Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK 1

NIMA CHUSNATUL AUFA YOGA KURNIAWAN


FLORENSIA EARLY M SELY YOHANA PARENT

MUTIARA PERMATA SARI ALIKRI BAHANITI

NADEA GRESCIA ABELIA DWI YUNI ASTUTI

NURUL FADILA JULIA FAHRUNISYA SYABILLAH

NURHONEY FAUSTA A.B DESTRIA NUR KHASANAH

EVITA SARI MUHAMMAD AGUNG P

PUTRI KOMALA SARI SHINDI OKTAVIANI


KIMIA KLINIK

CEREBROSPINAL
Pengertian cairan serebrospinal (CSS)

• Cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan


utama tubuh. CSS berperan sebagai system
fisiologik untuk menyuplai nutrien ke jaringan
saraf, mengeluarkan limbah metabolik, dan
menghasilkan sawar mekanis sebagai pad
untuk melindungi otak dan medula spinalis
dari trauma.
Pembentukan dan Fisiologi
• filamentosa (sepertilaba-laba). Pia mater adalah
membran tipis yang melapisi permukaan otak
dan medula spinalis Otak dan medulaspinalis
dilapisi oleh meninges, yang terdiri dari tiga
lapisan ,dura mater (bahasa latin untuk“ibu yang
keras”) , araknoid (“seperti laba-laba”) , dan pi
mater (bahasa latin untuk“ibu yang lembut”).
Lapisan luar adalah dura mater yang melapisi
tulang tengkorak dan kanalis vertebralis. Araknoid
adalah membran interna.
Lapisan Meninges
Lapisan Meninges di Otak Lapisan Meninges di Medulaspinalis
CSS dihasilkan didalam pleksu skoroid dari dua ventrikel lumbal dan ventrikel III dan IV. Pada
orang dewasa ,kurang lebih 20 mL cairan subaraknoid yang terletak diantara araknoid dan pia
meter (Gambar9.2).Untuk mempertahankan volume 90 hingga 150 mL pada orang dewasa dan
10 hingga 60 mL pada bayi, cairan yang bersikulasi direabsorbsi kembali ke dalam kapiler darah
vili/granula siaraknoid pada kecepatan yang sama dengan kecepatan produksinya. Sel-sel granula
siaraknoid bekerja sebagai katup satu arah yang berespons terhadap tekanan didalam sistem
saraf pusar (SSP) dan mencegah refluks cairan.

Pleksuskoroid adalah jaringan kapiler yang membentuk CSS dari plasma melalui mekanisme
filarin selektif dibawah tekanan hidrostastik dan selektiftran sporaktif. Oleh sebab itu, komposisi
kimiawi (CSS) tidak menyerupai ultra filtrat plasma. Dinding kapiler di seluruh tubuh dilapisi oleh
sel endotel yang berikatan secara longgar untuk memungkinkan lewatnya nutrisi dan limbah yang
dapat larut diantara plasma dan jaringan. Di pleksuskoroid,sel endotel yang ketat dan pas di
pleksuskoroi dini disebut sawar darah otak.

Mempertahankan keutuhan sawar darah otak penting untuk melindungi otak dari bahan kimia
dan bahan lainnya yang bersikulasi didalam darah yang dapat mencederai jaringan otak.
Sebaliknya sambungan ini juga mencegah lewatnya bahan-bahan yang bermanfaat termasuk
antibodi dan obat-obatan.
Aliran CSS melalui otak dan kolurena
spinal
Penanganan dan Pengambilan
Spesimen
CSS secara rutin diambil melalui pungsi lumbal di antara verterbra lumbal ketiga, keempat atau kelima.
Walaupun prosedur ini tidak sulit, namun prosedur ini memerlukan tindak kewaspadaan khusus mencakup
pemeriksaan tekanan intrakranial dan teknik yang teliti untuk mencegah infeksi atau kerusakan jaringan
saraf. Volume CSS yang dapat diambil berdasarkan pada volume yang tersedia pada pasien (dewasa vs
bayi) dan tekanan awal (opening pressure) CSS, yang di ukur ketika jarum pertama kali masuk kerongga
subaraknoid. Peningkatan tekanan membuat cairan harus diambil secara perlahan , dengan pemantauan
tekanan secara cermat dan dapat mencegah pengambilan dalam volume besar.

