Anda di halaman 1dari 52

PHLEBOTOMY

Friska Oktavrisa, dr. SpPK.MKes


Flebotomi (phlebotomy)

berasal dari kata Yunani phleb dan tomia


Phleb : pembuluh darah vena
tomia : mengiris/memotong (“cutting”)

Venasectie (Bld)
venesection /venisection (Ing)
Tujuan flebotomi

1. Diagnostik penyakit
2. Terapi:
- Flebotomi terapeutik
- Obat intravena
- Transfusi / donor darah
3. Pemantauan status kesehatan
FLEBOTOMIS

Flebotomis
• adalah seorang tenaga medik yang telah
mendapat latihan untuk mengeluarkan dan
menampung spesimen darah dari pembuluh
darah vena, arteri atau kapiler.
• teknik microcollection
• Dokter, perawat/bidan dan analis kesehatan
Phlebotomist

• seorang tenaga kesehatan medis yang telah


mendapat kompetensi dari pendidikan dan
kewenangan dari pemegang otoritas dibidang
tersebut melalui pemberian izin yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan untuk
melakukan pengambilan darah (sampling) dan
menampung spesimen darah dari pembuluh
darah (vena, kapiler, dan arteri).

https://www.google.co.id/url?q=https://fkunand2010.files.wordpress.com/2011/11/phlebotomy-dr-zelly-utk-
mhs.ppt&sa=U&ved=2ahUKEwjb0riF96XfAhXMQI8KHWytAJ8QFjACegQIChAB&usg=AOvVaw1TXB7EUZSvbYx
vnVAmGNxx
Flebotomis perlu mengetahui:

1. Etika dan dasar hukum


2. Peralatan dan prosedur standar
3. Jenis darah yang akan diambil
4. Anatomi dan bagian pembuluh
darah yang akan ditusuk
5. Komplikasi dan penanganan
Guide laboratory standard

• Pre Analitik
persiapan awal sangat menentukan kualitas sampel
yang nantinya akan dihasilkan: kondisi pasien, cara &
waktu pengambilan sampel, perlakuan thd proses
persiapan sampel sampai sampel selesai dikumpulkan.
• Analitik
tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan.
• Paska Analitik
tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk
meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan
benar – benar valid / benar.
Prosedur Flebotomi antara lain :
- Persiapan Flebotomi
- Persiapan Pasien
- Posisi Pasien
- Pemilihan daerah Punksi Vena
- Pemasangan Touniquet
- Desinfeksi daerah Punksi
- Pengambilan Darah Vena menggunakan
Spuit/Syringe 3 ml
Persiapan Pasien

• pengambilan spesimen pada keadaan


basal/dasar dengan puasa 8-10jam
• pengambilan sebaiknya pada pagi hari.
• Menghindari obat-obatan sebelum spesimen di
ambil
• Menghindari aktifitas fisik/olahraga sebelum
spesimen di ambil >> menyebabkan perubahan
pada komponen darah & spesimen lain
Identifikasi Pasien

• Harus ada permintaan dokter


• Harus memastikan bahwa telah
mengidentifikasi pasien
• Informasi identifikasi untuk memvalidasi:
– Nama
– Tanggal lahir <usia>
– Social security number <BPJS>
– Alamat
– Gelang identitas pasien
PERALATAN DAN PROSEDUR
STANDAR

• Peralatan sbb:
- baki wadah spesimen, kit perlengkapan,
sarung tangan, torniket
- antiseptik / desinfektan: alkohol
70%, kapas steril, plester
- tempat sampah medis, alat pemanas, alat
pendingin ice pack
- sediakan alat-alat cadangan
FLEBOTOMI MASA KINI

• tusukan vena (venipuncture)


: dengan jarum dan alat
pendukung

• tusukan kulit (skin puncture)


: lancet atau alat lain
VENIPUNCTURE
SKIN PUNCTURE
19
20
21
Pembuluh darah yang dapat dilakukan
pungsi vena:

• Vena-vena pada:
- fossa cubiti (antecubital)
- lengan bawah
- pergelangan tangan
- punggung tangan
- kaki dan pergelangan kaki (jika tidak ada
vena lain yang dapat ditusuk)
VENA PADA LENGAN
VENA PADA TUNGKAI
PROSEDUR KERJA

1. Terangkan pada pasien tentang


prosedur yang akan dilakukan,
posisi pasien bisa duduk atau
berbaring
2. Siapkan alat-alat yang diperlukan
3. Cuci tangan dan gunakan sarung
tangan
PROSEDUR KERJA

