Anda di halaman 1dari 20

Hello!

Kelompok 2
Cheryn Rachma Dadun 1811E1009
Risa Rahmawati 1811E1002
Mauli Rizkiyani 1811E1026

Hi!
Streptococcus pneumoniae
( pneumococcus )

 Streptococcus Pneumoniae (Pneumococcus)


Klasifikasi :
Kingdom : Bakteri
Kelas : Cocci
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pneumoniae
Streptococcus Pneumoniae adalah diplococcus gram positif, sering
berbentuk lancet atau berbentuk rantai, memiliki kapsul polisakarida
yang memudahkan untuk pengelompokan antisera spesifik.
Streptococcus Pneumoniae mudah dilisis dengan agen aktif pada
permukaan misalkan garam empedu. Agen aktif permukaan umumnya
menghambat atau tidak mengaktifkan penghalang autolysin dinding sel.
Streptococcus Pneumoniae merupakan penghuni normal dari saluran
pernapasan bagian atas manusia sekitar 5-40% dan dapat menyebabkan
pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, meningitis, dan proses infeksi
lainnya.
 Bakteri berkapsul berbentuk coccus oval atau bulat
dengan diameter 0,5 -1,25.
 secara khas terlihat sebagai coccus yang berpasangan
(diplokokus atau rantai pendek).
 bagian ujung belakang tiap pasangan sel secara halus
berbentuk tombak (runcing tumpul).
 streptococus pneumoniae membentuk koloni bundar kecil,
pertama berbentuk kubah dan kemudian berkembang
berbentuk pusat plateau dengan tepi yang mengalami
peninggian
 streptococus pneumoniae merupakan hemolitik Alpha pada
agar darah pertumbuhannya ditingkatkan oleh 5 sampai
10% CO2
HABITAT
- Pneumonia ditemukan normal pada saluran pernapasan bagian atas manusia
sekitar 5-40%, termasuk tenggorokan dan hidung.

- Untuk pertumbuhan terbaik perlu media dengan pH 7,6-7,8.

- Bakteri ini tumbuh secara aerob dan fakultatif anaerob.

- Bakteri ini jarang tumbuh pada suhu dibawah 25oC dan di atas 41oC. Suhu
pertumbuhan optimum 37,5oC.

Hello!
Untuk pertumbuhan terbaik perlu media dengan Ph 7,6-7,8. Kuman ini tumbuh aerob dan fakultatif
anaerob. Jarang terlihat tumbuh pada suhu di bawah 25oC dan di atas 41oC. Suhu pertumbuhan optimum
37,5oC. Glukosa dan gliserin meningkatkan multiplication rate-nya, tetapi bertambahnya pembentukan
asam laktat selain menghambat dapat pula membunuhnya, kecuali bila ke dalam perbenihan ditambah
kalsium karbonat 1% untuk menetralkannya.

Dalam lempeng agar darah sesudah pengeraman selama 48 jam akan terbentuk koloni yang bulat kecil
dan dikelilingi zona kehijau-hijauan identik dengan zona yang dibentuk oleh streptococcus viridians.
Kuman ini lisis dalam larutan empedu 10% (otolisis) atau natrium desoksikholat 2% dalam waktu 5-10
menit, sifat penting ini untuk membedakannya dari Streptococcus viridians.

Hello!
Kuman pneumokokus meragi inulin; inulin positif dapat menegakkan diagnosis, tetapi
jika negatif belum tentu bukan pneumokokus.

Kuman ini berbeda dari dari kokus lainnya, dihambat oleh optokhin. Koloni yang
diduga pneumokokus, ditanam pada pelat agar darah, kemudian ditempelkan cakram
optokhin. Bila ternyata Pneumokokus maka akan Nampak zona yang tidak ada
pertumbuhan kuman di sekeliling cakram.

