Anda di halaman 1dari 34

PEMBELAJARAN I

PERSIAPAN PEMERIKSAAN DARAH

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan darah.

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian darah
2. Menyebutkan Korpuskula Darah
3. Mempersiapkan alat untuk pengambilan darah
4. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan darah
5. Memahami cara pengambilan darah

C. Materi Pokok:
1. Pengertian Darah.
2. Korpuskula Darah
3. Persiapan alat untuk pengambilan darah
4. Persiapan pasien untuk pengambilan darah
5. Cara Pengambilan Darah

D. Materi.

1. Pengertian Darah

Pengertian Darah berasal dari bahasa yunani yakni hemo, hemato dan haima yang
berarti darah.Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh manusia terhadap virus atau bakteri. 

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk


mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap
oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui

1
vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran
pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran
halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

2.Korpuskula darah terdiri dari:

a. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%), Eritrosit tidak mempunyai nukleus
sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit
mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga
berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan
menderita penyakit anemia.
b. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%), Trombosit bertanggung jawab
dalam proses pembekuan darah.
c. Sel darah putih atau leukosit (0,2%), Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem
imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing
dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau
tidak memiliki bentuk yang tetap.

3. Persiapan alat untuk pengambilan darah

a. Pengambilan darah vena


1. Spuit
2. Tourniquite
3. Kapas alkohol
4. Needle, Wing Needle
5. Vakum Tube
6. Blood container
7. Plaster

b. Pengambilan darah kapiler


1. Lancet
2. Kapas alkohol
3. Obyek Glass
4. Deck Glass
5. Tensimeter
6. Kertas Saring
7. Tabung Kapiler
8. Wax

c. Pengambilan Darah Arteri:


1. Spuit 2 ml atau 3 mldengan jarum ukuran 22 atau 25 (anak-anak) dan 20
atau 21 (dewasa)
2. Heparin
3. Yodium-povidin
4. Gabus atau karet

2
5. Kasa steril
6. Kapas alkohol
7. Gunting dan plaster
8. Pengalas
9. Handuk kecil
10. Sarung tangan
11. Wadah berisi es
12. Termometer
13. Bengkok
14. Kertas label untuk nama

a. Pengambilan Darah Arteri


1. Arteri radialis
2. Arteri brachialis
3. Arteri femoralis

b. Pengambilan Darah Kapiler


1. Ujung jari tangan
2. Ibu jari kaki

4. Persiapan pasien

1. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah,


kecuali untuk pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan
trigliserida, sebaiknya pasien puasa selama 12 jam.

2. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air
putih.

3. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa gula),
alkohol, addictive drugs (seperti amphetamine, morphine, heroin, cannabis)
karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

4. Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.

5. Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum pengambilan


darah.

6. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 -


09.00. Hal ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada
umumnya belum melakukan banyak aktivitas.

5. Cara Pengambilan darah:

3
a. Darah Kapiler
1. Cuci tangan
2. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan alkohol 70%
3. Pegang dan tekan bagian yang akan ditusuk.
4. Tusuk dengan lancet steril, pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan garis sidik
jari
5. Buang tetes darh pertama, tetes darah selanjutnya dipakai untuk pemeriksaan
6. Tekan bekas tusukan dengan kapas kering
7. Bereskan alat,
8. Cuci tangan

b. Darah Vena:
1. Cuci tangan
2. Pasang perlak atau kain pengelas dibawah tempat yang akan diambil darahnya
3. Ikat bagian di atas daerah yang akan diambil darahnya dengan tourniquite
4. Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan alkohol
5. Tegangkan kulit
6. Tusuk jarum kedalam vena
7. Buka karet pembendung
8. Tusukan spuit dan hisap darah
9. Tarik jarum bersama spuitnya
10. Bekas tusukan diberi kapas alkohol
11. Dan di plaster
12. Masukan darah dalam spuit keldalam botol yang tersedia
13. Beri label pada botol, dan siap dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan
14. Letakan spuit kedalam begkok
15. Cuci tangan

c. Darah arteri:
1. Baca status dan data pasien
2. Cek alat-alat yang digunakan
3. Dekatkan alat kesisi tempat tidur pasien
4. Posisikan pasien dengan nyaman
5. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
6. Palpasi arteri radialis
7. Lakukan allen’s(untuk menilain sistem kolateral arteri radialis)
8. Disinfeksi daerah yang akan diambildarahnya dengan kapas alkohol
9. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian
kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
10. Samil mempalpasi arteri, masukan jarum 45 derjat sambil menstabilkan arteri
klien dengan tangan yang lain.
11. Observasi adanya denyutan aliran darah masuk spuit
12. Ambil darah 1- 2ml
13. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dean menggunakan kasa 5-10 menit

4
14. Buang udara yang berda dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
15. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
16. Tempatkan spuit diantara es yang sudah dipecah
17. Ukur suhu dan pernafasan klien
18. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang
digunakan klien, jika menggunakan terapi oksigen
19. Kirim segara darah kelaboratorium
20. Beri palster dan kasa, jika area bekas tusukna sudah tidak mengeluarkan darah
21. Bereskan alt yang telah digunakan, lepas sarung tangan
22. Cuci tangan

E. Evaluasi
1. Sebutkan Pengertian Darah.
2. Sebutkan Korpuskula Darah
3. Sebutkan Persiapan alat untuk pengambilan darah
4. Jelaskan Persiapan pasien untuk pengambilan darah
5. Jelaskan Cara Pengambilan Darah

5
PEMBELAJARAN II

PERSIAPAN PEMERIKSAAN FAESES

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan faeses.

