Anda di halaman 1dari 10

PENUNTUN BELAJAR

PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM

N
LANGKAH
O
I. MENYAMBUT IBU
1 Menyambut ibu dan seseorang yang menemani ibu
2 Memperkenalkan diri kepada ibu
3 Menanyakan identitas ibu dan suami
II. MENGKAJI ULANG /MENANYAKAN MENGENAI RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
4 Siapa yang membantu ibu menolong persalinan
5 Di mana melahirkan
6 Jenis persalinan (spontan,vacum,forcep,SC)
7 Waktu persalinan
8 Paritas
9 Komplikasi selama kehamilan,persalinan dan setelah melahirkan
10 Robekan perineum atau luka episiotomi
11 Menanyakan mengenai riwayat diet
a. jenis makanan
b. frekuensi makan
c. makanan pantangan/diet
d. apakah kehilangan selera makan
12 Menanyakan apakah ibu mengkonsumsi zat besi
13 Menanyakan apakah ibu mengkonsumsi obat-obatan lain/jamu-jamuan
14 Menanyakan mengenai riwayat ambulasi:
a. sejak kapan
b. seberapa sering
c. mengalami pusing saat ambulasi
d. mandiri atau memerlukan bantuan orang lain
15 Menanyakan mengenai lokhia :
a. Lokhia rubra (1-3 hari, warna : merah dan hitam, ciri : terdiri atas sel decidua, verniks dan sisa darah
b. Lokhia sangunilenta(3-7 hari), putih bercampur darah, ciri:sisa darah
c. Lokhia serosa (7-14 hari), kekuningan/ kecoklatan, lebih sedikit darah, banyak serum, sisa robekan
plasenta.
d. Lokhia alba (>14 hari), putih, mengandung lekosit, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang
mati.
16 Menanyakan mengenai riwayat eliminasi BAB & BAK:
a. Kapan
b. mengalami kesulitan atau tidak
17 Menanyakan mengenai proses menyusui:
a. kapan
b. frekuensi
c. mengalami kesulitan atau tidak
18 Menanyakan mengenai tanda-tanda bahaya post partum :
a. mudah lelah/sulit tidur
b. demam
c. nyeri atau terasa panas waktu buang air kecil
d. sembelit/hemoroid
e. sakit kepala terus menerus,nyeri,bengkak
f. nyeri abdomen
g. cairan vagina yang berbau busuk
h. payudara sangat sakit saat disentuh,bengkak,puting susu pecah-pecah
i. kesulitan menyusui
j. kesedihan
k. merasa kurang mampu merawat bayinya sendiri
PEMERIKSAAN FISIK
19 PERSIAPAN ALAT :
1. Status pasien
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Termometer
5. Reflek hammer
6. Jam tangan
7. Sarung tangan DTT atau steril dalam bak DTT atau steril
8. Kapas DTT dalam kom DTT
9. Baskom berisi larutan klorin 0,5 %
10. Tempat sampah medis
11. Sabun untuk cuci tangan
12. Handuk kecil atau lap tangan
13. Celemek
20 Menjelaskan pada ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
21 Mencuci tangan sebelum pemeriksaan fisik
22 Menilai keadaan umum dan tingkat emosi
23 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital :
a. tekanan darah
b. suhu tubuh
c. nadi
d. respirasi
KEPALA DAN LEHER
24 Memeriksa adanya edema pada wajah
25 Memeriksa adanya warna kuning pada sklera
26 Memeriksa pucat pada mata
27 Memeriksa pucat pada mulut
28 Memeriksa bagian leher:
a. KGB
b. Kelenjar tyroid
c. TVJ
DADA
1. PARU-PARU
29 Inspeksi : kesimetrisan bentuk dan gerak pernafasan,warna kulit dada,retraksi,jaringan parut
30 Palpasi : gerakan dinding dada,traktil vremitus secara sistematis
31 Perkusi : batas-batas paru secara sistematis
32 Auskultasi : bagian anterior
2. JANTUNG
33 Nilai bunyi jantung
3. PAYUDARA
34 Meminta pasien berbaring dengan kedua lengan diatas kepala
Melakukan inspeksi :
a. Bentuk, ukuran dan kesimetrisan.
b. Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c. Adanya pengeluaran ASI atau tidak
d. Adanya dimpling atau tidak
e. Adanya jaringan parut atau tidak
Kebersihan payudara
35 Meminta pasien untuk menurunkan lengan kanan, kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis
sampai axila, catat adanya massa, benjolan yang membesar,pembengkakan atau abses
36 Meminta pasien untuk menurunkan lengan lengan kiri dan menaikkan lengan kanan. Palpasi payudara
kanan secara sistematis sampai axila, catat adanya massa, benjolan yang membesar,pembengkakan atau
abses
ABDOMEN
37 Periksa bekas luka atau jika ada luka operasi baru
38 Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus di atas pubis
a. TFU
b. Kontraksi
c. Konsistensi
39 Palpasi untuk mendeteksi massa
40 Palpasi untuk mendeteksi penuh atau tidaknya kandung kemih
41 Pemeriksaan diastasis recti
Diastasis recti adalah derajat pemisahan otot rektus abdominis
Caranya :
a. Menjelaskan kepada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Menyiapkan lingkungan untuk menjaga privacy klien
c. Atur posisi ibu berbaring terlentang datar tanpa bantal di bawah kepalanya
d. Tempatkan ujung-ujung jari salah satu tangan pada garis tengah abdomen dengan ujung jari telunjuk
tepat di bawah umbilikus dan jari-jari yang lain berbaris longitudinal ke bawah ke arah simphisis pubis.
Tepi jari-jari harus menyentuh satu sama lain
e. Minta ibu menaikkan kepalanya sampai dagu menyentuh dada,diantara payudara. Pastikan ibu tidak
menekan tangannya di tempat tidur atau mencengkram matras untuk membantu dirinya, karena hal
ini akan mencegah penggunaan otot-otot abdomen.
f. Tekan ujung-ujung jari dengan perlahan dekat dengan abdomen. Otot-otot abdomen akan mendekati
garis tengah dari kedua sisi dan jari-jari akan merasakanperlawanan dari otot-otot tersebut. Apabila
diastasisnya lebar, gerakan jari-jari dari sisi ke sisi dalam upaya menemukan otot tersebut.
g. Ukur jarak antara 2 otot rektus ketika otot tersebut dikontraksikan, isi ruang antara otot rektus dengan
jari-jari.
h. Minta ibu untuk menurunkan kepala secara perlahan ke posisi relaksasi awalsehingga otot-otot
abdomenibu akan kembali berrelaksasi.
i. Ukur jarak antara 2 otot rektus ketika otot tersebut direlaksasikan, isi ruang antara otot rektus dengan
jari-jari seperti saat pengukuran otot abdomen yang berkontraksi.
j. Dokumentasi hasil pemeriksaan dengan cara hasil pengukuran saat kontraksi / hasil pengukuran saat
relaksasi.
contoh: saat kontraksi 2 jari, saat relaksasi jari, maka penulisanny 2/5. Dikatakan normal jika selisih
antara hasil pengukuran kontraksi dan relaksasi tidak lebih dari 2.
D. EKSTREMITAS
42 Memeriksa tungkai dan kaki ;
a. varices
b. kemerahan pada betis
c. edema
d. reflek patella
e. homman sign (atas indikasi)
GENETALIA
43 Persiapan diri :
a. Memakai celemek
b. Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya dengan handuk kering
44 Menjelaskan prosedur tindakan kepada ibu dan memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan
45 Membantu ibu pada posisi untuk pemeriksaan perineum
46 Mengenakan sarung tangan pada kedua tangan
47 Memperhatikan adanya :
a. haematoma
b. edema
c. varices
d. haemoroid
48 Memperhatikan warna,konsistensi bau lochia, serta jumlah pengeluaran lokea
49 Memeriksa perineum untuk penyembuhan dari laserasi atau penjahitan episiotomy
50 Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung
tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan tersebut selama 10 menit.
51 Mencuci tangan 7 langkah
52 Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
53 Memberikan asuhan sayang ibu (konseling) mengenai:
a. mobilisasi
b. nutrisi
c. miksi
d. defekasi
e. perawatan payudara
f. laktasi
g. perawatan luka
54 Mencatat/mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan serta asuhan lainnya pada status ibu
PENUNTUN BELAJAR
TEKNIK MENYUSUI

