Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
kepentingan diagnosa penyakit pada penderita. Sebelum hasil pemeriksaan
laboratorium dikeluarkan tentulah melalui berbagai tahapan yang harus diperhatikan
salah satunya pada saat pengambilan spesimen atau sampel yang dibutuhkan. Sampel
atau spesimen dapat berupa darah. Ada 3 macam cara untuk memperoleh darah yaitu
skinpuncture, venipuncture, dan arteri. Venipuncture adalah cara yang paling umum
dilakukan, oleh karena itu flebotomi sering dikaitkan dengan pengambilan darah vena.
Pada pengambilan darah vena, umumnya diambil pada daerah vena mediana
cubiti yang terletak pada sisi lipatan siku. Vena ini terletak dipermukaan kulit, cukup
besar, dan tidak dekat dengan syaraf. Jika vena mediana cubiti tidak memungkinkan
pengambilan darah vena dapat dilakukan pada vena basilica dan vena cephalica. Ada
dua cara pengambilan vena yaitu cara manual yang menggunakan jarum suntik dan
cara vakum yang menggunakan tabung vakum. Berdasarkan latar belakang diatas
maka dilakukan percobaan mengenai pengambilah dara vena menggunakan tabung
vakum.
B. Maksud Percobaan
Percobaan ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu memahami cara
pengambilan darah vena yang baik dan benar.
C. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui cara pengambilan darah
vena pada pasien menggunakan spoit dan mampu membedakan penggunaan spoit,
vacutainer maupun wing needle.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari kapiler ke jantung.
Dinding vena tipis, tidak elastis, dan terletak dekat permukaaan tubuh. Vena yang
mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung melalui ventrikel kanan adalah vena cava.
Vena bercabang menjadi venula dan selanjutnya berhubungan dengan kapiler. Pada
umumnya vena mengangkut banyak karbondioksida, kecuali vena pulmonalis yang
mengalirkan darah dari paru-paru ke atrium kiri (Bambang dan Nugroho, 2018).
Sebelum pengambilan spesimen, diperiksa terlebih dahulu format permintaan
laboratorium yang meliputi identitas pasien yang harus ditulis dengan benar (nama, umur,
jenis kelamin, nomor rekam medis) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Diperiksa
kembali apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil
spesimen. Setelah itu, ditentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen
yang diperlukan. Misalnya pada darah vena, umumnya diambil dari vena lengan (median
cubiti, vena cephalic, vena basilic). Tempat pengambilah drah vena tidak boleh dilakukan
pada jalur infus atau transfusi, bekas luka, hematoma, oedema, canula dan fistula (Praptomo,
2018).
Tabung vakum merupakan inovasi didunia medis tehnik pengambilan darah
menggunakan tabung vakum. Tabung ini merupakan tabung reaksi yang hampa udara yang
terbuat dari kaca atau plastik. Jarum yang digunakan terdiri dari sebuah jarum yang
dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi arterior digunakan untuk menusuk
vena sedang jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum pada posterior
diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir
keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan
memudahkan pada saat mendorongtabung yang menancap pada jarum posterior (Ikrima,
2015).
Dalam menyiapkan sampel darah, suatu antikogulan harus ditambahkan ke dalam
sampel apabila mengalami penyimpanan. Perbandingan jumlah darah dengan antikoagulan
yang digunakan harus tepat, karena bila darah yang dipakai lebih banyak dari yang
seharusnya, maka darah akan menggumpal. Sebaliknya jika dipakai darah yang lebih sedikit
dan antikoagulan berlebihan maka akan menyebabkan hasil yang didapatkan tidak sesuai
(Griyan, 2012).
Pada saat pengambilan darah vena dapat terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat
mengganggu pembacaan hasil, oleh sebab itu pemahaman seorang flebotomis terhadap
pengambilan darah vena sangat diperlukan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan
diagnosa pasien. Adapun beberapa kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada saat
pengambilan darah vena yaitu menggunakan semprit yang dan jarum yang sudah tidak steril,
menggunakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras akibatnya terjadi
hemokonsentrasi, terjadinya pembekuan darah dalam semprit karena terlalu lama bekerja, dan
terjadinya pembekuan darah dalam tabung karena tidak bercampur semestinya dengan
antikogulan (Kurniawan, 2018).
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 4 April 2019
Waktu : 10.00 – 11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Patologi DIII Teknologi Laboratorium Medis
Universitas Mega Rezky Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Torniquet
b. Holder
2. Bahan
a. Tabung vacutainer
b. Kapas alkohol
c. Kapas steril
d. Plesterin
C. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipersiapkan pasien dengan menanyakan identitas seperti nama dan tanggal lahir.
3. Lengan pasien harus diluruskan dan diletakkan di atas meja.
4. Dilakukan palfasi pada lengan pasien.
5. Setelah vena didapatkan, dipasang torniquet dan didesinfeksi pada daerah yang
akan ditusuk.
6. Dilakukan penusukan dengan jarum pada vena pasien dengan posisi lubang jarum
menghadap keatas.
