Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Media Selektif.................................................................................................................3
2.1.1 Lowenstein Jensen...............................................................................................3
2.1.2 Loeffler serum medium base................................................................................6
2.1.3 Tellurite Blood Agar............................................................................................7
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan dan pertumbuhan mikroba. Fungsi media antara lain, untuk
isolasi, untuk memperbanyak, untuk pengujian sifat-sifat fisiologi, untuk perhitungan
jumlah mikroba.
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk hidup yang perlu
dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan
Archea (Rismawati, 20120. Saat ini mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai
bidang ilmu pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup
(Waluyo, 2009).
Salah satu contohnya adalah bakteri. Bakteri (dari kata Latin Bacterium; jamak
bacteria dan nama bakteri berasal dari bahasa Yunani dari kata bacterion yang berarti
batang kecil) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel (Freny,
20120. Bakteri dapat ditemukan dihampir semua tempat, antara lain di tanah, air, udara,
dalam simbosis dengan organisme lain maupun sebagian agen parasit (patogen), bahkan
dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5μm, tetapi ada bakteri
tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamu, tetapi dengan bahan pembentuk
sangat berbeda (peptidoglikan) (Lenny, 2015).
Di laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk menumbuhkan dan mempelajari
sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri diperlukan suatu media sebagai tempat
pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and lyne, 1987). Pengembangan media kultur
bakteri memegang peranan yang sangat penting di bidang mikrobiologi. Dengan
mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkannya dengan media buatan, kita dapat
mengindentifikasi, dan mempelajari sifat suatu bakteri.
Media penumbuhan (kultur) harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan
oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seprti sulfur dan fosfor
(Radji, 2011). Ada berbagai jenis media kultur diantaranya media umum, selektif,

iii
diferensial, assay, isolasi identifikasi, diperkaya dan lain-lain. Salah satu media kultur
bakteri yang akan dibahas pada makalah ini yaitu ‘’Media Selektif’’

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat kami temukan rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan media selektif ?
b. Apa saja contoh, komposisi, dan kegunaan media selektif ?

1.3 Tujuan Penulisan


Setiap paper yang dibuat tentunya mempunyai tujuan yang mengarah pada acuan
konsep. Demikian pula halnya dengan paper yang kami tulis ada beberapa tujuan yang
diuraikan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian dari media selektif.
b. Untuk mengetahui contoh dari media selektif, kegunaan, beserta komposisinya.

1.4 Manfaat Penulisan


Seperti halnya tujuan, didalam paper apapun yang dibuat memiliki suatu manfaat.
Demikian dal paper ini, ada beberapa manfaat yang kami uraikan sebagai berikut:
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya tentang media selektif untuk bakteri beserta contoh dan
kegunaannya.
b. Memenuhi nilai salah satu tugas kelompok mata kuliah Media.

iv
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Media Selektif

Media selektif (selective medium) / media penghambat adalah media yang ditambah
zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga
dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada
kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
bakteri gram negatif. Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang
ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat
kontaminan yang peka, Ampiciline Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh
Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.

Media ini dipakai untuk menyeleksi mikrorganisme sesuai dengan yang diinginkan,
jadi hanya satu jenis mikrorganisme saja yang dapat tumbuh dalam media ini atau hanya satu
kelompok tertentu saja. Penghambatan selektif beberapa jenis mikroorganisme dapat dicapai
dengan menambahkan zat pewarna, antibiotik, garam atau inhibitor spesifik yang
mempengaruhi metabolisme atau sistem-sistem enzim organisme.

