NIM: 202102080004
Definisi
Plebotomi merupakan teknik pengambilan spesimen darah untuk
pengujian laboratorium. Darah dikumpulkan dengan beberapa metode,
termasuk fungsi arteri, kapiler dan fungsi vena (venipuncture).
Berasal dari bahasa yunani : Phleb/o = vena , tomy = Insisi (insisi
vena untuk memperoleh darah
Flebotomi masa kini : tusukan vena (venipuncture) dengan jarum dan
jarum suntik, Tusukan arteri (arteripuncture) , tusukan kulit ( skin
puncture) menggunakan lancet
Spesimen yang diperoleh dengan flebotomi :
1. Darah vena ( pungsi vena)
2. Darah arteri ( pungsi arteri)
Darah kapiler ( pungsi kapiler)
Arteri memiliki dinding pembuluh tebal dan elastis Denyut arteri
terasa dan bertekanan kuat sehingga darah akan memancar jika
keluar. Arteri berperan untuk membawa darah keluar dari jantung.
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah ke
jantung. Vena memiliki dinding pembuluh yang tipis dan kaku.
Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan
arteri dan vena.
Tujuan Flebotomy
Diagnostik penyakit
2.Terapi :
a) Flebotomi terapeutik (bertujuan mengeluarkan sel darah merah
maupun zat besi (pembentuk sel darah merah) yang bermasalah)
b) Obat intravena
c) Transfusi/ donor darah
3. Pemantauan status kesehatan
Siapa yang melakukan flebotomi?
FLEBOTOMIS : Dokter Perawat / Bidan Analis Laboratorium
Metode Tabung Vakum VENIPUNCTURE
Alat dan Bahan
1. Baki wadah specimen
2. Kit perlengkapan dan satung tangan
3. Antiseptik dan desinfektan : alcohol 70 %
4. Kapas steril
5. Plaster
6. Tourniquet
7. Tempat sampah medis
8. Alat pemanas
9. Alat pendingin ice pack
10. Metode semprit:
a. Jarum semprit (21-23 gauge)
b. Penampung (barrel)
c. Penghisap (plunger)
d. Tabung yang telah diisi antikoagulan
11. Metode tabung vakum :
a. Jarum khusus (20-22 gauge)
b. Holder/ adapter tabung vakum dengan anti koagulan
PROSEDUR KERJA
1. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan,
posisi pasien bisa duduk atau berbaring (Informed Consent)
2. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
4. Pilih bagian yang akan dilakukan penusukan :
a. Pada area antecubiti lengan
b. Pengepalan tangan pasien membantu penampakan vena
c. Palpasi membantu merasakan ukuran, kedalaman dan aliran vena
d. Pilih vena yang besar dan tidak mudah bergerak
5. Pasang tourniquet 7,5 – 10 cm di atas bagian tusukan vena, harus pas :
Terlalu ketat : darah tidak keluar
Terlalu longgar : tidak efektif
Terlalu lama : (> 1 menit) hemokonsentrasi / stasis vena (kondisi
terganggu atau melambatnya aliran darah pada pembuluh vena)
6. Desinfeksi area venipuncture pakai kapas alkohol dengan gerakan
memutar dari tengah ke tepi, biarkan 30 detik untuk pengeringan
alkohol.
7. Menusukkan jarum ke dalam vena Posisi lubang jarum menghadap ke
atas dengan sudut 15 - 30°. Selama jarum di dalam vena usahakan
gerakan seminimal mungkin Segera lepaskan tourniquet setelah darah
mengalir, kecuali vena kolaps Isi tabung sampai kevakumannya habis
8. Lepaskan tabung dari jarum, bolak balik isi tabung 5 – 10 kali
Komplikasi flebotomi
Akibat faktor fisiologis atau medis : sinkop (pingsan)
Aliran darah ke otak berkurang Hal ini dapat terjadi karena:
-volume darah turun mendadak
-denyut jantung tidak beraturan
-emosional (tersering)
Cara mengatasi: perhatikan pasien, jika gugup, pucat, gelisah ajak
bicara sehingga merasa tenang dan nyaman
Mengatasi sinkop saat pungsi vena:
Lepaskan tourniquet, tarik jarum segera,bicara kepada pasien supaya
terjaga dan mengalihkan perhatiannya,turunkan bagian kepala pasien
dan diminta untuk bernafas yang dalam,lepaskan
aksesoris/dasi,kompres dengan air dingin dibagian dahi dan belakang
leher,gunakan inhalan amonia (bila perlu),lapor kepada dokter bila
tidak berespon
Akibat teknis pengambilan : hematom (keluarnya darah dari
pembuluh darah ke jaringan)
Hematom terjadi karena:
1. Penusukan yang sering
2. Kelainan dinding pembuluh darah
3. Vena terlalu kecil untuk jarum yang dipakai
4. Jarum menembus seluruh dinding vena
5. Jarum hanya menembus sebagian vena
6. Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang
7. Penekanan yang tidak adekuat setelah venapuncture
Mengatasi hematom
Mencegah pembengkakan
1. Lepaskan jarum lalu tekan kuat sehingga darah menyebar
2. Kompres hangat, biasanya lebam hilang setelah beberapa hari
3. Beri salep
4. Untuk pemeriksaan selanjutnya cari pembuluh ditempat lain
5.