Spesimen diambil dalam tiga tabung steril, yang diberi label 1,2 dan 3 dalam urutan pengambilannya.
 Tabung 1 digunakan untuk uji kimiawi dan serologi karena uji ini yang paling kecil kemungkinannya
dipengaruhi oleh darah atau bakteri yang masuk akibat prosedur tap .
 Tabung 2 biasanya dipakai untuk laboratorium mikrobiologi.
 Tabung 3 digunakan untuk hitung sel, karena yang paling kecil kemungkinannya mengandung sel-sel yang
masuk akibat prosedut tap spinal.
Tabung ke empat mungkin diambil untuk uji laboratorium mikrobiologi dengan lebih sedikit kontaminasi
kulit atau untuk uji serologi tambahan. Cairan super nantan yang tertinggal setelah setiap bagian
pengujian dilakukan mungkin juga digunakan untuk uji kimiawi atau serologi tambahan. Kelebihan cairan
tidak boleh dibuang dan harus dibekukan hingga tidak lagi digunakan (Gambar 9.3).
Mempertimbangkan ketidak nyamanan bagi
pasien dan kemungkinan komplikasi yang
Tabung pengumpulan dapat terjadi selama pengambilan
spesimen CSS spesimen, petugas laboratorium harus
menangani spesimen CSS secara hati-hati,
idealnya, uji dilakukan pada basis STAT. jika
hal ini tidak memungkinkan, specimen
dipertahankan dengan cara berikut :
1. Tabung hematologi didinginkan.
2. Tabung mikrobiologi tetap berada di suhu
kamar.
3. Tabung kimia dan serologi dibekukan.
• KIAT TEKNIS Jika hanya satu tabung yang
dapat diambil, tabung ini harus di uji
pertama kali oleh mikrobiologi.
• KIAT TEKNIS Hitung sel biasanya diminta
untuk dilakukan pada tabung 1 dan 4 untuk
memeriksa kontaminasi selular akibat
fungsi.
Karakteristik

Karakteristik awal CSS yang normalnya sejernih Kristal dapat memberikan


informasi diagnostic yang berharga. Pemeriksaan cairan pertama kali
dilakukan di sisitem pattidur dan juga disertakan dalam laporan
laboratorium.Terminologi utama yang digunakan untuk karakteristik CSS
mencakup sejernih kristal (crystal-clear),berkabut atau keruh, seperti susu,
xantokromik, atau hemolisi / berdarah (Gambar 9.4), specimen berkabut,
keruh atau seperti susu dapat disebabkan oleh peningkatan konsentrasi
lipid atau protein namun jug adapat menjadi petunjuk dan infeksi,dalam
hal ini kekeruhan disebabkan oleh adanya SDP. Semua spesimen harus
ditangani dengan sangat hati-hati karena dapat sangat menular, sarung
tangan harus selalu dipakai dan pelindung wajah atau pelindung cipratan
harus selalu digunakan selama mempersiapkan spesimen untuk diuji .
Cairan untuk sentrifuge harus berada di dalam tabung bertutup.
Tabung CCS.Gambaran dari Kiri ke Kanan adalah
normal, xantokromik,hemolisis,dan keruh
Pengambilan ( Tap ) Traumatik
 Distribusi Darah yang Tidak Merata LANJUTAN
Darah dari perdarahan serebral akan terbagi secara merata pada ketiga tabung
spesimen CSS, sedangkan traumatic tap akan meninggalkan konsentrasi darah
tersebar ditabung 1, dan secara bertahap berkurang jumlahnya pada tabung 2 dan
3. Melakukan hitung sel darah merah (SDM) pada ketiga tabung untuk
menghitung jumlah darah apakah semakin merunun atau tetap tidak selalu dapat
dipercaya.
 Pembentukan Bekuan
Cairan yang diambil dari traumatic tap mungkin membentuk bekuan akibat
masuknya fibrinogen plasma kedalam spesimen. CSS yang mengandung darah
akibat perdarahan intrakranial tidak mengandung cukup fibrinogen untuk
membeku. Penyakit yang disebabkan oleh sawar darah otak yang terganggu
memungkinkan peningkatan filtrasi protein dan faktor koagulasi juga
menyebabkan menyebabkan pembentukan bekuan namun biasanya tidak
menghasilkan cairan yang berdarah. Kondisi ini mencakup meningitis, Sindrom
Foin, dan terhambatnya sirkulasi CSS melalui rongga subaraknoid. Pellicle seperti
jaring laba-laba yang klasik terkait dengan meningitis tuberkulosis dan dapat
dilihat setelah pendingin cairan selama semalam.
Makna Klinis dari Gambaran CCS
Tabel 9.1 Kemaknaan Klinis Gambaran CSS
Gambaran Penyebab Makna Utama

