Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BIOLOGI II

NIM : 1811E1006
Nama : Zidan Nabil M
Kelas : D3A Analis Kesehatan
Fungsi Protein
1. Sumber energi
Fungsi protein sebagai sumber energi bagi tubuh memang sudah tidak perlu
dipertanyakan lagi. Protein merupakan salah satu makronutrien selain karbohidrat
dan lemak. Makronutrien adalah nutrien atau nutrisi yang memberikan energi untuk
tubuh dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar.
Protein mengandung kalori yang sama banyaknya seperti karbohidrat, yaitu empat
kalori dalam setiap gram. Namun, pada kondisi tertentu, misalnya pada saat diet,
protein umumnya dipilih sebagai sumber energi utama dibandingkan dengan
karbohidrat.
Hal ini disebabkan oleh protein yang metabolismenya lebih rendah daripada
karbohodrat dan lemak sehingga lebih dalam dicerna oleh tubuh dan bisa membuat
kenyang lebih lama. Penggunaan karbohidrat dan protein sebagai sumber energi
bisa disesuaikan dengan kebutuhan tubuh setiap orang yang berbeda-beda.
2. Menjaga sistem imun tubuh
Fungsi protein yang kedua adalah menjaga sistem imun tubuh. Ketika terdapat benda asing
berbahaya yang menyerang tubuh seperti bakteri atau virus, tubuh akan membentuk antibodi sebagi
sistem pertahanan tubuh agar virus dan bakteri tersebut tidak dapat berkembang dalam tubuh.
Ketika virus atau bakteri yang sama menyerang tubuh Anda kembali, maka antibodi akan merespon
lebih cepat dan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu meningkat. Protein dalam darah
adalah salah satu yang terpenting dalam pembentukan antibodi, sehingga dapat dikatakan bahwa
fungsi protein untuk imunitas tubuh ini sangat penting.
3. Alat transportasi nutrisi dalam tubuh
Tidak hanya berperan sebagai makronutrien, fungsi protein lainnya adalah menjadi alat transportasi
bagi nutrisi lainnya yang ada dalam tubuh. Protein memiliki peran dalam mengangkut berbagai
nutrisi seperti vitamin dan mineral, oksigen, kolesterol, hingga gula darah.
Setiap jenis protein mengikat zat secara spesifik sehingga jenis protein tertentu tidak akan mengikat
dan mengangkut zat yang salah. Contohnya seperti lipoprotein yang memiliki tugas mengangkut
kolesterol dan lemak, sedangkan hemoglobin bertugas untuk mengangkut oksigen dari paru-paru
ke seluruh tubuh. Meskipun sama-sama terbantuk dari protein, tetapi hemoglobin tidak akan
mengangkut kolesterol.
4. Penyimpanan nurtisi
Selain sebagai alat transportasi bagi zat lainnya, protein juga berperan dalam menyimpan
nutrisi dalam tubuh. Salah satu contohnya adalah Feritin yang dapat menyimpan zat besi.
Feritin akan mengeluarkan zat besi secara terkontrol ketika tubuh membutuhkannya.
5. Menyeimbangkan pH
Fungsi protein selanjutnya adalah untuk menyeimbangkan pH darah dan cairan lainnya dalam
tubuh. pH yang seimbang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Nilai pH yang terlalu asam
atau terlalu basa dan di luar nilai normal bisa menyababkan berbagai masalah dalam tubuh.
6. Pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
Fungsi protein lainnya adalah membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Protein
berperan penting pada proses pembentukan sel-sel tubuh sehingga sangat dibutuhkan dalam
tumbuh kembang anak. Tapi tentunya protein tidak hanya dibutuhkan pada saat masa
pertumbuhan saja, tetapi protein juga berperan penting dalam pemeliharaan jaringan tubuh.
Beberapa contoh dari fungsi protein memelihara tubuh adalah seperti fungsi protein yang bisa
memicu pertumbuhan keratin rambut atau fungsi protein yang baik untuk menjaga kesehatan
kulit. Selain itu, protein juga memiliki peran penting dalam memelihara otot dan tulang.
7. Pembentukan enzim dan hormon
Fungsi protein selanjutnya adalah membantu pembentukan enzim dan
hormon dalam tubuh. Baik enzim maupun hormon merupakan zat yang
sangat penting bagi tubuh. Enzim berperan dalam berbagai reaksi kimia
yang terjadi dalam tubuh. Sedangkan hormon yang diproduksi kelerjar
endokrin berfungsi untuk membawa pesan kimiawi antar sel dalam
tubuh.
Sumber Protein
1. Protein Hewani, merupakan asupan nutrisi protein yang berasal dari hewan atau produk olahannya. Diantaranya:
Daging Merah
Daging-dagingan merah seperti daging sapi, daging kambing dan domba kaya akan protein. Selain itu, daging merah
juga merupakan sumber vitamin B12.
Daging Ayam
Jika Ibu khawatir akan kandungan lemak dalam daging. Sebaiknya Ibu konsumsi daging ayam, sebagai sumber
protein. Daging unggas memiliki lemak jenuh yang lebih sedikit dibanding dengan daging lainnya. Pilihlah bagian
dada ayam, karena mengandung 30 gram protein/100 gram dan juga tidak mengandung banyak lemak.