7. Dimasukkan tabung vacutainer kedalam holder, tabung akan menghisap darah dan
akan berhenti dengan sendirinya jika volume darah telah sesuai dengan kapasitas
tabung.
8. Setelah darah didapatkan dilepaskan torniquet dan kepalan tangan pasien lalu
menarik tabung dari dalam holder dan diganti tabung sesuai dengan urutan tabung,
jika pemeriksaan menggunakan lebih dari 1 tabung.
9. Ditarik jarum dan ditutup vena dengan kapas kering, kemudian fiksasi akhir deng
plesterin.
B. Pembahasan
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang
Menuju serambi jantung yang bersifat elastic.pembuluh darah vena yang membawa
darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam jantung. Pada umumnya darah vena
banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian
rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh ke arah sebaliknya.
Pengambilan darah ada 3 macam yaitu pengambilan darah melalui tusukan
vena (Venipuncture). Tusukan kulit (skinpuncture), dan tusukan arteri atau nadi. Pada
praktikum kali ini dilakukan pengambilan darah vena menggunakan spuit.
Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah vena pada daerah median
cubital, vena cephalic dan vena basilica. Pada umumnya penusukan vena dilakukan
pada daerah median cubital karena daerah ini terletak vena yang lebih besar.
Pengambilah darah vena dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin,
pemeriksaan hematokrit, pemeriksaan laju endapan darah, dan pemeriksaan jumlah
sel. Dalam pengambilah darah vena harus diperhatikan beberapa hal seperti vena
yang diambil harus dekat, seperti daerah mediana paling dekat dengan permukaan
kulit sehingga mudah diakses. Tidak bergerak, aman dan nyaman.
Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan ialah torniquet yang
berfungsi sebagi pembendung darah sehingga vena dapat dilihat lebih jelas, holder
yang digunakan sebagai penghubung jarum dan holder, kapas alkohol digunakan
untuk membersihkan daerah penusukan dari bakteri, tabung vakum yang digunakan
sebagai wadah penyimpanan darah, kapas steril membersihkan daerah setelah
penusukan dan plesterin sebagai fiksasi akhir yang ditempelkan pada lengan pasien.
Berdasarkan hasil pengamatan yang pertama dilakukan ialah menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, setelah alat dan bahan siap pasien diperintahkan
untuk meletakkan tangan diatas meja dengan keadaan lengan pasien harus lurus dan
memberikan posisi ternyaman bagi pasien. Setelah pasien telah siap terlebih dahulu
dilakukan palfasi pada daerah lengan pasien setelah didapatkan venanya dipasangkan
torniquet pada lengan pasien yang berfungsi untuk membendung darah sehingga vena
dapat terlihat dengan jelas. Pemasangan torniquet tidak boleh lebih dari 1 menit
karena akn menyebabkan hematoma pada pasien. Setelah torniquet terpasang
dilakukan desinfekdi pada daerah vena yang bertujuan untuk membersihkan daerah
tersebut dari bakteri yang ada. Pada saat akan dilakukan penusukkan pasien diminta
untuk mengepalkan tangan dan dilakukan penusukan. Jika penusukan berhasil makan
akan muncul darah pada indikator jarum dan ditancapkan tabung vakum ke holder
maka darah akan terhisap sendiri dan akan berhenti jika volume darah telah sesuai
dengan tabung, jika tabung telah berhenti menghisap dicabut tabung dan diganti
menggunakan tabung yang lain sesuai dengan urutannya. Setelah darah didapatkan
dilepaskan torniquet dan kepalan tangan pasien agar menghindari terjadinya hematom
akibat penggunaan torniquet yang terlalu lama. Setelah darah telah cukup disimpan
kapas steril diatas jarum dan ditarik jarum keluar secara perlahan dan tutup jarum
dengan penutupnya. Setelah itu fiksasi terakhir dengan menempelkan plesterin pada
lengan pasien.
Pada saat pengambilan darah vena ada kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi
seperti lubang jarum menempel pada bagian atas atau bawah dinding vena sehingga
darah tidak mau keluar, jarum masuk sebagian atau kurang dalam sehingga darah
yang didapatkan tidak sesuai dengan darah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan. Oleh
sebab itu pemahaman seorang flebotomis dalam melakukan sampling sangat
diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan
darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah
menggunakan spuit. Pengambilan darah vena dapat dilakukan pada daerah mediana
cubital, vena caphalic dan vena basilica. akan tetapi pengambilan darah vena paling
sering dilakukan di bagian vena median cubital.
B. Saran
Sebaiknya para mahasiswa lebih memahami teknik pengambilan darah agar
tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang, R dan Nugroho, A., 2018. Sukses Kuasa Materi. Erlangga.
Griya, 2012. Pengaruh Volume Darah Pada Tabung Vakum. Universitas Hasanudin.
Ikrama, 2015. Pengambilan Sampel Darah. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kurniawan, B,. 2018. Hematologi Praktikum Analis Kesehatan. EGC. Jakarta.
Praptomo, A. J,. 2018. Pengendalian Mutu Laboratorium Medis. Depublish. Sleman.

Anda mungkin juga menyukai