NO LANGKAH

1 Peralatan dan Perlengkapan : - Phanthom bayi


2 Minta pasien duduk bersandar dan kaki disangga
3 Lakukan pemijatan dengan gerakan melingkar menggunakan ibu jari dari arah leher sampai ke
punggung sejajar dengan payudara ( pemijatan dilakukan selama 5 – 10 menit ).
4 Sebelum menyusui, keluarkan ASI sedikit, oleskan pada puting dan areola di sekitarnya sebagai
antisepsis dan untuk menjaga kelembaban puting.
A. Posisi Menyusui
5 Letakkan bayi menghadap payudara ibu, pegang belakang bahu bayi dengan satu lengan,
kepala bayi terletak di pertengahan lengan bawah ibu, tahan bokong bayi dengan telapak
tangan.
6 Usahakan bayi dipeluk dekat badan ibu dengan kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi). Pastikan tidak ada rongga antara ketiak dan lengan ibu.
Posisikan telinga bayi dan lengan ibu dalam satu garis lurus.
7 Pastikan bayi mendekat ke payudara hidung berhadapan dengan puting.
8 Untuk memasukkan payudara ke mulut bayi, pegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari
lain menopang di bawahnya. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
9 Beri bayi rangsangan membuka mulut (rooting reflek) dengan cara menyentuh pipi atau sisi
mulut bayi dengan puting, setelah bayi membuka mulut, segera dekatkan puting ke mulut bayi.
B. Perlekatan Menyusui
10 Pastikan dagu bayi menempel pada payudara, mulut bayi terbuka lebar, bibir melengkung
keluar, sehingga yang terlihat areola lebih banyak di atas mulut daripada di bawah mulut.
11 Pastikan bayi tidak hanya menghisap puting, tetapi seluruh areola masuk kedalam mulutnya.
Jika bayi hanya menghisap bagian puting, kelenjar-kelenjar susu tidak akan mengalami tekanan
sehingga ASI tidak keluar maksimal. Selain itu jika bagian puting saja yang dihisap bisa
menyebabkan puting nyeri dan lecet.
12 Gunakan jari untuk menekan payudara dan menjauhkan hidung bayi agar pernafasannya tidak
terganggu.
13 Jika bayi berhenti menyusui tetapi bertahan dipayudara jangan menariknya dengan kuat
karena akan menimbulkan luka. Pertama-tama hentikan hisapan bayi dengan menekan
payudara atau meletakkan jari anda pada ujung mulut bayi agar ada udara yang masuk.
14 Selama menyusui tataplah bayi dengan penuh kasih sayang.
15 Jangan khawatir jika bayi belum terampil menghisap karena baik ibu maupun bayi masih
belajar. Dibutuhkan ketenangan, kesabaran, dan latihan agar proses menyusui menjadi lancar.
16 Sesudah menyusui, keluarkan ASI sedikit, oleskan pada puting dan areola di sekitarnya,
biarkan kering sendirinya.
B. Menyendawakan Bayi
17 Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah
(gumoh) setelah menyusui. Caranya : bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
PENUNTUN BELAJAR
PERAWATAN PAYUDARA

NO LANGKAH
1 Persiapan Alat : Bahan :
a. Phantom ibu a. Kapas
b. Baki beralas b. Baby oil
c. Handuk 2 buah
d. Nierbekken
e. Penitik
f. Baskom
g. Waslap

