Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERNITAS 1

PEMERIKSAAN IBU POST PARTUM

OLEH

MIFTAH IRFINA

193310785

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK II

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2020/2021
PEMERIKSAAN FISIK IBU POST PARTUM

MENGGUNAKAN BUBBLE HEAT TECHNIQUE

1. Cuci tangan
2. Jaga privasi pasien
3. Verifikasi data pasien
4. Pakai sarung tangan
5. Komunikasi terapeutik
- Perkenalkan nama
- Tanyakan keadaan pasien
- Jelaskan tujuan tindakan
6. Periksa payudara (Tanyakan keadaan ibu seperti bagaimana porsi istirahatnya, apakah
payudaranya berat atau penuh susu, dll)
7. Periksa kedua sisi kiri dan kanan payudara ibu
- Ukuran payudara mana yang lebih besar
- Keadaan putting
- Kondisi kulit
- Stretch mark
- Tekstur seperti kulit jeruk atau mulus
- Raba bagian kepala payudara, kaji apakah hangat atau dingin
- Kaji apakah putting susu menonjol, masuk ke dalam, ataupun datar
- Kaji aerola
- Periksa apakah ada memar atau bekas hisapan atau retakan atau pendarahan karena
bayi
- Jika bayi tidak bisa melekat saat menyusui dengan sempurna, maka panggillah
perawat untuk mendapatkan bantuan
8. Kaji uterus
- Atur posisi pasien (supinasi atau telentang), jangan sambik duduk
- Palpasi atau raba area perut untuk memeriksa fundus, dengan cara satu tangan
menopang pada bagian bawah rahim, tangan yang lain memeriksa bagian fundus
- Periksa pada bagian garis tengah yang ada di tengah perutnya dan setingkat pusarnya
- Jika pasien kurus, maka fundus akan teraba sekeras batu.
- Wanita normal akan teraba seperti bola tenis yang kencang
- Periksa dengan agak sedikit memijit dan jangan terlalu keras
- Tiga cara menggambarkan fundus kencang dengan pijatan atau boggy. Jangan
menekan sembarangan dan terlalu keras karena bisa menyebabkan pendarahan.
- Selanjutnya lakukan pemeriksaan kandung kemih. Tanyakan kapan terakhir ibu pergi
ke kamar mandi. Rekomendasikan ibu bangun untuk pergi ke kamar mandi dua atau
tiga jam, biarkan kandung kemih kosong ini sangat menguntungkan bagi ibu.
9. Kaji usus menggunakan stetoskop
- Gunakan trestoskop untuk mendengar bising usus spinal, jika ibu menjalani
operasi caesar mungkin akan mengalami bising usus yang hipo aktif tidak untuk
waktu yang singkat
- Tanyakan kapan ibu terakhir makan dan minum, dorong ibu untuk makan karena
ibu membutuhkan energi untuk merawat bayi, menyusui bayi.
- Kembalikan posisi ibu
10. memeriksa L yang lokia
11. Memeriksa berapa banyak lokea/darah yang berada di pembalut ibu.Tanyakan kapan
terakir kali ibu mengganti pembalut,sesbab kapan terakir iya mengganti pembalut sangat
penting untuk penilaian.
12. Ajari ibu merawat dan mengganti pembalut,melatih kandung kemih,saat berada di kamar
mandi suruh ibu untuk mengganti pembalutnya,bahkan jika tidak terlalu banyak ibu harus
tetap mengganti pembalutnya.Buka pembalut dari ara depan ke belakang,mencuci tangan
sebelum dan sesudah
13. Tanyakan kepada pasien apakah ada gumpalan darah yang keluar
14. Kita bisa mengganti pembalut ibu
15. Selanjutnya wanita tidak mendapatkan episiotomi lagi, karena itu bukan praktik
umum,tetapi ika ibu menjalani episiotomi semacam leserai pada detik pertama robekan
derajat ketiga atau keempat lakukan penilaian.
16. Gunakan sesuatu yang disebut skala rita sehingga berarti kemerahan, mencatat adanya
kemerahan di lokasi ecchymosis yang merupakan edema yang memar,pembengkakan
atau drainase, kemudian lakukan perkiraaan kemungkinan ada beberapa kemerahan
normal, mungkin sedikit edema dan mungkin memar karena laserasi atau episotomi.itu
normal.

 Ketika dua bagian dijahit menjadi satu mereka akan bersentuhan,jadi jika dokter
melakukan penjahitan yang baik untuk ibu,anda tidak bia melihat jahitanya.Celah ata
pendarah aktif diperkirakan itu tidak baik .Jadi kami ingin episiotomi dan leserasi
kami sering didekati.

 Wanita yang mengalami perbaikan episiotomi atau perbaikan leserasi akan bertanya,
bagaimana dengan jahitan dan kapan bisa melepasnya

 Jika beresiko tinggi terkena DTV kami akan memeriksa dan mencegahnya agar tidak
terjadi

 Membuka selimut pada bagian kaki ibu, beritahu ibu atau pasien agar rileks saja, dan
perawat akan memegang bagian belakang lutut

 Pegang bagian telapak kaki ibu dan bengkok kan dengan tajam,kemudian tanyakan
rasa sakit atau nyeri di bagian betis. Jika ibu bilang ya tanda homans positif jadi
mungkin ada DVT disana.

 Sekitar 50 % DVT itu menunjukan gejala,bisa dengan memeriksa kemerahan


,bengkak , panas dan hal lainya

17. Status emosi

 Kita dapat menilai dengan pengamatan, ibu terlihat bahagia, ibu menangis, ibu
kelelahan karena melahirkan, apakah ibu memanggil bayinya dengan semacam nama
atu sebagainya. Jadi bagaimana ibu bertindak mungkin tidak senang dengan bayinya,
mereka mungkin akan menggendong bayi mereka.

 Jangan membiarkan bayi memangis sendiri dikeranjang bayi karena kurangnya


interaksi ibu dengan bayi,kurang keinginan untuk memegang atau menyentuh bayi

 Kita juga perlu menilai sistem pendukung apakah ibu sendirian atau bersama keluarga
 Dalam status emosi kita menilai 3 tahapan yaitu tahapan ruben, dengan mengambil,
memegang dan melepaskan.

Anda mungkin juga menyukai