Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAKTERIOLOGI 2

BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA

Dosen Mata Kuliah : Maria Tuntun, S.Pd., M.Biomed

KELOMPOK 5

Disusun oleh:

Gustina Tri Andriyana ( 1813353041 )

Dwi Yuni astuti ( 1813353042 )

Julia Fahrunisya Syabillah ( 1813353043 )

Selvi Sanditia ( 1813353044 )

Adelia Shartika ( 1813353045 )

Destria Nur Khasanah ( 1813353046 )

Vivi Agnes Wulandari ( 1813353047 )

M. Agung Pratama ( 1813353048 )

Shindi Oktaviani ( 1813353049 )

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


JURUSAN DIV ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ Bakteri Pseudomonas aeruginosa”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah Bakteriologi 2 di Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang. Dalam penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bakteriologi 2 yang telah memberikan nasihat
dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Bandar Lampung, 17 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi ............................................................................................................. 6

2.2 Morfologi .............................................................................................................. 6

2.3 Etiologi .............................................................................................................. 7

2.4 Struktur Antigen .................................................................................................... 8

2.5 Patogenitas ......................................................................................................... 8

2.6 Toksin .................................................................................................................. 9

2.7 Identifikasi Secara Laboratorium ......................................................................... 9

2.8 Resistensi Terhadap Antibiotik ............................................................................ 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Genus pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang negatif garam yang tidak
meragi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan air.

Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam pembusukan
zat organic. Bergerak dengan flagel polar satu atau lebih beberapa diantaranya adalah
fakultatif kemolitotrof, dapat memakai H2O atau CO sebagai sumber karbon katalase positif.

Ada yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang patogen bagi kedua-
duanya. Kebanyakan spesies pseudomonas tidak menyebabkan infeksi pada manusia, tetapi
kuman ini penting karena bersifat oportunis pathogen, dapat menyebabkan infeksi pada
individu dengan ketahanan tubuh yang menurun.

Infeksinya biasanya gawat, sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi nosocomial.
Genus pseudomonas mempunyai spesies paling penting paling sedikit 10-12 yang penting
dalam klinik. ( Pengajar, Staf FKUI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
Aksara )

1.2 Rumusa Masalah

1. Bagaimana toksonomi Pseudomonas aeruginosa ?


2. Bagaimana morfologi Pseudomonas aeruginosa?
3. Bagaimana etiologi Pseudomonas aeruginosa ?
4. Bagaimana struktur antigen Pseudomonas aeruginosa ?
5. Bagaimana patogenitas Pseudomonas aeruginosa ?
6. Bagaimana toksin Pseudomonas aeruginosa ?
7. Bagaimana identifikasi secara laboratorium Pseudomonas aeruginosa ?
8. Bagaimana resistensi terhadap antibiotik Pseudomonas aeruginosa ?

4
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui toksonomi Pseudomonas aeruginosa


2. Untuk mengetahui morfologi Pseudomonas aeruginosa
3. Untuk mengetahui etiologi Pseudomonas aeruginosa
4. Untuk mengetahui struktur antigen Pseudomonas aeruginosa
5. Untuk mengetahui patogenitas Pseudomonas aeruginosa
6. Untuk mengetahui toksin Pseudomonas aeruginosa
7. Untuk mengetahui identifikasi secara laboratorium Pseudomonas aeruginosa
8. Untuk mengetahui resistensi terhadap antibiotik Pseudomonas aeruginosa

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Spesies : Pseudomonas aeruginosa

2.2 Morfologi

 Bentuk kuman batang ( basil ), gram negatif.


 Ukurannya 0,5 -1,0 x 3,0- 4,0 µm.
 Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi kadang-kadang 2-3 flagel.
 Bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisakarida
ekstraseluler.

6
 Struktur dinding sel sama dengan famili enterobacteriaceae.
 Strain yang di isolasi dari bahan klinik sering mempunyai pili untuk pelekatan pada
permukaan sel dan memegang peran penting resistensi terhadap fagositosis.
( Pengajar, Staf FKUI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara )

2.3 Etiologi

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul,


mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm.
Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. Pada uji
biokimia, bakteri ini menghasilkan dampak positif pada uji indol, Merah Metil, dan Voges-
Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman,
dan hewan. P. aeruginosa adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab
utama infeksi pneumonia nosokomial.

Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan
menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan, piosianin. Beberapa strain
Pseudomonas juga mampu menghasilkan pigmen fluoresen berwarna hijau, yaitu pioverdin.
Bakteri ini juga sering digunakan untuk mendegradasi zat - zat pestisida

Pseudomonas aeruginosa menjadi perhatian serius di rumah sakit, pasalnya bakteri ini
jika menyerang pasien yang mengidap luka bakar, kanker, dan cystic fibrosis bisa
menimbulkan resiko yang fatal. Angkacafe fatality rate atau tingkat fatalnya dalam kasus ini
bisa mencapai 50%. Selain itu, Pseudomonas aeruginosa juga menghasilkan infeksi
oportunistik ekstra intesrinal yang berasal oleh Enterobacteriaceae dan mampu menginfeksi
bagian dari mata serta telinga.

