Pendidikan:
Sekolah Menengah Analis Kesehatan - Bandar Lampung 1992
Akademi Analis Kesehatan - Poltekes Bandung 2001
S.1 Kimia FMIPA - Unjani 2006
Hobby:
Badminton
Pendahuluan
Flebotomi berasal dari Bahasa Yunani :
Phleb = pembuluh darah vena
Tomia = mengiris/memotong
Dikenal sejak jaman Hippocrates
Ketrampilan yang dikerjakan oleh tenaga kesehatan
termasuk flebotomis, teknisi dan tenaga ahli laboratorium
klinik, dokter dan perawat
Flebotomi Meliputi :
• 1. pungsi vena (veni puncture)
• 2. pungsi kulit (skin puncture)
• 3. pungsi arteri (arterial puncture)
• Seringkali tenaga kesehatan melakukan
flebotomi tanpa pelatihan formal.
• Selama prosedur flebotomi, yang harus
diutamakan adalah keamanan tenaga
kesehatan dan pasien.
• Untuk mengurangi resiko harus
dilakukan pelatihan dan adanya
petunjuk pelaksanaan.
UU No. 36 Tahun 2014 :
Tenaga Kesehatan
e s e ha ta n
Tenaga K n
e n j a la n k a
dalam m
praktik harus
uk a n s e s u a i
dilak
a n g a n y a n g
kewen
a r k an p a d a
didas
te n s i y a n g
kompe 6:1)
a P a s a l 2
dimilikiny (
Persyaratan adminstrasi
(legal) sebagai tenaga kesehatan
terkait aspek kompetensi dan
kewenangan:
Ijazah,
Serkom,
STR,
SIP,
Kredensial
Kewenangan
Permenkes Phlebotomy
No. 80 Tahun 2016 Technician
Specialist
Phlebotomy (D4)
Technician
Phlebotomy (D3) Permenkes
Assistance No. 42 Tahun 2015
(SMK)
Adanya kesalahan persepsi :
Flebotomi
Plebotomi
• Permenkes No 411 tahun 2010 :
• Perawat : Pengambilan
• Analis Kesehatan : Pengambilan &
Penanganan
• Mis-identifikasi pasien
Selama • Gagal memisahkan
• Ketelambatan sel dengan serum
• Salah tabung • Lama bendungan • Terlambat processing
• Kondisi/persiapan pasien • Hemolisis • Paparan cahaya
• Sterilitas • Gagal tindakan
• Koordinasi • Penyimpanan
• Pengisian tabung
Sebelum Sesudah
Apa yang harus diketahui
Prosedur Flebotomi
Risiko/komplikasi flebotomi
Pengumpulan sampel
Penanganan sampel
Safety
Prosedur Flebotomi
1. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan
biarkan sampai kering.
2. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas
luka/sikatrik.
3. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.
4. Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan
atas dan responden diminta untuk mengepal dan membuka
telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat.
5. Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70%
dengan cara berputar dari dalam keluar.
6. Siapkan tabung vacutainer yang sesuai dengan jenis
pemeriksaan, jarum bermata dua yang salah satu ujungnya
telah dimasukkan ke dalam holder.
Lanjutan..
7. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi
sudut 45 derajat dengan jarum menghadap keatas.
8. Torniquet dilepas segera setelah darah mengalir, lalu
tabung diisi sesuai dengan kapasitas vacutainer. Bersamaan
dengan tersedotnya darah ke dalam vacutainer, penderita
diminta membuka genggaman tangannya.
9. Vacutainer dilepaskan dari holder, kemudian jarum
ditarik perlahan.
10. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol
sampai tidak keluar darah lagi.
11. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.
LOKASI PENGAMBILAN DARAH
Tempat pengambilan spesimen darah
Vena di fossa antecubital untuk tempat
penusukan :
Darah Arteri
Arteri Radialis
Darah Kapiler
Teknik Pengambilan Darah Kapiler
Serum Plasma
• Sampel harus beku • Sentrifugasi dapat
sebelum sentrifugasi segera setelah
• Waspada : 2-8 ° C tunda pengambilan darah
pembekuan
Tabung sitrat :
• Percepat beku :
homogenisasi 3-4 kali
aktivator (thrombin : 5
Tabung non sitrat :
menit; tabung
homogenisasi 5-10 kali
gelas/partikel silika : 15-
30 menit)
Penanganan Sampel Tahap
Pascasentrifugasi
• Batas penyimpanan
serum atau plasma
(suhu kamar) : 8 jam
Semoga bermanfaat,,