggunaan bahasa secara efektif
dan efisien
3. Sajian Kejelasan tujuan
Urutan penyajian
Pemberian motivasi
Komunikatif ( stimulus dan respon)
Kelengkapan informasi
4. Kegrafikan Penggunaan font (jenis dan ukuran)
Layout, tata letak
Ilustrasi, grafis, gambar, foto
Desain tampilan

c. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan untuk Siswa


Kisi-kisi instrumen ini akan ditujukan kepada siswa untuk
mengetahui kualitas bahan ajar yang dikembangkan. Instrumen ini
akan meliputi aspek (1) penyajian materi, (2) kebahasaan, (3)
kegrafikan dan (4) manfaat.
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan Siswa
No. Aspek Indikator Nomor
butir
1. Penyajian Kejelasan tujuan pembelajaran
materi Urutan sajian
Pemberian motivasi
Kelengkapan informasi
Interaksi
2. Kebahasaan Keterbacaan
Kejelasan informasi
20

3. Kegrafikan Penggunaan font (jenis dan


ukuran)
Layout, tata letak
Ilustrasi, grafis, gambar, foto
Desain tampilan
4. Manfaat Kemenarikan menggunakan
bahan ajar digital interaktif
Kemudahan belajar
Peningkatan motivasi

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang perlu diperhatikan adalah
pemeriksaan data secara terus menerus untuk meyakinkan bahwa
analisis data ini tetap berdasarkan pada fakta, bukan pada asumsi atau
hayalan peneliti. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Hasil Validasi Bahan Ajar yang Dikembangkan
Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif berupa kritik dan saran yang dikembangakan ahli
media, ahli materi dan guru mata pelajaran dihimpun untuk
memperbaiki bahan ajar digital ineteraktif bahasa Arab dan merevisi
produk yang dikembangkan tersebut. Sedangkan data kuantitatif
dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan konversi skala lima
yaitu: sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang (2), sangat kurang
(1). Berikut ini gambaran rumus konversi dalam mengubah data
kuantitatif menjadi data kualitatif.
Tabel 4: Konversi Rerata Skor (kuantitatif) Menjadi Kriteria Untuk
Menilai Kualitas (kualitatif)22
Nilai Kriteria Interval Rerata Skor

22
Sukardjo and Dkk, Desain Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: PPs
UNY, 2008), hlm.101.
21

A Sangat baik X > 4,2


B Baik 3,4 < X ≤ 4,2
C Cukup Baik 2,6 < X ≤ 3,4
D Kurang Baik 1,8 < X ≤ 2,6
E Sangat kurang Baik X ≤ 1,8

Standar kualitas bahan ajar yang dikembangkan diperinci


sebagai berikut:
1) Produk buku yang dikembangkan dinyatakan sangat baik bila
rata-rata skor lebih besar dari 4,21.
2) Produk buku yang dikembangkan dinyatakan baik bila rata-rata
skor antara 3,41-4,20
3) Produk buku yang dikembangakan dinyatakan cukup bila rata-
rata skor antara 2,61-3,40
4) Produk buku yang dikemangakn dinyatakan kurang bila rata-
rata skor antara 1,80-12,60
5) Produk buku yang dikembangakan dinyatakan sangat kurang
baik bila rata-rata skor antara 1,00-1,79
b. Analisis Respon Siswa dan Guru
Lembar angket siswa dan guru dianalisis untuk mengetahui
respon siswa terhadap bahan ajar LKS digital interaktif bahasa Arab
dengan format e-pub (Electrict Publication) yang dikembangkan.
Jawaban terhadap angket respon siswa ini menggunakan skala Likert.
Teknik analisis datanya menggunakan persentase sebagai berikut:
𝑅
NP : 𝑆𝑀 𝑥 100%
Keterangan :
NP : nilai munculnya kepuasan siswa
R : skor yang diperoleh
SM : skor maksimum aspek yang diharapkan