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian faeses
2. Menyebutkan Kegunaan pemeriksaan faese
3. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan faese
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan faese
5. Mengambil faese untuk pemeriksaan.

C. Materi Pokok:
6. Pengertian faeses
7. Kegunaan pemeriksaan faese
8. Alat –alat untuk pemeriksaan faese
9. Cara pengambilan faeses

D. Materi.

1 Pengertian Feses

Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakan salah satu sumber
penyebaran penyakit yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan
infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces).

Feces ( tinja) normal terdiri dari sisa- sisa makanan yang tidak tercerna, air,
bermacam produk hasil pencernaan makanan dan kuman- kuman nonpatogen. Orang
dewasa normal mengeluarkan 100 – 300 gram tinja per hari. Dari jumlah tesebut 60-
70% merupakan air dan sisanya terdiri dari substansi solid (10-20%) yang terdiri dari
makanan yang tidak tercerna (selulosa), sisa makanan yang tidak terabsorbsi, sel- sel
saluran pencernaan (sel epitel) yang rusak, bakteri dan unsur- unsur lain (+ 30%).
Tinja yang dikeluarkan merupakan hasil pencernaan dari + 10 liter cairan masuk
dalam saluran cerna. Tinja normal menggambarkan bentuk dan ukuran liang kolon.

2 Kegunaan Pemeriksaan Feses

a.    Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat


terjadi akibat adanya ulkus,penyakit inflamasi atau tumor.

6
b.    Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh,
jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi
absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus.

c.    Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit.

d.    Untuk mendeteksi  adanya bakteri atau virus.

3 .Persiapan Untuk Pemeriksaan Feses

a. Persiapan Alat :

1. Pispot yang bersih


2. Sarung tangan
3. Wadah spesimen dari plastik berlebel dengan penutup, hapusan steril pada
tabung untuk kultur feses
4. Dua spatel
5. Tissue
6. Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lenkap
7. Penyegar udara

Persiapan Pasien

1. Persiapan pasien : perlu dihindari zat- zat yang mengandung besi, vitamin c,
bromide, iodide, makanan yang mengandung mioglobin (daging), klorofil dan
peroksidase tumbuhan selama 2-3 hari. bila ditakutkan adanya perdarahan gusi
yang mungkin tertelan, penderita sebaiiknya tidak gosok gigi. perlu diperhatikan
juga agar tinja tidak tercampur dengan urin. Beberapa obat- obat dapat
memberikan hasil positif palsu, misalnya aspirin, salisilat, steroid, indometasid,
NSAIDS, antikoagulan, preparat besi, iodium.
2. Pasien tidak dibenarkan makan obat pencehar sebelumnya. Preparat besi akan
mempengaruhi warna tinja dan sebaiknya dihentikan 4-6 hari sebelum
pengambilan sampel. Begitupun dengan obat- obat antidiare, golongan
tetracycline, barium, bismuth, minyak atau magnesium akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.

Cara Pengambilan

1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus
dilakukan dan apakah klien dapat bekerjasama.
2. Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapet berjalan
7
3. Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu
mengumpulkannya
4. Defekasi pada pispot yang bersih
5. Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. Jika
memungkinkan klien berkrmih dulu sebelum mengumpulkan spesimen
6. Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas dapat
mempengaruhian alisis laboratorium
7. Beritahu perawat secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah mendapatkan
spesimen dan segera dikirim ke laboratorium
8. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai.
Ketika mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien, saat
memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang sisa pada pispot,
perawat melakukan teknik aseptik dengan cermat.
9. Berikan privasi klien
10. Bantu klien yang memerlukan bantuan
11. Bantu klien memakai pispot yang diletakkan di atas kursi di samping tempat tidur
atau di bawah dudukan toilet di kamar mandi
12. Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau dan malu
pada klien
13. Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan bersihkan
klien sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk memeriksa adanya
iritasi bila klien sering defekasi dan fesesnya cair.
14. Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
15. Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua feses ke
dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi bagian luar wadah.
Jumlah desse yang dikirim bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses.
Biasanya pemeriksaan cukup membutuhkan 2 ,5 cm feses yang berbentuk atau 15-
30 ml fese cair. Untuk beberapa spesime waktu,seluruh feses yang keluar
mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang terlihat harus disertakan pada
sampel.
16. Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab kedalam
tabung periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
17. Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum membuangnya
kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah penyebaran
mikroorganisme melui kontak dengan benda lain
18. Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
19. Pastikan klien dalam keadaan nyaman
20. Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke tempatnya
21. Lepaskan sarung tangan

8
22. Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali dikontra indikasikan
untuk klien (misalmnya semprotan yang meningkatkan dispenia)
23. Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
24. Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan
pada label yang melekat di wadah specimen
25. Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit
perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah
spesimen. Pada beberapa institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan
bakteriologis terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan. Jangan pernah
meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi makanan dan obat-
obatan untuk mencegah kontaminasi 

F. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian faeses.
2. Jelaskan Kegunaan pemeriksaan faese
3. Sebutkan persiapan alat untuk pemeriksaan faese
4. Jelaskan persiapan pasien untuk pemeriksaan faese
5. Jelaskan cara Mengambil faeses untuk pemeriksaan.

