Daniel (1977) melihat bahwa perkembangan pemanfaatan media PJJ sangat dipengaruhi
oleh teknologi, yaitu: media cetak, media massa/siar/tayang, media personal, dan media
telekomunikasi.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan PJJ, yaitu ragam media yang
tersedia dan pemilihan media yang tepat guna dan tepat sasaran. Bates (1995) mengembangkan
sebuah kerangka pemilihan media yang sistematis dengan memperhatikan 7 faktor berikut:
access (aksesibilitas, cost (biaya), teaching and learning (proses pengajaran dan pembelajaran),
interactivity (interaktifitas), organisational issues (permasalahan organisasi), novelty
(kemukhtakiran), dan speed (kecepatan).
2. Jenis media dan pemanfaatannya dalam PTJJ
a. Media cetak
Media ini merupakan generasi pertama dalam sistem pendidikan, sangat fleksibel mencakup;
fleksibel tempat, waktu, wujud(buku materi pokok, buku kerja,brosur, pamlet,dll),jenis cetakan
(tulisan, gambar, photo dll) serta kemampuanya yang dapat dipadukan dengan media lainnya.
b. Radio
Media ini merupakan media yang memasyarakat, ia memiliki aksesbilitas yang tinggi. Biaya
produksi dengan media ini cukup rendah disamping itu media ini memiliki kemampuan dalam
menjangkau daerah yang luas dan terpencil. Kelemahan dari media ini adalah peserta didik
mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, durasi yang digunakan hendaknya sekitar 10-20
menit. Media radio ini bersifat transistori. Pada awalnya media ini tidak terjadi interaksi dua
arah, sehingga diperlukannya bahan ajar pendukung, namun sekarang interaksi tersebut dapat
terjadi karena adanya telephon.
c. Televisi
Media ini merupakan media yang sangat kaya untuk digunakan dalam PJJ, akan tetapi biaya
yang dibutuhkan dalam penggunaan media ini sangat besar. Pemanfaatan media TV dalam PTJJ
tidak hanya didasarkan pada kemampuannya menyajikan beragam informasi dalam bentuk audio
dan video secara bersamaan namun juga kemampuannya untuk menjangkau jumlah besar
pemirsa dalam jangkauan wilayah geografis yang relatif luas.
d. Komputer
Perkembangan teknologi yang pesat telah memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap
penggunaan komputer sebagai sarana pembelajaran. Komputer telah dimanfaatkan sebagai
sarana pembelajaran interaktif antara siswa dengan sumber belajar – guru atau tutor. Aplikasi
komputer yang perlu dipelajari oleh siswa dapat disampaikan melalui perangkat lunak yang
berbentuk disket atau disc. Disamping perangkat lunak sebagai bahan ajar, jaringan komputer
juga dapat digunakan sebagai sarana belajar dalam PJJ.
Media ini digunakan untuk meningkatkan aktifitas proses pembelajaran pada sistem PJJ antara
lain :
a. Terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dan materi pembelajaran
b. Proses belajar dapat berlangsung individual
c. Mampu menampilkan unsure audio visual
d. Dapat memberikan umpan balik terhadap respon peserta didik dengan segera
e. Menciptakan proses belajar secara berkesinambungan
Kegiatan dalam proses pembelajaran yang disampaikan elalui komputer juga melibatkan
berbagai metode pembelajaran. Menurut Alessi sebagai dasar untuk mengembangkan program
CAI yang berkualitas terdapat 5 metode utama yang dikembangkan, yaitu tutorial, latihan,
simulasi, permainan dan tes.
Robert Heinich dkk (1986) mengemukakan enam bentuk interaksi yang dapat
diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembelajaran untuk PJJ, berupa :
a. Praktek dan Latihan (drill and practice)
Tujuan program ini adalah melatih kecakapan dan ketrampilan dan biasanya menyajikan soal
atau kasus yang memerlukan respon dari peserta didik dengan disertai umpan balik, selain itu
program ini menyajikan pengukuhan terhadap jawaban yang benar
b. Tutorial
Program ini menyajikan informasi dan pengetahuan dalam topic diikuti dengan latihan
pemecahan soal. Keunggulannya adalah peserta didik dapat memilih materi mana yang ingin
dipelajarinya terlebih dahulu.
c. Permainan (games)
Program ini berisikan materi yang disajikan dalam bentuk permainan.
d. Simulasi
Program ini melibatkan siswa dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya
namun tanpa rtesiko yang nyata.
e. Discovery
Program ini menayangkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik dengan cara trial
and error
f. Problem solving
Program ini ada dua cara, yang pertama siswa merumuskan sendiri solusi masalahnya yang
ditampilkan lewat computer dan memasukkan program kedalamnya. Kedua, komputer
menyediakan jawaban yang mewakili respon siswa terhadap masalah yang ditanyakan computer
g. Internet dan e-mail
Jaringan ini telah memungkinkan program belajar menjadi lebih luas, lebih interaktif dan lebih
fleksibel. Proses belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dapat membentuk interaksi antara
siswa dengan tutor sehingga terjadinya umpan balik.
3. Pemilihan Media dalam PTJJ
Pemilihan media didalam PJJ harus memperhatikan pemanfaatan karakteristik tiap-tiap
media untuk diterapkan yang bercirikan adanya keterbatasan jarak, ruang dan waktu. Beberapa
faktor dalam memilih media dalam PJJ adalah:
1. Akses terhadap media
Akses terhadap media adalah kemudahan dan ketersediaan memperoleh atau menggunakan
media, baik bagi institusi penyelenggara atau peserta didik.
2. Faktor biaya
Faktor ini merupakan factor yang tidak dapat bisa dihindarkan, ini sangat tergantung pada media
yang digunakan dan jumlah peserta didik.
3. Fungsi pembelajaran
Pemilihan media sangat berkaitan dengan fungsi pembelajaran, berkaitan dengan hal ini Gagne
et al (1988) melihat tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Karakteristik fisik media
b. Tujuan belajar
c. Kemampuan peserta didik dan penggunaan media
5. Konferensi Computer
Teknologi ini bersifat tunda waktu (asinkronous) namun beberapa sistim konferensi
memungkinkan interaksi dua arah pada saat yang sama (sinkronous). Staf pengajar
menuangkannya dilayar computer dan pada saat yang sama pesan tersebut muncul dilayar
komputer siswa. Yang paling
6. Pendidikan dan Latihan Internet
Jaringan internet merupakan teknologi yang sangat canggih dalam pembelajaran pada
PJJ. Sistem ini benar-benar menempatkan siswa ditengah proses pembelajaran, dikelilingi
berbagai sumber belajar dan layanan belajar elektronik, mulai dari staf pengajar dan tutor,
layanan informasi dan dukungan siswa baik secara administrasi maupun akademis dan juga
perpustakaan virtual.
d. Alih Teknologi dalam PTJJ
Sering terjadi alih teknologi menimbulkan masalah lain, Keating (1994) dan AECT
(1993) mengungkapkan penyebab terjadinya hal ini:
1. Tuntutan kebutuhan
2. Kurangnya kesungguhan
3. Biaya yang kurang
4. Dukungan infrastruktur
5. Selalu memusatkan perhatian keperangkat keras bukan ke sumber daya manusianya.
6. Kurang terkaitnya teknologi yang digunakan dengan tuntutan kurikulum.
Agar Teknologi ini dapat berjalan dengan baik ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan (Ely, 1995) yaitu
1. Ketidak puasan akan status quo, sebagai modal masuknya teknologi komunikasi/informasi
dalam PJJ
2. Pengetahuan dan ketrampilan bagi siapapun yang terlibat dalam proses pemanfaatan teknologi
komunikasi/informasi
3. Dukungan sumber seperti perangkat keras, lunak, dan sumber lain yang dapat membantu pihak-
pihak yang menggunakan teknologi komunikasi/informasi
4. Reward dan punishment
5. Komitmen semua pihak yang terlibat, mulai dari yang teratas sampai yang terendah
6. Kepemimpinanan
7. Waktu
8. Peran serta segenap pihak yang terlibat
Apabila hal-hal tersebut diatas dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya, maka
potensi teknologi terutama teknologi komunikasi/informasi yang begitu besar untuk membantu
PJJ akan benar-benar dapat kita rasakan manfaatkan.
BAB II
LAHIRNYA PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH
DI INDONESIA SUATU FLASHBACK
1. KONDISI YANG MENUNJANG LAHIRNYA PJJ DI INDONESIA.
1. Amanat UUD 1945
Komitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dituangkan dalam pasal 31 UUD 1945 yang
menyatakan bahwa tiap – tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran .
c. Tegnologi pendidikan
Tegnologi pendidikan pada awal mulanya berkambang mulanya berkembang untuk
meningkatkan kemampuan mengajar guru.
e. Inovasi pendidikan
Oleh pemerintah dikembangkan balai – balai untuk pengembangan media, seperti
dijakarta terdapat pusat tegnologi komunikasi pendidikan dan kebudayaan (PUSTEKKOM ).
Agar potensi pendidikan luar sekolah dapat menujang wajib belajar 9 tahun, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu :
2. Membuat program penyetaran D III untuk seluruh guru SLTP dan program ini dibuka pada
tahun 1992/1993