Anda di halaman 1dari 5

Pengambilan sampel darah

Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium sebagian besar dilakukan pada pembuluh
darah balik (vena) dan pembuluh darah kapiler. Hanya sebagian kecil pengambilan sampel darah pada
pembuluh darah arteri. Hal ini disebabkan karena pengambilan pada pembuluh darah arteri lebih
berisiko, baik risiko perdarahan, maupun risiko terjadinya kerusakan jaringan pada daerah yang
dialirinya bila proses pengambilan menimbulkan cedera.

Pengambilan darah kapiler pada umumnya dilakukan di ujung jari pada orang dewasa dan di sisi luar
tumit pada bayi. Sampel darah yang didapat adalah sampel darah utuh. Pada orang dewasa umumnya
untuk pemeriksaan penyaring gula darah. Hasil pemeriksaan gula darah ini memiliki nilai rujukan normal
yang berbeda dengan nilai normal sampel darah yang diambil dari vena. Pada umumnya kadar gula
darah dari sampel kapiler lebih tinggi ± 10 mg/dL dibanding sampel darah vena.

Pengambilan darah vena (flebotomi) merupakan pengambilan darah yang paling banyak dilakukan untuk
pemeriksaan laboratorium. Masih banyak praktek yang kurang benar dalam pengambilan darah ini.
Masih banyak yang menggunakan spuit (jarum suntik) untuk pengambilan darah. Tidak terjaminnya
keamanan kerja dan banyaknya kesalahan hasil pemeriksaan menyebabkan metode ini sudah tidak
dianjurkan lagi. Metode yang baik dan baku adalah pengambilan darah menggunakan jarum dan tabung
khusus yang disebut vacutainer. Vacutainer adalah tabung vakum khusus yang secara teknologi canggih
dibuat untuk pengambilan darah sehingga volume darah yang diambil tepat sesuai yang dibutuhkan dan
sesuai dengan perbandingan bahan anti koagulan di dalamnya. Jarum yang digunakan pun khusus dan
dipegang dengan menggunakan “holder” sehingga memudahkan petugas pengambil darah. Jarum lain
yang digunakan pada bayi atau lansia adalah jarum kupu-kupu dengan selang khusus. Petugas yang
mengambil darah harus memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan pasien dengan meminta
persetujuan pada pasien yang akan diambil darahnya, membersihkan tangannya terlebih dahulu,
menggunakan sarung tangan yang diganti tiap pasien, menunjukkan kebenaran identitas pasien yang
ditempel pada tabung darah kepada pasien.

Setelah proses pengambilan darah selesai, bekas tusukan jarum harus ditekan dengan kasa steril selama
± 1/2 – 1 menit, kemudian diplester dengan plester kecil khusus. Pasien tidak diperbolehkan
mengangkat beban > 5 kg pada lengan yang bersangkutan selama ± 6 jam. Bila terjadi bekas tusukan
bengkak atau membiru, dapat dikompres dengan es, dan tidak boleh menggunakan air panas atau
Thrombopob. Warna biru akan menghilang dalam 5 – 7 hari.
Teknik phlebotomy terdiri dari persiapan pasien, persiapan alat, posisi pasien, prosedur, dan follow up.
Keberhasilan phlebotomy yang dinilai dari kenyamanan pasien sangat ditentukan oleh keterampilan
operator.

Persiapan Pasien

Langkah awal dalam mempersiapkan pasien adalah memperkenalkan diri pada pasien serta menjelaskan
langkah dan tujuan prosedur yang akan dilakukan. Kemudian, siapkan lembar permintaan laboratorium
dan cocokkan identitas pasien dengan data yang tertera pada lembar tersebut.

Tanyakan pada pasien mengenai riwayat alergi, fobia, atau pingsan saat prosedur injeksi atau
pengambilan darah sebelumnya. Posisikan pasien dengan nyaman pada posisi supinasi (jika
memungkinkan). Lakukan informed consent secara verbal sebelum memulai tindakan.

Peralatan

Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam prosedur phlebotomy:

Tabung sampel darah

Tabung berwarna ungu yang berisi antikoagulan ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) untuk
pemeriksaan hematologi dan crossmatch. Tabung berwarna merah yang tidak berisi zat aditif digunakan
untuk pemeriksaan kimia, imunologi, serologi, dan crossmatch

Sarung tangan nonsteril

Torniket

Hand rub berbasis alkohol

70% alcohol swab

Kassa atau kapas


Alat tulis

Label spesimen

Tempat pembuangan jarum

Plester

Jarum suntik (jarum berukuran 21 gauge (hijau) atau 22 gauge (hitam) biasa digunakan pada orang
dewasa, sedangkan jarum yang lebih kecil yang berukuran 23 (biru muda) dengan winged butterfly biasa
dipakai pada anak kecil atau pasien dengan vena yang kecil dan rapuh[1,3]

Posisi Pasien

Pada umumnya, pasien akan diposisikan pada posisi supine atau duduk dengan lengan bersandar pada
permukaan yang rata. Kemudian, lengan pasien diekstensikan. Pastikan pasien berada pada posisi yang
nyaman.

