Anda di halaman 1dari 51

Phlebotomy

Ahmad Hasan Basri.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.


Materi
1. Phlebotomy: perjalanan sejarah,
pengertian
2. Quality assurance
3. Anatomi dan fisiologi sirkulasi
4. Prosedur pengambilan darah vena
5. Variabel yang berpengaruh,
Komplikasi dan kesalahan prosedur
Phlebos + tome = veins + incision
Dikenal sejak jaman Hippocrates
Ketrampilan yang dikerjakan oleh tenaga
kesehatan termasuk flebotomis, teknisi dan
tenaga ahli laboratorium klinik, dokter dan
perawat
Phlebotomy
Berasal dari bahasa Yunani (Greek):
phleb/o = vena
tomy = insisi

Insisi vena untuk


memperoleh darah
SEJARAH FLEBOTOMI

Sejak 2000 thn yang lalu


(Yunani kuno)
Untuk mengeluarkan darah (bloodletting)

penyembuhan pasien
FLEBOTOMI CARA KUNO

penorehan vena (venesection) dan


ditampung pada mangkuk
gigitan lintah (Leeches biting)
FLEBOTOMI MASA KINI

tusukan vena (venipuncture)


: dengan jarum dan alat
pendukung

tusukan kulit (skin puncture)


: lancet atau alat lain
VENIPUNCTURE
SKIN PUNCTURE
Spesimen yang diperoleh
dengan flebotomi:

•Darah vena

•Darah kapiler
3 Tujuan utama flebotomi:

1. Diagnostik penyakit
2. Terapi:
- Flebotomi terapeutik
- Obat intravena
- Transfusi / donor darah
3. Pemantauan status
kesehatan
Siapa yang melakukan
flebotomi?
PHLEBOTOMIST

phleb/o = vena

tome = insisi

ist = seorang yang ahli

= FLEBOTOMIS
FLEBOTOMIS

•Dokter
•Perawat / Bidan
•Analis Laboratorium
Flebotomis perlu mengetahui:

1. Etika dan dasar hukum


2. Peralatan dan prosedur standar
3. Jenis darah yang akan diambil
4. Anatomi dan bagian pembuluh
darah yang akan ditusuk
5. Komplikasi dan penanganan
Tujuan Pelatihan
1. Menentukan Metode pengambilan darah
2. Menghindari resiko komplikasi
3. Penanganan pengambilan spesimen
yang baik untuk memperoleh hasil yang
akurat
4. Menghindari pengulangan pengambilan
darah  Mengurangi Komplain
Mengurangi Cost
Pengambilan Specimen darah dapat dilakukan pada:
1.Vena
2.Kulit (pembuluh darah kapiler)
3.Arteri
Kesesuaian dengan Prosedur

Quality assurance

Pengertian: suatu program yang menjamin kualitas penanganan


pasien oleh karena semua berdasarkan prosedur ISO 9001:2008
Monitor dan evaluasi : melalui suatu Indikator/sasaran mutu yang
disusun yang menilai semua aspek pelayanan pasien.
Syarat Sasaran mutu: dapat diukur, didefinisikan dengan jelas,
spesifik, obyektif, dan jelas berhubungan dengan aspek
pelayanan.
Penilaian meliputi: kualitas, adekuasi, akurasi, waktu, efektivitas,
kepuasan pasien, dsb.
Plebotomis berperan Dokter mempercayakan px/ lab &
penting dlm penanganan pasien Mengandalkan hasil valid

Persiapan pasien Kualitas


spesime
n
Prosedur pengambilan

Penanganan spesimen

Px/ lab dalam menunjang diagnosis hasil valid


Quality assurance
  outcomes
start

QC
PROSES Kontrol & cek (kontrol kualitas)

finish

Quality control di bidang plebotomi


Prosedur pengambilan darah vena

1. Mempersiapkan peralatan
2. Mempersiapkan pasien
3. Memilih metode yang sesuai
4. Melakukan tusukan dan pengumpulan
spesimen
5. Memeriksa tempat tusukan setelah
pengambilan darah
1. Persiapan Peralatan
1. Tourniquet
2. Jarum 20 G – 23 G
3. Sistem spuit/ syringe
3, 5 atau 10 ml
4. Sistem vacutainer 2-10
ml (plain/tambahan
zat)
5. Sistem wing needle
23, 25G
6. Holder
7. Disposal container
Peralatan tambahan
1. Sarung tangan
2. Alkohol 70%
3. Kapas steril dan kapas
kering bulat
4. Plester
5. Bantalan kalau
perlu
Jarum
 Pemilihan tergantung ukuran kedalaman vena &
jumlah darah yang diperlukan
 Ukuran 20-22 dipakai untuk pasien dewasa,
ukuran 23-25 untuk pediatrik dan vena sulit
 Ukuran (G) lebih besar dapat menimbulkan
hemolisis1,2
Vacutainer
• Terdapat banyak jenis
dan ukuran
• Keuntungan :
-kualitas sampel yang
terstandarisasi
-eliminasi sampel yang
tidak adekuat
-Hasil yang lebih akurat
-mengurangi resiko
hemolisis
2. Persiapan penderita
 Sebelum pengambilan darah:
• Beri salam, persilahkan duduk
• Cek identitas pasien: Nama, Alamat
• Jelaskan prosedur
• Dalam keadaan tenang, rilek dan kooperatif
• Diberi motivasi : sakit sedikit, proses cepat
• Ditanya persyaratan: Puasa, minum obat dsb
3. Posisi pasien