2 Persiapan lingkungan :
a. Memasang sampiran
b. Tutup jendela
3 Persiapan klien :
a. Berikan penjelasan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Posisikan klien senyaman mungkin
4 Persiapan Diri :
a. Memakai celemek
b. Cuci tangan
5 Pasang handuk di pundak kemudian pakaian atas klien dibuka, dengan menjaga privasi klien.
6 Pasang handuk di bagian perut klien dengan mempertemukan ujung keduanya dengan mengaitkan
penitik.
7 Lakukan pemijatan dengan gerakan melingkar menggunakan ibu jari dari arah leher sampai ke
punggung sejajar dengan payudara ( pemijatan dilakukan selama 5 – 10 menit ).
8 Ambil kapas lalu basahi dengan menggunakan baby oil.
9 Pasang kedua kapas yang telah dilumuri minyak di bagian areola dan putting payudara selama 5 menit.
10 Bersihkan kotoran yang ada di seluruh permukaan payudara dengan menggunakan kapas yang telah
dilumuri baby oil.
Kompres payudara dengan menggunakan air hangat selama 5 menit secara bergantian dan
selanjutnya membasuh pada kedua payudara menggunakan waslap.
11 Kompres payudara dengan menggunakan air dingin selama 5 menit secara bergantian dan selanjutnya
membasuh pada kedua payudara menggunakan waslap.
12 Bereskan semua alat-alat perawatan payudara.
13 Pemeriksa cuci tangan.
PENUNTUN BELAJAR SENAM NIFAS

NO LANGKAH

1 Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan


- bantal
- matras
- kursi
2 Latihan tahap pertama : 24 jam setelah persalinan.
Posisi dasar 1
Sikap : Posisi tubuh terlentang, kaki lurus, tangan disamping badan dan kepala disanggah bantal
3 Latihan 2
Sikap : Sama seperti posisi dasar, gerakkan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar
kedalam dan dari dalam keluar.
Key point : lakukan gerakan selam 30 detik
4 Latihan 3
Sikap : Sama seperti posisi dasar, gerakkan telapak kaki kanan dan kekiri atas dan kebawah, seperti
gerakan menggergaji.
5 Latihan pernafasan diafragma
Latihan 4
Posisi dasar 2 : Posisi tubuh terlentang dengan kaki ditekuk, tangan disamping badan dan kepala
disanggah bantal.
Gerakan : Ambil nafas sambil kencangkan otot-otot perut saat menghembuskan nafas perlahan lewat
mulut.
6 Latihan tahap kedua : 3 hari sesudah pasca persalinan
a. Latihan mengangkat pinggul
Latihan 5
Sikap : Posisi dasar 2
Gerakan : Ambil nafas sementara anda menekan pinggul kelantai, selanjutnya hembuskan nafas
dan lemaskan
Key point : Sebagai permulaan ulangi 3 – 4 kali, latihan ini dapat ditambah hingga 12 lalu 24 kali
7 Latihan mengangkat kepala
Latihan 6
Sikap : Posisi dasar 2
Gerakan : Tarik nafas dalam-dalam angkat kepala sedikit sambil menghembuskan nafas, kemudian
turunkan kepala perlahan sambil menarik nafas.
8 Latihan meluncurkan kaki
Latihan 7
Sikap : : Posisi dasar 2
Gerakan : Secara perlahan julurkan kedua tungkai kaki hingga rata dengan lantai, kemudian geserkan
telapak kaki kanan dengan tetap menjejak lantai kebelakang kearah bokong. Pertahankan pinggul tetap
menekan lantai geserkan tungkai kaki kembali kebawah, ulangi untuk kaki kiri
Key point : mulailah dengan 3-4 kali geseran setiap kaki, lalu secara bertahap sampai 12 x atau lebih
dengan nyaman
9 Latihan 8 (latihan merapatkan otot perut)
Sikap : posisi dasar 2
Gerakan : Letakkan tangan diperut, tahan otot perut dengan tangan, angkat kepala dan pundak dari
bantal seolah anda hendak duduk.
10 Latihan 9 (mengencangkan alas panggul)
Sikap : Posisi dasar 2
Gerakan : Letakkan tangan diperut kemudian tekan pinggang kebawah lalu tarik otot perut kedalam
dan kencangkan seolah-olah menahan kencing
11 Latihan 10 (merampingkan pinggang)
Sikap : Posisi dasar 2
Gerakan : Letakkan kedua tangan dipinggang dan tekan keras-keras seolah-olah sedang
mengencangkan ikat pinggang kemudian kendurkan
12 Latihan 11(berlutut)
1) Sikap merangkak bertumpu pada lutut dan telapak tangan.gerakkan piggang ke atas ke bawah
sambil kencangkan otot perut.
2) Gerakkan pinggul dan kepala kekiri dan kekanan bergantian
13 Latihan 12 (meregangkan badan)
1) Berbaring terlentang.kencangkan otot perut,gerakkan lengan di samping badan seolah hendak
menjangkau mata kaki secara bergantian.luruskan kembali
Berbaring miring .kencangkan otot perut,gerakkan lengan lurus keatas kepala dan kaki lurus-lurus
kebawah sehingga badan membentuk garis lurus
14 Latihan 13 (berbaring telungkup)
Berbaring dengan bantal dibawah kepala dan sebuah lagi dibawah perut kemudian kencangkan otot
perut
15 Latihan 14
Sikap : Posisi tubuh terlentang dengan kepala disanggah bantal
Gerakan : lipat tangan didada,angkat kepala dan pundak serta angkat kaki dengan lurus
16 Latihan 15
Sikap : Sama seperti sikap latihan ke 14
Gerakan : Tekankan kaki di tembok sambil mengencangkan otot