Sejernih kristal Normal


Samar, keruh, seperti susu, berkabut SDP Meningitis
Mikroorganisme Gangguan yang mengenai sawar darah
Protein otak
Produksi IgG di dalam SSP

Berminyak Medium kontras radiografik

Berdarah SDM (Sel Darah Merah) Perdarahan


Traumatic tap
Xantrokromik Hemoglobin Perdarahan lama
Lisis sel akibat traumatic tap.
Bilirubin Degradasi SDM
Kenaikan kadar bilirubin serum.
Karoten Peningkatan kadar serum
Protein Gangguan yang mengenai sawar darah
Melanin otak
Melanosarkoma meninges.
Ada bekuan Protein Gangguan yang mengenai sawar darah
Faktor pembekuan otak
Masuk melalui traumatic tap
Pellicle (sarang laba-laba) Protein Gangguan yang mengenai sawar darah
Faktor pembekuan otak
Meningitis TB
Hitung Sel

Hitung sel yang secara rutin dilakukan pada spesimen CSS adalah hitung leukosit
(sel darah putih/SDP). Hitung sel darah merah biasanya ditentukan hanya apabila
terjadi traumatic tap dan akan dilakukan koreksi terhadap leukosit atau protein.
Hitung SDM dapat dikalkulasi dengan melakukan hitung sel total dan hitung SDP
dan mengurangi hitung SDP dari hitung total, jika perlu. Hitung sel apapun harus
dilakukan segera, karena SDP (khususnya granulosit) dan SDM mulai lisis dalam
waktu 1 jam, dan 40% leukosit hancur setelah 2 jam. Spesimen yang tidak dapat
dianalisis harus segera didinginkan .
Metodologi
CSS normal pada orang dewasa mengandung 0 – 5 SDP/mikroliter. Jumlahnya lebih
tinggi pada anak dan sebanyak 30 sel mononuklear/mikroliter masih dapat
dianggap normal pada bayi baru lahir. Spesimen yang mengandung hingga 200 SDP
atau 400 SDM/mikroliter dapat tampak jernih sehingga seluruh spesimen perlu
diperksa secara mikroskopis. Bilik hitung Neubauer baru (Gambar 9.5) secara rutin
digunakan melakukan hitung sel CSS. Secara tradisional, penghitung sel elektronik
belum pernah digunakan untuk melakukan hitung sel CSS karena hitung latar
yang tinggi dan reproduktivitas hitung rendah yang buruk.
1. Menghitung Jumlah Sel CSS
Rumus kalkulasi Neubauer standar yang digunakan untuk menghitung sel darah
juga diterapkan pada hitung sel CSS untuk menentukan jumlah sel per mikroliter.
Rumus ini dapat digunakan untuk spesimen yang diencerkan dan yang tidak
diencerkan dan fleksibel dalam jumlah dan ukuran kotak yang dihitung. Banyak
ragam kalkulasi yang tersedia, termasuk kondensasi rumus untuk menghasilkan
faktor tunggal yang digunakan untuk mengalikan jumlah sel. Tujuan dari kalkulasi
adalah mengubah jumlah sel yang dihitung dalam jumlah cairan yang spesifik
menjadi jumlah sel yang terdapat dalam 1 µl cairan. Oleh sebab itu, suatu faktor
dapat digunakan hanya saat pengenceran dan area perhitungan bersifat spesifik
untuk faktor tersebut.

