Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Media Selektif.................................................................................................................3
2.1.1 Lowenstein Jensen...............................................................................................3
2.1.2 Loeffler serum medium base................................................................................6
2.1.3 Tellurite Blood Agar............................................................................................7
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
diferensial, assay, isolasi identifikasi, diperkaya dan lain-lain. Salah satu media kultur
bakteri yang akan dibahas pada makalah ini yaitu ‘’Media Selektif’’
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Media Selektif
Media selektif (selective medium) / media penghambat adalah media yang ditambah
zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga
dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada
kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
bakteri gram negatif. Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang
ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat
kontaminan yang peka, Ampiciline Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh
Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
Media ini dipakai untuk menyeleksi mikrorganisme sesuai dengan yang diinginkan,
jadi hanya satu jenis mikrorganisme saja yang dapat tumbuh dalam media ini atau hanya satu
kelompok tertentu saja. Penghambatan selektif beberapa jenis mikroorganisme dapat dicapai
dengan menambahkan zat pewarna, antibiotik, garam atau inhibitor spesifik yang
mempengaruhi metabolisme atau sistem-sistem enzim organisme.
Gambar 1.
Media Lowenstein Jensen
v
Lowenstein Jensen adalah media yang digunakan untuk isolasi dan budidaya
micobakterium dan sebagai basis untuk selektif, diferensial dan media diperkaya untuk
Micobacterium tuberculosis. M.tuberculosis adalah kelompok bakteri di dalam famili
Micobacteriaceae dan ordo Actinomycetales dan genus Micobacterium. Bakteri ini penyebab
penyakit tuberculosis, bersifat tahan asam dan sukar diwarnai. Berbentuk batang lurus dengan
panjang 1-4 um dan lebar antara 0,2-0,5 um. Pewarnaan yang berguna untuk melihat
morfologi bakteri ini adalah pewarnaan tahan asam, misalnya pewarnaan Zeihl Neelsen
ataupun Kinyon Gabbet
a. Koloni yang tumbuh pada media Lowenstein Jensen:
Bakteri tahan asam yang saprofit dapat tumbuh dengan baik bila ditanam pada
medium yang sederhana pada suhu kamar. Sebaliknya, bakteri tahan asam yang patogen tidak
dapat tumbuh pada media yang sederhana, tetapi hanya dapat tumbuh secara lambat pada
media yang mengandung inspissated serum, telur, dan tepung kentang. Bakteri
M.tubberculosis tumbuh baik pada pH optimal 6,8. Koloni M.tuberculosis berwarna krem,
permukaannya tidak rata atau berdungkul dungkul seperti bunga kubis kering. Koloni
mikrobacteria yang patogen akan berbau seperti aroma buah. Pemberian gliserol juga bisa
merangsang pertumbuhan M.tuberculosis.
vi
- Glyserol 12,00 g sebagai sumber karbon dan menguntungkan pertumbuhan
jenis bakteri tubercle bacillus
2. Lowenstein Jensen dengan Pyruvate menggabungkan asam piruvat ke dalam
media basal LJ untuk merangsang pertumbuhan M. bovis dan Mycobacteria Spp.
selain M. Muberculosis.
3. Lowenstein jensen dengan Micobacterium Selective.
Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan Cycloheximide 0,64g,
Lincomicin 3,2mg, dan asam nalidixic 56,0 mg untuk membuat LJ lebih selektif.
4. Lowenstein jensen Gruf modification
Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan 56,0 mg asam nalidixic dan
80 mg RNAD dalam 600 ml air.
c. Cara pembuatan:
1. Campur 37,4 g bubuk dalam 600 ml air murni berisi 12 mL gliserol. Aduk rata.
2. Panaskan dengan sampai media mendidih.
3. Autoclave pada 121°C selama 15 menit. dinginkan kira-kira suhu 50 ° C.
4. Sementara itu, siapkan 1.000 ml seluruh telur dikumpulkan aseptik dan dicampur
secara merata, tanpa ada gelembung udara.
5. Mempercampurkan media dasar dan telur perlahan sampai campuran merata dan tanpa
gelembung udara.
6. Masukkan dalam wadah steril yang sesuai tutup tabung.
7. Atur tabung dalam posisi miring, biarkan mengental dan mengental pada 85 ° C
selama 45 menit. Uji sampel produk jadi untuk kinerja dengan menggunakan stabil dan
cultur kontrol.
d. Penyimpanan:
Setelah menerima simpan pada suhu 2-8⁰C pada tempat gelap. Media tidak boleh
digunakan jika ada kontaminasi, keburukan (menyusut, pecah, atau perubahan
warna) dan sudah kadaluarsa. Biakan M.tuberculosis yang disimpan pada
suhu 37⁰C tetap hidup tanpa kehilangan virulensinya selama 12 tahun, tapi bila
terkena matahari secara langsung perbenihan dalam meia akan mati dalam waktu 2-3
jam.
e. Perbedaan Lowenstein Jensen dengan Kudoh.
1. Medium Lowenstein-Jensen Mengandung telur, gliserol, garam mineral, hijau
malachite,biasanya dicampurkan Penicillin untuk membunuh kuman penyerta.
vii
2. Medium Kudoh Mirip diatas tetapi tidak mengandung Asparagin Lebih baik,
murah, kemungkinan untuk memperoleh biakan positive lebih besar.