4. Pilih bagian yang akan dilakukan penusukan :


– Pada area antecubiti lengan
– Pengepalan tangan pasien membantu
penampakan vena
– Palpasi membantu merasakan ukuran,
kedalaman dan aliran vena
– Pilih vena yang besar dan tidak mudah
bergerak
PROSEDUR KERJA

5. Pasang tourniquet 7,5 – 10 cm di atas bagian


tusukan vena, harus pas :
– terlalu ketat : darah tidak keluar
– terlalu longgar : tidak efektif
– terlalu lama : (> 1 menit)
hemokonsentrasi / stasis vena.
6. Desinfeksi area venipuncture pakai kapas
alkohol dengan gerakan memutar dari tengah
ke tepi, biarkan 30 detik untuk pengeringan
alkohol.
Cara desinfeksi:
PROSEDUR KERJA

7. Menusukkan jarum ke dalam vena


– Posisi lubang jarum menghadap ke atas
dengan sudut 15 - 30.
– Selama jarum di dalam vena usahakan
gerakan seminimal mungkin
– Segera lepaskan tourniquet setelah darah
mengalir, kecuali vena kolaps
– Tarik perlahan-lahan penghisap dan biarkan
spuit terisi darah.
PROSEDUR KERJA

8. Lepaskan jarum perlahan-lahan dan pasang


penutup jarum, segera tekan tempat tusukan
dengan kapas selama 3-5 menit, kemudian
plester bagian tsb dan lepas setelah 15 menit.
9. Pemindahan darah dari spuit ke tabung/botol :
– Lepaskan jarum dari spuit, hati-hati jangan
sampai darah keluar.
– Masukkan darah ke dalam botol atau tabung
secara perlahan sesuai dengan pemeriksaan
laboratorium yang dibutuhkan.
PROSEDUR KERJA

10. Buang spuit dan jarumnya ke wadah


pembuangan khusus
11. Ucapkan terima kasih kepada pasien dan
berikan informasi yang diperlukan :
– Kapan boleh makan kembali
– Petunjuk khusus, misalnya glukosa 2 jam PP
12. Lepaskan sarung tangan dan cuci
tangan.
Posisi Jarum

32
Setelah selesai prosedur

• Tanyakan kepada pasien: apakah merasa baik


• Jika tidak, kompres dengan ice pack dan
biarkan pasien tetap di kursi sampai merasa
baik
• Sarankan agar tidak melakukan sesuatu yg
berat dengan mengunakan lengan yg di tusuk
untuk beberapa saat
• Selalu mengucapkan terimakasih sebelum dia
meninggalkan tempat
KOMPLIKASI FLEBOTOMI

- Akibat faktor fisiologis atau medis


: sinkop (pingsan) emosional (tersering)

- karena faktor penderita

- akibat teknis pengambilan


: hematom kompres & beri salep
cari lokasi lain
Kesulitan-kesulitan

• Pada pasien pediatri dan geriatrik : tidak


kooperatif, sulit berkomunikasi, fisik yang
lemah dan keterbatasan fisik (anatomik)
• Nilai rujukan sendiri (khusus)
• Kesalahan saat sampling

hasil salah

intrepretasi??
Kondisi Heel prick Finger prick
Umur Lahir- 6 bulan > 6 bulan

Berat badan 3-10 kg > 10 kg

Posisi lanset Medial/lateral Di bagian garris


lingkaran
Plantar pedis Ujung jari

Jari yang - Jari 2,3,4


diperbolehkan
TERIMA
KASIH
Variasi Tabung Sampel Darah dan Order of Draw
Tabung dengan Tutup Merah

Tabung berwarna merah yang tidak mengandung zat aditif sehingga darah
akan menggumpal dan serum dapat digunakan. Tabung ini umumnya
digunakan untuk pemeriksaan biokimia darah, imunoserologi, serta bank
darah atau cross match.

Serum separator tube (SST)

Serum separator tube merupakan tabung yang memiliki gel separator untuk
memisahkan serum. Umumnya tabung ini digunakan untuk pemeriksaan
biokimia darah seperti pemeriksaan glukosa darah, fungsi hati, fungsi ginjal
serum lipid, fungsi ginjal, elektrolit darah, fungsi tiroid, serologi dan
sebagainya. Tabung ini juga dapat digunakan dalam pemantauan obat rutin.