7. Teknik analisis data untuk penelitian Eksperimen


22

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian


eksperimen, maka dapat dengan cara melihat perbedaan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, apakah ada perbedaan signifikan atau tidak
dalam penggunaan LKS berbasis e-pub terhadap hasil belajar siswa yang
dilihat dari skor pre-test dan post-test. Peneliti mengguanakan t-test
dengan model Related Samples Test dan bantuan SPSS untuk
menganalisisnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pertama, merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan nihil (Ho)


b. Kedua, menentukan apakah model tesnya parametic atau non
parametic
c. Tiga, menggunakan parametic dengan syarat data berupa data interval
berdistribusi normal dan homogeny.
d. Setelah uji normalitas.
H. Sistematika Penulisan
Tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja
Siswa (LKS) Digital Interaktif Pada Pelajaran Bahasa Arab Berbasis e-pub
untuk Siswa Kelas XI MAN 3 Yogyakarta” ini terdiri dari 5 bab, dengan
sistematika pembahasannya sebagai berikut:
Bab I, berisi pendahuluan yang bertujuan untuk mengantarkan
pembahasan ini secara global, yang memuat beberapa poin yaitu: latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
spesifikasi produk, kajian pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II, berisi tentang kerangka teori yang berhubungan dengan
pembelajaran bahasa Arab, pengembangan bahan ajar, dan aplikasi epub.
Pengetian bahan ajar, peran dan fungsi bahan ajar, kriteri acuan dan
langkah pembuatan bahan ajar. Pembelajaran bahasa Arab untuk kelas XI
MAN 3. Selain kajian teori, pada bab dua dimuat juga metodologi
penelitian yang digunakan.
Bab III, gambaran umum MAN 3 Yogyakarta sebagai tempat uji
coba produk yang dikembangkan yang memuat tentang sejarah singkat
berdirinya, letak geografis, struktur kepengurusan, sarana prasarana,
gambaran tentang guru/pengajar dan siswa.
23

Bab IV, bagian ini akan membahas tentang isi dari hasil penelitian
dan pembahasannya secara menyeluruh, sejak dari penyajian bahan ajar,
penyajian data uji ahli, penyajian data uji coba kelompok kecil dan yang
terakhir yaitu revisi produk bahan ajar.
Bab V, merupakan penutup yang berisi kesimpulan penelitian
sekaligus jawaban dari rumusan masalah dan saran untuk perbaikan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
24

BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teknologi dalam Dunia Pendidikan
1. Computer Assisted Language Learning (CALL)
2. Pemanfaatan Tekonologi dalam Pembelajaran Bahasa
B. Teknologi Sebagai Bahan Ajar
1. Definisi Bahan Ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran memiliki peranan yang
krusial dalam proses pembalajaran. Karena hal terserbut menjadi salah
satu aspek yang akan mengantarkan peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Secara garis besar materi
pembelajaran (bahan ajar) memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasi sesuai dengan standar kompetensinya.23 Sebagaimana
Pannen mengartikan bahan ajar sebagai materi pelajaran yang disusun
secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.24
Menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan,
informasi, alat, dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar yang dimaksud
dapat berupa tertulis maupun tidak tertulis. Bahan ajar atau materi
kurikulum (materials curriculum) juga berisi muatan kurikulum yang
harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.25
Gafur memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda dengan Majid,
dimana menjelaskan bahan ajar (al-mawad al-dirasiyyah) bermuatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan
dipelajari oleh siswa. Bahan ajar tersebut berisi materi pelajaran yang
harus dikuasai oleh guru dan disampaikan kepada siswa.

23
Ali Mudhlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan
Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 128.
24
Iskandarwasid and Dandang, Strategi Pembelajaran Bahasa, Cetakan 4 (Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya, 2013), hlm. 171.
25
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2007),
hlm.174.
25

Senada dengan definisi diatas menurut Mulyasa, bahan ajar atau


materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis material pembelajaran
terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip dan prosedur),
keterampilan dan sikap atau nilai.26
Dikmenjur mengemukakan pengertian secara lebih detail bahwa
bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran
(teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Hadirnya bahan ajar bertujuan untuk memudahkan peserta
didik dalam menguasi kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga
dengan seiringnya waktu mampu menguasi semua kompetensi yang
dicanangkan secara utuh dan terpadu.27
Berdasar pada beberapa penejelasan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa bahan (materi kurikulum atau materi pembelajaran)
adalah segala sesuatu (material atau non material) yang memuat
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disusun secara sistematis dan
digunakan sebagai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan
diterima oleh peserta didik dalam proses pembelajaran guna mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Materi yang disusun dapat
berupa teks maupun non teks.
Poin penting yang dapat penulis garis bawahi dalam bahan ajar
adalah muatan materi pelajaran, penguasaan guru atau instruktur serta
strategi yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tersebut sehingga
peserta didik dapat menguasai substansi materi secara utuh sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ditentukan.
2. Fungsi Bahan Ajar

26
A. Gafur, Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran Instructional Material (Jakarta:
Depdiknas, 2004), hlm. 4
27
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis Dan Praktis
(Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 138.
26

