Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN DAN KENDALA TIK DALAM PEMBELAJARAN JARAK

JAUH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dosen Pengampu: Dr. Robinson Situmorang

Disusun oleh:

1. DESI WIDIYATI
2. DWI SEPTIANI
3. NACEP HAMRAT
4. SITI NUR ASYARI

PENDIDIKAN DASAR - PASCASARJANA


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan mengalami perkembangan yang begitu pesat. Untuk
menyeimbangkan perkembangan tersebut tak luput timbul masalah yang harus
diselesaikan. Banyak hal yang harus diselesaikan dalam tubuh pendidikan itu
sendiri, terutama tuntutan atas peran strategis pendidikan sebagai suatu pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk mewujudkan pencerdasan kehidupan bangsa,
telah mendorong tumbuhnya berbagai inovasi dalam sistem pendidikan. Kedudukan
strategis, baik disektor umum maupun swasta, menuntut sumber daya manusia yang
memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga wajar jika motivasi
publik untuk terus menambah pengetahuannya melalui institusi pendidikan tinggi
semakin meningkat. Namun, terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat
seseorang melaksanakan pendidikan tinggi. Beberapa faktor itu seperti banyak
kelompok masyarakat yang ingin menempuh pendidikan sambil tetap bekerja serta
jarak yang sulit dijangkau.
Untuk itu kita harus bisa mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka,
lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang
usia, jender, lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan
sebelumnya. sistem tersebut juga mampu meningkatkan mutu pendidikan secara
merata. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka atau sistem
belajar jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Sistem
belajar jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang tidak terikat oleh segala
peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan konvensional.
Kondisi geografis negara Indonesia yang unik, serta perubahan yang besar
dalam sistem pembangunan yang dipengaruhi oleh lingkungan secara global
mengharuskan kita untuk mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka,
luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia,
gender, lokasi, kondisi sosial, ekonomi, maupun pengalaman pendidikan yang
sebelumnya. Sistem yang perlu dikembangkan dalam memperluas kesempatan
pendidikan, juga harus berfungsi sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan
secara merata, meningkatkan relevansi pendidikan sesuai dengan kebutuhan, dan
meningkatkan efisiensi dalam penyelenggraan pendidikan. Salah satu cara yang
dapat digunakan dan dapat dikembangkan dalam memecahkan persoalan tersebut
adalah dengan menerapkan sistem pendidikan jarak jauh, yang mana sistem
tersebut merupakan salah satu subsistem dalam pendidikan nasional.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
a. Apakah pengertian sistem pembelajran jarak jauh?
b. Apakah prinsip-prinsip sistem pembelajaran jarak jauh?
c. Apakah fungsi pembelajaran jarak jauh?

3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk,
a. Mengetahui pengertian pengertian apa tiu pembelajaran jarak jauh.
b. Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh jarak
jauh.
c. Mengetahui apakah fungsi pembelajaran jarak jauh.
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Pengertian Sistem Pembelajaran Jarak Jauh


Pendidikan jarak jauh (PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan media lain. Peserta didik adalah
anggota masyarakat yang mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu serta
telah terdaftar dalam penyelenggaraan program pendidikan atau mata kuliah
tertentu. Sumber belajar PJJ adalah beragam bahan/sumber berbasis TIK yang
digunakan dalam proses belajar. Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan
pendukung yang dilaksanakan oleh pengelola PJJ untuk membantu kelancaran
proses belajar peserta didik berupa pelayanan akademik dan administrasi, maupun
pribadi, secara tatap muka maupun melalui pemanfaatan TIK. Tutorial adalah bentuk
bantuan belajar akademik yang dapat dilaksanakan secara tatap muka maupun
melalui pemanfaatan TIK. Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah penilaian yang
dilakukan terhadap hasil proses belajar peserta didik baik secara tatap muka
maupun berbasis TIK.
Praktik adalah latihan keterampilan penerapan teori dengan pengawasan
langsung menggunakan sarana dan prasarana yang memenuhi standar minimum.
Praktikum adalah tugas terstruktur dan berhubungan dengan validasi fakta atau
hubungan antar fakta, yang mendukung capaian pembelajaran secara utuh sesuai
dengan persyaratan dalam kurikulum. Unit sumber belajar jarak jauh (USBJJ) adalah
unit pendukung penyelenggaraan program PJJ yang berada di luar kantor pusat, di
daerah, dan atau di wilayah jangkauan perguruan tinggi (PT) (termasuk PT mitra,
sekolah, pusat pelatihan, industri, UKM, pemerintah daerah, dan atau pihak lain).
Sistem pendidikan tinggi tatap muka adalah pendidikan tinggi yang
menyelenggarakan proses pembelajaran melalui pertemuan langsung antara tenaga
pendidik dengan peserta didik.
Pembelajaran elektronik (e-learning) adalah proses pembelajaran yang
memanfaatkan paket informasi elektronik untuk kepentingan pembelajaran dan
pendidikan, yang dapat diakses oleh peserta didik, kapan saja dan dimana saja
berbasis TIK. Pembelajaran terpadu pada perguruan tinggi (blended learning)
adalah proses pembelajaran yang menggabungkan pemanfaatan e-learning dan
pembelajaran tatap muka konvensional. Pendidikan jarak jauh pada program studi
diselenggarakan jika proses pembelajaran pada 50% atau lebih mata kuliah dalam 1
(satu) program studi diselenggarakan secara jarak jauh dengan memanfaatkan TIK.

2. Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh


a. Prinsip Kemandirian
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat
dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang
terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar, program
pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan sumber
belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program yang
ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan pelajaran yang disediakan berupa
paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh pembimbing
atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan pendekatan belajar tuntas.
Pembelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit mungkin melakukan
pertemuan dengan tutor yang bersangkutan.
b. Prinsip Keluwesan
Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai,
mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian
dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun
ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan
formal ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke
pendidikan formal.
c. Prinsip Keterkinian
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat
ini diperlukan (just-in-time).Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan dan
pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-buku
yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang (just-
in-case).Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru merupakan suatu
peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas.
d. Prinsip Kesesuaian
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung
dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan
masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi
yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat
dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar.
e. Prinsip Mobilitas
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk
berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah
memenuhi kompetensi yang diperlukan.
f. Prinsip Efisiensi
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan
teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber
disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan
sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan
mengenai sumber belajarnya.
Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar
sistem pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni
perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan,
kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Jarak Jauh


a. Fungsi Pembelajaran jarak Jauh
Pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan
layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti
pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pernyataan ini dipertegas lagi dalam
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 31 ayat (2) tentang Pendidikan
Tinggi bahwa selain untuk memberikan layanan Pendidikan Tinggi kepada
kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka
atau reguler, pendidikan jarak jauh bertujuan untuk memperluas akses serta
mempermudah layanan Pendidikan Tinggi dalam pendidikan dan pembelajaran.
Hal tersebut memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik dari pembelajaran jarak jauh
yaitu sebagai berikut:
a) Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran.
b) Selama proses belajar siswa selaku peserta didik dan guru selaku pendidik
terpisahkan oleh tempat, jarak geografis dan waktu atau kombinasi dari
ketiganya.
c) Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya
dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa
modul) maupun media elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video,
televisi, komputer).
d) Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya
resource learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur
pembelajaran). Dengan demikian, baik siswa maupun guru tidak harus
mengusahakan sendiri keperluan dalam proses pembelajaran.
e) Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah
maupun dua arah (two ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini,
misalnya tele-conferencing, video-conferencing, e-moderating).
f) Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan
pertemuan tatap muka (tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan.
g) Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar,
walaupun sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan
untuk memudahkan siswa belajar.
h) Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai
participant.

b. Tujuan Pembelajaran Jarak Jauh


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (pasal 118 ayat 1) menyatakan
bahwa pendidikan jarak jauh bertujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan
akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. Senada
dengan itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 24 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada
Pendidikan Tinggi, pada pasal 2 dinyatakan bahwa pendidikan jarak jauh
bertujuan untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan akses terhadap
pendidikan yang bermutu dan relevan sesuai kebutuhan.
Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan jarak jauh harus sejalan dengan
fungsi dan tujuan yang telah diformulasikan dalam perundangan yang berlaku,
yakni untuk memperluas dan meratakan akses pendidikan yang bermutu serta
relevan dengan kebutuhan masyarakat.

4. Tingkatan pendidikan dalam pembelajaran jarak jauh


a. Pendidikan Dasar
Pada tingkat sekolah dasar, guru cenderung menggunakan kaset video rekaman
daripada program televisi siaran langsung. Beberapa seri siaran yang sering
digunakan di tingkat sekolah dasar awal, Sesame Street dan Clifford; pada tingkat
menengah, Reading Rainbow, Between the Lions, Arthur, dan ZOOM. Program ini
digunakan sebagai pengayaan bukan sebagai inti dari instruksi. Guru yang
menggunakan program televisi pendidikan cenderung menggunakan lebih dari
satu program (biasanya dua atau tiga), tetapi tidak seluruh rangkaian (Childrens
Television Workshop, 1990).
Pada tahapan sekolah dasar pembelajaran jarak jauh cendrung menggunakan
media. Media adalah alat komukasi yang digunakan untuk membawa informasi
yang dimaksudkan untuk pembelajaran (Heinich.et al, 1996). Brezt (1972)
mengidentifikasi media dalam 3 unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak.
Misalnya :
a) Radio
Media ini merupakan media yang memasyarakat, ia memiliki aksesbilitas yang
tinggi. Biaya produksi dengan media ini cukup rendah disamping itu media ini
memiliki kemampuan dalam menjangkau daerah yang luas dan terpencil.
Kelemahan dari media ini adalah peserta didik mengalami kesulitan dalam
berkonsentrasi, durasi yang digunakan hendaknya sekitar 10-20 menit. Media
radio ini bersifat transistori. Pada awalnya media ini tidak terjadi interaksi dua
arah, sehingga diperlukannya bahan ajar pendukung, namun sekarang
interaksi tersebut dapat terjadi karena adanya telephon.
b) Televisi
Media ini merupakan media yang sangat kaya untuk digunakan dalam
pembelajaran jarak jauh, akan tetapi biaya yang dibutuhkan dalam
penggunaan media ini sangat besar. Pemanfaatan media TV dalam
pembelajaran tik jarak jauh tidak hanya didasarkan pada kemampuannya
menyajikan beragam informasi dalam bentuk audio dan video secara
bersamaan namun juga kemampuannya untuk menjangkau jumlah besar
pemirsa dalam jangkauan wilayah geografis yang relatif luas.
c) Komputer
Perkembangan teknologi yang pesat telah memberikan kontribusi yang sangat
positif terhadap penggunaan komputer sebagai sarana pembelajaran.
Komputer telah dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran interaktif antara
siswa dengan sumber belajar guru atau tutor. Aplikasi komputer yang perlu
dipelajari oleh siswa dapat disampaikan melalui perangkat lunak yang
berbentuk disket atau disc. Disamping perangkat lunak sebagai bahan ajar,
jaringan komputer juga dapat digunakan sebagai sarana belajar dalam
pembelajaran jarak jauh.

