Anda di halaman 1dari 1

Fashion Wanita Terbaik

[PREMIUM] CROP BASIC SWEATER PUTIH ( ALL


SIZE )
Rp 60rb Rp 80rb Belanja sekarang

Mengenal Phlebotomy
Dalam Proses
Mengeluarkan Darah
oleh Alvian Ardyansyah /

Aneka Komputer dan Aksesoris


Shopee

Dress Cheongsam Anak Imlek Katun


Rp 140rb Belanja sekarang

“Phlebotomy” berasal dari bahasa


Yunani yakni phlebos (pembuluh
darah vena) dan tome (memotong). Menurut sejarah,
Phlebotomy sejak 2000 tahun yang lalu telah
digunakan untuk mengeluarkan darah (bloodletting)
dan menyembuhkan pasien.

Phlebotomy adalah suatu tindakan membuat


sayatan/mengiris pembuluh darah supaya darah
mengalir sehingga dapat ditampung/dikumpulkan ke
dalam tabung sampel tertentu. Dengan tujuan
pemeriksaan laboratorium, pengobatan/terapi, dan
kegiatan donor darah. Phlebotomist adalah seorang
tenaga kesehatan medis yang telah mendapat
kompetensi dari pendidikan/pendidikan dan
kewenangan dari pemegang otoritas dibidang
tersebut melalui pemberian izin yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan untuk melakukan
pengambilan darah (sampling) dan menampung
spesimen darah dari pembuluh darah (vena, kapiler,
dan arteri).(2)

Terdapat perbedaan phlebotomy dulu dan sekarang,


yakni sebagai berikut.

Cara kuno terdiri dari cupping (alat penghisap


seperti mangkuk : dry cupping dan wet cupping),
penorehan vena (venesections), dan gigitan lintah
(leeches biting).

Cara masa kini terdiri dari menusuk ke pembuluh


darah vena (venipuncture) dan menusuk ke kulit
(skinpuncture).

Tugas seorang phlebotomy adalah memahami


anatomi dan fisiologi tubuh, situasi pasien, teknik
komunikasi untuk memperoleh persetujuan
pengambilan darah, melaksanakan prosedur dengan
benar dan mengetahui proses pengendalian mutu
(faktor safety).

Komplikasi Phlebotomy

-55%

-68% -31%

Phlebotomy juga dapat menyebabkan komplikasi


pada beberapa pasien yang sensitif. Adapun
komplikasi-komplikasi yang biasa di alami pasien
adalah sebagai berikut:

1. Hematoma (terkumpulnya massa darah dalam


jaringan akibat robeknya pembuluh darah).
Hematoma terjadi pada lokasi penusukan yang
sama, kelainan dinding pembuluh darah, jarum
hanya menembus sebagian dan atau seluruh
dinding vena, serta jarum yang dilepaskan pada
saat torniquet masih terpasang di lengan.

2. Rasa nyeri (timbul akibat alkohol yang belum


kering atau akibat dari penarikan jarum yang terlalu
kuat).

3. Alergi (terjadi karena pasien sensitif terhadap


bahan-bahan yang dipakai pada saat phlebotomy).

4. Anemia (terjadi karena pengambilan darah yang


berulang-ulang).

5. Hemodilusi (terjadi karena pengambilan darah di


lengan yang terdapat pemberian cairan infus).

6. Syncope (keadaan dimana pasien kehilangan


kesadaran beberapa saat akibat menurunnya
tekanan darah).

7. Pendarahan (pendarahan yang berlebihan karena


terganggunya sistem koagulasi darah
pasien).

8. Trombosis (terjadi karena pengambilan darah


berulang-ulang di tempat yang sama sehingga
menimbulkan peradangan dan penutupan pada
pembuluh darah).

9. Hemokonsentrasi (terjadi karena pemasangan


turniket yang lama dan terlalu ketat).

10. Radang tulang (terjadi pada bayi, karena jarak kulit


dan tulang yang sempit dan pemakaian lancet
yang berukuran panjang). (2)

Teknik melakukan phlebotomy

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu


cara manual menggunakan alat suntik (syring) dan
cara vakum menggunakan tabung vakum
(vacutainer). Seiring dengan perkembangan teknologi
pengambilan darah menggunakan alat suntik telah
tergantikan oleh kehadiran tabung vacutainer,
kelebihannya yaitu tabung tersebut memiliki
konsentrasi antikoagulan yang sesuai pada komposisi
pengambilan darah dan mengurangi terjadinya
hemolisis. (1)

Prosedur pengambilan darah dengan tabung


vacutainer yaitu sebagai berikut :

1. Persiapkan alat dan bahan (jarum BD 22G, tabung


vacutainer K3EDTA 3ml, pemegang tabung/holder,
sarung tangan/handscoon, kapas, plester,
torniquet, alkohol swab/alkohol 70%).

2. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang


erat.

3. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan


ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.

4. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan


data di lembar permintaan.

5. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau


konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.

6. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan


yang banyak melakukan aktifitas. Minta pasien
mengepalkan tangan.

7. Mengatur posisi lengan pasien supaya sedikit lebih


menekuk dan pasangkan torniquet sekitar +- 7cm
di atas bagian vena mediana cubiti.

8. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan


posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil,
elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
mampu teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama
5 menit daerah lengan.

9. Melakukan desinfeksi pada daerah vena tersebut


menggunakan kapas dan alkohol swab secara
melingkar (dari dalam ke luar) kemudian tunggu
hingga mengering dan jangan dipegang lagi.