Keberadaan bahan ajar tentu memiliki sejumlah fungsi dalam


proses pemebalajaran. Dalam hal ini ada dua fungsi bahan ajar secara
klasifikasinya, yaitu: pertama, menurut pihak yang menggunakan bahan
ajar; dan kedua, menurut strategi pembelajaran yang digunakan.28
Pertama, sisi pihak yang memanfaatkan bahan ajar. Secara garis
besar fungsi bahan ajar bagi pihak yang menggunakan dibedakan menjadi
dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan bagi peserta didik.
a) Fungsi bahan ajar bagi pendidik
1) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar.
2) Merubah peran pendidik sebagai seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator dan motivator.
3) Menigkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
interaktif.
4) Pedoman bagi pendidik dalam mengarahkan dan mengontrol
jalannya aktifitas proses pembelajaran.
b) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik
1) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman
pesrta didik yang lain.
2) Dapat digunakan dalam belajar dimana saja dan kapan saja ia
kehendaki.
3) Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-
masing.
4) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar yang
mandiri.
Kedua, berdasarkan sisi stategi pembelajaran yang digunakan,
fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: dalam
pembelajaran individual, kelompok, dan klasikal.
a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual
1) Media utama dalam proses pembelajaran

28
Ibid., hlm. 139-141.
27

2) Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses


peserta didik memperoleh informasi
3) Penunjang media pembelajaran individual lainnya.
b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok
1) Besifat sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar
kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang
latarbelakang materi, peran orang-orang yang terlibat dalm belajar
kelompok, serta petunjuk tentang proses pembeljaran kelompoknya
sendiri.
2) Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama serta dan jika
dirancang sedemikian rupa dapat untuk menngkatkan motivasi
belajar siswa.
c) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal
1) Sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengawasan serta
pengendali proses pembelajaran.
2) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
3. Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya
meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.29 Terkait dengan
prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar tidak hanya tiga prinsip di atas,
akan tetapi ada beberapa prinsip lain yang perlu diperhatikan sebagaimana
diuraikan dalam buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang
diterbitkan Depdiknas. Diungkapkan bahwa ada enam prinsip
pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar, yaitu:

29
Mudhlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan
Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, hlm. 134.
28

a) Hierarkis dalam penyusunan bahan ajar, artinya mulai dari yang mudah
untuk memahami yang sulit, dari yang konkrit untuk memahami yang
abstrak.
b) Pengulangan akan memperkuat pemahaman, pengulangan dimaksudkan
agar peserta didik benar-benar dapat memahami suatu konsep yang
diajarkan.
c) Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahan
siswa, dalam hal ini pentingnya respon positif dari guru terhadap
peserta didik akan menjadi penguat pada diri siswa.
d) Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan siswa.
e) Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap dami setahap, artinya untuk
mencapai tujuan pembelajaran dalam bahan ajar maksud tangga
tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator kompetensi.
f) Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan.
4. Pemanfaatan Teknologi Sebagai Bahan Ajar
a) Buku digital
Buku digital, atau disebut juga e-book merupakan sebuah publikasi
yang terdiri dari teks, gambar, video, maupun suara dan dipublikasikan
dalam bentuk digital yang dapat dibaca di komputer maupun perangkat
elektronik lainnya. Sebuah buku digital biasanya merupakan versi
elektronik dari buku cetak, namun tidak jarang pula sebuah buku hanya
diterbitkan dalam bentuk digital tanpa versi cetak.
Fungsi buku digital yaitu: sebagai salah satu alternatif media
belajar. Berbeda dengan buku konvensional, buku digital dapat memuat
konten multimedia di dalamnya, memungkinkan penyajian informasi
dengan lebih interaktif dan menarik. Selain itu buku digital berfungsi
sebagai media berbagi informasi, buku digital dapat disebarluaskan dengan
lebih mudah dibandingkan buku konvensional. Seseorang dapat menjadi
pihak pengarang, serta penerbit dari bukunya sendiri dengan mudah.
29