Duduk atau berbaring dengan nyaman


•Pada posisi duduk lengan diletakkan di atas
meja atau tempat tidur, dapat menggunakan
bantal untuk memberikan posisi nyaman
•Pada posisi berbaring lengan diulurkan
lurus dari bahu sampai pergelangan tangan
4. Pemilihan daerah pungsi vena

• Vena yang tepat umtuk


pengambilan darah :
- v. mediana cubiti (terbaik)
- v. cephalica
- v. basilica
(besar, elastis, bentuk lurus
dan rangsang sakit kurang)
• Vena pada ekstremitas
bawah tidak dianjurkan
karena sering menimbulkan
komplikasi
5. Pemasangan touniquet
• 2-3 inchi di atas vena yang
akan dipungsi2
(5-10 cm/ 4–5 jari di atas vena
yang akan dipungsi)
• Pemasangan jangan terlalu
kencang
• Pemasangan tidak lebih dari
1 menit
• Bila pungsi vena tertunda,
sebaiknya dilepas terlebih
dulu dan dipasang kembali
sebelum dilakukan pungsi
Metode Pengambilan
• Metode Tabung vacum
-Tidak dilakukan pada bayi/vena yang mudah pecah
(dewasa)
- Modern

• Metode Spuit
-Vena kecil
-Vena mudah pecah
-Ukuran jarum 20-23 Gauge

• Metode Butterfly needle/Wing needle


-Pada bayi/anak kecil
-Dewasa dengan vena yang mudah rusak/pecah
Urutan pengambilan Tabung
• Metode tabung vakum:
1. Tabung kultur darah (atau tes lain dengan
specimen steril)
2. Tabung tanpa zat tambahan dan gel pemisah
3. Tabung dengan antikoagulan :
- citras
- heparin
- EDTA
• Metode Spuite:
1. Tabung kultur darah
2. Tabung dengan antikoagulan
3. Tabung tanpa antikoagulan
Metode Tabung vacum
1. Lakukan pemasangan jarum vacutainer pada holder.
2. Pilih Lengan kiri atau kanan pasien, dipilih yang
lebih pasti venanya, diletakkan diatas meja sampling
atau lengan kursi dengan diberikan bantal/alas siku
3. Pasang tourniquet  10 cm diatas lipatan siku.
4. Lakukan perabaan terhadap lokasi vena yang akan
diambil darahnya.(pilih vena median cubiti atau
chepalic). Pastikan daerah tersebut adalah vena yang
paling besar.
5. Apabila petugas tidak yakin sebaiknya jangan
langsung melakukan penusukan, tetapi carilah terlebih
dahulu vena pada lengan yang satunya, dan apabila
tetap tidak yakin sebaiknya di alihkan kepada petugas
yang lebih senior dan ahli.
6. Pencarian vena bisa dilakukan dengan menepuk-
nepuk daerah vena, atau pasien diminta untuk
membuka-tutup kepalan tangan, atau juga bisa dengan
melakukan olahraga ringan daerah lengan yang akan
ditusuk vena/pembuluh darahnya.
7. Apabila dalam waktu 2-3 menit vena belum di temukan,
petugas harus melepas kembali torniquet yang
terpasang.
8. Apabila sudah yakin, pengambilan darah bisa
dilakukan dan daerah vena harus didesinfeksi dengan
kapas alkohol 70 % yang sudah di peras terlebih
dahulu atau kapas kering yang dibasahi dengan
Betadine.
9. Pada saat pengambilan darah, jarum spuit membentuk
sudut antara 25-30 derajat
10. Penusukan dilakukan dengan jarum Vacutainer dan
dilanjutkan dengan pemasangan tabung darah sesuai
kebutuhan pada holder secara hati hati.
11. Setelah darah masuk kedalam tabung vacutainer,
lakukan penampungan darah sampai didapatkan
sampel darah yang diperlukan.
12. Apabila terjadi kegagalan aspirasi, berarti pengambilan
darah vena tidak tepat, pada kondisi ini harus
dilakukan prosedur pencabutan jarum dengan benar,
jangan sampai jarum dibelok-belokkan dalam usaha
mencari vena yang benar.
13. Setelah darah sudah keluar sesuai dengan jumlah
pemeriksaan, torniquet dilonggarkan, tarik jarum
searah tusukan secara perlahan dan tekan kapas
Alkohol/Betadine.
14. Pasien diminta untuk meluruskan lengan dan menekan
pada daerah tusukan beberapa saat (3-5 menit).
15. Petugas melakukan pembagian sampel darah pada
tabung sesuai dengan jenis pemeriksaannya serta
menempelkan label barkode sesuai input data
pemeriksaan pasien
16. Luka bekas tusukan diperiksa untuk
meyakinkan bahwa perdarahan sudah
berhenti. Apabila perdarahan sulit berhenti
maka pasien diminta untuk mengelevasi/
menaikkan lenganya sambil tetap menekan
kapas pada bekas tusukan.
17. Apabila perdarahan sudah berhenti, maka
kapas diganti dengan kapas kering yang baru
dan diberikan plester.
6. Pengambilan darah vena menggunakan
spuit/syringe
• Pegang spuit menggunakan
tangan kanan
• Periksa jarum, pegang spuit
dengan tangan kanan dan ujung
telunjuk pada pangkal jarum
• Tegangkan kulit dengan jari
telunjuk dan ibu jari kiri di atas
pembuluh darah supaya
pembuluh darah tidak bergerak
• Masukkan jarum sepanjang
pembuluh darah 1 – 1,5 cm.
• Tusukkan ujung jarum pada vena
yang dikehendaki dengan sudut
15-30 derajat
• Bila darah sudah tampak
mengalir kedalam spuit,
fiksasilah
• Lepas torniquet segera
setelah darah mengalir, lalu
isi spuit sejumlah yang
dikehendaki.
• Letakkan kapas alkohol pada
tempat pungsi, jarum ditarik
pelan-pelan, pasien disuruh
menekan kapas dalam
beberapa menit
• Lepaskan jarum dari
sempritnya dan alirkan
kedalam tabung yang
tersedia melalui dindingnya
Metode Butterfly needle/Wing needle