10. Menusuk bagian vena mediana cubiti dengan


posisi lubang jarum menghadap ke atas.

11. Memasukkan tabung ke dalam holder dan


mendorongnya menggunakan ibu jari sehingga
jarum bagian posterior tertancap oleh tabung,
maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung
tersebut. Jika memerlukan beberapa tabung
vacutainer dapat mencabut tabung pertama
setelah terisi dan menggantinya dengan tabung
kedua, dan seterusnya.

12. Lepas torniquet dan minta pasien membuka


kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma
yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium.

13. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera


lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan
menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan


dalam pengambilan darah vena adalah :

Pemasangan torniquet (tali pembendung)


Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras
dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen
sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST,
besi, kolesterol, lipid total). Melepas turniket
sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan
hematoma.

Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi


penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara
ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.

Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan


masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi
menyebabkan hematoma. Tusukan jarum yang
tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat
hematoma.

Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol


menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa
nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan
penusukan.

Beberapa hal penting dalam menampung sampel


darah adalah :

Darah dari suntikan harus dimasukkan ke dalam


tabung dengan cara melepas jarum lalu
mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding
tabung. Memasukkan darah dengan cara
disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum,
berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan
darah ke dalam tabung vacutainer dengan cara
menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan
darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika
volume telah terpenuhi.

Homogenisasi sampel jika menggunakan


antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung
4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali
dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi
menyebabkan hemolisis.

Urutan memasukkan sampel darah ke dalam


tabung vakum adalah :

1. Botol biakan mikrobiologi (bactec) atau tabung


tutup kuning-hitam,

2. Tabung non additive (tutup merah) tes kimia darah,

3. Tabung Na Cirtrat (tutup biru) tes koagulasi,

4. Tabung Heparin (tutup hijau) berguna untuk tes


imunoserologi,

5. Tabung ESR (tutup hitam) digunakan untuk tes


LED,

6. Tabung EDTA (tutup ungu/lavender) digunakan


untuk tes hematologi,

7. Tabung tutup abu-abu (NaF dan Na


oksalat) tes glukosa,

8. Tabung clot activator (tutup merah atau kuning


dengan gel separator) digunakan untuk tes kimia
darah dan serologi.

Referensi :

1. Suwandi, D. R. 2018. Pengaruh Penundaan Darah


Tabung Vacutainer K3EDTA pada Suhu 25oC
terhadap Morfologi Eritrosit. Universitas
Muhammadiyah Semarang

2. Andriyanti, Novian. 2013. Phlebotomy. FK UB.


Malang (Diakses pada tanggal 31 Agustus 2020)
https://www.google.co.id/url?
q=https://fkunand2010.files.wordpress.com/2011/1
1/phlebotomy-dr-zelly-utk-
mhs.ppt&sa=U&ved=2ahUKEwjb0riF96XfAhXMQI
8KHWytAJ8QFjACegQIChAB&usg=AOvVaw1TXB
7EUZSvbYxvnVAmGNxx

Setelah selesai membaca, yuk


berikan artikel ini penilaian!
Klik berdasarkan jumlah bintang untuk menilai!


Rata-rata nilai 5 / 5. Banyaknya vote: 3

About Latest Posts

Alvian Ardyansyah
Medical Laboratory Technologist | Author |
Man Jadda Wajada | The best knowledge
is knowledge that is useful | Instagram
@alviansyah15_

Bagikan ini:

 Cetak  WhatsApp  Facebook

 Twitter  Telegram

Artikel Terkait:

Tag: PHLEBOTOMY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


Ruas yang wajib ditandai *

Nama *

Email *

Situs Web

Komentar *

Kirim Komentar

Jual Komputer Berkualitas


Shopee

Cari Artikel

Pencarian untuk...

Artikel Pilihan Editor

Pengobatan Diabetes dengan


Musik: Terobosan Baru dalam
Pengobatan yang Revolusioner

Diabetes adalah kondisi di mana tubuh menghasilkan


sedikit atau bahkan tidak ada insulin sama sekali.
Penderita diabetes harus bergantung pada …

Ini Dia Avatar Digital yang Bisa


Berbicara dengan Pikiran!
Penemuan Terbaru yang
Mengubah Cara Kita
Berkomunikasi

Para peneliti di UC San Francisco dan UC Berkeley


telah mengembangkan antarmuka otak-komputer
(Brain-Computer Interface atau disingkat BCI) yang
telah …

Mengenal Riset Pasar dan


Penggunaan Google Trends

Halo semua, semoga di berikan kesehatan selalu,


aamiin. Kali ini kita akan sedikit membahas seputar
digital marketing tentang riset pasar …

Artikel Terpopuler

 5 (1)
Model Marketing Funnel
Dalam Digital Marketing

 5 (1)
Alternatif Pengobatan ISPA
Berbasis Maggot (Hermetia
illucens) Berdasarkan
Analisis Pass Server dan
Prediksi Pathway STITCH
DB

 5 (2)
Pancasila: Pengertian,
Sejarah, Butir, Nilai, dan
Dasar Pandangan Hidup
[Lengkap + Contoh Soal]

 5 (1)
Mengenal Ilmu Arkeologi
dan Perkembangan Ilmu
Arkeologi di Indonesia

 5 (2)
Bioinformatika, apa sih
Bioinformatika itu?

Artikel yang Terkait

  

Anda mungkin juga menyukai