Format buku digital beragam, mulai dari format yang didukung


oleh perusahaan besar (PDF oleh adobe, swf oleh flash, doc oleh Word)
dan berbagai format lainnya yang didukung oleh perangkat maupun
pembaca buku digital tertentu. Pada tahun 1990 dikembangkan pula
format open e-book yang memungkinkan publisher dan pengembang
software untuk menggunakan satu format yang dapat dibaca di perangkat
manapun dan menggunakan berbagai software pembaca buku digital.30
Pertimbangan pemilihan format digital book yang akan digunakan
pada panduan ini mengacu kepada beberapa hal, yaitu:
1) Memanfaatkan ketersediaan perangkat. Jumlah ketersediaan perangkat
pendukung yang ada (contohnya: telefon seluler) di Indonesia. Jumlah
pegguna telefon seluler diperkirakan sekitar 180 juta pelanggan yang
sudah terhubung. Jumlah tersebut belum merepresentasikan berapa
banyak pengguna tablet, smartphone, featurephone ataupun sebagai
modem, oleh sebab itu pada bab berikutnya disampaikan aplikasi yang
dapat digunakan untuk membaca format buku digital.
2) Ukuran tampilan aplikasi pembaca digital book. Format PDF tidak
akan menjadi masalah apabila dibaca menggunakan computer maupun
laptop namun karena ditujukan untuk perangkat bergerak/telefon
seluler yang memiliki ukuran layar yang bervariasi, maka diperlukan
format yang dapat menyesuaikan dengan tampilan layar.
3) Format yang didukung secara luas. Penggunaan format yang hanya
mendukung satu perangkat tertentu akan membuat ketergantungan
kepada satu teknologi pendukung saja. Dalam hal pemilihan format
perlu dipertimbangkan adalah menggunakan format yang mendapat
dukungan secara luas, baik untuk pembuatannya maupun aplikasi
pembacanya.
Upaya menyediakan solusi dari pertimbangan-pertimbangan di
atas, maka diputuskan untuk menggunakan format EPUB. Format EPUB

30
H. Muhammad Tamimuddin, “EPUB : Format Buku Digital Masa Depan,” 2007,
http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel Teknologi/format buku di gital masa depan_muh
tamim.pdf. akses pada 11 November 2018.
30

mendukung penyesuaian tampilan teks sesuai dengan ukuran layar kecil


untuk perangkat tertentu. Pada format EPUB 3.0 sudah dimungkinkan
untuk menyertakan fitur audio maupun video serta animasi ke dalam buku
digital.
b) E-pub (electronic publication)
e-pub (electronic publication) merupakan salah satu format digital
book yang merupakan format standardisasi bentuk, diperkenalkan oleh
International Digital Publishing Forum (IDPF) pada September 2007. e-
pub menggantikan peran Open eBook sebagai format buku terbuka. e-pub
terdiri atas file multimedia, html5, css, xhtml, xml yang dijadikan satu file
dengan ekstensi.31
Format e-pub merupakan salah satu format buku digital yang
paling populer saat ini, sebagai format yang tidak mengacu kepada salah
satu pengembang tertentu, membuat format ini dapat dibaca di berbagai
perangkat, seperti: komputer (AZARDI, Calibre, plugin firefox, plugin
google chrome), Android (FBReader, Ideal Reader), iOS (ireader), Kobo
eReader, Blackberry playbook, Barnes and Noble Nook, Sony Reader, dan
berbagai perangkat lainnya. Berbagai kelebihan epub yang ditawarkan
telah menjadikan epub sebagai salah satu format buku digital yang paling
banyak digunakan, fitur-fiturnya antara lain:
1) Format terbuka dan gratis
2) Berbagai pembaca e-pub yang telah tersedia di berbagai perangkat
3) Berbagai software pembuat epub telah tersedia
4) Support untuk video dan audio
5) Reflowable (word wrap), dan pengaturan ukuran text
6) Support untuk DRM
7) Styling CSS
Proses pengembangan e-pub dapat dilakukan dengan lebih mudah
jika materi bahan ajar telah dibuat dalam format word terlebih dahulu.
Terdapat 3 tahap pengembangan e-pub yaitu:

31
Ibid., akses pada 11 November 2018.
31

1) Konversi materi menjadi e-pub


2) Memberi identitas buku
3) Menambahkan file multimedia
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan buku
digital adalah perubahan materi yang dimiliki menjadi format e-pub.
Materi yang dapat dirubah menjadi format e-pub adalah materi dalam
bentuk word/ pdf.

C. Teknologi Sebagai Media Pembelajaran


1. Media pembelajaran
Menurut Djamarah dan Zain, media pengajaran merupakan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.32 Suharsimi Arikunto
berpendapat bahwa media pendidikan adalah sarana pendidikan yang
digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih
mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pendidikan.33 Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah alat, sarana, wahana yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan yaitu guru atau dosen
kepada orang atau sekelompok orang yaitu peserta didik.
Latuheru mengemukakan beberapa manfaat penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, diantaranya sebagai berikut:
menarik dan memperbesar perhatian siswa, mengurangi bahkan
menghilangkan adanya verbalisme, mengatasi perbedaan pengalaman
belajar berdasarkan latar belakang anak didik, membantu memberikan
pengalaman belajar yang sulit dengan diperoleh dengan cara lain,
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, membantu perkembangan
pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami,
membantu anak didik mengatasi hal-hal yang sulit nampak dengan mata,

