Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS PENGAMBILAN DARAH VENA (CLOSED SYSTEM)

Anggota :

 Aisyah
 Fajar Abdul Kholik
 Husnun Nuha Eka Putri
 Julita Pangesti
 Sri Cahya Agustin

Mata Kuliah : Phlebotomi

Prodi : DIII Teknologi Laboratorium Medik

KASUS

1. Seorang TLM akan melakukan sampling untuk pemeriksaan mikrobiologi, kimia darah
(profil lipid, gula darah), hemostasis (PT, aPTT), analisa gas darah, hematologi lengkap.
Apabila pengambilan darah dilakukan menggunakan metode closed system, sebutkan
persiapan alat dan bahan yang diperlukan.

Pengambilan darah vena closed system merupakan pengambilan sampel darah untuk
beberapa pemeriksaan darah dimana teknik ini menggunakan sebuah tabung vakum
sebagai penampung, holder sebagai penyambung antara needle geuge besar dan needle
gauge kecil.

Needle Gauge Tabung Vacutainer


Holder Alcohol Swab

Micropore/Plester Wing Needle

Bantalan Kasa Steril

Tourniquet
Penggunaan tabung vacutainer :
a. Pemeriksaan mikrobiologi
Tabung tutup kuning dengan warna
hitam di bagian atas. Tabung ini berisi
media biakan.

b. Pemeriksaan kimia darah (profil


lipid, gula darah)
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa
penambahan zat additive, darah akan
menjadi beku dan serum dipisahkan
dengan di sentrifuge.
c. Pemeriksaan hemostasis (PT, aPTT)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi
natrium sitrat.
d. Pemeriksaan hematologi lengkap
Tabung tutup ungu. Tabung ini berisi
EDTA.

e. Pemeriksaan analisa gas darah


Tabung

Pengambilan darah vena dengan closed system :


1. Petugas haruslah mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan dan menyentuh
pasien.
2. Verifikasi data pasien dengan menanyakan nama, tanggal lahir dan alamat pasien.
3. Lakukanlah pendekatan dengan pasien agar pasien merasa nyaman dan tenang
pada saat pengambilan darah. Tanyakan pada pasien, apakah pasien meminum
obat tertentu atau tidak. Bila meminum, catatlah pada formulir meminum obat apa
dan dengan kadar berapa.
4. Persiapkan alat dan bahan untuk pengambilan darah.
5. Pasanglah needle gauge di holder.
6. Mulailah dengan memasang torniquette kurang lebih 3 jari diatas dari lipatan
tangan atau 3-4 inch (7-10 cm). Lakukanlah palpasi di lipatan tangan (vena
median cubiti, vena chepalic, vena basilica). Jangan membendung darah lebih dari
1 menit, karena akan menyebabkan hemokonsentrasi.
7. Bila sudah yakin dengan vena yang akan diambil, berilah antiseptis dengan
menggunakan kapas alkohol 70% dengan cara memutarnya berlawanan arah
jarum jam. Biarkan hingga mengering.
8. Buka tutup jarum, hadapkan lubang jarum spuit keatas, dan mulai menusuk kearah
vena yang sudah dipalpasi dan diberi antiseptis dengan sudut ±45o.
9. Bila pada indikator needle gauge besar sudah terlihat darah, segera masukan
tabung vaccutainer.
10. Bila darah sudah terisi cukup, cabut tabung vaccutainer tersebut dari needle gauge
kecil dan segera lepaskan torniquette dan cabut jarum, lalu tutup luka bekas
tusukan dengan kapas kering. Tutuplah jarumnya, lalu beri micropore diatas kapas
kering yang sudah menutupi luka tusukan. Lalu segera lakukan homogenisasi
pada tabung yang mempunyai antikoagulan.
11. Beri identitas pasien pada tiap tabung vaccutainer yang telah berisi darah pasien
dengan nama, tanggal lahir, tanggal pemeriksaan, nomor rekam medis dan nomor
laboratorium.
2. Jelaskan tentang peralatan tersebut (jenis-jenis tabung closed system, isi, kegunaan).
Urutan penggunaan tabung.

