Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam
kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona
penyakit yang paling sering menyerang manusia.
Penyakit infeksi yang ditimbul sering diakibatkan mikroorganisme yang
bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan
pemeriksaan fisik dan anamnesa guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain
dalam menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang
menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen.
Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan,
misalnya bidan, harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan
spesimen yang berhubungan dalam praktik kebidanan. Yang harus diperhatikan
dalam

hal

pengelolaan

spesimen

Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman

spesimen.

adalah:
Adapun

tujuan

Cara
dari

pemahaman cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat


memberikan

hasil

yang

akurat

dalam

pemeriksaan

secara

makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu


pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal paling penting yang mendasari cara
pengelolaan spesimen yaitu harus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen.
Spesimen

diambil

apakah

untuk

pemeriksaan

mikrobiologi/patologi

klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur


pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda.
Dalam makalah ini dipaparkan mulai dari cara

pengambilan,

penyimpanan. Dimana, pada makalah ini ditekankan pada cara pengelolaan


spesimen feses, darah, cairan pervagina, dan secret.
B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengambilan Spesimen dalam persiapan dan pemeriksaan


diagnostik yang berhubungan dengan kebidanan?
2. Menjelaskan apa saja yang dipersiapkan dalam pengambilan Spesimen
Feses, darah, cairan pervagina, dan secret!
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengatahui pengambilan Spesimen

dalam persiapan

dan

pemeriksaan diagnostik yang berhubungan dengan kebidanan


2. Untuk Mengetahui apa saja yang dipersiapkan dalam pengambilan
Spesimen Feses, darah, cairan pervagina, dan secret.
D. Metode Penulisan
1. Studi literatur
2. Browsing Internet

BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan Dan Pengambilan Spesimen
1. Pemeriksaan Feses
a. Pengertian
Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara
pengambilan yang tertentu.
b. Tujuan
1) Untuk melakukan diagnose
2) Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan
dapat terjadi akibat adanya ulkus,penyakit inflamasi atau tumor.
3) Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh,
jumlah lemak yang berlebihan pada feses

(steatore) dapat

mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus. Penurunan


jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati
dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini,
perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses pada satu
kali defekasi bukan sempel yang sedikit.

4) Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit, ketika mengumpulkan


spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke
laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di
evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme
sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.
5) Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya
membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan di kultur.
Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan
cara steril. Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi alat-alat yang
digunakan dalam keadaan steril. Wadah atau penampung harus steril
dan teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses
perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat perlu membuat catatan
pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan antibiotik.
6) Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa. Untuk pemeriksaan lengkap
meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing. Tinja
yang diambil adalah tinja segar.
c. Persiapan alat
1) Hand scoon bersih
2) Vasseline
3) Botol bersih dengan penutup
4) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
5) Bengkok
6) Perlak pengalas
7) Tissue
8) Tempat bahan pemeriksaan
9) Sampiran
d. Prosedur tindakan
1) Mendekatkan alat
2) Memberitahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Memasang perlak pengalas dan sampiran
5) Melepas pakaian bawah pasien
6) Mengatur posisi dorsal recumbent
7) Memakan hand scoon
8) Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah
keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
3

9) Setelah dapat , dikeluarkan perlahan lahan lalu dimasukkan ke


dalam tempatnya.
10) Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue
11) Melepas hand scoon
12) Merapikan pasien
13) Mencuci tangan
e. Hal hal yang perlu diperhatikan
1) Penyimpanan
- Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
- Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuarts medium,
-

ataupun Pepton water


Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam

pada suhu 4C
2) Pengiriman
- Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
- Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur
pada media Tetra Thionate Broth
f. Cara pengambilan spesimen:
Spesimen berupa feses segar, jika tidak memungkinkan, lakukan usap
rektal.
Cara pengambilan feses segar:
- Pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu.
- Feses segar tidak boleh bercampur dengan air kloset maupun urin.
- Feses ditampung pada pot steril bermulut lebar dan berpenutup.
- Feses dikeluarkan dan ditampung di atas kertas plastik.
- Dengan lidi, ambil banyak feses yang dibutuhkan:
- Feses padat: 2-5 g
- Feses cair: 10-15 ml
Cara pengambilan secara usap rektal:
- Diambil dengan kapas lidi sintesis steril, putar 360 pada mukosa
-

rektal dengan kedalaman 1-2 cm.