32
Djamarah and Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996),
hlm.136.
33
Suharsimi Arikunto, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1998), hlm. 15.
32

menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri berdasarkan pengalaman dan


kenyataan, mengatasi peristiwa atau hal yang sulit bila diikuti dengan
mata, serta memungkinkan terjadinya kontak langsung antara guru dengan
siswanya.34
Penerapan teknologi informasi dalam dunia pendidikan, salah
satunya dapat dilakukan dengan cara guru atau dosen memberikan layanan
tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik. Demikian pula
peserta didik dapat memperoleh informasi dalam ruang lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui cyber space dengan menggunakan komputer
atau internet.
D. Lembar Kerja Siswa
1. Definisi LKS
2. Karakteristik LKS
3. Penulisan dan Penyusunan LKS
4. Manfaat LKS
Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasamya merupakan suatu proses
komunikasi antara guru, struktur, dan siswa, baik komunikasi secara
langsung maupun tidak langsung menggunakan media. Joice dan Will,
mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis yang mengorganisasikan pengalaman
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakukan
aktivitas belajar.35
Berdasarkan pengertian diatas, maka model pembelajaran adalah
suatu pedoman atau alat yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan
belajamya untuk mencapai tujuan belajar mengajar.

34
Dandang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, 4th ed. (Bandung: PT. Remaja
Rosda karya, 1997), hlm. 23.
35
Udin S Winataputra, Model-Model Pembelajaran Inovatif (Jakarta: PAU-PPAI
Universitas Terbuka, 2001), hlm. 3.
33

Pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan


komunikasi (TIK), menuntut adanya kreativitas, minat dan kemandirian
diri sehingga memungkinkan siswa untuk mampu mengembangkan semua
potensi yang dimilikinya. Kreativitas dari segi kognitif merupakan
kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan
motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk,
berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan,
memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai
diri sendiri dan orang lain.
Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat
menghasilkan karya-karya baru yang orisinil, memiliki nilai yang tinggi,
dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih
bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam
lingkup yang Iebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan
wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi
berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan
kompetensi, kreativitas, minat, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
D. Multiple Intelligences
Telah disadari semua bahwa setiap manusia memiliki keunikan
tersendiri dengan adanya “otak” yang sekaligus menjadi pembeda dengan
makhluk lainnya dimuka bumi ini.
Secara umum, mengutip Zainal Arifin bahwa kecerdasan merupakan
istilah yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup
sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menrencanakan, menalar,
memcahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan
bahasa dan belajar. Sejauh ini kecerdasan erat kaitannya dengan aspek
34

kognitif individu yang dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri


atau yang disebut dengan tes IQ.36
Konsep klasik mengenai kecerdasan ini seiring berjalannya waktu
menimbulkan banyak masukan dan sanggahan. Salah satunya adalah Howard
Gardner yang tidak setuju dengan metode tes IQ yang digunakan untuk
mengukur kecerdasan seseorang. Dia menganggap kecerdasan itu tidka hanya
dapat diukur dengan suatu tes tunggl saja melainkan kecerdasan merupakan
kemampuan untuk memcahkan masalah aau menciptakan suatu produk yang
bernilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih.37
Dengan konsep tersebut, kecerdasan bukanlah merupakan suatu
kemampuan tunggal yang dapat diukur dengan cara menjawab soal-soal tes
tunggal atau tes IQ yang terlepas dari lingkunganya, tetapi lebih pada
kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah dan kesulitan yang
dihadapi dalam hidupnya.
Gardner membagi kecerdasan menjadi delapan kecerdasan, yaitu
kecerdasaan spasial, linguistik, interpersonal, musikal, natural, badani
kinestetik, intrapersonal, dan logis matematis atau yang lebih sering disingkat
dengan sebutan SLIM N BIL seperti dalam gambar 1. berikut:
Adapun kecerdasan-kecerdasan tersebut dijabarkan sebagai berikut38:

36
Zainal Arifin Ahmad, “Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis
Teori Multiple Intelligence,” Al Mahāra: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 1, no. 1 (2015): hlm. 5.,
http://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/index.php/almahara/article/view/1034.
37
Colin Penfield. Rose and Malcom J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st
Century : The Six-Step Plan to Unlock Your Master-Mind (New York: Dell Publ, 1997),
diterjemahkan oleh Dedy ahimsa, (Bandung: Nuansa, 2012), hlm.57-58.
38
Lou Russell, The Accelerated Learning Fieldbook, (Jossey-Bass/Pfeiffer, 1999),
diterjemahkan oleh M. Irfan Zakkie, (Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 64.
35