Beberapa contoh media selektif :

2.1.1 Lowenstein Jensen

Gambar 1.
Media Lowenstein Jensen

v
Lowenstein Jensen adalah media yang digunakan untuk isolasi dan budidaya
micobakterium dan sebagai basis untuk selektif, diferensial dan media diperkaya untuk
Micobacterium tuberculosis. M.tuberculosis adalah kelompok bakteri di dalam famili
Micobacteriaceae dan ordo Actinomycetales dan genus Micobacterium. Bakteri ini penyebab
penyakit tuberculosis, bersifat tahan asam dan sukar diwarnai. Berbentuk batang lurus dengan
panjang 1-4 um dan lebar antara 0,2-0,5 um. Pewarnaan yang berguna untuk melihat
morfologi bakteri ini adalah pewarnaan tahan asam, misalnya pewarnaan Zeihl Neelsen
ataupun Kinyon Gabbet
a. Koloni yang tumbuh pada media Lowenstein Jensen:

Bakteri tahan asam yang saprofit dapat tumbuh dengan baik bila ditanam pada
medium yang sederhana pada suhu kamar. Sebaliknya, bakteri tahan asam yang patogen tidak
dapat tumbuh pada media yang sederhana, tetapi hanya dapat tumbuh secara lambat pada
media yang mengandung inspissated serum, telur, dan tepung kentang. Bakteri
M.tubberculosis tumbuh baik pada pH optimal 6,8. Koloni M.tuberculosis berwarna krem,
permukaannya tidak rata atau berdungkul dungkul seperti bunga kubis kering. Koloni
mikrobacteria yang patogen akan berbau seperti aroma buah. Pemberian gliserol juga bisa
merangsang pertumbuhan M.tuberculosis.

b. Komposisi media Lowenstein Jansen:


Dalam 600 ml air mengandung:
1. Lowenstein jensen medium:
- Asparagine 3,60 g, untuk menyediakan sumber nitrogen dan stimulant
pertumbuhan coagulase dari albumin telur selama proses.
- Monopotasium phosphate 2,50 g untu meningkatkan pertumbuhan organisme
dan bertindak sebagai buffer
- Magnesium citrate 0,50 g untuk memodifikasi bakteri.
- Magnesium sulfate 0,24 g untu meningkatkan pertumbuhan organisme dan
bertindak sebagai buffer
- Potato flour 30,00 g untuk menolong detoksitas dan juga penyedia nutrisi yang
dibutuhkan pertumbuhan bakteri tersebut
- Malasit green 0,40 g sebagai penghambat bakteri lain yang terfdapat dalam
spesimen
- Egg (fresh,whole) 1000,00 ml untuk memberikan asam lemak dan protein yang
dibutuhkan untuk metabolisme micobacteria.

vi
- Glyserol 12,00 g sebagai sumber karbon dan menguntungkan pertumbuhan
jenis bakteri tubercle bacillus
2. Lowenstein Jensen dengan Pyruvate menggabungkan asam piruvat ke dalam
media basal LJ untuk merangsang pertumbuhan M. bovis dan Mycobacteria Spp.
selain M. Muberculosis.
3. Lowenstein jensen dengan Micobacterium Selective.
Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan Cycloheximide 0,64g,
Lincomicin 3,2mg, dan asam nalidixic 56,0 mg untuk membuat LJ lebih selektif.
4. Lowenstein jensen Gruf modification
Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan 56,0 mg asam nalidixic dan
80 mg RNAD dalam 600 ml air.
c. Cara pembuatan:
1. Campur 37,4 g bubuk dalam 600 ml air murni berisi 12 mL gliserol. Aduk rata.
2. Panaskan dengan sampai media mendidih.
3. Autoclave pada 121°C selama 15 menit. dinginkan kira-kira suhu 50 ° C.
4. Sementara itu, siapkan 1.000 ml seluruh telur dikumpulkan aseptik dan dicampur
secara merata, tanpa ada gelembung udara.
5. Mempercampurkan media dasar dan telur perlahan sampai campuran merata dan tanpa
gelembung udara.
6. Masukkan dalam wadah steril yang sesuai tutup tabung.
7. Atur tabung dalam posisi miring, biarkan mengental dan mengental pada 85 ° C
selama 45 menit. Uji sampel produk jadi untuk kinerja dengan menggunakan stabil dan
cultur kontrol.