9
PEMBELAJARAN III
PERSIAPAN PEMERIKSAAN URINE

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan Urine.

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian urine
2. Menyebutkan Komposisi dan fungsi urine Urine
3. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan Urine
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan Urine
5. Mengambil urine untuk pemeriksaan.

C. Materi Pokok:
2. Pengertian urine
1. Komposisi fan fungsi urine
2. Alat –alat untuk pemeriksaan urine
3. Cara pengambilan urine

D. Materi.

A. Pengertian.
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra.
B. Komposisi dan Fungsi Urine.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari
darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi
ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar
yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui

10
urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik
untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini
berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing
yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin
berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya
cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa
diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan
urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat
dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang
tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
C. Pemeriksaan Urine.
Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan
saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran
empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat,
diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik
pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang
benar.
Jenis pengambilan sampel urine :
a.       Urine sewaktu
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara
khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung
sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini
cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
b.      Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan
atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan
cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine
pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan
berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
c.       Urine tampung 24 jam
11
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus
dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa
kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine
dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi
bahan pengawet, misalnya toluene.

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemeriksaan urine:


1. Volume urine

Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung dalam gelas ukur.
Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang bervariasi
tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara /
penguapan.

2. Bau

Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh
asam-asam organik yang mudah menguap.

3. Buih

Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine
tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal
tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine.

4. Warna urine

Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda warna
urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna
itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin. Jika didapat
warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi
sekarang ada dalam jumlah besar.

Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil metabolism abnormal, tetapi mungkin
juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine
mungkin baru berubah setelah dibiarkan.

5. Kejernihan

Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh, keruh atau
sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan

12
menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan terjadi
dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.

D. Proses Pengambilan Urine.


Persiapan alat
Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)
 Label spesimen
Sarung tangan sekali pakai
 Larutan anti septik
Kapas sublimat
Formulir Laboratorium
1. Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
 Baskom air hangat
 Waslap
Sabun
Handuk

Prosedur plaksanaan
1. Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan
2. Untuk klien yang dapat berjalan
-          Antar klien ke kamar kecil
-          Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal
dan parineal dengan sabun dan air
3. Untuk klien wanita
- Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas desinfektan steril hanya sekali pakai

- Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik


-          Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan
steril hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci
dari penis
5. Untuk klien yang memerlukan bantuan
-          Siapkan klien dan peralatannya

13
-          Bersihkan daerah parineal dengan sabun kemudian keringkan
-          Posisikan klien setegak mungkin jika di perbolehkan
-          Buka peralatan, hati – hati jangan sampai mengontaminasi tempat
sampel
-          Pakai sarung tangan
-          Bersihkan saluran kencing seperti yang dijelaskan di atas

6. Ambil sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan klien yang
dapat berjalan bagaimana mengambil sampel.
-          Perintah klien untuk BAK
-          Tempatkan wadah di tempat aliran urine dan ambil sampel, jangan
sampai wadah tersentuh penis
-          Ambil ± 30 – 60 ml urine di dalam wadah
-          Tutup wadah sentuh hanya dalam luar wadah
-          Jika perlu, bersihkan wadah dengan disinfektan
-          Untuk pengambilan urine aliran tengah anjurkan, klien kencing dulu
kemudian menahannya dan kencing kembali, lalu urine dimasukkan kedalam
botol +_ 30 – 60 cc, kemudian klien di anjurkan mengeluarkan urine/
mengosongkan kandung kemih secara keseluruhan.
7. Beri label pada botol dan bawa kelaboratorium
-          Pastikan pada label tertera informasi yang sesuai dan benar, letakkan pada
botol
-          Usahakan agar spesiment dapat dibawa ke laboratorium secepatnya
8. Catat data yang bersangkutan
-          Catat data seperti warna,bau, konsistensi , dan kesulitan yang di alami
klien selama pengambilan sampel
9.   Spesimen kulit periodik(urine tampung)
-          Dapatkan wadah spesimen dengan zat pengawet dari laboratorium , labeli
wadah dengan identitas klien, kapan pengumpulan dimulai dan selesai.
-          Guanakan tempat yang bersih untuk mengambil sampel