Kemudian, masukkan ke dalam tabung steril, tutup rapat.

2. Pemeriksaan Darah
a. Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan
laboratorium.
1) Perifer (pembuluh darah tepi)
2) Vena

3) Arteri
4) Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian
bawah
5) Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau tumit
b. Bentuk pemeriksaan
1) Jenis/golongan darah
2) HB
3) Gula darah
4) Malaria
5) Filaria dll
c. Persiapan alat
1) Lanset darah atau jarum khusus
2) Kapas alcohol
3) Kapas kering
4) Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam
pemeriksaan
5) Bengkok
6) Hand scoon
7) Perlak dan pengalas
d. Prosedur kerja
1) Mendekatkan alat
2) Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah
3) Memasang perlak dan pengalas
4) Memakai hand scoon
5) Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis
pemeriksaan
6) Kulit dihapushamakan dengan kapas alcohol
7) Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol
8) Merapikan alat
9) Melepaskan hand scoon
e. Cara pengambilan darah:
Ada 3 sampel darah yang dapat diambil:
1) Darah Vena
Biasanya diambil dari lipatan siku tangan.
- Pada orang dewasa biasanya diambil dari vena median cubiti.
Pada bayi, dapat digunakanvena jugularis superficialis atau sinus
-

sagittalis superior.
Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan volume yang

cukup banyak, misalnya, 10 ml.


Gunakan syringe dengan jarum
5

20-21 G = dewasa
23G(butterfly needle) = anak-anak

Cara pengambilan darah vena:


-

Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian tangan dikepal.


Tentukan vena yang akan diambil darahnya.
Aseptikkan tempat pengambilan dengan alkohol 70%.
Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu jari/telunjuk.
Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45 dengan lengan

tangan.
Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30
Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan sampai pada

volume darah yang dibutuhkan.


Bila menggunakan jarum tanpa spuit, biarkan darah langsung
mengalir ke media.(media transport/SPS 0,05%mikrobiologi,

antikoagulanpatologi klinik, sediaan hapus darahparasitologi)


Pengeluaran darah 1 cc/menit.
Lepaskan torniquet, kemudian tumpat daerah pengambilan darah

dengan kapas beralkohol 70%.


Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan ditekuk/dilipat

supaya darah berhenti mengalir.


2) Darah Arteri
- Biasanya dari lipatan paha/pergelangan tangan.
- Arteri yang biasanya diambil: arteri femoralis dan arteri radialis.
Digunakan sebagai sampel darah untuk pemeriksaan AGDA dan
-

elektrolit.
Karena digunakan dalam pemeriksaan AGDA, prosedurnya adalah

sebagai berikut:
Tentukan daerah yang akan diambil darahnya
Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan

sampai mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.


Siapkan syringe dengan spuit yang telah dilumuri antikoagulan

heparin.
Tusukkan jarum tegak lurus, darah akan mengalir ke syringe.
Kemudian, jarum dibengkokkan dan ditusuk dalam lilin.
Darah Kapiler
Biasanya dari ujung jari tangan/kaki/anak daun telinga.

Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan volume yang


sedikit, biasanya untuk screening test.

Cara pengambilan darah kapiler:


- Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan
-

sampai mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.


Sterilkan lanset dalam alkohol 95%
Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusukkan
arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh
sejajar bila yang akan diambil spesimennya. Pada anak daun
telinga

tusukkan

pinggirnya

dan

jangan

sampai

sisinya

mengeluarkan darah.
Setelah penusukkan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan

kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.


f. Volume darah yang diambil:
10-20 ml dewasa
1-5 ml anak-anak
1-3 ml bayi
3. Pengambilan spesimen cairan vagina/ Secret
Pengeluaran cairan pervagina berupa keputihan. Sedangkan sekret
merupakan pendeteksian kuman seperti tuberkulosis pulmonal, pnemonia
bakteri, brgonkhitis kronis, bronkhietaksis. Keputihan adalah cairan yang
keluar dari vagina. Keputihan dapat timbul dari berbagai keadaan, yaitu
secara normal atau fisiologis dan secara patologis. Keputihan fisiologis
adalah keputihan yang normal terjadi akibat perubahan hormonal, seperti
saat menstruasi, stres, kehamilan, dan pemakaian kontrasepsi. Sedangkan
keputihan patologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi medis
tertentu dengan penyebab tersering adalah akibat infeksi parasit, jamur, atau
bakteri.
a. Persiapan alat
1) Kapas lidi steril
2) Objek gelas
7