d. Penyimpanan:
Setelah menerima simpan pada suhu 2-8⁰C pada tempat gelap. Media tidak boleh
digunakan jika ada kontaminasi, keburukan (menyusut, pecah, atau perubahan
warna) dan sudah kadaluarsa. Biakan M.tuberculosis yang disimpan pada
suhu 37⁰C tetap hidup tanpa kehilangan virulensinya selama 12 tahun, tapi bila
terkena matahari secara langsung perbenihan dalam meia akan mati dalam waktu 2-3
jam.
e. Perbedaan Lowenstein Jensen dengan Kudoh.
1. Medium Lowenstein-Jensen Mengandung telur, gliserol, garam mineral, hijau
malachite,biasanya dicampurkan Penicillin untuk membunuh kuman penyerta.

vii
2. Medium Kudoh Mirip diatas tetapi tidak mengandung Asparagin Lebih baik,
murah, kemungkinan untuk memperoleh biakan positive lebih besar.

f. Media lain yang dapat digunakan untuk isolasi M.tuberculosis:


1. Media Petragnani (media ini mengandung tepung kentang, gliseryn dan telur).
2. Media Middlebrook
3. Media Sula
4. Media Tharsis

2.1.2 Loeffler serum medium base

Gambar 2.
Media Loeffler agar

Loeffler serum medium base dengan serum bovine digunakan untuk cultur dari
Corynebacterium diphteriae dan sebagai alternatif media kultur untuk Mycobacterium.
Komposis dan fungsinya:
1. Campuran 10 gr otot jantung hewan
2. Enzim peptide saluran pencernaan untuk memenuhi kebutuhan asam amino dan zat
nitrogen kompleks lainnya untuk mendukung pertumbuhan corynebacterium.
3. Serum sapi 750 ml
4. NaCl untuk membantu dalam mempertahankan kesetimbangan osmotic.
5. Dextrose sumber karbohidra difermentasi dan energi

viii
6. Tepung telur pada Ph 7,6 dan suhu25 ℃ untuk memberikan asam lemak dan protein
yang dibutuhkan
7. Air suling sebagai pelarut

Cara pembuatan:

a. Menyiapkan alat dan bahan


b. Memanaskan jarum ose
c. Campuran 10 gr otot jantung hewan, enzim peptide saluran pencernaan binatang, NaCl,
Dextrose, tepung telur pada ph 7,6 dan suhu 25 ℃ dicampur dalam 250 ml air suling
kemudian tambah 750 ml serum sapi steril
d. Aduk rata
e. Tuang kedalam tabung
f. Kentalkan dan sterilkan dengan pemanasan 80−90 ℃s selama 15 menit

2.1.3 Tellurite Blood Agar

Gambar 3.
Media selektif Tellurite Blood Agar

Tellurite Blood Agar Adalah agar selective-differential enrichment yang digunakan untuk
isolasi corynebacterium diphtheriae. Corynebacterium diphtheriae merupakan makhluk
anaerobik fakultatif dan gram positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, dan tak
bergerak. Corynebacterium diphtheriae terdiri dari 3 biovar, yaitu gravis, mitis, dan
intermedius. Di alam, bakteri ini terdapat dalam saluran pernapasan, dalam luka-luka, pada
kulit orang yang terinfeksi, atau orang normal yang membawa bakteri. Bakteri yang berada
dalam tubuh akan mengeluarkan toksin yang aktivitasnya menimbulkan penyakit difteri.

ix
Bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan, terutama terutama laring, amandel dan
tenggorokan. Penyakit ini sering kali diderita oleh bayi dan anak-anak. Perawatan bagi
penyakit ini adalah dengan pemberian antitoksin difteri untuk menetralkan racun difteri, serta
eritromisin atau penisilin untuk membunuh bakteri difteri. Sedangkan untuk pencegahan bisa
dilakukan dengan vaksinasi dengan vaksin DPT.