2. Hitung Sel Total


Spesimen jernih dapat di hitung tanpa diencerkan, asalkan tidak ada tumpang
tindih sel yang terlihat selama pemeriksaan mikroskopik. Apabila diperlukan
pengenceran, dapat di pakai pipet yang dikalibrasi secara otomatis, bukannya
dengan pipet mulut (mounted pipetting). Pengenceran untuk hitung sel total di
buat dengan salin normal, dicampur dengan investasi dan dimasukkan kedalam
hemositometer dengan pipet Pasteur. Sel di hitung di empat kotak sudut dan kotak
tengah pada kedua sisi hemositometer.
3. Hitung SDP
Untuk mempersiapkan spesimen jernih yang tidak memerlukan pengenceran untuk
penghitungan, masukkan empat tetes campuran spesimen dalam tabung yang bersih. Bilas pipet
Pasteur dengan asam asetat glasial 3%, keringkan secara menyeluruh, dan ambil empat tetes CSS
dengan pipet yang telah dibilas. Diamkan pipet selama 1 menit, campur larutan di dalam pipet,
buang tetes pertama, dan masukkan dalam hemositometer. Pada hitung sel total, SDP dihitung di
empat kotak sudut, dan kotak tengah dikedua sisi hemositometer dan jumlah dikalikan dengan
faktor pengenceran untuk memperoleh jumlah SDP per mikroliter. Jika jumlah kotak yang
dihitung berbeda, gunakan rumus Neubauer standar untuk memperoleh jumlah sel per
mikroliter.

4. Kendali Mutu Hitung CSS dan Sel Cairan Tubuh Lainnya


Kendali mutu berbentuk cairan yang dijual bebas untuk itung SDM dan SDP cairan spinal
tersedia dari beberapa pabrikan. Kendali mutu ini dapat dibeli pada dua tingkat konsentrasi.
Kendali mutu in-house juga dapat disiapkan. Semua pengencer harus diperiksa setiap 2 minggu
untuk mengetahui adanya kontaminasi dengan memeriksakannya dalam bilik hitung di bawah
pembesaran 400x. Pengenceran yang terkontaminasi harus dibuang dan larutan yang baru
disiapkan. Kecepatan sitosentrifugasi harus diperiksa setiap bulan dengan Takometer, dan
pengaturan waktu harus diperiksa dengan stopwatch. Jika menggunakan bilik hitung non-
disposabel, bilik ini harus direndam dalam larutan bakterisidal selama setidaknya 15 menit dan
kemudian dibilas hingga bersih dengan air dan dibersihkan dengan alkohol isopropil setiap habis
digunakan
Hitung Diferensial pada spesimen CSS

Mengidentifikasi jenis sel yang terdapat di dalam CSS merupakan bantuan diagnostik
yang bermanfaat. Hitung diferensial harus dilakukan pada apusan yang diwarnai dan bukan
dari sel-sel di bilik hitung. Buruknya visualisasi sel saat sel ini berada di bilik hitung telah
membuat praktik laboratorium hanya melaporkan presentase terdapatnya sel mononuklear
dan polinuklear sehingga menyebabkan terlewatkannya sel-sel abnormal yang memiliki
makna diagnostik yang besar. Untuk memastikan tersedianya jumlah maksimum sel untuk
pemeriksaan, spesimen harus dipekatkan sebelum mempersiapkan apusan.
Metode yang tersedia untuk konsentrasi spesimen mencangkup sedimentasi, filtrasi,
sentrifugasi, dan sitosentrifugasi. Sedimentasi dan filtrasi tidak digunakan secara rutin di
laboratorium klinis, walaupun keduanya menghasilkan lebih sedikit penyimpangan.
Kebanyakan laboratorium yang tidak memiliki sitosentrifugasi memekatkan spesimen dengan
sentrifugasi rutin. Spesimen disentrifugasi selama 5 hingga 10 menit, cairan supernatan
dipisahkan dan disimpan untuk uji tambahan, dan slide yang dibuat dari sedimen yang
disuspensikan diangin-anginkan dan diwarnai dengan pewarnaan Wright. Ketika melakukan
hitung diferensial, 100 sel harus dihitung, digolongkan dan dilaporkan dalam bentuk
presentase. Jika hitung selnya rendah dan mustahil untuk menemukan 100 sel, laporan hanya
jumlah jenis sel yang dilihat.
Kandungan Seluler CSS

