KELOMPOK 5
Disusun oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Hematologi I di Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang. Dalam penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Hematologi I yang telah memberikan nasihat
dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Cepatnya reaksi ni membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon
dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru- paru dalam
bentuk ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan
dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah
bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah.
Sel darah merah normal, berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 1,8
mikrometer dan dengan ketebaan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada
bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai
95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan
melewati kapiler. Sesungguhnya, sel darah merah merupakan suatu “kantung” yang dapat
diubah menjadi berbagai bentuk.
Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk menampung
banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak akan meregangkan
membran secara hebat, dan sebagai akibatnya, tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan
terjadi pada sel lainya. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel
darah merah adalah transpor O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protem
eritrosit, yaitu hemoglobin, memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam
tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah. Eritrosit
mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam transpor
oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam
proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung
dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang.
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 µM dan
tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam
sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Selpertama yang termasuk dalam rangkaian sel darah merah adalah proeritoblas yang
akan membelah membentuk basofil eritoblas. Sel-sel generasi pertama ini disebut basofil
eritoblas sebab dapat dipulas dengan zat warna basa, sel ini mengumpulkan sedikit sekali
hemoglobin.Tahapan berikutnya, sel sudah dipenuhi oleh hemoglobin dengan konsentrasi
34%, maka nukleus memadat menjadi kecil. Pada saat yang sama, retikulum endoplasma
direabsorbsi. Pada tahap ini, sel disebut retikulosit karena masih mengandung sedikit bahan
basofilik yang secara normal akan menghilang dan kemudian sel menjadi eritrosit matur.
Limpa bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk eritrosit, yang akan dikeluarkan ke
sistem sirkulasi sebagaimana yang dibutuhkan (Bell 2002).
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnya hemoglobin
ini mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Guyton dan Hall, 1997). Faktor yang
mempengaruhi jumlah eritrosit dalam sirkulasi antara lainhormon eritropoietin yang
berfungsi merangsang eritropoiesis dengan memicu produksi proeritroblas dari sel-sel
hemopoietik dalam sumsum tulang. Vitamin B12 dan asam folat mempengaruhi eritropoiesis
pada tahap pematangan akhir dari eritrosit.Sedangkan hemolisis dapat mempengaruhi jumlah
eritrosit yang berada dalam sirkulasi (Meyer dan Harvey 2004).
6
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobn (Hb)
merupakan suatu protem yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai
fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jarngan tubuh. Jadi, dapat
dikatakan bahwa di paru-paru terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Seperti
hitung kukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrost ada dua metode, yaitu manual dan
elektronik (automatik). Metode manual hampr sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik itung. Namun, hitung ertrosi lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan pengencer yang
digunakan adalah:
- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aguadest 100 ml. Pada keadaan hperglobulmema, larutan ni (tidak dapat dipergunakan
karena dapat menyebabkan precipitasi protem, rouleaux, aglutinasi.
- Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
Nilai Normal :
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam
hati dan limpa. Sebagan hemogobin diubah menjadi bilrubn dan biiverdin, yaitu pigmen
biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikrim ke hati
dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari
ada 200.000 eritrost yang dibentuk dan dirombak. Jumlah mi kurang dari 190 dari jumlah
eritrosit secara keseluruhan.
Menghitung jumlah eritrosit dapat di lakukan dengan dua cara metode, yaitu manual
atau elektronik (outomatic). Cara manual di lakukan dengan cara hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung dan mikroskop. Namun, hitung eritorist lebih sukar daripada
hiutng lekosit. Orang telah perpengalaman saja memiliki kesalahan yang cukup besar dlam
menghitunmg eritrosit, yaitu 11-30% (rata-rata sekitar 20%), apalagi orang yang belum
berpengalaman atau kerjanya kurang teliti. menghitung jumlah eritrosit secara manual sangat
jarang di lakukan karena ketelitianya rendah. Metode penghitungan eritrosit secara akurat
memerlukan alat penghitung otomatis. Namun alat ini seringnya tidak ada di laboratorium-
laboratorium perifer.