Pada media Telluritite Blood Agar semua formula termasuk darah binatang dapat
ditambahkan sebagai sumber pengaya. Beberapa formula juga menggabungkan cystine untuk
memperkuat pertumbuhan bakteri fastidious, termasuk C diphtheriae. Kalium terurit adalah
selektif, bahan pembeda yang bertanggungjawab dalam menghambat pertumbuhan
staphylococcus dan streptococcus tetapi tidak menghambat pertumbuhan C. Diphtheriae dan
difteroids, difteroids yang bereaksi pada telurit, menghasilkan deposit dengan koloni.

a. Corynebactrium diptheriae

Sub spesies Koloni pada Agar Teluri Gambar


Corynebacterium difteriae
Corynebacterium difteriae Pendek, pada pewarnaan
Tipe gravis merata, granula
metakhromatik sedikit,
berbentuk

Corynebacterium difteriae Panjang, terdapat banyak


Tipe mitis granula metakhromatik,
bentuk batang pleomortik,
sel tersusun seperti huruf V
dan W mirip seperti tulisan
kuno

Corynebacterium difteriae Panjang, pada pewarnaan


Tipe intermideus tidak merata dengan ujung
menyapu gada

Indikator : Tidak mengandung indikator tetapi mengandung darah dengan kadar 5-10%
dan kalium tellurite 1%

pH : 7,5

x
Kegunaan : untuk isolasi bakteri bergranula voluti (Corynebacterium diphtheriae) yang
selanjutnya ditanam pada gula-gula untuk difteri.

Komposisi : - Meat extract 10.0 g penyedia nutrisi yang dibutuhkan pertumbuhan bakteri
tersebut

- Biopepton untuk menyediakan senyawa nitrogen untuk kuman

-NaCl 5.0 untuk membantu dalam mempertahankan kesetimbangan osmotic.

- Pottasium Tellurite 0.35 g sebagai agen selektif dan memiliki aktivitas


penghambatan terhadap sebagian besar bakteri gram positif dan gram negatif
kecuali spesies corynebacterium.

- Horse Blood 5- 10% , defibrinated, lysed 7% sebagai sumber pengaya.

- Agar 15.0 g sebagai bahan pemadat agar

- Fosfat sebagai penyangga medium

- Pati jagung sebagai menetralkan metabolic toksik

- Hemoglobin dan vitamin supplement sebagai pertumbuhan merangsang


pertumbuhan yang baik dari corynrbacterium.

b. Cara Membuat Media Tellutite Blood Agar

Media Tellurite Blood Agar dibuat dengan penambahan darah, maka cara
pembuatannya hampir sama dengan media agar darah. Adapun tahapannya yaitu :

1. Timbang serbuk Tellurite Blood agar sesuai kebutuhan, larutkan dengan aguadest dan
panaskan hingga larut.
2. Campurkan bahan-bahan tersebut 31 gr dalam 970 ml air suling
3. Panaskan media hingga mendidih
4. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit.
5. Dinginkan 4 5−50 ℃ .
6. Tambah dengan larutan Hb Steril, vitamin supplement pertumbuhan dan 1% kalium
tellurite
7. Aduk rata dan tuangkan pada cawan petri.

xi
Cara pembenihan bakterinya yaitu medium perbenihan diinokulasi dengan streak
isolation dan diinkubasi pada 35°C. Koloni C. Diphtheriae berwarna hitam abu-abu (gray-
black), sedangkan difteroids hijau abu-abu (gray-black) dengan titik pusatnya gelap.
Staphylococus sp, batang gram-negatif, dan ragi biasa mengatasi penghambatan dan tumbuh
pada medium ini. Koloni staphylococcus : besar, berkilau/mengkilap (glitening) dan hitam
legam (jet-black) sedangkan gram-negatif batang dan ragi hitam abu-abu tetapi lebih besar
daripada koloni C. Diphtheriae.

xii
BAB III

KESIMPULAN

Media selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang ditambah zat kimia
tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat
mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar
tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi bakteri
gram negatif.

Beberapa contoh media selektif :

1. Lowenstein Jensen
2. Loeffler serum medium base
3. Tellurite Blood Agar

Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut
dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

1. MC, Analis Kesehatan 09. (2010, 15 Januari). Media Selektif. Retrieved from
http://ankes09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html
2. Nugraheni, Melati. (2014, 13 Maret). Pembuatan Media Lowenstein Jensen.
Retrieved from https://sakarepemel.wordpress.com/2014/03/13/40/
3. Nurhasanah, Hanifah. (2015, 10 Januari). Makalah Media. Retrieved from
http://hanifahnurhasanah30.blogspot.com/2015/01/makalah-media.html

xiv

Anda mungkin juga menyukai