Sel-sel yang ditemukan di dalam CSS normal terutama adalah limfosit dan monosit.
Orang dewasa biasanya memiliki limfosit yang predominan terhadap monosit (70:30),
sedangkan rasio ini terbalik pada anak-anak. Metode konsentrasi yang lebih baik juga
menunjukkan adanya sesekali peningkatan sesekali neutrofil pada CSS normal. Adanya
kenaikan jumlah sel-sel normal ini (disebut pleositosis ) dianggap abnormal, sama seperti
temuan leukosit imatur, eosinofil, sel plasma, makrofag, peningkatan sel jaringan, dan sel
ganas. Apabila terdapat pleositosis melibatkan neutrofil, limfosit, atau monosit, hitung
diferesial CSS paling sering terkait dengan perannya dalam memberikan informasi
diagnostik mengenai jenis mikroorganisme yang menyebabkan infeksi pada meningers
(meningitis). Hitung SDP yang tinggi pada CSS dengan mayoritas selnya adalah neutrofil
dianggap menjadi penunjuk terjadinya meningitis bakterial. Selain itu, kenaikan yang
sedang pada hitung SDP. CSS dengan persentase limfosit dan monosit yang tinggi
menunjukkan meningitis akibat virus, tuberkel, jamur, atau parasit.
Sel-sel yang ditemukan di dalam CSS normal
terutama adalah limfosit dan monosit

Limfosit normal beberapa Limfosit dan monosit normal


distorsi sitoplasma (500x)
sitosentrifugasi (1000x)

Gambar 9-7 Gambar 9-8


Neutrofil

Selain meningitis bakteri, peningkatan Neutrofil dengan vakuola


neutrofil juga dijumpai pada tahap awal (1
sitoplasmik akut sitosentrifugasi
hingga 2 hari) meningitis virus, jamur, tuberkel,
dan parasit. Neutrofil juga dapat mengandung (500x)
vakuola sitoplasmik setelah sitosentrifugasi
(Gambar 9-9). Granular juga hilang lebih cepat
di dalam CSS. Neutrofil terkait dengan
meningitis bakteri dapat mengandung bakteri
yang difagosit . (Gambar9-10 dan 9-11).
Walaupun memiliki makna klinis dan kecil,
neutrofil dapat meningkat setelah pendarahan
sistem saraf pusat (SSP), fungsi lumbal yang
berulang, dan injeksi obat-obatan atau
pewarna radiografik.
Neutrofil dengan nukleus piknotik
menunjukkan sel-sel yang berdegenerasi.
Gambar 9-9
Neutofil dengan bakteri Neutrofil dengan bakteri
intraselular dan ekstraselular
intraselular
Neutrofil dapat menyerupaiNucleated red blood cell (NRBC)
namun biasanya memiliki nukleus ganda. Apabila terdapat
nukleus tunggal, nukleus ini dapat tampak menyerupai
NRBC(gambar 9-12). NRBC biasa dijumpai sebagai akibat dari
kontaminasi sumsum tulang selama spinal tap (gambar 9-13dan
9-14). Ini ditemukan pada kurang lebih 1% spesimen.
Strukturkapiler dan sel endotel dapat dijumpai setelah
traumatic tap(gambar 9-15).
Neutrofil dengan nukleus SDM bernukleus dijumpai pada
piknotik kontaminasi sumsum tulang
Fragmen kapiler dan jaringan
Kontaminasi sumsum tulang dari traumatic tap
Limfosit dan Monosit

Spektrum luas limfosit dan


monosit pada meningitis virus

Campuran limfosit dan monosit sering


dijumpai pada kasus meningitis virus,
tuberkel dan jamur. Limfosit reaktif
yang mengandung banyak sitoplasma
berwarna biru gelap dan kromatin yang
bergumpal sering muncul selama
infeksi virus bersama dengan selnormal
(Gambar 9-16). Peningkatan limfosit
dijumpai pada kasus-kasus infeksi HIV
asimtomatik dan AIDS.
Eosinofil