Hitung eritrosit menggunakan alat penghitung otomatis adalah seperti yang di
gunakan untuk hitung leukosit dan hitung tromposit. Penghitungan dengan alat otomatis
dapat memberikan hasil yang dapat diandalakan dan reproduceble. Intrumen-intrumen ini di
8
program untuk dapat memberikan hasil secara cepat dan akurat. Hasil hitung eritrosit dengan
intrumen elektronik di tampilkan pada lembar hasil sebagai RBC (red blood cell).
Prinsip : Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar
hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu Dengan mengkalikan
terhadap faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuanvolume
darah.
- Kaca penutup
- Pipet eritrosit
3. Kertas saring/tissue
4. Mikroskop
b) Bahan
- Darah kapiler
c) Reagen
- Alcohol
- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klord 0.5 g, Merkuri klorid 0.2 g,
aquadest 100 ml
9
Gambar : Bilik Hitung Improved Neubauer
2. Cara kerja
1. Mengisi pipet eritrosit
a. Dengan menggunaka pipet eritrosit, menghisap darah sampai kepada garis
tanda 0,5 tepat.
b. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dengan tisu.
c. Memasukkan ujung pipet dalam larutan hayem sambil menahan darah pada
garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 450 dan menghisap larutan
hayem perlahan-lahan sampai garis tanda 101.Hati-hati jangan sampai
terjadi gelembung udara.
c. Mengocok pipet itu selama 3 menit terus-menerus, jagalah jangan sampai
ada larutan yang terbuang dari dalam pipet itu sewaktu mengocok.
Meletakkan secara horizontal jika tidak akan segera dihitung.
2. Mengisi kamar hitung
a. Meletakkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar diatas meja.
b. Membuang 3 sampai 4 tetes cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet
dan yang telah dikocok tadi, segera sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut
300 pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya sendiri.
c. Biarkan kamar hitung itu selama 3 menit supaya leukosit dapat mengendap.
Jika tidak dapat dihitung segera, simpan kamar hitung dalam sebuah cawan
petri terrtutup yang berisi segumpal kapas basah.
3. Menghitung jumlah sel
a. Menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 10x. Menurunkan lensa
kondensor atau kecilkan diafragma.
10
b. Meletakkan kamar hitung di bawah lensa objektif dan fokus mikroskop
diarahkan kepada garis-garis bagi yang terdapat dalam kamar hitung.
Dengan sendirinya eritrosit jelas terlihat. Sebelum menghitung eritrosit,
minimal 100 sel leukosit.
c. Meletakkan kamar hitung pada meja mikroskop kemudian gunakan lensa
objektif 40X, amati penyebaran sel yang merata lalu hitung jumlah eritrosit
pada 5 bidang sedang ditengah.Cara menghitung sel mulai dari sudut kiri
terus ke kanan kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri lalu turun
lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan dan seterusnya. Sel yang
menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung.
Sebaliknya sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah
tidak boleh dihitung.
4. Perhitungan
Pengenceran yang terjadi dalam pipet adalah 20 kali.Luas tiap bidang sel
kecil 1/400 mm2, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit dihitung
dalam 5 x 16 bidang kecil = 80 bidang kecil, dimana luas masing-masing bidang
1/5 x 1/5 mm2, sehingga faktor untuk menghitung jumlah eritrosit per µl darah
menjadi 5 x 10 x 200 x jumlah sel darah yang dihitung. Atau dapat
menggunakan rumus :
𝑁
Jumlah eritosit = 0,02 x 200= 104 N/µl darah atau 0,01 N x 102/L-
11
2.5 Sumber Kesalahan
a alat misalnya :
b. teknis misalnya
12
BAB III
KESIMPULAN
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam
tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah. Eritrosit
mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam transpor
oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Berbentuk bikonkaf, seperti cakram dengan
garis tengah 7,5 µM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna
merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Nilai
normal pada Laki-laki 4,5-6,5 ( juta sel/µl ), dan pada perempuan 4,0-5,0 ( juta sel/µl )
Menghitung jumlah eritrosit dilakukan dengan mencampur darah dengan EDTA dan
Larutan Hayem dan diteliti dengan alat Haemocytometer.
13
DAFTAR PUSTAKA
14