Untuk memperoleh perbenihan yang murni bahan pemeriksaan disuntikkan melalui


intraperitoneum pada tikus putih. Dengan cara ini pula, virulensinya dapat diketahui

Hello!
Daya Tahan Kuman

Kuman Pneumokokus dalam sputum yan kering yang tidak terkena sinar matahari secara kangsung
dapat tahan beberapa bulan. Dalam perbenihan biasa mati setelah beberapa hari, tetapi dapat
dipertahankan dan tetap virulen berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bila disimpan dalam keadaan
liofil. Kuman ini mati setelah 10 menit pada 52oC, 1 jam oleh sinar matahari langsung, 11/2 jam oleh
sinar matahari yang difus. Pneumokokus lebih mudah mati dengan fenol, HgCl 2, kalium permanganate
dan antiseptikum lainnya daripada Mikrokokus dan Streptokokus. Selain itu Pneumokokus rentan
terhadap sabun, empedu, natrium oleat, zat warna dan derivat kuinin. Pneumokokus dihambat oleh
sulfadiazine, tetapi sering terjadi resistensi sesudah beberapa hari. Kuman ini sangat sensitif terhadap
penisilin.

Hello!
Patogenesis
  a.    Produksi Penyakit
Streptococcus Pneumoniae menyebabkan penyakit melalui kemampuannya untuk berkembang biak
didalam jaringan. Mereka tidak menghasilkan toksin. Virulensi dari organisme merupakan fungsi
kapsulnya, yang dapat mencegah atau menunda pencernaan oleh fagosit. Serum yang mengandung
antibodi terhadap polisakarida tipe spesifik dapat melindungi dari infeksi. Jika serum tersebut diserap
oleh polisakarida tipe tertetu, maka serum tersebut akan kehilangan daya proteksinya. Hewan atau
manusia yang diimunisasi dengan tipe pneumococcus tersebut dan memiliki antibodi presipitasi dan
antibodi opsonisasi untuk tipe polisakarida tersebut

Hello!
b.   Resistensi Alamiah

40-70% dari manusia kadang-kadang merupakan carrier pneumococcus yang virulen, maka mukosa
pernapasan normal harus memiliki daya tahan alamiah bagi pneumococcus. Diantara faktor-faktor yang
mungkin menyebabkan rendahnya resistensi dan berpengaruh pada infeksi pneumococcal adalah sebagai
berikut :
1)        Ketidak normalan saluran pernapasan
Virus dan infeksi-infeksi lain yang merusak sel permukaan : akumulasi abnormal mucus (alergi) yang
melindungi pneumococcus dari fagositos, obstruksi bronchus (missal atelectasis) dan kerusakan saluran
pernapasan disebabkan oleh bahan iritan yang mengganggu fungsi mucocilary.

Hello!
2)        Alkohol atau intoksikasi obat
Menyebabkan menekan kegiatan fagositik, menekan reflex batuk, dan memudahkan aspirasi
bahan asing.

Hello!
  Patologi

Infeksi pneumococcus menyebabkan pengeluaran cairan edema fibrin secara berlebihan ke dalam
alveoli, yang di ikuti oleh sel darah merah dan leukosit yang menyebabkan konsolidasi dari paru-paru.
Sebagian pneumococcus terdapat dalam eksudat ini, dan mereka dapat mencapai aliran darah melalui
saluran limfa dari paru-paru. Dinding alveolar tetap utuh secara normal selama infeksi. Kemudian sel-sel
mononuclear secara aktif melakukan fagosit pada debris, dan fase cairan ini secara bertahap diserap
kembali. Pneumococcus ditangkap oleh fagosit dan di cerna secara intraseluler.

Hello!
 Infeksinya pada Manusia

Yang khas ialah menyebabkan penyakit pneumonia lobaris. Selain itu


dapat pula menimbulkan sinusitis, otitis media, osteomielitis, arthritis,
peritonitis,dan meningitis. Dari pneumonia lobaris dapat terjadi
komplikasi berupa septikemia, empiema, endokarditis, perikarditis,
meningitis dan arthritis. Pneumonia sekunder oleh Pneumokokus
setelah infeksi virus (campak, influenza) lenih jarang terjadi daripada
oleh Streptokokus.
 Pneumonia adalah peradangan paru-paru
yang disebabkan oleh infeksi yang mengenai jaringan paru-
paru biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri’

 Peradangan dari gelembung udaramikroskopik paru-
paru yaitu alveolus dan saluran udara terkecil yaitu bronkiolus.

