ANGGOTA KELOMPOK 2 :
1. Putri Delvi Ananda (214210406)
2. Gebby Mizzani Putri (214210380)
3. Siti latifah rachman (214210420)
4. Maya Haryani Maulana Warman (214210394)
5. Natasya Aprilia Salsabilla (214210402).
6. Yogita Bali ( 214210430 )
Definisi Persalinan Normal
WHO
Persalinan yang dimulai secara spontan,
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan. Bayi
dilahirkan secara spontan dalam presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37
hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan
ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
Tujuan apn
Tercapainya kelangsungan hidup dan
kesehatan yang tinggi bagi ibu serta
bayinya, melalui upaya yang terintegrasi
dan lengkap namun menggunakan
intervensi seminimal mungkin sehingga
prinsip keamanan dan kualitas layanan
dapat terjaga pada tingkat yang
seoptimal mungkin.
Tugas penolong pada apn
Memberikan dukungan pada ibu, suami dan
keluarganya selama proses persalinan, saat
akan melahirkan bayi dan pada masa
sesudahnya.
Melakukan pemantauan terhadap ibu dan
janin dalam proses persalinan dan setelah
persalinan; menilai adanya faktor risiko;
melakukan deteksi dini terhadap
komplikasi persalinan yang mungkin muncul.
• Melakukan intervensi minor bila diperlukan seperti
melakukan amniotomi; episotomi pada kasus gawat
janin; melakukan penatalaksanaan pada bayi baru
melahirkan dengan asfiksi ringan.
• Melakukan rujukan pada fasilitas yang lebih lengkap
sesuai dengan masalah kasus yang dirujuk bila
didapatkan adanya faktor risiko atau terdeteksi adanya
komplikasi selama proses persalinan.
5 ASPEK DASAR APN
Membuat Keputusan Klinik
Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Pencegahan Infeksi
Pencatatan (Dokumentasi)
Aspek rujukan
FAKTOR-FAKTOR DALAM
PERSALINAN
OKSITOSIN
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering.
32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi,
memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha
kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya
terlebih dahulu.
Penegangan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dan vulva.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
53.Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
54.Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
55.Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56.Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
57.Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan arutan klorin 0,5%
dan membilasnya dengan air bersih.
58.Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin O, membalikkan bagian dalam
ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selarna 10 menit
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
DOKUMENTASI
4. Pada waktu kepala sudah lahir , luncurkan jari tangan dari salah satu
tangan ke bagian leher bayi guna memeriksa apakah ada lilitan tali pusat
di sekeliling leher bayi . Biasanya tali pusat tersebut hanya perlu
dilonggarkan sedikit agar kepala bayi bisa dilahirkan tanpa kesulitan .
*Alasan : Melucurkan jari tangan ke leher bayi sampai ke puncak
punggung bayi akan memungkinkan penolong persalinan mengetahui
dimana letak tali pusatnya .
5. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, upayakan agar tali pusat
tersebut dapat dilepaskan lewat kepalanya . Jika tali pusat tersebut terlalu
ketat untuk bisa dilepas melalui kepala bayi, tetapi tidak terlalu ketat melilit
leher bayi , maka dapat dilepaskan melalui bahunya saat bayi lahir . Dan jika
tali pusat tersebut melilit leher bayi dengan ketat , pasanglah dua buah klem
pada tali pusat dengan segera lalu gunting .
*Alasan : Tali pusat yang ketat bisa menyebabkan terjadinya hipoksia pada
bayi . Pada keadaan ini penolong persalinan meminta kepada pasien
bernafas pendek-paendek dan tidak meneran agar mencegah lilitan tali pusat
menjadi lebih ketat .