Gambar. 1 SLIM N BAL (Multiple Intellegences)


1. Kecerdasan Spasial dan Visual
2. Kecerdasan Linguistik dan verbal
3. Kecerdasan Interpersonal
4. Kecerdasan Musikal
5. Kecerdasan Naturalistik
6. Kecerdasan Badani dan Kinestetik
7. Kecerdasan Interpersonal
8. Kecerdasan Logika dan Matematika
Proses pengembangan bahan ajar digital interaktif pada penelitian ini
akan mencoba merumuskan dan memasukan unsur-unsur kecerdasan jamak
yang dimiliki peserta didik dalam materi dan tujuannya, tidak hanya terbatas
kepada pengembangan kecerdasan linguistik. Kemudian peneliti juga akan
mengadopsi rumusan yang dibuat oleh Zainal dalam model pembelajaran
bahasa Arab berbasis Multiple Intelligences (MI).39

39
Zainal Arifin Ahmad, “Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis
Teori Multiple Intelligence,” hlm. 10-11.
36

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PENGESAHAN DEKAN ................................................................................ ii
DEWAN PENGUJI NOTA DINAS PEMBIMBING ...................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 9
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 10
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ....................................... 10
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................... 11
I. Sistematika Pembahasan ................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 13


A. Kajian Teori................................................................................... 13
1. Teknologi Pembelajaran Pengembangan Kreativitas................. 14
a. Hakikat Kreativitas dan Perkembangan Kreativitas ............ 14
b. Teknologi Pembelajaran Kreativitas .................................... 15
c. Model Pembelajaran Kreativitas.......................................... 16
d. Media Pembelajaran Kreativitas .......................................... 17
2. Majalah Digital sebagai Media Pembelajaran Kreativitas ......... 18
a. Pengertian dan Karakteristik Majalah Digital ..................... 19
b. Proses Pengembangan Majalah Digital ............................... 20
37

c. Manfaat Majalah Digital dalam Pembelajaran Kreativitas .. 21


d. Pemanfaatan Media Majalah Digital dalam Pembelajaran
Kreativitas ............................................................................ 22
3. Karakteristik Belajar Siswa SMP ............................................... 23
a. Pengertian Pendidikan Siswa SMP ...................................... 24
b. Karakteristik Siswa SMP ..................................................... 25
c. Ketepatan Majalah Digital dengan Karakter Siswa SMP .... 26

4. Hubungan Majalah Digital dengan Pembelajaran Kreativitas .. 27

B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 28

C. Metode Penelitian .......................................................................... 29

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 30

A. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Digital Interaktif Pada Pelajaran


Bahasa Arab .................................................................................. 31
B. Bagaimanakah kualitas pengembangan bahan ajar digital interaktif
pada materi pelajaran bahasa Arab untuk siswa MAN 3 Yogyakarta
kelas XI ......................................................................................... 32
C. Bagaimanakah keefektifan bahan ajar digital interaktif pada materi
pelajaran bahasa Arab untuk siswa MAN 3 Yogyakarta kelas XI 33
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 34
A. Kesimpulan.................................................................................... 35
B. Saran .............................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA 38
38

DAFTAR PUSTAKA
A. Gafur. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajran Instructional Material.
Jakarta: Depdiknas, 2004.
Ainin, Moch. Metodologi Penulisan Bahasa Arab. Pasuruan: Hilal Pustaka, 2007.
Alessi, Stephen M., and Stanley R. Trollip. Computer-Based Instruction :
Methods and Development. 2nd ed. Englewood Cliffs N.J.: Prentice Hall,
1991. https://www.worldcat.org/title/computer-based-instruction-methods-
and-development/oclc/22710065&referer=brief_results.
Arikunto, Suharsimi. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1998.
Baso, Yusring Sanusi. “Cara Mudah Menyiapkan Materi Pembelajaran Berbasis
Web Dan Cd Untuk Bahasa Indonesia.” Jurnal Arbitrer 2, no. 1 (2017): 73.
doi:10.25077/ar.2.1.73-80.2015.
Djamarah, and Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996.
Iskandarwasid, and Dandang. Strategi Pembelajaran Bahasa. Cetakan 4.
Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2013.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo. “Riset Kominfo Dan
UNICEF Mengenai Perilaku Anak Dan Remaja Dalam Menggunakan
Internet.” Kementerian Komunikasi Dan Informatika, 2014.
https://kominfo.go.id/content/detail/3834/siaran-pers-no-
17pihkominfo22014-tentang-riset-kominfo-dan-unicef-mengenai-perilaku-
anak-dan-remaja-dalam-menggunakan-internet/0/siaran_pers.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda karya,
2007.
Mudhlofir, Ali. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press,
2011.
Mulyatiningsih, Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: PT. Alfabeta, 2014.
Muthmainnah, Fajriana, dan Deassy Siska. “Pemanfaatan Teknologi Informasi
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.” TECHSI - Jurnal Teknik
39