Eosinofil distorsi sitosentrifugasi

Peningkatan eosinofil dijumpai pada


CSS yang berkaitan dengan infeksi
parasit, infeksi jamur (terutama
Coccidioides immitis) dan masuknya
benda asing, termasuk obat-obatan
dan pirau ke dalam SSP (Gambar 9-
17).
Makrofag

Tujuan makrofag berada dalam CSS adalah Makrofag


mengeluarkan debris selular dan benda asing seperti
SDM. Makrofag muncul dalam waktu 2 hingga 4 jam
setelah SDM masuk ke CSS dan sering dijumpai
setelah tap berulang. Makrofag cenderung memiliki
lebih banyak sitoplasma dibanding monosit di darah
perifer (peripheral blood, PB) (Gambar -18).
Temuan adanya peningkatan makrofag menunjukkan
riwayat adanya perdarahan (Gambar 9-19).
Degradasi selanjutnya pada SDM yang difagositosis
menyebabkan munculnya besi berwarna biru gelap
atau hitam yang mengandung granula hemosiderin
(Gambar 9-20 dan Gambar 9-23). Kristal hematoidin
kuning menunjukkan degenerasi lebih lanjut. Kristal
ini bebas besi, yang terdiri dari hemoglobin dan
bilirubin tak terkonjugasi (Gambar 9-24 dan Gambar
9-25).
Makrofag yang memperlihatkan
eritrofagositosis Makrofag dengan sisa SDM
Makrofag dengan agregat Makrofag yang mengandung
granula hemosiderin hemosiderin
Makrofag dengan
Makrofag dengan hemosiderin dan
hemosiderin kasar hemtoidin

Makrofag dengan
hemosiderin dan kristal
hemtoidin
Sel Signifikan Nonpatologis

Sel signifikannonpatologis paling sering dijumpai setelah prosedur


diagnostik seperti pneumoensefalografi dan dalam carian yang
diperoleh dari tap ventrikel dan selama operasi seloperasi saraf. Sel-sel
sering tampak dalam bentuk kelompok dan dapat dibedakan dari sel
ganas melalui gambarannya yang seragam.
• Sel koroid berasal dari lapisan epitel pleksus koroid. Sel ini terlihat
secara tunggal dan dalam bentuk gumpalan. Nukleolus biasanya
tidak ada dan nukleus memiliki bentun yang seragam (Gambar 9-
26).
• Sel ependimal berasal dari lapisan ventrikel dan kanalis neuralis. Sel-
sel ini memiliki membran yang tidak tegas dan sering terlihat dalam
bentuk berkelompok. Sering terdapat nukleolus (Gambar 9-27).
• Sel berbentuk berkas menggambarkan lapisan sel dari araknoid. Sel
ini biasanya terlihat dalam bentuk berkelompok dan dapat dijumpai
pada keganasan sistemik (Gambar 9-28).
Gambar 9-26 Sel koroid yang
Gambar 9-27 Sel ependimal.
menunjukkan tepi sel yang tegas dan
Perhatikan nucleolus dan tepi sel
keseragaman nucleus (500x)
kurang jelas (1000x)

Gambar 9-28 Kelompok sel berbentuk


berkas (500x)
Sel Ganas Berasal dari
Hematologik

• Limfoblas, mieloblas, dan monoblas (Gambar 9-29 hingga


Gambar 9-31) di dalam CSS sering dijumpai sebagai komplikasi
serius dari leukimia akut. Nukleolus sering kali lebih menonjol
dalam apus darah.
• Sel limfoma juga dapat dijumpai di dalam CSS dan
menunjukkan penyebaran dari jaringan limfoid. Sel ini
menyerupai limfosit yang besar dan kecil dan biasanya tampak
dalam kelompok selbesar, kecil atau campuran berdasarkan
klasifikasi limfoma. Nukleus dapat tampak terbelah dan
terdapat nukleolus yang menonjol. (Gambar 9-32 hingga
Gambar 9-34).
Gambar 9-29 Limfoblas dan leukimia Gambar 9-30 Mieloblas dari leukemia
limfositik akut (500x) mielositik akut (500x)