Tabung dengan Tutup Hijau

Pemeriksaan biokimia darah juga bisa digunakan dengan menggunakan


tabung bertutup hijau yang mana mengandung heparin sebagai
antikoagulannya. Bedanya, tabung ini menggunakan plasma sebagai sampel
uji pemeriksaan.
Tabung Ethylenediaminetetraacetic Acid (EDTA)

Urutan tabung selanjutnya adalah tabung yang mengandung EDTA atau Natrium
Ethylenediaminetetraacetic acid (Na2EDTA) atau Kalium
Ethylenediaminetetraacetic acid (K2EDTA).

Tabung untuk pemeriksaan ini bertutup warna ungu atau pink. Tabung ini umum
digunakan untuk pemeriksaan hematologi klinik lengkap dan rutin serta
imunoserologi.

Tabung Inhibitor Glikolitik

Setelah pemeriksaan di atas telah dilakukan, dapat digunakan tabung berwarna


abu-abu yang mengandung zat inhibitor glikolitik untuk pemeriksaan glukosa darah
dan asam laktat.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 43 TAHUN 2013
TENTANG
CARA PENYELENGGARAAN LABORATORIUM KLINIK YANG BAIK
• Teknik order of draw atau urutan pengambilan
sampel darah sudah diperkenalkan sejak tahun
1982 oleh Calam dan Cooper
• tujuannya adalah agar dapat meminimalisir
bahkan menghilangkan risiko kontaminasi
bahan aditif yang terkandung didalam tiap
tabung sampel
Komplikasi Phlebotomy:
• Hematoma (terkumpulnya massa darah dalam jaringan akibat robeknya pembuluh darah). Hematoma
terjadi pada lokasi penusukan yang sama, kelainan dinding pembuluh darah, jarum hanya menembus
sebagian dan atau seluruh dinding vena, serta jarum yang dilepaskan pada saat torniquet masih terpasang
di lengan.
• Rasa nyeri (timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat dari penarikan jarum yang terlalu kuat).
• Alergi (terjadi karena pasien sensitif terhadap bahan-bahan yang dipakai pada saat phlebotomy).
• Anemia (terjadi karena pengambilan darah yang berulang-ulang).
• Hemodilusi (terjadi karena pengambilan darah di lengan yang terdapat pemberian cairan infus).
• Syncope (keadaan dimana pasien kehilangan kesadaran beberapa saat akibat menurunnya tekanan
darah).
• Pendarahan (pendarahan yang berlebihan karena terganggunya sistem koagulasi darah
• pasien).
• Trombosis (terjadi karena pengambilan darah berulang-ulang di tempat yang sama sehingga menimbulkan
peradangan dan penutupan pada pembuluh darah).
• Hemokonsentrasi (terjadi karena pemasangan turniket yang lama dan terlalu ketat).
• Radang tulang (terjadi pada bayi, karena jarak kulit dan tulang yang sempit dan pemakaian lancet yang
berukuran panjang). (2)
Prosedur pengambilan darah dengan tabung vacutainer
yaitu sebagai berikut :
• Persiapkan alat dan bahan (jarum BD 22G, tabung vacutainer K3EDTA 3ml,
pemegang tabung/holder, sarung tangan/handscoon, kapas, plester, torniquet,
alkohol swab/alkohol 70%).
• Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
• Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin.
• Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
• Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
• Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.
• Mengatur posisi lengan pasien supaya sedikit lebih menekuk dan pasangkan
torniquet sekitar +- 7cm di atas bagian vena mediana cubiti.
• Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak mampu
teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat
selama 5 menit daerah lengan.
• Melakukan desinfeksi pada daerah vena tersebut menggunakan kapas dan
alkohol swab secara melingkar (dari dalam ke luar) kemudian tunggu hingga
mengering dan jangan dipegang lagi.
• Menusuk bagian vena mediana cubiti dengan posisi lubang jarum menghadap
ke atas.
• Memasukkan tabung ke dalam holder dan mendorongnya menggunakan ibu jari
sehingga jarum bagian posterior tertancap oleh tabung, maka darah akan
mengalir masuk ke dalam tabung tersebut. Jika memerlukan beberapa tabung
vacutainer dapat mencabut tabung pertama setelah terisi dan menggantinya
dengan tabung kedua, dan seterusnya.
• Lepas torniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang
• diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan laboratorium.
• Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah :

Pemasangan torniquet (tali pembendung)


Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).
Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma. Tusukan jarum yang tidak
tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat
hematoma.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Anda mungkin juga menyukai