MEDIA PEMBELAJARAN
“SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH”
Disusun
Oleh:
NAMA : HUSAIN
NIM :-
Dosen Pengampu:
Muh. Natsir, S.Pd.I., M.Pd.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ii
pendidikan secara merata. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan
terbuka atau sistem belajar jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem
pendidikan nasional. Sistem belajar jarak jauh adalah suatu model pembelajaran
yang tidak terikat oleh segala peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan
konvensional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan
mengingat cara belajar ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Bila
dianalisis secara gamblang saja maka dapat dikatakan belajar jarak jauh
merupakan suatu bentuk system pembelajaran yang proses pembelajarannya jauh
dari pusat penyelenggaraan pendidikan dan bersifat mandiri. Pendidikan jarak
jauh adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan pembelajar untuk dapat
belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sedikit mungkin bantuan dari
orang lain.
Komunikasi yang berlangsung pada system pembelajaran ini bersifat
komunikasi tidak langsung, artinya proses pembelajaran dilakukan dengan
perantaraan dalam bentuk media cetak maupun multimedia yang dirancang
khusus. Kalaupun ada kontak langsung, bukanlah suatu proses proses
pembelajaran, namun suatu kegiatan tutorial untuk menyakinkan bahwa materi
pembelajaran yang disampaikan kepada pebelajar melalui media benar-benar
mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan.
Menurut Harina Yuhettu (2002) ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari pendidikan jarak jauh antara lain:
1. Dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran
kerja.
2. Dapat menarik minat calon peserta yang banyak.
iv
B. Hakekat Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh
Salah satu bentuk hak azasi manusia adalah bahwa setiap manusia
mulai dari kandungan hingga liang lahat berhak untuk memperoleh yang
diperlukannya untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
2. Pemberdayaan Pebelajar / Warga Belajar
v
registrasi, penyediaan bahan pelajaran, bantuan belajar (tutorial), dan ujian
yang paling sederhana yang dilakukan melalui komunikasi pos.
vi
baru merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam
persaingan bebas.
4. Prinsip Kesesuaian
vii
Pada tahun 50-an muncul kembali pendidikan jarak jauh dalam bentuk
penataran guru tertulis. Tujuan dari penataran ini adalah meningkatkan kualifikasi
guru yang mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Bahan belajar
pada penataran ini terbatas hanya pada media cetak, yaitu modul. Untuk umpan
balik terhadap peserta, bahan ajar dikirim melalui jasa pos.
Pada awal tahun 70-an muncul prakarsa baru dalam penyelenggaraan
pendidikan jarak jauh yaitu munculnya penataran guru dengan berbasis siaran
radio. Media utama dalam penataran ini adalah siaran radio yang dilengkapi
dengan bahan penyerta cetak yang dikirim kepada peserta.
Perkembangan selanjutnya dalam rangka memajukan pendidikan jarak
jauh ini maka dibentuklah pendidikan yang dinamai PAMONG (Pendidikan Anak
oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dengan prinsip; belajar mandiri dengan menggunakan modul, belajar dengan
kelompok sebaya, kompetisi untuk berprestasi, fungsi guru sebagai pengelola
kegiatan belajar yang membantu pebelajar dalam memecahkan masalah yang tidak
dapat dipecahkannya, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebagai
narasumber.
Dengan dibukanya SLTP Terbuka semakin menambah semaraknya
perkembangan pendidikan jarak jauh ini pada tahun 1979. Pada tahun 1984,
lembaga pendidikan tinggi mulai membuka diri untuk melayani kebutuhan
terhadap pendidikan dengan dibukanya Universitas Terbuka. Agak berbeda
dengan pendidikan terbuka lainnya, pada SLTP Terbuka dan Universitas Terbuka
media pembelajarannya yang digunakan lebih beragam. Mulai dari modul, siaran
radio, kaset audio video dan siaran televisi.
Mulai saat itu berbagai inisiatif dilakukan untuk menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan jarak jauh yang diselenggarakan berbagai lembaga
pendidikan. lembaga-lembaga tersebut memanfaatkan sistem belajar jarak jauh
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berada dilingkungan mereka
masing-masing. Namun karena sumber-sumber yang diperlukan untuk
viii
pengembangan program belajar jarak jauh yang baik amat terbatas dan itu pun
berserakan diberbagai tempat, inisiatif itu tidak tumbuh dengan sehat.
Namun demikian, sejak berlakunya ujian akhir nasional yang standar
pencapaiannya menjulang tinggi, timbul kembali fenomena baru dalam dunia
pendidikan. Bagi anak-anak yang dinyatakan tidak lulus dalam UAS ataupun
UAN maka mereka dapat mengikuti ujian penyetaraan melaui sekolah teruka.
Mirisnya sekolah terbuka atau kejar paket ini dijadikan seolah-olah pelarian.
Tentunya ini mempengaruhi pamor sekolah terbuka, yang menambah beban
seolah-olah ini adalah sekolah pelarian? Namun yang lebih mirisnya lagi masih
ada juga perguruan tinggi yang “ragu-ragu” menerima surat tanda tamat belajar
dari sekolah terbuka, seolaholah tidak percaya pada kelegalan surat tersebut.
Namun perkembangan pendidikan yang beragam, seperi adanya
“homeschooling” menambah maraknya ragam system belajar jarak jauh yaitu
dengan melibatkan internet. Seandainya sekolah system belajar jarak jauh dapat
dimaksimalkan fungsinya dan adanya “sharing” pada lembaga-lembaga yang ada,
maka dapatlah dibalikkan judul dalam artikel ini bahwa system belajar jarak jauh
tetap menjadi pilihan!
ix
b. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di
mana saja kalau diperlukan.
c. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
e. Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar
karena ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk
pengembangan diri pribadi. (Oemar Hamalik,
1994:52)
Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari
berbagai kelemahan dan kekurangan, antara lain (Rusman. 2011:352) :
a. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan
antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa
memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c. Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan
pembelajaran jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat
waktu, dank arenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar
Hamalik, 1994:53)
d. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
e. Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan
untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
x
A. Kesimpulan
xi
meski telah merupakan kegiatan yang sudah sejak lama sudah dilakukan oleh
dinas pendidikan.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Sadiman, Arief S. (1999). Jakarta. Jaringan Sistem Belajar Jarak Jauh Indonesia,
Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.
Depdiknas.
Smith, Mark K. 2009. Teori Pembelajaran dan
Pengajaran. Yogyakarta: Mirea.
http://portalkuliah.blogspot.com/2009/01/sistempembelajaran-jarak-jauh-
berbasis.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh.
http://blog.tp.ac.id/penerapan-pembelajaran-jarak-jauhdalam-pembelajaran.
xiii