Informatika 9, no. 2 (2017): 65–77. doi:10.29103/TECHSI.V9I2.214.


Prastowo, Andi. Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis Dan
Praktis. Jakarta: Kencana, 2014.
———. Pengembangan Sumber Belajar. Yogyakarta: Pedagogia, 2012.
Priatna, Tedi. “Inovasi Pembelajaran PAI Di Sekolah Pada Era Disruptive
Innovation.” Jurnal Tatsqif 16, no. 1 (2019): 16–41.
doi:10.20414/jtq.v16i1.158.
Ratiyani, Ita, Wachju Subchan, and Slamet Hariyadi. “Pengembangan Bahan Ajar
Digital Dan Aplikasinya Dalam Model Siklus Pembelajaran 5E (Learning
Cycle 5E) Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar (Siswa Kelas VII DI SMP
Negeri 10 Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013).” Pancaran 3, no. 1
(2014): 79–88. doi:10.1002/phbl.19500060613.
Roblyer, M. D., and Aaron Herbert. Doering. Integrating Educational Technology
into Teaching. 6 ed. Upper saddle river: Pearson/Allyn and Bacon
Publishers, 2013. https://www.worldcat.org/title/integrating-educational-
technology-into-teaching-international-
edition/oclc/794607063&referer=brief_results.
Rose, Colin Penfield., and Malcom J. Nicholl. Accelerated Learning for the 21st
Century : The Six-Step Plan to Unlock Your Master-Mind. New York: Dell
Publ, 1997. https://www.worldcat.org/title/accelerated-learning-for-the-21st-
century-the-six-step-plan-to-unlock-your-master-
mind/oclc/61082562&referer=brief_results.
Rozi, Muhammad Fakhrur. “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa
Arab Berbasis Android Untuk Siswa Kelas X, XI, XII MAN 1 Gandangrejo.”
UIN Sunan Kalijaga, 2017.
Rukimin, Koderi. “Multimedia Interkatif Dalam Pembelajaran Bahasa Arab.”
Prosiding Workshop Nasional November (2015): 102–14.
Russell, Lou, and Martin. Morrow. The Accelerated Learning Fieldbook : Making
the Instructional Process Fast, Flexible, and Fun. Jossey-Bass/Pfeiffer,
1999. https://www.worldcat.org/title/accelerated-learning-
fieldbook/oclc/941580534&referer=brief_results.
40

Suarsana, I.M, and G.A Mahayukti. “Pengembangan E-Modul Berorientasi


Pemecahan Masalah.” Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 2 (2013): 264–75.
doi:10.23887/jpi-undiksha.v2i2.2171.
Sugiyono. Metode Penelitian Penddikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sukardjo, and Dkk. Desain Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:
PPs UNY, 2008.
Sunendar, Dandang. Strategi Pembelajaran Bahasa. 4th ed. Bandung: PT. Remaja
Rosda karya, 1997.
Tamimuddin, H. Muhammad. “EPUB : Format Buku Digital Masa Depan,” 2007.
http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel Teknologi/format buku di
gital masa depan_muh tamim.pdf.
Taufiqy, Ighfir Rijal, Sulthoni, and Dedi Kuswandi. “Pengembangan Bahan Ajar
Digital Dan Aplikasinya Dalam Model Siklus Pembelajaran 5E (Learning
Cycle 5E) Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Di SMP
Negeri 10 Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013.” Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 1, no. 4 (2016): 705–11.
Trilling, Bernie., Charles. Fadel, and Partnership for 21st Century Skills. 21st
Century Skills : Learning for Life in Our Times. San Francisco, Calif. :
Jossey-Bass, 2009. https://www.worldcat.org/title/21st-century-skills-
learning-for-life-in-our-times/oclc/864562139&referer=brief_results.
Udin S Winataputra. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI
Universitas Terbuka, 2001.
Zainal Arifin Ahmad. “Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab
Berbasis Teori Multiple Intelligence.” Al Mahāra: Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab 1, no. 1 (2015): 1–18. http://ejournal.uin-
suka.ac.id/tarbiyah/index.php/almahara/article/view/1034.
41