3) Bengkok
4) Sarung tangan Steril
5) Spekulum
6) Kain kassa, kapas sublimat
7) Bengkok
8) Perlak
b. Prosedur
1) Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan
yang akan dilakukan, dan meminta persetujuan pasien
2) Mempersiapkan alat dan bahan, dan mendekatkan alat ke dekat pasien
3) Memasang sampiran
4) Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian
5)
6)
7)
8)
9)

bagian bawah (jaga privacy pasien)


Memasang pengalas dibawah bokong pasien
Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
Mencuci tangan
Memakai sarung tangan
Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang

tidak dominan
10) Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang
dominan sesuai kebutuhan
11) Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
12) Membuang kapas lidi pada bengkok
13) Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabung
kimia dan ditutup
14) Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk
dikirim ke laboratorium
15) Membereskan alat
16) Melepas sarung tangan
17) Mencuci tangan
18) Melakukan dokumentasi tindakan
4. Pengambilan sputum
a. Pengertian
Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakhea,
bukan ludah atau lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan

b. Tujuan
Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam
tubuh pasien sehingga diagnosa dapat ditegakkan.
c. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila
diperlukan).
d. Persiapan alat
1) Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
2) Botol bersih dengan penutup
3) Hand scoon
4) Formulir dan etiket
5) Perlak pengalas
6) Bengkok
7) Tissue
e. Prosedur tindakan
1) Menyiapkan alat
2) Memberitahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Mengatur posisi duduk
5) Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
6) Memakai hand scoon
7) Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah
disiapkan (sputum pot)
8) Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
9) Membersihkan mulut pasien
10) Merapikan pasien dan alat
11) Melepas hand scoon
12) Mencuci tangan
f. Cara pengambilan sputum secara umum:
1) Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana
kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau
juga bisa diambilsputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus
dilakukan sebelum pasien menyikat gigi.
2) Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air
yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.
3) Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang
dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva

ataupun campuran antara sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan


cara mengeluarkan sputum.
4) Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumurkumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada).
5) Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough).
g. Cara membatukkan sputum:
1) Tarik nafas dalam dan kuat(dengan pernafasan dada)batukkan kuat
sputum dari bronkustrakeamulutwadah penampung.
2) Wadah penampung berupa pot steril bermulut

besar

dan

berpenutup(Screw Cap Medium).


3) Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan
adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan
sputum.
4) Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,
seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.
5) Bila sputum susah keluarlakukan perawatan mulut
6) Perawatan
mulut
dilakukan
dengan

obat glyseril

guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh


manis saat malam sebelum pengambilan sputum.
Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:
1) Aspirasi transtracheal
2) Bronchial lavage
3) Lung biopsy
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Spesimen adalah bagian dr kelompok atau bagian dr keseluruhan. Banyak
sekali tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut.
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis

10

5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala


6.
7.
8.
9.

klinis
Membantu pemantauan pengobatan
Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
Memantau perkembangan penyakit
Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan

potensial membahayakan
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit
11. Setiap pemeriksaan spesimen dalam pemeriksaan laboratorium harus
dilakukan persiapan, prosedur, dan analisa yang tepat dan akurat.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat sebaikbaiknya namun sebagai
manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun penulis sangat diharapkan untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, amin.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Nuha Medika
http://kbbi.web.id/spesimen

Mustikasari, Ita. (2011). Persiapan dan Pengambilan Spesimen. [online]. Tersedia:


http://ithamustikasari.blogspot.com/p/persiapan-dan-pengambilanspecimen.html. [3 maret 2015].

Nurmaulidah, Tina Siti. (2012). Tentang Keperawatan: Spesimen. [online]. Tersedia:


http://nurmaulidahtina.blogspot.com/2012/06/spesimen.html . [2 maret
2015].

Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
http://mimintriwa.blogspot.com/p/persiapan-dan-pengambilan-specimen_3164.html
11

http://materi-kuliah-kebidanan.blogspot.com/2013/10/persiapan-untuk-pemeriksaandiagnostik.html

12

Anda mungkin juga menyukai