 Serangan pneumonia oleh pneumococcus biasanya mendadak
diikuti dengan demam, menggigil,batuk dengan dengan dahak
berdarah, sesak napas, nyeri dada.
Pengobatan
Karena pneumococcus bersifat sensitif terhadap antimikroba, perawatan awal biasanya berlangsung
pada proses pemulihan yang cepat dan respon antibodi agaknya kurang berperan. Penisilin G
merupakan obat pilihan.
untuk menangani pneumonia yang disebabkan oleh pneumococcus tetapi tidak efektif menangani
meningitis yang disebabkan oleh strain yang sama. Beberapa strain yang resisten penisilin ternyata
juga resisten terhadap cefrizoxime, juga resisten terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Pneumococcus
peka terhadap vankomisin.
Bakteri streptococcus pneumoniae pada
penyakit pneumonia

Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi disebut pneumonia.

Agen-agen mikroba yang menyebabkan pneumoniae memiliki tiga bnetuk trasmisi primer:

1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada orofaring

2. Inhalasi aerosol yang infeksius

3. Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal


Aspirasi dan inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan pneumonia, sementara
penyebaran secara hematogen lebih jarang terjadi. Akibatnya faktor-faktor predisposisi termasuk juga berbagai
defisiensi mekanisme pertahanan sistem pernapasan. Kolonisasi basilus gram negatif pada orofaring akibat
aspirasi dan mekanisme patogenik banyak pneumonia gram negatif telah menjadi subjek penelitian akhir-akhir
ini.
Diantara semua pneumonia bakteri, patogenesis dari pneumonia pneumococcus merupakan yang paling banyak
diselidiki. Pneumococcus umumnya mencapai alveoli lewat percikan mukus atau saliva. Lobus bagian bawah
paru paling sering terkena karena efek gravitasi. Setelah mencapai alveoli,

Hello!
pneumococcus menimbulkan respons khas yang
terdiri dari empat tahap berurutan:

Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)

eksudat serosa masuk kedalam alveoli paru tampak merah dan bergranula karena
melalui pembuluh darah yang berdilatasi sel-sel darah merah, fibrin, dan leukosit
dan bocor PMN mengisi alveoli

Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) Resolusi (7 sampai 11 hari)


paru tampak kelabu karena leukosit dan eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi
fibrin mengalami konsolidasi di dalam oleh makrofag sehimgga jaringan
alveoli yang terserang kembali pada strukturnya semula.
H
kesimpulan i
!

Pneumonia adalah penyakit peradangan pada parenkim paru. Pneumonia adalah penyebab kematian
keenam di Amerika Serikat. Organisme penyebab termasuk bakteri, virus, fungus dan protozoa.
Agen mikroba yang menyebabkan pneumonia memilki dua cara transmisi yang utama yaitu aspirasi organisme
patogenik yang telah berkolonisasi pada osofaring dan inhalasi aerosol infeksius. Yang lebih jarang, bakteri
dapat mencapai parenkim paru melalui aliran darah dari bagian ekstrapulmonal atau dari penggunaan obat
intravena. Pneumonia digolongkan berdasarkan patologi, mikrobiologi, dan klinis.
Klasifikasi mikrobiologis pneumonia didasarkan organisme penyebab yang diidentifikasi dengan mikrobiologi.
Agen penyebab pneumonia bakteri dibagi menjadi organisme gram positif atau gram negative. Streptococcus
pneumonia merupakan satu organisme gram positif merupakan penyebab pneumonia bakteri paling sering.
Pengobatan pneumonia yaitu dengan pemberian obat-obat antibiotik seperti penisilin. Pencegahan terhadap
penyakit yang paling efektif yaitu melalui pemberian vaksin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai