Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SIK TENTANG

DISTANCE LEARNING

OLEH
MIFTAH IRFINA
193310785

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK II


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “DISTANCE LEARNING“ dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat
bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan
dan doa nya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah
ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Saya mohon maaf apabila makalah ini
mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat
saya diharapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri.

  Bonjol, 5 September 2020

Miftah Irfina
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini, teknologi di segala bidang semakin berkembang. Hal ini tidak dapat
dipungkiri dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan, khususnya dalam bidang
teknologi komunikasi, yang juga mempengaruhi system pendidikan. Pendidikan jarak
jauh atau dapat juga disebut sebagai pembelajaran jarak jauh, mungkin sudah mulai
dilirik oleh para pelaku pendidikan untuk dijadikan salah satu solusi dari sekian banyak
problem pendidikan. Lebih tepatnya lagi mulai menjadi “trend-center”  dalam dunia
pendidikan kita.
Sebenarnya istilah tersebut sudah lama digaungkan bahkan diterapkan oleh para
pendidik maupun peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang notabene dalam
hal ini lebih banyak dilakukan secara terpisah di luar kelas. Secara terpisah disini berarti
antara pendidik dan peserta didik tidak berada dalam satu ruangan yang sama bahkan
waktunyanya pun bisa berbeda. Interaksi pendidik dan peserta didik dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung, misal dengan melakukan chatting lewat koneksi
internet (langsung) maupun dengan berkirim email untuk sekedar mengumpulkan tugas
(tidak langsung). Tentunya suatu proses pembelajaran yang seperti ini juga memiliki
kekurangan dalam pengaplikasiannya.
Oleh karena itu diperlukan kecerdikan para pendidik dalam meminimalisir
kekurangan yang ada. Tentunya dengan memperhatikan kondisi ekonomi, sosial, budaya,
serta karakteristik belajar masing-masing sasaran yang akan dituju (peserta didik).
Apakah teori belajar yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran semacam ini?
Apakah peserta didik mudah dalam menangkap materi yang disampaikan?. Maka dari itu,
dalam makalah ini kita akan membahas mengenai distance learning atau pembelajaran
jarak jauh.
B. Rumusan masalah
a. Apa itu distance learning?
b. Apa saja prinsip distance learning?
c. Apa saja kelebihan dan kekurangan distance learning?
d. Bagaimana implikasi pemanfaatan proses pembelajaran distance learning, simulation,
teleconference dalam pendidikan kesehatan
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu distance learning
b. Untuk mengetahui prinsip distance learning
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan distance learning
d. Untuk mengetahui implikasi pemanfaatan proses pembelajaran distance learning,
simulation, teleconference dalam pendidikan kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian distance learning
Distance Learning yang terkenal dengan sebutan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
merupakan sebuah model pembelajaran solutif dari kegiatan belajar mengajar yang
terkendala waktu, tempat, dan sumber daya manusia. Perlu disepakati terlebih dahulu
bahwa model pembelajaran jarak jauh bisa dibagi dalam beberapa bagian. Distance
Learning atau pembelajaran jarak jauh, adalah bidang pendidikan yang berfokus pada
pedagogi, teknologi, dan desain sistem instruksional yang bertujuan untuk memberikan
pendidikan kepada para siswa yang tidak secara fisik "di situs" di kelas tradisional atau
kampus. Ini telah digambarkan sebagai "suatu proses untuk membuat dan menyediakan
akses untuk belajar ketika sumber informasi dan peserta didik dipisahkan oleh waktu dan
jarak, atau keduanya".
Bagian pertama adalahp embelajaran jarak jauh dalam lingkup e-learning, yaitu
sebuah media on-line yang memiliki sumber untuk menunjang proses kegiatan belajar
mengajar berbasis teknologi informasi melalui internet. Sistem ini dapat berisi materi
buku, modul ajar, soal-soal latihan, dan forum diskusi.
Bagian kedua adalah pembelajaran dalam bentuk pelatihan jarak jauh. Selain ada
buku atau modul ajar, latihan soal dan test on-line, sistem ini biasanya tetap menerapkan
adanya proses tatap muka dalam proses belajar mengajarnya, sehingga kompetensi
keterampilan dalam pelatihan ini diharapkan memiliki kualitas yang dapat
dipertanggungjawabkan. Hal inidilakukan sebagai bentuk penjagaan kualitas pelatihan
karena diakhir pembelajaran model tersebut akan diberikan sertifikat sebagai tanda
kelulusannya.
Model yang ketiga adalah pendidikan jarak jauh (PJJ) untuk pendidikan tinggi di
perguruan tinggi (PT) dalam konteks pendidikan formal. PJJ model ini di Indonesia telah
diatur dalam KEPMEN107/U/2001. Ada beberapa pasal yang harus digaris bawahi dalam
pelaksanaan model PJJ di PT. Pada pasal 2 disebutkan: “Tujuan penyelenggaraan
program pendidikan tinggi jarak jauh adalah terwujudnya tujuan pendidikan tinggi
sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999
tentang pendidikan tinggi, serta terciptanya kesempatan mengikuti pendidikan tinggi.

B. Prinsip distance learning


Untuk pembuatan program ini dititikberatkan pada prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Prinsip Kemandirian
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat
dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang
terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar, program
pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan sumber belajar
yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program yang ditentukan sendiri
oleh pebelajar. Bahan-bahan pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang
dapat dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh pembimbing atau tutorial dan ujian
yang dirancang dengan pendekatan belajar tuntas. Pebelajar belajar dengan mandiri
dengan sesedikit mungkin melakukan pertemuan dengan tutor yang bersangkutan.
b. Prinsip Keluwesan
Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai,
mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian dan
mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun ajaran. Dikatakan
luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan formal ke
pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke pendidikan
formal.
c. Prinsip Keterkinian
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat ini
diperlukan (just-in-time). Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan dan pelatihan
konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia,
dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang (just-in-case). Kecepatan
untuk memperoleh informasi yang baru merupakan suatu peluang untuk dapat
bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas.
d. Prinsip Kesesuaian
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung dengan
kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat.
Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi yang diperlukan,
tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat dipelajari sendiri tanpa
adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan dan latar
belakang pebelajar.
e. Prinsip Mobilitas
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk berpindah
lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah memenuhi kompetensi
yang diperlukan.
f. Prinsip Efisiensi
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan
teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber
disekeliling pebelajar akan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan sumber
tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan mengenai
sumber belajarnya.

C. Kelebihan dan kekurangan distance learning


 Kelebihan Distance Learning, Simulation, Teleconference.
Menurut Soekartawi (2005), ada beberapa manfaat dari pembelajaran jarak jauh
(distance learning), diantaranya adalah:
1. Pembelajaran dapat dilakukan dengan sifat terbuka, fleksibel dan tidak terbatas
oleh waktu. Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-
masing pembelajar. Pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu untuk
belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Kalau si pembelajar
telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat menghentikannya. Sebaliknya,
apabila si pembelajar masih memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek
pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada
pembelajar lain atau pengajar. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam
komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek.
Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara
langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
2. Membantu interaksi antara murid yang berada di daerah terpencil dan pengajar /
instrukturnya dengan diadakannya pertemuan berkala;
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas untuk meningkatkan
pemerataan pendidikan. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua
penjuru Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena
tidak memerlukan ruang kelas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara
langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer
yang dihubungkan dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar seperti
ini akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan
dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan
sebagainya.
4. Mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah.
5. Meningkatkan prestasi belajar, khususnya bagi murid yang mengalami hambatan
secara geografis karena jauh dari lokasi pembelajaran;
6. Meningkatkan rasa percaya diri bagi peserta didiknya;
7. Meningkatkan wawasan keilmuan yang tidak terbatas lagi oleh jarak, waktu,
maupun usia. Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik,
bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan peserta didik.
8. Mengatasi kekurangan tenaga pendidikan.

 Kelemahan Distance Learning, Simulation, Teleconference


Disamping adanya banyak manfaat yang diberikan oleh model belajar distance
learning, ada juga kelemahan yang dimilikinya seperti berikut ini:
1. Biaya infrastruktur yang mahal menyebabkan imbas pada biaya pendaftaran calon
peserta didik yang juga menjadi mahal.
2. Interaksi antara peserta didik dan pengajar terbatas. Kesulitan mendapat
penjelasan pengajar/ fasilitator yang sesegera mungkin apabila pelajar
mendapatkan kesulitan.Pelajar harus menunggu pengajar untuk membuka
internetnya.
3. Sulitnya menerapkan pembelajaran jarak jauh berbasis TIK bagi daerah yang
masih belum terjangkau listrik, atau belum tersentuh teknologi komputer sama
sekali.
4. Tingginya kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak
jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan terjadi gangguan
selama belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada motivasi masing-masing
pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program
pembelajaran.
5. Pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan visi dan
persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah
mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap
belum tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat
ditanggulangi, karena setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan
refleksi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif dari Proses
Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh) sebagai berikut :

1. Memberikan motovasi kepada pelajar agar memiliki rasa ingin tahu dan semangat
belajar dengan cara memberikan tugas-tugas secara online,dengan bobot yang
sesuai denga pelajar tersebut.
2. Memberikan waktu kepada pelajar unuk bertanya apa yang kurang iya pahami
dibantu dengan membuka Internet atau media informasi secara onine
3. Dengan mengadakan Evaluasi dan Refleksi disetiap akhir paket pembelajaran

D. Implikasi pemanfaatan proses pembelajaran distance learning, simulation, teleconference


dalam pendidikan kesehatan
Peraturan Pemerintah no. 32, 1996 dalam DinKes DKI th 2005, menyatakan
bahwa tenaga kesehatan adalah  setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu  memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan. Dalam kategorinya tenaga kesehatan dibagi menjadi tenaga medis,
perawat, paramedis, dan non medis. Proses peningkatan pendidikan dan pengetahuan
membutuhkan upaya yang sangat besar. Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam
peningkatan pendidikan dan pengetahuan adalah faktor tempat pendidikan. Tempat
pendidikan umumnya terletak di kota besar, sedangkan secara geografis Indonesia
merupakan kepulauan sehingga perawat dari daerah lain harus mengeluarkan biaya dan
tenaga untuk menempuh pendidikan di  kota besar.
Distance learning bagi keperawatan sendiri tidak harus bersifat proses
pembelajaran formal untuk mengambil gelar, namun distance learning bagi keperawatan
harus diartikan lebih luas. Selain pada pendidikan formal, media  online learning juga
dimanfaatkan untuk melaksanakan courses online, dan konsultasi on line (Indrajit,E
2004). Trend pelatihan dan kursus yang memanfaatkan media distance learning berbasis
web dapat digunakan dalam tenaga keperawatan, sehingga tenaga keperawatan yang
tersebar di berbagai tempat berkesempatan untuk memperoleh perkembangan ilmu secara
cepat tanpa harus membuang biaya menuju ke pusat pelatihan.
Pelayanan konsultasi berbasis web dapat dilaksanakan jika ada permasalahan dari
dunia pendidikan maupun masalah terkait pelayanan keperawatan. Melalui media ini
diharapkan jika muncul permasalahan di rumah sakit atau di puskesmas tenaga
keperawatan dapat  berkonsultasi dengan cepat kepada pakar keperawatan. Selain itu jika
ada kasus baru yang menarik dari suatu rumah sakit atau komunitas beberapa institusi
pendidikan juga dapat belajar dari kasus tersebut dalam waktu yang sama (Hariyati,
2004) Peranan learning berbasis web juga dapat dimanfaatkan dalam mendapatkan
sumbersumber penelitian yang bermutu. Seorang peneliti dapat dengan mudah mencari
studi literatur sebagai dasar dari penelitian yang akan dilaksanakan melalui internet.
Selain itu melalui media ini seorang peneliti yang telah selesai melaksanakan
penelitiannya dapat mempublikasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi komputer khususnya internet saat ini mempengaruhi
segenap aspek kehidupan, tak terkecuali bidang pendidikan. Internet adalah jaringan
global yang menguntungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide are
network) dan komputer pribadi (stand alone),yang memungkinkan setiap komputer yang
terhubung kepadaya bisa melakukan komunikasi satu sama lain. salah satu pemanfaatan
internet dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran jarak jauh atau distance learning.
terdapat berbagai istilah untuk mengemumkan gagasan mengenia pembalajaran jarak
jauh dengan memanfaatkan internet,yaitu on-line learning,e-learning,internet-enable
learning,virtual learning, virtual classroom atau web based learning. Keuntungan dari
modal pembelajarna on-line adalah dapat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran
tanpa dibatasi runag dan waktu,dapat menggunakan berbagai sumber yang sudah tersedia
di internet, bahkan ajar relatif mudah untuk diperbarui. selain itu dapat untuk lebih
meningkatkan kemandirian siswa dalam melalkukan proses pembelajaran. (Waryanto,
2006)
Distance learning adalah salah satu model pembelajaran solutif yang dibentuk dari
kerangka pemikiran untuk memecahkan masalah pembelajaran terhambat dimensi ruang.
Model ini dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang menjadi alternatif ketika
proses suatu pembelajaran terhambat oleh dimensi ruang dan waktu. Namun dengan
memilih model ini, maka baik peserta didik maupun instansi penyelenggara model ini
harus saling memahami bahwa tidak mudah melaksanakan program pembelajaran dengan
model ini, terlebih lagi jika menyangkut sisi finansial dan kesiapan prosesnya. Oleh
karena itu, tidak  semua institusi dapat menyelenggarakan program dengan model ini
disebabkan oleh perizinan yang ketat dari pihak pemerintah sesuai dengan KEPMEN
107/U/2001, dan ijin penyelenggaraan pendidikan jarak jauh di perguruan tinggu harus
mendapat ijin dari Dikti terlebih dahulu.
B. Daftar pustaka
 Waryanto, N. H. (2006). Online Learning Sebagai Salah Satu Inovasi Pembelajaran.
Pythagoras.
 Marico, Albert. 2015. "Makalah Distance Learning Simulation Dengan Meto(1)."
Jakarta.
https://www.academia.edu/16934757/DISTANCE_LEARNING SIMULATION
Dengan METODE PEDUKUNG SECARA KONVENSIONAL.
 http://e-learning-teknologi.blogspot.com/2012/11/makalah-analisis-teori-belajar-
untuk.html
 https://id.scribd.com/doc/106713635/Makalah-Distant-Learning
 http://firdaussuaib.blogspot.com/2016/06/distance-learning-pembelajaran-jarak.html

Anda mungkin juga menyukai