Gambar 9-32 Sel limfoma yang


Gambar 9-31 Monoblas dan dua terbelah dan tidak terbelah (1000x)
limfosit (1000x). Perhatikan nukleolus
yang menonjol.
Gambar 9-34 Limfoma Burkit. Perhatikan
Gambar 9-33 Sel limfoma dengan vakuola yang khas (500x)
nucleolus (500x)
Sel Maligna Berasal
dari Nonhematologik

Sel karsinoma metastik yang berasal


nonhematologik terutama dari keganasan
paru, payudara, ginjal, dan gatrointestinal.
Sel-sel dari tumor SSP primer mencakup
astrositoma, retinoblastoma, dan
meduloblastoma(Gambar 9-35). Sel ini
biasanya tampak dalam bentuk yang
berkelompok dan harus dibedakan dari
kelompok sel ependimal, pleksus koroid,
limfoma, dan sel leukemia. Dinding-dinding Gambar 9-35 Meduloblastoma (1000x). Perhatikan
sel yang menyatu dan ketidakteraturan pengelompokan selular, ketidak teraturan nukleus
,dan pembentukan roset
nukleus dan nukleolus hiperkromatik
dijumpai dalam bentuk kelompok sel ganas.
Slide yang mengandung sel abnormal harus
dirujuk ke patologi.
Uji Kimia

Tabel 9-5 Uji Kimia CSS

Senyawa Kimia Nilai Konsentrasi Rujukan, CSS Makna Peningkatan Makna Penurunan
Normal Konsentrasi Konsentrasi

Protein 15-45 mg/dl Meningitis Kebocoran CSS


Perdarahan
Sklerosis multiple

Glukosa 60%-70% konsentrasi plasma Tidak Ada Meningitis Bakteri, Tuberkel


dan Panas

Laktat 10-24 mg/dl ›35 mg/dl : Meningitis Tidak Ada


bakteri

Glutamine 8-18 mg/dl ›35 mg/dl : Gangguan Tidak Ada


Kesadaran
Uji Mikrobiologi

Tabel 9-6 Hasil Laboratorium Utama untuk Diagnosis Banding Meningitis

Bakteri Virus Tuberkel Jamur


Kenaikan hitung SDP Kenaikan hitung SDP Kenaikan hitung SDP. Kenaikan hitung SDP

Terdapat neutrofil Terdapat limfosit Terdapat limfosit dan Terdapat limfosit dan
monosit monosit

Kenaikan protein yang Kenaikan protein yang sedang Kenaikan protein yang Kenaikan protein yang khas
khas khas hingga dalam hingga dalam jumlah
jumlah sedang sedang

Penurunan kadar glukosa Kadar glukosa normal Kadar glukosa menurun Kadar glukosa normal atau
yang khas menurun

Kadar laktat ›35 mg/dl Kadar laktat normal Kadar laktat ›25 mg/dl Kadar laktat ›25 mg/dl

pembentukan pelikel Tinta india positif dengan


Cryptococcus neoformans

Pewarnaan Gram dan uji Uji imunologi positif untuk


antigen bakteri positif C. neoformans
• Uji Serologi

Selain prosedur serologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi mikroorganisme, uji


serologi terhadap CSS dilakukan untuk mendeteksi adanya neurosifilis. Pemakaian
penisilin pada stadium awal sifilis telah sangat menurunkan kasus neurosifilis. Alhasil,
jumlah permintaan uji serologi untuk sifilis pada CSS saat ini rendah. Meskipun
demikian, mendeteksi antibody yang terkait dengan sifilis di dalam CSS masih
menjadi prosedur diagnostic yang penting.
Walaupun banyak ragam uji serologi untuk sifilis yang tersedia dalam pemeriksaan
darah, prosedur yang dianjurkan oleh CDC untuk mendiagnosis neurosifilis adalah
Venereal Disease Research Laboratories( VDRL ), walaupun tidak sensitive uji
fluorescent inponemal antibody-absorption ( FTA-ABS ) untuk sifilis, uji rapid plasma
regain ( RPR ) tidak dianjurkan karena kurang sensitive dibandingkan VDRL. Jika
digunakan FTA-ABS, uji harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah kontaminasi
pada darah, karena FTA-ABS tetap positif di dalam serum pada kasus sifilis yang
diobati.

Anda mungkin juga menyukai