Penyebab lain terhadap manusia oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa juga masih
banyak. Bakteri ini bahkan bisa menjadi menyebabkan otitis eksternal pada telinga perenang
serta otitis ekternal invasif kepada penderita diabetes yang jarang terjadi, namun dapat
berakibat kepada kematian.

7
2.4 Struktur Antigen

Antigen O atau antigen somatik dipakai untuk menggolongkan berbagai strain dalam
tujuan epidemiologik. Pemeriksaan dengan bakteriofaga dan piosin perlu dilakukan untuk
melengkapi sifat-sifat dari strain yang diisolasi selama epidemik. Juga lapisan lendir bersifat
imunogenik dan memegang peranan dalam proteksi sel kuman terhadap fagositosis .
Imunisasi aktif dan pasif terhadap lendir ini dapat mencegah efek letal dari toxin dan kuman-
kuman hidup pada tikus. ( Pengajar, Staf FKUI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Binarupa Aksara )

2.5 Patogenitas

Mekanisme bagaimana Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan penyakit pada


manusia belum diketahui.

Sejumlah enzim dan toksin dan juga lender dan endotoksin menyebabkan efek
patologik pada binatang tetapi peranannya pada manusia belum diketahui.

Paling sedikit dihasilkan 2 tipe protease yang menyebabkan lesi hemoragik kulit dan
destruksi jaringan kornea mata, Tidak ada efek letal . Dua hemolisin dihasilkan yaitu:
fosfolipase dan glikolipid. Kedua-duanya tidak bersifat letal. Pada Pseudomonas aeruginosa
pneumonia, fosfolipase ini memperkuat penyerbuan organisme dengan menghancurkan
jaringan paru dan menyebabkan atelektasis nekrosis.

Terdapat 3 eksotoksin yaitu: A, B, dan C yang bersifat letal bagi tikus putih dan
anjing dan menyebabkan syok hipotensi pada kera. Telah ditemukan enteroksin yang
menyebabkan infeksi intestinal sehingga terjadi diare. ( Pengajar, Staf FKUI. 1993.
Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara )

Pseudomonas aeruginosa hanya bersifat patogen bila masuk ke daerah yang fungsi
pertahanannya abnormal misalnya bila selaput mukosa dan kulit robek karena kerusakan
jaringan langsung pada pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih atau bila terdapat
neutropenia, misalnya pada kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni pada
selaput mukosa atau kulit menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit sistemi.
Proses ini dibantu oleh pilih, enzim dan toksin. Lipopolisakarida berperan langsung dalam
menyebabkan demam, syok, oligouria, leukositisis, leukopenia gangguan koagulasi darah
dan gejala susah bernafas pada orang dewasa. (Jawetz dkk., 2005).

8
P. aeruginosa memiliki pili ( fimbrae ) yang menonjol dari permukaan sel dan
berfungsi untuk perlekatan pada sel epitel inang. Kapsul polisakarida menyebabkan bentuk
mukoid dari koloni yang dipisahkan dari pasien dengan kista fibrosis. Lipopolisakarida yang
ada dalam beragam bentuk antigenic, bertanggung jawab pada sifat endotoksin organisme.
Sebagian besar P. aeruginosa yang dipisahkan dan infeksi klinis memproduksi enzim
ekstraseluler, termasuk termasuk elastase, protease dan dua hemolisin yaitu sebuah
phospholipase c yang tidak tahan panas dan glikolipid yang tahan panas. Banyak Galur dari
Pseudomonas aeruginosa memproduksi eksotoksin a yang menyebabkan jaringan nekrosis
dan bisa mematikan binatang bentuk murni disuntikkan. (Jawetz dkk., 2005).

2.6 Toksin

Banyak strain Pseudomonas aeruginosa menghasilkan eksotoksin A, yang


menyebabkan nekrosis jaringan dan bersifat mematikan untuk binatang jika
disuntikkan dalam bentuk murni. Toksin tersebut menghambat sintesis protein
eukariotik dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria,(walaupun
struktur kedua toksin tersebut tidak sama).yaitu mengkatalis pemindahan sebagian
ADP-ribosil-EF-2 dari NAD (nicotinamide adenine dinucleotide) kepada EF-
2(elongation factor 2).
Hasil dari kompleks ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis protein
sehingga mengacaukan fungsi fisiologik sel normal.eAntitoksin terhadap eksotoksin A
ditemukan pada beberapa serum manusia, termasuk pasien yang telah sembuh dari
infeksi berat Pseudomonas aeruginosa.

2.7 Identifikasi Secara Laboratorium


Sampel untuk pemeriksaan Pseudomonas aeruginosa berasal dari luka kulit, nanah,
darah, cairan spinal, sputum, dan bagian lain diambil sesuai tempat infeksi. Pembiakan
merupakan tes spesifik dari diagnosa infeksi Pseudomonas aeruginosa.