14
-          Simpan semua sampel dari setiap pengambilan sampel dalam wadah dan
disimpan wadah dari lemari pendingin. Jagalah sampel agar tidak
terkontaminasi dengan kertas toilet atau feses.
-          Pada akhir periode pengambilan, perintahkan klien untuk mengosongkan
kantong kemih dan simpan urine sebagai bagian spesimen , bawa semua
sampel ke laboratorium
-          Catat dalam dokumen sampel, waktu pengambilan dan waktu selesainya
serta hasil pengamatan lain terhadap urine
10. Pengambilan spesimen urine dari kateter
-          Gunakan sarung tangan sekali pakai
-          Jika tidak ada urine dalam kateter , jepit tabung penampung selama +_ 30
menit.hal ini menyebabkan segera terkumpul di dalam kateter .
-          Bersihkan daerah penyuntikan jarum dengan menggunakan desinfektan.
Daerah penyuntikan ini sebaiknya agak jauh dari gelembung tabung untuk
mencegah tertusuknya gelembung tersebut. Dengan menyucihamakan jarum ,
mikroorganisme akan menghilang pada pembukaan kateter. Jadi , cegahlah
kontaminasi jarum dan masuknya mikroorganisme dalam kateter
-          Masukkan jarum dengan sudut 30 – 450
-          Lepaskan penjepit kateter
-          Ambil sampel urin secukupnya ( 3cc untuk kultur urine dan 30cc untuk
analisis urine rutin)
-          Pindahkan urine kedalam wadah, pastikan jarum tidak menyenth luar
wadah
-          Buang jarum dan suntikkan kedalam tempat penampungan
-          Tutup wadahnya
-          Lepaskan sarung tangan , dan taruh pada tempat yang disediakan
-          Beri label dan kirim kelaboratorium secepatnya untuk analisis atau taruh
di lemari pendingin
-          Catat dan dokumentasikan hasil spesimen dan pengamatan spesimen.

E. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian urine
2. Sebutkan Komposisi dan fungsi urine Urine

15
3. Jelaskan persiapan alat untuk pemeriksaan Urine
4. Jelaskan persiapan pasien untuk pemeriksaan Urine
5. Jelaskan cara Mengambil urine untuk pemeriksaan.

16
PEMBELAJARAN IV
PERSIAPAN PEMERIKSAAN SEKRET

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan sekret vagina .

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian sekret vagina
2. Menyebutkan Kegunaan sekret vagina
3. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan sekret vagina
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan sekret vagina
5. Mengambil sekret vagina untuk pemeriksaan.

C. Materi Pokok:
1. Pengertian sekret cagina
2. Kegunaan sekret vagina
3. Alat –alat untuk pemeriksaan sekret vagina
4. Cara pengambilan sekret vagina

D. Materi.

1. Pengertian cairan vagina

Cairan yang merupakan hasil olahan dari kelenjer yang terdapat pada mulut rahim
seorang wanita,yang semua itu bercampur dengan sel-sel vagina srta bakteri. Hal ini
terjadi pada seorang wanita yang akan haid dan setelah haid serta ransangan yang
terjadi oleh lawan jenis.

Cairan vagina tersusun oleh komponen yang meliputi : air, eletrolit, mikroorganisme,
sel-sel epitel, dan senyawa organik seperti asam lemak, protein dan karbohidrat.
Komponen-komponnen tersebut bergabung untuk menghasilkan PH kurang dari 4,5.

Cairan vagina yang sehat berbentuk ciran bening yang keluar dari vagina,memiliki
warna jernih,tidak memiliki bau yang menyengat ,dan tidak terasa gatal. Apabila
cairan yang keluar terasa gatal disebabakan oleh kulat candila/monila,jika ciran
berbentuk kelabu hal itu disebabkan oleh bakteri vaginosisapabila wrana kehijauan
hal itu disebabkan olehtrichomonas

2. Kegunaan cairan vagina


a. Sebagai pelumas saat berhubungan intim
Cairan vagina ini sangat berfungsi saat brhubungan intim karna
merupakan pelicin atau pelumas agar tidak terasa sakit bagi wanitanya.
b. Sebagai pelindung dari bakteri

17
Didalam vagina terdapat cairan yang merupakan jaringan lunak yang
berfungsi untuk melindungi vagina dari bakteri jahat. Jaringan lunak tersebut
akan menghambat masuknya bakteri jahat yang bisa menyebabkan penyakit
bagian dalam dari vagina.

3. Persiapan pengambilan sekret vagina:


Persiapan pasien:
1.   Melakukan informant concent
2.   Menyiapkan tempat tidur ginekologi dan lampu sorot.
3.   Menganjurkan klien membuka pakaian bawah
4.   Menganjur klien berbaring di tempat tidur ginekologi dengan posisi litotomi

Alat dan Bahan :


a. Kapas lidi steril atau ayse
b. Gelas obyek
c. Bengkok
d. Sarung tangan
e. Spekulum
f. Botol khusus berisi alcohol 96%
g. Cytocrep (hair spray)
h. Kain kassa, kapas sublimat
i. Perlak

Prosedur pelaksanaan metode pap smear:


1. Memberitahu dan menjelas kan kepada pasien  tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat dan bahan membawa ke dekat  pasien
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien  menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga
privacy pasien)
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien  dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir mengeringkan dengan handuk
bersih
8. Memakai sarung tangan
9. Buka labia mayora dengan ibu jari  dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan
10. Melakukan vulva hygine
11.Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan
12.  Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan

18
13.  Membuang kapas  lidi dalam bengkok
14.  Fiksasi segera sediaaan yang dibuat dengan cara:
a. Fiksasi Basah
Fiksasi basah dibuat setelah sediaan diambil, sewaktu secret masih segar dimasukkan
kedalam alcohol 96%. Setelah difiksasi selama 30 menit,  sediaan dapat diangkat dan
dikeringkan serta dikirim dalam keadaan terndam cairan fiksasi didalam botol.
b. Fiksasi Kering
Fiksasi kering dibuat setelah sediaan selesai diambil, sewaktu secret masih segar
disemprotkan cytocrep atau hair spray pada object glass mengandung usapan secret
tersebut dengan jarak 10-15 cm dari kaca object glass, sebanyak 2-4 kali semprotan.
Kemudian keringkan sediaan dengan membiarkannya diudara terbuka selama 5-10
menit. Setelah kering sediaan siap dikirimkan ke laboraturium sitologi untuk
diperiksa.
15. Bersihkan porsio dan dinding vagina denagn kasa steril dengan  tampon tang
16. Keluarkan speculum dari vagina secara perlahan-lahan
17. Berutahui klien bahwa pemeriksaan sudah selesai
18. Cuci tangan                                                                     
19. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

E. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian sekret vagina
2. Sebutkan Kegunaan sekret vagina
3. Jelaskan persiapan alat untuk pemeriksaan sekret vagina
4. Jelaskan persiapan pasien untuk pemeriksaan sekret vagina
5. Jelaskan cara Mengambil sekret vagina untuk pemeriksaan.

19
PEMBELAJARAN V
PERSIAPAN PEMERIKSAAN CTG

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan CTG .

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian CTG
2. Menyebutkan Kegunaan CTG
3. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan CTG
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan CTG

C. Materi Pokok:
5. Pengertian CTG
6. Kegunaan CTG
7. Alat –alat untuk CTG

D. Materi.

1. Pengertian CTG
Kardiotokografi (CTG) disebut juga dengan Feta Monitor merupakan alat yang
digunakan untuk memekrisa kesehatan janin pada saat kontraksi maupun tidak
sehingga dapat diketahui kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umum ini dapat
dilakukan pada usia kandungan kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pada
saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam
keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan dibarengi dengan kontraks rahim yang
adekuat.

2.Kegunaan CTG
a) Memantau kesejahteraan janin dengan cara merekam pola denyut jantung janin
b) Untuk memantau kontraksi di rahim\
c) Untuk memantau kelainan bentuk tubuh, letak biometri janin, Untuk taksiran BB
dan umur kehamilan
d) Untuk menentukan cairan amnion, cairan amnion, keadaan dan letak plasenta
e) Untuk memantau gerak nafas janin, dan gerak janin

20
3.PERSIAPAN ALAT
a) Prosedur pemasangan alat CTG sesuai dengan petunjuk alat CTG
b) Periksa dan cek semua kabel komputer
c) Pasang tansduser untuk tekometri
d) Hidupkan komputer dan kardiotokograf
e) Dokumentasi data pada disket komputer (data untuk RS) (dilakukan jika
pemeriksaan pada ibu telah selesai)
f) Bersihkan semua alat dan matikan komputer
4.PERSIAPAN PASIEN
a) Persetujuan tindak medik (Informed Consent).
Menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan
didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter penanggung
jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
b) Kosongkan kandung kencing.
c) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
d) Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau
gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.

E. Evaluasi

1. Sebutkan pengertian CTG


2. Sebutkan Kegunaan CTG
3. Jelaskan persiapan alat untuk pemeriksaan CTG
4. Jelaskan persiapan pasien untuk pemeriksaan CTG

21
PEMBELAJARAN VI
PERSIAPAN PEMERIKSAAN LAPARASKOPI

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan laparaskopi .

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian laparaskopi
2. Menyebutkan Kegunaan laparaskopi
3. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan laparaskopi
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan laparaskopi

C. Materi Pokok:
1.Pengertian laparaskopi
2.Kegunaan laparaskopi
3.Alat –alat untuk pemeriksaan laparaskopi

D. Materi.

1.PENGERTIAN

Laparoskopi adalah jenis prosedur pembedahan di mana sayatan kecil dibuat,


biasanya di pusar, lalu suatu tabung penglihat (laparoskop) dimasukkan melaluinya.
Laroskop adalah instrumen ramping yang pada dasarnya merupakan sebuah teleskop
mini dengan sistem serat optik yang dapat menerangi bagian-bagian di dalam perut.
Tabung penglihat ini memiliki kamera kecil sebagai mata. Hal ini memungkinkan
dokter untuk memeriksa organ-organ perut dan panggul pada layar monitor yang
terhubung dengan tabung. Sayatan kecil lainnya dapat dibuat untuk memasukkan
instrumen untuk melakukan prosedur.

Laparoskopi dapat dilakukan untuk mendiagnosis kondisi atau untuk melakukan


beberapa jenis operasi. Prosedur ini kurang invasifdaripa

2.KEGUNAAN LAPARASKOPI
Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yakni
untuk mengetahui penyebab dari suatu penyakit (diagnosis) dan untuk mengatasi
masalah tersebut (terapi). Sebagai alat diagnostik, laparoskopi seringkali digunakan
untuk mendiagnosis penyebab dari ketidaksuburan (infertilitas), terutama untuk

22
pasangan yang telah lama mencoba berbagai cara untuk mendapatkan anak. Penyebab
infertilitas yang dapat diketahui oleh laparoskopi antara lain adalah gangguan pada
saluran telur, yang bisa terjadi akibat proses perlekatan dengan daerah sekitar atau
penekanan oleh tumor atau proses infeksi, adanya endometriosis (suatu penyakit yang
erat kaitannya dengan infertilitas), adanya tumor kandungan atau tumor pada indung
telur. 

Berbagai penyebab infertilitas yang dapat diatasi melalui laparoskopi antara lain
adalah membebaskan saluran telur dari perlengketan atau penekanan oleh tumor,
mematikan sarang-sarang endometriosis, atau mengangkat tumor kandungan/tumor
pada indung telur. Selain itu, laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk
mengetahui dan mengatasi kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar
kandungan merupakan hal yang bila dibiarkan dapat membahayakan bagi penderita.
Laparoskopi unggul dalam hal diagnostik karena dokter akan melihat secara langsung
kelainan yang ada, di samping dapat melakukan berbagai tindakan untuk
mengatasinya. 

Laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk melakukan tubektomi (seringkali
dikenal sebagai penutupan kandungan), yakni bagi mereka yang telah merasa cukup
memiliki anak. Pengangkatan miom / kista indung telur / kandungan sendiri juga
dapat dilakukan melalui laparoskopi. Mioma ukuran besarpun dapat dioperasi dengan
menggunakan moselator, suatu alat untuk mengikis tumor menjadi ukuran yang lebih
kecil, sehingga tumor tersebut dapat dikeluarkan melalui lubang kecil yang dibuat.
Laparoskopi, di tangan ahli, dapat melakukan berbagai tindakan yang dilakukan
secara laparotomi. 
masalah yang dapat ditangani dengan teknik ini misalnya :

mioma uteri, tumor ovarium,  nyeri haid,


Endometriosis, Adenomiosis,ertilitas,terilisasi tuba, memperbaiki perlengketan
saluran tuba, melepaskan perlengketan organ genitalia, kehamilan di luar kandungan,
pengangkatan Rahim.

3.PERSIAPAN ALAT
Laparaskopi aman digunakan untuk prosedur bedah dimana indikasinya sama
dengan indikasi pada laparatomi.

PERLENGKAPAN LAPARASKOPI INSTRUMEN LAIN

1. Laparoskop - Probe
2. Jarum pneumoperitoneal - Forseps
3. Trokar - Gunting dan Pisau
4. Gas insuflator - Aspirator dan irrigator
5. Sumber cahaya - morselator
6. Kamera - Elektrokoagulas
- Thermokoagulasi

23
- Laser

Persiapan laparoskopi

Pasien di rawat minimal 12 jam pra-operasi dengan membawa hasil pemeriksaan


laboratorium

        Puasa selama 8 jam sebelum tindakan operasi

Kulit bagian pusar di bersihkan dan di tutup dengan kain kassa yang telah di bahasi
dengan alkohol

Di lakukan pengosongan usus besar untuk membuang sisa-sisa kotoran

        Di berikan obat pencahar, premedikasi , antibiotik profilaksis 

4.PERSIAPAN PASIEN

Pasien yang akan dilakukan operasi pagi hari, diharuskan puasa sejak jam 10 malam
sebelum operasi. Untuk mengantisipasi bila akan dilakukan pelepasan perlengketan
dengan usus, harus dilakukan persiapan kolon. Bila pada pemeriksaan klinis dicurigai
terdapat massa di rongga pelvis, maka perlu dilakukan pemeriksaan USG.
Posisi pasien yang diinginkan sangat penting untuk keamanan pasien dan kenyamanan
operator, serta dapat menvisualisasikan organ pelvis secara optimal. Laparaskopi
dilakukan pada meja operasi yang dapat diatur ketinggiannya dan posisi pasien dapat
menjadi trendelenberg. Disamping itu pasien diletakkan dengan posisi litotomi
rendah.

Prosedur laparoskopi

Sebelum tindakan operasi, dilakukan pembiusan umum. Dalam posisi terlentang,


dokter memulai operasi dengan terlebih dahulu membuat ruang rongga perut lebih
besar dengan memasukkan gas CO2 melalui jarum yang dimasukkan ke dalam rongga
perut. Selanjutnya dokter akan membuat sayatan kecil berukuran 5-10 mm di daerah
pusar dan dua hingga tiga buah sayatan berukuran 5 mm lainnya di daerah perut
bagian bawah. Kamera teleskop biasanya dimasukkan melalui sayatan di pusar,
sehingga dokter dapat melihat seluruh organ di dalam perut melalui layar monitor.
elanjutnya instrumen operasi dimasukkan melalui sayatan yang dibuat di perut bagian
bawah dan tindakan dilakukan sesuai dengan penyakit yang didapatkan.

Prosedur Laparoskopi

1. Dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10mm)
pada dinding perut pasien

24
2.  Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang
dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut  ke layar
monitor
3. Dua lubang yang lain untuk instrumen bedah yang lain
4. Selanjutnya di gunakan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga
perut sehingga mudah melakukan tindakan
5. Teknik anestesi (pembiusan) yang digunakan umumnya anestesi umum

E. Evaluasi

1. Sebutkan pengertian laparaskopi


2. Sebutkan Kegunaan laparaskopi
3. Jelaskan persiapan alat untuk pemeriksaan laparaskopi
4. Jelaskan persiapan pasien untuk pemeriksaan laparaskopi

25
PEMBELAJARAN VII
PERSIAPAN PEMERIKSAAN USG

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan USG .

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian USG
2. Menyebutkan Kegunaan USG
3. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan USG
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan USG

C. Materi Pokok:
1. Pengertian USG
2. Kegunaan USG
3. Alat –alat untuk USG

D. Materi.

1.Pengertian USG
Alat yang bekerja dengan prinsip pantulan gelombang suara yang tidak dapat
didengar oleh manusia (ultrasound) dan yang dipengaruhi sifat organ atau jaringan
tubuh manusia.
     USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh atau analisis dari gelombang. Doppler, yang pemeriksaannya
dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu
ultrasound didalam jaringan.
      Komputer berfungsi menterjemahkan pantulan gelombang suara tersebut
kedalam bentuk visual yang mudah diinterpresentasikan oleh dokter. Selain itu juga
dapat mengukur gambar yang dibuat sendiri.
      USG merupakan prosedur yang menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi untuk memidahi perut dan rongga rahim, menghasilkan suatu citra (sonogram)
dari janin dan plasenta.

26
     Jadi dalam hal ini tidak seperti X-Ray (sinar rontgen) yang berbahaya bagi
bayi, USG menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk membentuk
gambaran bayi dilayar komputer yang aman untuk bayi dan ibu.
2.Indikasi pemeriksaan USG

1. Indikasi Obstetri
misalnya untuk mengetahui keadaan janin, plasenta, ketuban, kelainan
congenital, dll.

2. Indikasi Ginekologi
misalnya kecurigaan terhadap adanya tumor seperti mioma uteri,
kistoma ovarii, dll.

3. Indikasi Onkologi

4. Indikasi Endokrinologi dan reproduksi


misalnya untuk melihat keadaan genitaliainterna pada pasien-pasien infertile5.

5. Indikasi Uroginekologi
misalnya untuk memeriksa fistula

3.Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi
yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting
yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan
(termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui
penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum
melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan
memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya.
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia
seorang nona atau nyonya ?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom
yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan
infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal
ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang
dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan
kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh “Kok sudah

27
dikomputer masih juga tidak dikatahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista
indung telur ?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang
kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis
kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.
Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG,
apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya
pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya
atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada;
kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik
yang akan dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah
bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya
kordosintesis atau amniosintesis.
Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis
dari pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit
berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin
banyaknya seks bebas dan pemakaian NARKOBA.
Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur
mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar
atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan
diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan
latihan yang dilakukannya.

E. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian USG
2. Sebutkan Kegunaan USG
3. Jelaskan persiapan alat untuk pemeriksaan USG
4. Jelaskan persiapan pasien untuk pemeriksaan USG

28
PEMBELAJARAN VIII
PERSIAPAN PEMERIKSAAN RONTGEN (SINAR-X)

A. Standar Kompetensi :
Setelah proses pembelajaran selama 50 menit, mahasiswa memahami tentang
persiapan untuk pemeriksaan Rontgen .

B. Kompetensi Dasar:
Setelah Pembelajaran selama 50 menit mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian sinar X
2. Menyebutkan Kegunaan pemeriksaan sinar X
3. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan sianr X
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan sinar X

C. Materi Pokok:
i. Pengertian sinar X
ii. Kegunaan pemeriksaan sinar X
iii. Persiapan untuk pemeriksaan sinar X

D. Materi.

1.Pengertian
Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar X dalam mendeteksi kelainan pada
berbagai organ diantaranya dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter,
kandung kemih, tengkorak, rangka.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar X yang
sedikit karena tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk
melakukan skrinning dari berbagai kelainan yang ada pada organ.
2.Kegunaan rontgen
1. Untuk menegakkan diagnosa
2. Untuk mengetahui kelainan anatomis tubuh
a. Persiapan rontgen

29
Hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan radiografi dengan
menggunakan bahan kontras atau dikenal dengan pemeriksaan
radiografi khusus antara lain meliputi :
3.Persiapan Pasien
Pemeriksaan bahan kontras di daerah abdomen, memerlukan
persiapan pasien dengan menggunakan obat pencahar
(purgatives/laxatif).

Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium meal (per oral)


a. Pasien harus puasa ( tanpa makan dan minum) paling sedikit lima jam
sebelum pemeriksaan.
b.  Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum obat, dikhawatirkan
dapat menimbulkan gambaran radioopak , kecuali obat-obat yang
esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
c. Premedikasi biasanya diberikan bagi pasien untuk pemeriksaan
lambung, misalnya buscopan.

Persiapan pasien untuk pemeriksaan usus halus (follow through) per oral
a. Pasien makan makanan lunak dua hari sebelum pemeriksaan.
b.  Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum obat, dikhawatirkan
dapat menimbulkan gambaran radioopak, kecuali obat-obat yang
esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
c.  Minum obat pencahar pada jam 7 malam, setelah itu puasa sampai
pemeriksaan radiografi dilakukan.
d.  Pasien tidak boleh merokok dan mengurangi bicara.
e. Premedikasi metaclopromide biasanya diberikan bagi pasien untuk
pemeriksaan usus halus, misalnya maxolon per oral yang berbentuk
tablet atau sirup sebanyak 20 ml 30 menit sebelum pemeriksaan. Cara
lain adalah disuntikkan intravena dengan dosis 2 ml 10 menit sebelum
pemeriksaan atau intramuscular 15 menit sebelum
pemeriksaan ,fungsinya sebagai accelerator ( mempercepat ) laju
bahan kontras. Untuk pasien anak kecil tidak diberikan .

 Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium enema untuk usus halus


1.  Pasien makan makanan lunak dua hari sebelum pemeriksaan.

30
2. Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum obat, dikhawatirkan
dapat menimbulkan gambaran radioopak , kecuali obat-obat yang
esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
3. Minum obat pencahar pada jam 7.00 malam, setelah itu puasa sampai
pemeriksaan radiografi dilakukan. Minum trakhir dibolehkan jam
11.00 malam
4. Pasien tidak boleh merokok dan harus mengurangi bicara.
5. Premedikasi basanya diberikan glucagon atau buscopan , untuk
memperlemah gerak peristaltik.

Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium enema untuk usus besar


(colon)
1. Pasien makan makanan lunak dua hari sebelum pemeriksaan.
2. Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum obat, dikhawatirkan
dapat menimbulkan gambaran radioopak, kecuali obat-obat yang
esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
3. Minum obat pencahar pada jam 7.00 malam, setelah itu puasa sampai
pemeriksaan radiografi dilakukan.Boleh minum samapai jam 11. 00
malam
4. Pasien tidak boleh merokok dan harus mengurangi bicara.
5. Premedikasi biasanya diberikan glucagon atau buscopan, untuk
memperlemah gerak peristaltik.
6. Untuk pasien dirawat biasanya dilakukan klisma.

 Persiapan pasien untuk pemeriksaan tractus Urinarius


1. Persiapan pasien untuk pemeriksaan traktus urinarius sama dengan
persipan pasien untuk pemeriksaan barium enema, tetapi pasien tidak
boleh minum selama dia puasa. Hal ini tujuannya agar terjadi
konsentrasi yang baik dari kontras media di dalam pelvis renalis,
sehingga didapatkan gambaran radiografi yang lebih tajam.
2. Miksi sebelum pemeriksaan
3. Tidak perlu premedikasi.

2. Persiapan Alat
Persiapan Alat untuk setiap pemeriksaan akan berbeda satu sama
lain, seperti yang akan diuraikan di bawah ini :
 Persiapan Alat untuk pemeriksaan barium meal

31
1. Barium yang sudah dicampur dengan air, sesuai denga jenis
pemeriksaan, misalnya untuk pemeriksaan Oesofagus,
perbandingan antara bubuk barium sulfat dengan air 1 : 1, untuk
maag duodenum : 1 : 4. Bila menggunakan bahan kontras dalam
bentuk suspensi, disiapkan di dalam gelas sesuai volume yang
diperlukan.
2. Tissue paper, dalam boks
3. Tempat membuang muntahan (bengkok)
4. Sedotan untuk minum
5. Sendok makan
6. Lap katun, untuk membersihkan bahan kontras yang tumpah.

b. Persiapan Alat untuk pemeriksaan barium enema


1. Larutan barium sulfat dengan kepekatan 1 : 8 dan
temperature 37 derajat Celsius, sebanyak 2 liter
2. Rectal kateter
3. Irigator set .

E.Evaluasi
1. Sebutkan pengertian sinar X
2. Sebutkan Kegunaan pemeriksaan sinar X
3. Jelaskan persiapan alat untuk pemeriksaan sianr X
4. Jelaskan persiapan pasien untuk pemeriksaan sinar X

32
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar X dalam mendeteksi kelainan pada berbagai organ
diantaranya dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak,
rangka.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan radiasi radiasi sinar X
yang sedikit karena tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk
melakukan skrinning dari berbagai kelainan yang ada pada organ.
Rontgen menggunakan sinar X sering digunakan untuk foto thoraks, orang
hamil jarang menggunakan rontgen karena bisa membahayakan janin.
USG merupakan Suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang
tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar
monitor

B. Saran
Sebaiknya pemeriksaan menggunakan sinar x atau rontgen tidak dilakukan
pada ibu hamil ,karena itu bisa membahayakan janin .

DAFTAR PUSTAKA
33
http://mariaulfakebidanan.blogspot.com/2013/01/alat-rontgen-secara-
lengkap.html

http://alat2kesehatan.com/jenis-alat-alat-kedokteran-dan-fungsinya.php

http://www.dokteranak.net/arsip/pengertian-alat-rontgen.html

http://infolite-infolite.blogspot.com/2011/08/sejarah-penemuan-alat-rontgen-
dan.html

Philip W. Ballinger. Merrill’s Atlas of Radiographyc Positions and


Radiologic
Procedures. Sint Louis : Mosby Company, 1990
Glenda J. Bryan. Diagnostic Radiography. A concise practical manual.
Livingstone :
Longman Group Limited, 1979.
Noreen & Muriel Chesney. Care of the patient in diagnostic radiography.
Oxpord
London : Blackwell Scientific Publication, 1988
Azhari, Redha. 2012. Indikasi Pemeriksaan Rontgen.
http://id.scribd.com/doc/70238986. indikasi-pemeriksaan-rontgen.

34

Anda mungkin juga menyukai