b. Pendidikan Menengah
Pendidikan sekunder adalah tahap pendidikan setelah sekolah dasar. Pendidikan
sekunder umumnya tahap akhir dari pendidikan wajib. Tahap selanjutnya
pendidikan yaitu perguruan tinggi atau universitas. Pendidikan menengah ditandai
dengan adanya transisi dari wajib belajar pendidikan dasar untuk anak-anak ke
pendidikan ke yang lebih tinggi untuk orang dewasa (misalnya, universitas atau
sekolah kejuruan).
Di tingkat menengah, menggunakan televisi dapat terhubung dengan beberapa
sekolah, sehingga menciptakan cukup besar kelas yang terjangkau, sebagai
contoh, jaringan StarNet. Jaringan satelit yang berbasis di Texas, menjangkau
siswa sekolah menengah di seluruh Amerika Serikat melalui satelit. StarNet
menawarkan kursus seperti bahasa asing (Spanyol, Perancis, Jerman, Latin, dan
Jepang), calculus, fisika, psikologi, dan sejarah seni.

c. Pendidikan Tinggi
Pada tingkat tinggi, sistem telekomunikasi yang digunakan di kampus dan di luar
kampus lebih ekstensif. Ratusan perguruan tinggi menggunakan telekomunikasi
sebagai bagian dari program rutin. Tujuan umumnya adalah untuk menambah
jumlah siswa yang dapat dicapai oleh satu pengajar. Misalnya, untuk seorang
profesor memberikan materi dengan berbicara dari sebuah studio atau ruang
kelas yang dilengkapi kamera.
Pendidikan tinggi adalah tingkat pendidikan yang mengikuti penyelesaian sekolah
pendidikan menengah seperti sekolah tinggi, sekolah menengah, atau olahraga.
Pendidikan tinggi biasanya diambil untuk mendapatkan gelar sarjana dan atau
pascasarjana, serta pendidikan kejuruan dan pelatihan. Penyempurnaan
pendidikan tinggi umumnya hasil dalam pemberian sertifikat , ijazah , atau gelar
akademik.

d. Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Misal, seorang teman dapat mendorong orang lain untuk berbicara
tentang hal-hal yang telah terjadi dalam hidup mereka sehingga mereka dapat
menangani perasaan mereka dan berpikir tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Pendidikan informal terjadi melalui dan didorong oleh percakapan,
juga melibatkan pengalaman-pengalaman yang telah dimilki dan dapat terjadi
dalam keadaan apapun.
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan jarak jauh (PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah
dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan media lain. Pendidikan
jarak jauh pada program studi diselenggarakan jika proses pembelajaran pada
50% atau lebih mata kuliah dalam 1 (satu) program studi diselenggarakan secara
jarak jauh dengan memanfaatkan TIK.
Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh adalah sebagai berikut Kemandirian,
Keluwesan, Keterkinian, Kesesuaian, Mobilitas, dan Efisiensi. Pendidikan jarak
jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat
yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh bertujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses
pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. Senada dengan
itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 24
tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan
Tinggi, pada pasal 2 dinyatakan bahwa pendidikan jarak jauh bertujuan untuk
meningkatkan perluasan dan pemerataan akses terhadap pendidikan yang
bermutu dan relevan sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Aira, Ikhsan. 2014. Tujuan, Karakteristik dan Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh. Diakses dari
https://ikhsanaira.wordpress.com/2014/08/23/tujuan-karakteristik-dan-penyelenggaraan-
pendidikan-jarak-jauh/ Pada tanggal 04 Juli 2017 Pukul 00.06 WIB
Arjuna. 2011. Pembelajaran Jarak Jauh. Diakses dari
https://arjunabelajar.wordpress.com/2011/05/22/pembelajaran-jarak-jauh/ Pada tanggal 04
Juli 2017 Pukul 01.01 WIB

Anda mungkin juga menyukai