Daging Ikan
Selain sebagai sumber protein tinggi, daging ikan juga mengandung omega 3 yang baik kesehatan jantung. Daging
ikan salmon dan daging ikan tuna merupakan pilihan sumber protein yang tepat.
Telur
Dalam satu butir telur ayam mengandung 6 gram protein. Protein dalam telur yang masuk ke tubuh akan membantu
membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Protein dalam telur memiliki kualitas yang sangat tinggi karena asam
amino esensial yang dimilikinya hampir ideal untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda. Untuk menjaga kadar
kolesterol dalam tubuh, sebaiknya pilih putih telur karena bebas lemak dan bebas kolesterol.
Susu dan Produk Olahannya
Susu merupakan salah satu sumber protein yang paling baik. Protein dalam susu sangat berkualitas karena
mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Selain protein, susu juga menyediakan kalsium yang cukup
tinggi. Produk olahan susu, seperti keju dan yoghurt juga bisa dijadikan sebagai sumber protein yang baik.
2. Protein Nabati, berasal dari konsumsi tanaman atau berbagai jenis olahannya. Diantaranya:
Tahu dan Tempe
Makanan ini bisa Ibu sajikan sebagai sumber protein setiap hari karena harganya yang terjangkau. Namun ternyata,
kandungan protein dari makanan yang bersumber dari kedelai ini tak semurah harganya. Dalam takaran 100 gram,
tempe memiliki kandungan protein sebesar 20,8 gram. Sedangkan tahu memiliki kandungan protein sebanyak 10,9
gram per 100 gramnya. Selain mudah untuk didapatkan, tempe dan tahu juga sangat mudah untuk diolah menjadi
berbagai kreasi hidangan yang pasti disukai seluruh anggota keluarga.
Kacang Kedelai
Selain lewat tempe dan tahu, Ibu bisa mengonsumsi kacang kedelai secara langsung atau diolah menjadi susu kedelai
untuk mendaptkan kebaikan manfaat protein yang lebih optimal. Kacang kedelai merupakan sumber protein terbesar,
yakni mengandung 40,4 gram setiap 100 gramnya. Selain itu, kacang kedelai juga mengandung antioksidan yang dapat
menangkal radikal bebas.
Kacang Polong
Kacang polong mengandung protein yang cukup tinggi. Secangkir kacang polong setidaknya mengandung 8 gram
protein. Tak hanya itu, kacang polong juga mengandung leusin. Salah satu jenis asam amino esensial ini penting
karena dibutuhkan tubuh agar proses metabolisme lancar dan umumnya sulit ditemukan di sebagian besar makanan
nabati.
Gangguan Protein
Penyakit Utama Akibat Kekurangan Protein
• Marasmus
Anak-anak dan bayi rentan terhadap kekurangan protein. Marasmus adalah kurangnya nutrisi penting yang parah.
Marasmus adalah penyakit fatal yang menyebabkan penurunan berat badan, dan dehidrasi. Anak terlihat kurus kering
dengan rambut kemerahan.
• Kwashiorkor
Kurangnya protein dan karbohidrat seperti beras, ubi jalar, dan pisang menyebabkan kwashiorkor. Ini adalah
penyakit gizi buruk yang sering terjadi pada anak agak besar.
Gejala kwashiorkor termasuk perut bengkak karena retensi cairan, kulit mudah mengalami borok yang tak kunjung
sembuh. Ini juga memiliki gejala umum untuk marasmus seperti mudah marah, diare, kelelahan, pertumbuhan
terbatas dan gangguan perkembangan kognitif serta kesehatan mental.
• Cachexia
Cachexia adalah penyakit yang menyebabkan melemahnya otot rangka akibat kekurangan protein. Hal ini terkait
dengan penyakit kronis seperti AIDS, kanker, gagal ginjal kronis, penyakit paru obstruktif kronik dan
rheumatoid arthritis.
Hal ini menyebabkan penurunan berat badan dan juga bisa mengakibatkan kematian. Asupan protein yang
kurang sering terjadi pada pasien yang menderita kanker kolon, lambung, hati, pankreas dan saluran empedu.
Penyakit Kekurangan Protein Khusus
Ada tiga kondisi utama yang merupakan akibat kekurangan protein khusus pada
tubuh:
• Kekurangan Protein C. Seseorang yang mengalami kondisi ini kebanyakan
disebabkan oleh penyakit keturunan yang mempengaruhi
produksi antikoagulan alami tubuh. Hal ini menyebabkan pembekuan darah yang
abnormal (trombosis) khususnya di vena.
• Kekurangan protein S juga mempengaruhi produksi antikoagulan alami. Namun
penyebabnya dapat menjadi genetik atau diperoleh melalui kekurangan vitamin
K.
• Kekurangan Alpha-1 antitrypsin, satu jenis sindrom kekurangan protein,
menyebabkan kesulitan bernafas, mengi, masalah penglihatan dan kelemahan.
• Kekurangan protein trifungsional mitokondria menyebabkan gul
darah rendah, kelemahan jantung dan masalah hati, otot mengencil dan lemah
serta bayi akan kesulitan dalam menyusui.
Penyakit Akibat Kekurangan Protein Asam Amino Esensial
Protein tersusun dari asam amino. Ada 22 asam amino yang telah ditemukan dalam jaringan
tubuh manusia. Banyak dari asam amino dapat disintesis sendiri oleh tubuh kita (asam amino non-
esensial).
Namun sembilan dari mereka adalah asam amino penting (asam amino esensial) yang harus
didapatkan dari luar tubuh (makanan) karena tubuh kita tidak dapat mensintesisnya. Ketidakcukupan
setiap jenis asam amino esensial ini juga dapat menyebabkan fungsi abnormal dan berbahaya bagi
tubuh.
• Histidin. Kekurangan L-histidin dalam sumber makanan dapat menyebabkan gejala
seperti anemia, menurunkan produksi histamin, menurunkan penyerapan zinc, dan menurunkan
respon imun atau kekebalan tubuh.
• Isoleusin. Apabila tubuh kekurangan Isoleusin dari sumber makanan, maka dapat menyebabkan
gejala seperti sakit kepala, pusing, kelemahan, depresi, kebingungan dan mudah marah.
• Leusin. Kekurangan protein asam amino Leusin dalam diet menunjukkan gejala yang mirip dengan
hipoglikemia. Gejala termasuk sakit kepala, pusing, kelemahan, kurangnya stabilitas mental,
disorientasi, mudah marah dan depresi.
• Lysine. Akibat kekurangan protein asam amino Leusin, seseorang dapat menunjukkan gejala seperti
mudah marah, pusing, kelelahan, anemia, mood swing, rambut rontok dan pertumbuhan terhambat.
• Metionin. Asam amino Metionin juga tak kalah penting, karena kekurangan zat ini dalam
diet dapat menyebabkan penurunan sintesis sistein, yang melindungi sel-sel hati
dari kerusakan. Peningkatan peroksidasi lipid, depresi, dan peningkatan risiko aterosklerosis.
• Fenilalanin. Manifestasi klinis akibat kekurangan fenilalanin diantaranya; kebingungan,
kelesuan, kekurangan energi, retensi cairan, depresi, lesi kulit, penurunan
kewaspadaan, kerusakan hati, masalah memori, pertumbuhan yang lambat dan
kurang nafsu makan.
• Treonin. Gejala kekurangan treonin termasuk lekas marah, mood swing, impulsif dan
masalah memori. Ketidakmampuan yang berkaitan dengan fungsi otak.
• Tryptophan. Kelangkaan makanan triptofan dapat menyebabkan rendahnya
tingkat serotonin. Kadar serotonin yang rendah berhubungan dengan depresi, kecemasan,
panik, mudah marah, perubahan suasana hati, sabar, impulsif, ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi, peningkatan berat badan, mengidam makanan, agresivitas dan insomnia.
• Valin. Akibat kekurangan protein valin dalam diet dapat mempengaruhi proses
penyelubungan myelin saraf. Ketidakmampuan untuk metabolisme leusin, isoleusin, dan
valine menyebabkan penyakit Maple syrup urine disease (MSUD). Urin dari orang-orang
yang terkena penyakit ini berbau seperti sirup maple.
Protein dalam makanan tidak dapat diserap oleh mukosa usus akan
tetapi setelah dalam bentuk peptide dan asam amino dapat diserap
dengan baik.
Etiologi Asidosis Respiratorik
Merupakan meningkatnya kadar asam dalam tubuh akibat paru-paru
yang tidak dapat mengeluarkan cukup banyak karbon dioksida (CO2)
yang diproduksi oleh tubuh. Kelebihan CO2 selanjutnya menyebabkan
pH darah dan cairan tubuh lainnya menurun sehingga menjadi terlalu
asam.
Etiologi Asidosis Metabolik
Gangguan ketika status asam-basa bergeser ke sisi asam akibat
hilangnya basa atau retesi asam nonkarbonat dalam tubuh. Asisdosis
sendiri merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi asam dan ion
hydrogen dalam darah dan jaringan tubuh sehingga menurunkan pH.
Glikoprotein dan Lipoprotein
• Glikoprotein
Protein yang ditempeli oleh molekul karbohidrat atau protein yang
bersenyawa dengan karbohidrat.
Adapun fungsinya sebagai tanda atau sinyal pengenal dari sel. Apabila
ada sel asing yang masuk ke dalam tubuh maka antibody akan membaca
sel asing tersebut dengan cara mendeteksi keberadaan glikoprotein.
Selain itu, glikoprotein juga berfungsi sebagai reseptor untuk senyawa
misalnya hormon, protein transport dan juga sebagau tempat pelekatan
sel.
• Lipoprotein
Struktur biokimia yang berisi protein dan lemak, yang terikat pada
protein, yang memungkinkan lemak untuk bergerak melalui air pada
bagian dalam dan di luar sel. Protein berfungsi untuk mengemulsi lipid
(jika tidak disebut molekul lemak).

Anda mungkin juga menyukai