1. Cuci tangan, keringkan dan pakai sarung tangan


2. Keluarkan wing needle dari plastiknya
3. Selang diluruskan
4. Hubungkan wing needle dengan holder tabung
5. Torniquet dipasang +- 10 cm diatas siku
6. Pilih Vena yang paling besar
7. Jarum ditusukkan dengan ujung menghadap ke
atas dengan sudut 10-15, apabila jarum masuk
maka darah akan nampak diselang dan dorong
tabung vakum
8. Lepaskan torniquet segera setelah darah
mengalir
9. Pengisian tabung sama seperti metode tabung
10. Pembuangan wing needle ke tempat khusus
Variabel yang berpengaruh terhadap
komposisi spesimen
Pengertian Basal state

Faktor yang mempengaruhi basal state:


1. Umur 8. Fever
2. Ketinggian 9. Jenis kelamin
3. Dehidrasi 10. Jaundice
4. Diet 11. posisi
12. Kehamilan
5. Variasi diurnal
(daily) 13. Merokok
14. Stress
6. Obat-obatan
15. Suhu & kelembaban
7. Olah raga
Kondisi setempat yang berpengaruh
terhadap komposisi spesimen

Area yang menjadi masalah:


1.Burns, scars, dan tattoo
2.Damaged veins
3.Edema
4.Hematoma
5.Mastektomi
6.Intra vena sites
7.IV site sebelumnya
8.AV shunt /fistula
9.Heparin atau saline lock
Komplikasi

Yang berhubungan dengan kondisi pasien:

1.Alergi terhadap antiseptik / plester


2.Alergi terhadap latex
3.Perdarahan berlebihan
4.Pingsan (sinkope)
5.Mual/muntah
6.Ptechiae
Komplikasi
Yang berhubungan dengan kesalahan
prosedur:

1.Terbentuknya Hematom
2.Terambilnya darah arteri
3.Infeksi
4.Kerusakan saraf
5.Nyeri
6.Reflux antikoagulan
7.Kerusakan vena
Kesalahan prosedur yang berpengaruh
terhadap kualitas spesimen :

1. Hemokonsentrasi/satasi vena
2. hemolisis
3. Tabung vakum terisi sebagian
4. Perbandingan darah/antikoagulan
tidak sesuai
5. Spesimen terkontaminasi
Kesalahan posisi jarum yang menyebabkan kegagalan
plebotomi :
Ketrampilan berkomunikasi

1. Komunikasi verbal
2. Komunikasi non verbal

Anda mungkin juga menyukai