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS dengan nama dagang
Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca
atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

3. Analisa gas darah diambil pada pembuluh darah apa? Jelaskan tentang beda pembuluh
darah vena dan kapiler. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan untuk sampling analisa
gas darah?
Analisa gas darah diambil di pembuluh darah arteri. Pembuluh darah arteri yang dapat
diambil darahnya adalah arteri radialis (pilihan pertama), arteri brachialis (pilihan
kedua), dan arteri femoralis dan dorsalis pedis (pilihan ketiga)

Persiapan alat:
1. Spuit 3 cc + penutup ujung jarum (seperti gabus)
2. Needle 25 G
3. Heparin cair
4. Kapas alkohol 70%
5. Kassa kering sedikit tebal
6. Micropore
7. Wing needle (bila menggunakan closed system)
8. Tabung vaccutainer hijau (bila menggunakan closed system)
9. Holder

Persiapan :
1. Konfirmasi identitas pasien
2. Bila pasien menggunakan oksigen tambahan, berapa oksigen yang diterima pasien
sebut per menit (L/M)
3. Catat suhu tubuh pasien
4. Melakukan tes Allen
4. Bagaimana cara melakukan sampling tersebut?

Sebelum melakukan pengambilan darah arteri khususnya arteri radialis, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan allen untuk menilai sirkulasi di sekitar arteri brachialis.

Cara tes Allen :

1. Petugas haruslah mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan dan menyentuh
pasien.
2. Kepal tangan pasien sekuat mungkin dan tekan secara perlahan pergelangan tangan
(arteri radialis dan arteri ulna) dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.
Bukalah kepalan tangan pasien, bila sudah pucat, lepaslah tekanan di arteri radialis
dan arteri ulna.
3. Hasil positif bila pada saat tekanan arteri dilepaskan, dalam waktu 15 detik telapak
tangan akan langsung berubah dari pucat menjadi warna kemerahan. Hasil negatif bila
pada saat tekanan arteri dilepaskan, dalam waktu 15 detik telapak tangan tidak
langsung berubah menjadi warna kemerahan. Dan itu artinya pengambilan darah
arteri tidak dapat dilakukan di arteri radialis.

Prosedur melakukan pengambilan darah arteri:

1. Petugas haruslah mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan dan menyentuh
pasien.
2. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan.
3. Isilah spuit dengan heparin cair. Hisap heparin cair sebanyak 0,5 ml atau lidocaine 1%
sebanyak 0,25 ml - 0,5 ml, dengan posisi jarum menghadap keatas dan tegak lurus
tarik plunger hingga batas spuit 3cc lalu dorong dan kembalikan heparin cair yang
terdapat di dalam spuit ke tabung heparin cair lagi. Gantilah jarum spuit tersebut
dengan menggunakan needle 25 G untuk mengambil darah arteri.
4. Lakukan pemeriksaan Allen terlebih dahulu untuk pengambilan darah di arteri
radialis.
5. Rabalah detak pembuluh darah arteri pasien dengan menggunakan jari telunjuk dan
jari tengah.
6. bila sudah ditemukan, berilah antisepsis dengan menggunakan kapas alkohol 70%
dengan cara memutarkan kapas tersebut kearah berlawanan jarum jam dari kecil ke
besar.
7. Tusuklah dengan menggunakan jarum yang sudah dibilas dengan menggunakan
heparin cair dengan besar sudut 30-45o dengan hati (posisi telunjuk masih berada di
sekitar area pengambilan darah agar tidak terjadi kesalahan penusukan).

8. Bila darah sudah muncul di indikator spuit, biarkan darah naik dengan sendirinya atau
dengan menarik plunger secara perlahan hingga secukupnya.
9. Sediakan kassa kering yang tebal untuk menutup luka tusukan, cabutlah jarum
tersebut dengan hati-hati lalu segera tutup bekas luka tusukan dengna menggunakan
kassa kering dan sedikit beri tekanan, tekanlah bekas luka tusukan terebut selama 10
menit. Lalu segera tutup jarum spuit dengan menggunakan penutup jarum (seperti
gabus) agar kadar oksigen di dalam darah tersebut tidak berkurang. Homogenkan
darah tersebut agar tidak terjadi pembekuan darah. Hindari terjadinya gelembung
udara karena akan mempengaruhi hasil.
10. Berilah label identitas pasien seperti nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis,
jam pengambilan sampel, suhu tubuh pasien dan berapa liter oksigen yang diberikan
pasien (bila pasien diberi tambahan oksigen).

Anda mungkin juga menyukai