DAFTAR PUSTAKA
Ainin, Moch., Metodologi Penulisan Bahasa Arab, (Pasuruan: Hilal Pustaka,
2007).
Albab, Ulwi, Pengembangan Bahan Ajar Imla’ Dala Rangka Meningkatkan
Keterampilan Menulis Siswa/Siswi Madrasah Diniyah Awwaliyah al
Hikmah Demak. Tesis, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs UIN Sunan
Kalijaga, 2013), td.
Ali, Muhammad, & Muhamad Asrori. 2009. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
Amin, Prastiwi Nur, Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa Kelas IV, V,
dan VI Tingkat Sekolah Dasar Muhammadiyah se Daerah Istimewa
Yogyakarta, tesis, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs UIN Sunan Kalijaga,
2011), td
Arifin, Zainal, Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis
Multiple Intelligences, al-Mahara, 1;(1), Desember 2015.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J, The Systematic Design of Instruction (6th ed),
(NY: Allyn and Bacon, 2005)
Fauzi, Nasrul, Pengembangan Modul Pmebelajaran IPA Berbasis Nilai-nilai
Humanis Jhon P. Miller Untuk Meningkatkan Kepekaan Sosial Peserta
Didik MI/SD Kelas IV, Tesis, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs UIN
Sunan Kalijaga, 2013), td.
Gafur, A., Pedoman Penyusunan Materi Pembelajran (Instructional Material,
(Jakarta: Depdiknas, 2004).
Gall, Brog & Gall, Educational Research, (USA, Allyn and Bacon, 2003).
Iskandarwasid dan Dandang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, cet.4
(Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2013).
Izzah, Nailul, Pengembangan Bahan Ajar Asyiknya Belajar Bahasa Arab Untuk
Anak Prasekolah, tesis, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs UIN Sunan
Kalijaga, 2011), td.
M. Roblyer & Doering, A.H. Integrating Educational Technology Into Teaching.
(Boston: Pearson, 2013).
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajarean, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2007).
Mujib, Fathul, Pengembbangan Bahan Ajar Bahan ajar Bahasa Arab Tingkat
MTs Kelas VII dan VIII di Penerbit PT Tiga Serangkai Mandiri Solo,
Thesis, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs UIN Sunan Kalijaga, 2013), td.
Mulyatiningsih, Ending, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan,
(Bandung: PT. Alfabeta, 2014)
Permendiknas No. 16 Tahun 2007, Standar Kualifikasi Akdemik dan Kompetensi
Guru, diunduh pada 31 Mei 2018 pukul 12.20
42

Praswoto, Andi, Pengembangan Sumber Ajar, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012).


Pujiriyanto, Teknologi Pengembangan Media dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
UNY Press, 2012).
Ratiyani, Ita., dkk., Pengembangan Bahan Ajar Digital dan Aplikasinya dalam
Model Siklus Pembelajaran 5E (Learning Cycle 5E) Terhadap Aktifitas
dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 10 Probolinggo
Tahun Pelajaran 2012/2013, (Jurnal Pancaran, Vol.3 No.1, Februari
2014),
Rose, Colin, Malcolm, J. Nicholl, Accelerated Learning For The 21st Century:
Cara Belajar Cepat Abad XXI, diterjemahkan oleh Dedy ahimsa,
(Bandung: Nuansa, 2012).
Rukimin, Koderi, Multimedia Interaktif dalam Pembelajran Bahasa Arab, artikel
online, td.
Russel, Lou, The Accelerated Learning Fieldbook: Panduan Belajar Cepat Untuk
Pelajar dan Umum, diterjemahkan oleh M. Irfan Zakkie, (Bandung:
Nusa Media, 2011).
Shodiq, Jafar, Metode Pembelajaran Bahasa Arab Aktif-Inovatif Berbasis
Multiple Intelligences, al-mahara, 4;(1), Juni 2018.
Suarsana, I. M. dan Mahayukti G.A, Pengembangan E-Modul Berorientasi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol.2: 2, 2013.
Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009)
Sukardjo dkk, Desain Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: PPs
UNY, 2008)
Taufiqy, Ighfir Rijal, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Digital Berlandaskan
Model Guided-Project Based Learning, Jurnal Pendidikan, Vol.1 No.4
April 2016.
Trilling, B. & Fadel, C, 21st Century Skills: Learning for life in Our Times. (San
Francisco: Jossey-Bass A Wiley Imprint, 2009).

Anda mungkin juga menyukai