Prosedural

Tahapan prosedur phlebotomy adalah sebagai berikut:

Lakukan langkah cuci tangan yang benar dengan air dan sabun, keringkan. Cuci tangan juga dapat
menggunakan alcohol rub

Setelah mencuci tangan, pakai sarung tangan nonsteril

Lakukan inspeksi pada fossa antecubiti, lengan bawah, dan tangan. Vena yang paling sering digunakan
adalah vena mediana cubiti, vena basilica, vena cephalica. Jika vena pada ekstremitas atas tidak dapat
diakses, pleksus vena dorsalis pada kaki dapat menjadi alternatif. Vena pada ekstremitas bawah yang
sering diakses meliputi vena marginal median dan vena saphena magna

Cari vena yang terlihat, lurus tidak bercabang, dan jelas

Pasang torniket 10 cm di atas area phlebotomy dan periksa ulang dengan palpasi vena. Lalu, minta
pasien untuk menurunkan lengan dan mengepalkan tangan berulang kali selama 15–30 detik untuk
memperbesar pembuluh darah

Pada pasien rawat inap yang terpasang akses infus, jangan ambil darah dari akses vena perifer
sebelumnya karena dapat menginduksi hematom, hemolisis, dan kontaminasi
Lakukan tindakan asepsis pada area pungsi dengan 70% alcohol swab. Tindakan asepsis tidak perlu
dilakukan pada pengambilan sampel kultur darah. Tunggu hingga kering. Jangan sentuh vena lagi setelah
didisinfeksi

Fiksasi vena dengan memegang lengan pasien dan lakukan traksi kulit dengan menempatkan ibu jari
tangan nondominan di distal area yang dipilih untuk insersi jarum

Minta pasien untuk menggenggam tangannya agar vena lebih jelas terlihat

Tusukkan jarum dengan sudut 15–30o dengan bevel menghadap ke atas

Ketika jarum sudah memasuki vena, flashback darah akan terlihat. Landaikan sudut dan terus masukkan
jarum hingga 3–5 mm mengikuti alur vena.

Prosedur jika Menggunakan Jarum Suntik

Jika menggunakan jarum suntik, tarik plunger dengan tangan dominan hingga jumlah darah mencukupi

Ketika darah sudah cukup diambil, lepaskan torniket sebelum menarik jarum keluar

Tekan dengan lembut menggunakan kapas sambil menarik jarum keluar

Meminta pasien untuk menahan kapas pada tempatnya dan tidak menekuk lengan (lengan pasien dalam
posisi ekstensi)

Memasukkan darah dengan jarum suntik masih terpasang dapat mengakibatkan hemolisis. Lepaskan
jarum suntik kemudian darah ditransfer melalui adapter secara perlahan

Bolak balikkan tabung 180o pada posisi vertikal beberapa kali sebelum dikirim ke laboratorium

Pastikan identitas pasien kembali dan tempelkan label pada masing-masing tabung spesimen

Inspeksi lokasi pungsi, jika tidak ada perdarahan, tempelkan plester di atas lokasi pungsi

Buang limbah medis dan peralatan sekali pakai, dan kirim tabung darah ke laboratorium[1,3,8]

Prosedur jika Menggunakan Winged Needle

Pegang sayap dan masukkan jarum ke dalam vena dengan bevel menghadap ke atas pada sudut 10–15o.
Setelah jarum berada di pembuluh darah, flashback darah akan terlihat. Kurangi sudut lebih jauh, dan
lanjutkan memasukkan jarum 3–5 mm ke dalam vena.

Ganti tangan nondominan untuk memegang jarum suntik


Jika menggunakan tabung dengan vakum ekstraksi maka masukkan tabung vakum dengan tangan
dominan, tunggu hingga darah memenuhi tabung dengan cukup, lepas tabung vakum[1,3,8]

Follow up

Periksa kembali area phlebotomy. Observasi perdarahan dari lokasi phlebotomy dan kenali tanda-tanda
terjadinya komplikasi, seperti munculnya hematoma atau phlebitis.

Anda mungkin juga menyukai