Metode Semprit
Keluarkan semprit dari plastiknya, pasang jarum, tarik penghisap
untuk memeriksa kelancarannya
Penusukan vena dilakukan seperti metode vakum
Lepaskan tourniquet setelah darah mengalir
Tarik perlahanlahan pengisap (plunger) dan biarkan semprit terisi
darah
Masukkan darah ke dalam tabung yang telah diisi antikoagulan
Sampel darah arteri :
ARTERIPUNCTURE
1. Arterial line
2. Pungsi arteri Informasikan pasien akan dilakukan pungsi. Masukkan
jarum sesuai dengan lokasi pungsi, yaitu sudut 45 derajat pada arteri
radialis, sudut 30 derajat pada arteri brakialis, dan sudut 90 derajat
pada arteri femoralis.
INDIKASI
4. Kecenderungan trombotik
KONTRAINDIKASI
1. Dehidrasii berat
2. Gangguan sirkulasi
4. Tes darah yang memerlukan volume darah yang banyak (LED dan
kultur darah)
Cara kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan dan prosedur
3. Gunakan sarung tangan
4. Tusuklah ujung jari dengan lancet steril dan teteskan darah sebanyak 4
kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor
5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu
aduklah dengan gerakan memutar menggunakan lidi. Amatilah apa
yang terjadi.
6. Lakukan langkah “e” untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum
anti Rhesus
7. Perhatikan adanya aglutinasi dan benarkan dgn memakai mikroskop
8. Catat waktu dan hasil pemeriksaan
9. Cuci tangan
TRANSFUSI DARAH
Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan darah ke dalam
tubuh melalui jarum yang selangnya terhubung ke kantung darah.
tidak jauh beda ketika pasien diinfus, tindakan medis ini pun
dilakukan dengan cara ini.
Tujuan :
1. Mengatasi kekurangan darah pd pasien
2. Untuk meningkatkan kadar HB
3. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dg program yg telah
ditentukan
Penyimpanan Darah
a. Gunakan darah yang telah diskrining dan bebas dari penyakit yang
dapat ditularkan melalui transfusi darah.
b. Jangan gunakan darah yang telah kedaluwarsa atau telah berada di
luar lemari es lebih dari 2 jam. Transfusi darah secara cepat dan
jumlah yang besar dengan laju >15 ml/kgBB/jam dengan darah yang
disimpan pada suhu 4°C, dapat menyebabkan hipotermi, terutama
pada bayi kecil.
Masalah yang berkaitan dengan transfusi darah & Cara
mengatasinya
a. Darah dapat menjadi media penularan infeksi (seperti malaria,
hepatitis B dan C, HIV).
b. Cara mengatasinya yaitu lakukan skrining donor darah seketat
mungkin. Untuk memperkecil risiko, beri transfusi darah hanya jika
sangat diperlukan.
Transfusi Darah
Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
(Informed Consent)
Memeriksa tanda vital
Memeriksan darah rutin dan EKG
Prosedur Pelaksanaan
Sebelum dilakukan transfusi darah, golongan dan jenis darah pasien
harus diketahui dulu. Hal ini dapat diketahui dengan cara memeriksa
darah di laboratorium.
Sehingga, sebelum pasien melakukan transfusi, maka darah pasien
akan diambil sedikit untuk menjadi sampel dan diperiksa lebih lanjut
Setelah darah yg diperlukan, tersedia lakukan hal berikut :
1. Periksa suhu darah dalam kantong sesuaikan dg suhu tubuh pasien
2. Dimulai dg pemberian infus NaCl 0,9%
Bila sudah lancar, slang infus dipindahkan ke kantong darah
Parameter transfusi
Sebagian besar rumah sakit memiliki aturan mengenai tingkat
seberapa rendah sel darah merah sebelum pasien dinyatakan perlu
mendapat transfusi darah. Aturan ini disebut juga parameter transfusi
darah
Penelitian menunjukkan bahwa tidak melakukan transfusi darah
sebelum seseorang memiliki tingkat hemoglobin antara 7 dan 8 gram
per desiliter (g/dL) dapat menurunnya angka kematian, durasi tinggal
di rumah sakit yang lebih singkat, dan pemulihan yang lebih cepat.