Gambar 2.
Media Loeffler agar
Loeffler serum medium base dengan serum bovine digunakan untuk cultur dari
Corynebacterium diphteriae dan sebagai alternatif media kultur untuk Mycobacterium.
Komposis dan fungsinya:
1. Campuran 10 gr otot jantung hewan
2. Enzim peptide saluran pencernaan untuk memenuhi kebutuhan asam amino dan zat
nitrogen kompleks lainnya untuk mendukung pertumbuhan corynebacterium.
3. Serum sapi 750 ml
4. NaCl untuk membantu dalam mempertahankan kesetimbangan osmotic.
5. Dextrose sumber karbohidra difermentasi dan energi
viii
6. Tepung telur pada Ph 7,6 dan suhu25 ℃ untuk memberikan asam lemak dan protein
yang dibutuhkan
7. Air suling sebagai pelarut
Cara pembuatan:
Gambar 3.
Media selektif Tellurite Blood Agar
Tellurite Blood Agar Adalah agar selective-differential enrichment yang digunakan untuk
isolasi corynebacterium diphtheriae. Corynebacterium diphtheriae merupakan makhluk
anaerobik fakultatif dan gram positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, dan tak
bergerak. Corynebacterium diphtheriae terdiri dari 3 biovar, yaitu gravis, mitis, dan
intermedius. Di alam, bakteri ini terdapat dalam saluran pernapasan, dalam luka-luka, pada
kulit orang yang terinfeksi, atau orang normal yang membawa bakteri. Bakteri yang berada
dalam tubuh akan mengeluarkan toksin yang aktivitasnya menimbulkan penyakit difteri.
ix
Bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan, terutama terutama laring, amandel dan
tenggorokan. Penyakit ini sering kali diderita oleh bayi dan anak-anak. Perawatan bagi
penyakit ini adalah dengan pemberian antitoksin difteri untuk menetralkan racun difteri, serta
eritromisin atau penisilin untuk membunuh bakteri difteri. Sedangkan untuk pencegahan bisa
dilakukan dengan vaksinasi dengan vaksin DPT.
Pada media Telluritite Blood Agar semua formula termasuk darah binatang dapat
ditambahkan sebagai sumber pengaya. Beberapa formula juga menggabungkan cystine untuk
memperkuat pertumbuhan bakteri fastidious, termasuk C diphtheriae. Kalium terurit adalah
selektif, bahan pembeda yang bertanggungjawab dalam menghambat pertumbuhan
staphylococcus dan streptococcus tetapi tidak menghambat pertumbuhan C. Diphtheriae dan
difteroids, difteroids yang bereaksi pada telurit, menghasilkan deposit dengan koloni.
a. Corynebactrium diptheriae
Indikator : Tidak mengandung indikator tetapi mengandung darah dengan kadar 5-10%
dan kalium tellurite 1%
pH : 7,5
x
Kegunaan : untuk isolasi bakteri bergranula voluti (Corynebacterium diphtheriae) yang
selanjutnya ditanam pada gula-gula untuk difteri.
Komposisi : - Meat extract 10.0 g penyedia nutrisi yang dibutuhkan pertumbuhan bakteri
tersebut
Media Tellurite Blood Agar dibuat dengan penambahan darah, maka cara
pembuatannya hampir sama dengan media agar darah. Adapun tahapannya yaitu :
1. Timbang serbuk Tellurite Blood agar sesuai kebutuhan, larutkan dengan aguadest dan
panaskan hingga larut.
2. Campurkan bahan-bahan tersebut 31 gr dalam 970 ml air suling
3. Panaskan media hingga mendidih
4. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit.
5. Dinginkan 4 5−50 ℃ .
6. Tambah dengan larutan Hb Steril, vitamin supplement pertumbuhan dan 1% kalium
tellurite
7. Aduk rata dan tuangkan pada cawan petri.
xi
Cara pembenihan bakterinya yaitu medium perbenihan diinokulasi dengan streak
isolation dan diinkubasi pada 35°C. Koloni C. Diphtheriae berwarna hitam abu-abu (gray-
black), sedangkan difteroids hijau abu-abu (gray-black) dengan titik pusatnya gelap.
Staphylococus sp, batang gram-negatif, dan ragi biasa mengatasi penghambatan dan tumbuh
pada medium ini. Koloni staphylococcus : besar, berkilau/mengkilap (glitening) dan hitam
legam (jet-black) sedangkan gram-negatif batang dan ragi hitam abu-abu tetapi lebih besar
daripada koloni C. Diphtheriae.
xii
BAB III
KESIMPULAN
Media selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang ditambah zat kimia
tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat
mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar
tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi bakteri
gram negatif.
1. Lowenstein Jensen
2. Loeffler serum medium base
3. Tellurite Blood Agar
Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut
dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
1. MC, Analis Kesehatan 09. (2010, 15 Januari). Media Selektif. Retrieved from
http://ankes09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html
2. Nugraheni, Melati. (2014, 13 Maret). Pembuatan Media Lowenstein Jensen.
Retrieved from https://sakarepemel.wordpress.com/2014/03/13/40/
3. Nurhasanah, Hanifah. (2015, 10 Januari). Makalah Media. Retrieved from
http://hanifahnurhasanah30.blogspot.com/2015/01/makalah-media.html
xiv