Untuk mengidentifikasi bakteri Pseudomonas aeruginosa memakai media perbenihan


dan uji biokimia yang terdiri dari Mac Conkey, TSIA, Blood agar plate, Cetrimide agar,
Nutrient agar, pewarna gram, Reagen untuk uji biokimia, reagen untuk uji bakteri non-
fermenter (oksidasi, pyocianin, fluoresens, glukosa, xylosa, manitol, laktosa, maltosa, eskulin,
urea, D Nase, ONPG, Indo, motility, flagella)

Cultur dan biokimia

9
Tumbuh mudah pada media biasa, strength aerob, tidak menguraikan gula, catalase positif,
dan pada umumnya oxidase juga positif.

Karakteristik pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa pada media perbenihan :


Blood agar plate : Koloni besar, putih abu-abu, smooth/rough, keping,
haemolytis/anhaemolytis, ada yang membuat pigmen hijau-biru
Mac conkey : Koloni sedang, jernih/keruh, smooth, kadang-kadang sedikit
kehijauan, keping, tepinya tidak rata, tidak memfermentasikan
lactose (non-lactose termented)
Cetrimide agar : tumbuh, memproduksi pigmen hijau-biru
Nutrient agar : tumbuh, pigmen hijau-biru
TSIA : lereng : merah, Dasar : merah, sulfur : negatif, gas : negatif

Reaksi positif terjadi pada :


Oxidase, catalase, motility, simmon’s citrat, arginine dihydrolysa, gelatinase, reduksi nitrat,
pertumbuhan pada 42°C.

Reaksi negatif terjadi pada :


ONPG, D Nase, Amylase, lysine decarboxylase, ornithine decarboxylase, aesculine
hydrolysa.

2.8 Resistensi Terhadap Antibiotik


Kemoterapetika yang digunakan pada penyakit infeksi kuman adakalanya tidak
bekerja (lagi) terhadap kuman-kuman tertentu yang ternyata memiliki daya tahan kuat dan
menunjukkan resistensi terhadap obat tersebut (Tjay dan Rahardja,2007). Asal mula
terjadinya resistensi kuman terhadap obat dapat dibagi menjadi:
a. Resistensi non genetik
Bakteri dalam keadaan istirahat (inaktivitas metabolik) biasanya tidak dipengaruhi
oleh antimikroba. Bila berubah menjadi aktif kembali, mikroba kembali bersifat sensitif
terhadap antimikroba. Keadaan ini dikenal sebagai resistensi non genetik.
b. Resistensi genetik
Terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik umumnya terjadi karena perubahan
genetik. Perubahan genetik bisa terjadi secara kromosomal dan ekstra kromosomal.

10
i) Resistensi kromosomal
Ini terjadi akibat mutasi spontan pada lokus yang mengendalikan kepekaan
terhadap obat antimikroba yang diberikan.
ii) Resistensi ekstrakromosomal (resistensi dipindahkan)
Bakteri sering mengandung unsur-unsur genetik ekstrakromosom yang dinamakan
plasmid. Bahan genetik dan plasmid tersebut dapat dipindahkan melalui mekanisme
transduksi, transformasi, dan konjugasi.
iii) Resistensi silang
Mikroorganisme yang resisten terhadap suatu obat tertentu dapat pula resisten
terhadap obat-obat lain yang memiliki mekanisme kerja yang sama (Jawetz dkk.,
2005).

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram-negatif termasuk dalam family


pseudbmonadaceae, merupakan pathogen opurtunistik pada manusia. Alginat dan
lipopolisakarida melindungi organism ini dari pertahanan tubuh inang.
Kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang jaringan bergantung pada
produksi enzim-enzim dan toksin-toksin, misalnya endotoksin menyebabkan gejala sepsis
dan syok septic, eksotoksik A menyebabkan nekrosis jaringan, enzim-enzim ekstraseluler
bersifat histotoksik dan mempermudah invasi ke dalam pembuluh darah.
Pseudomonas aeruginosa dapat menginfeksi hampir setiap jaringan atau lokasi
tubuh dan penyebab sepsis yang umum dijumpai pada pasien di unit perawatan intensif.
Sering menginfeksi pasien luka bakar derajat II dan III. Menyebabkan meningitis, infeksi
saluran kemih, pneumonia disertai nekrosis, otitis eksterna ringan pada perenang, otitis
eksterna invasive pada penderita diabetes, infeksi mata setelah cedera atau pembedahan, dan
lain-lain. Pada sebagian besar infeksi, gejala dan tanda-tandanya tidak spesifik
Pseudomonas aeruginosa terdapat di tanah dan air, pada beberapa orang merupakan
flora normal di kolon. Pseudomonas aeruginosa dijumpai di banyak tempat di rumah sakit,
perlu perhatian khusus pada lingkungan yang basah.
Biakan merupakan tes spesifik untuk diagnosis infeksi Pseudomonas aeruginosa. Isolasi
primer menggunakan agar darah dan salah satu media diferensial; MacConkey atau eosin-
methylene blue. Pseudomonas aeruginosa piosianogenik paling sering diisolasi dari specimen
klinik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pengajar, Staf FKUI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara

Jawet,dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

13

Anda mungkin juga menyukai