17 Latihan 16 (duduk)
Letakkan tangan diatas kepala,otot perut dikencangkan ke dalam dan gerakan tubuh kedepan untuk
memegang jari-jari
18 Latihan 17
Sikap : Posisi duduk di kursi yang bersandar
Gerakan : Letakkan tangan dibawah kursi ,bayangkan anda hendak mengangkat kursi keatas.
19 Latihan 18 (berdiri)
Berdiri tegak kemudian dikencangkan kedalam
PENUNTUN BELAJAR MEMERAH ASI

NO LANGKAH

1 Peralatan dan Perlengkapan :


- Cangkir/gelas tertutup yang telah dicuci dengan air mendidih
2 Ajarkan Ibu melakukannya sendiri. Bidan jangan memerah ASI ibu. Seijin ibu, sentuh payudaranya
hanya untuk menunjukkan apa yang harus dilakukan dan lakukan dengan lembut
3 Anjurkan ibu untuk cuci tangan menggunakan sabun dan air .

4 Kompres payudara menggunakan air hangat selamat 1 menit.

5 Duduk atau berdiri dengan nyaman dan memegang wadah dekat payudara.

6 Meletakkan ibu jarinya pada payudara di ATAS puting dan areola, dan jari telunjuknya pada
payudara di BAWAH puting dan areola, berseberangan dengan ibu jari. Ibu menopang payudara
dengan jari-jari lainnya .

7 Menekankan ibu jari dan telunjuk agak ke arah dalam menuju dinding dada. Sebaiknya ibu
menghindarkan menekan terlalu ke dalam agar tidak menyumbat saluran ASI.

8 Menekan payudara di belakang puting dan areola diantara jari telunjuk dan ibu jarinya. Ibu harus
menekan pada duktus latiferus di bawah areola.

9 Kadang pada payudara ibu yang menyusui dimungkinkan untuk merasakan adanya duktus
tersebut. Bentuknya seperti polong-polongan atau kacang tanah. Bila ibu dapat merasakannya, ibu
dapat menekan disitu.

10 Menekan dan melepaskan, menekan dan melepaskan. Kegiatan ini tidak boleh menyakiti kalau
sampai sakit,berarti tehniknya salah.

11 Awalnya mungkin tidak ada ASI keluar, tetapi setelah menekan beberapa kali, ASI mulai menetes.
ASI mungkin mengalir bercucuran bila reflek oksitosinnya aktif.

12 Menekan areola dengan cara yang sama dari arah SAMPING, untuk memastikan ASI terperah dari
seluruh bagian payudara.

13. Hindari memijat atau meluncurkan jari-jarinya pada permukaan kulit.

14. Hindari meremas puting. Menekan atau menarik puting susu tidak bisa memerah ASI. Hal ini sama
seperti bila bayi hanya menghisap puting.

15. Memerah satu payudara sekurangnya 3-5 menit hingga alirannya melambat, kemudian memerah
sisi satunya, dan kemudian mengulangi memerah keduanya, ibu dapat memakai tiap tangan untuk
tiap payudara, dan menukarnya bila kedua tangannya lelah.

16. Jelaskan pada ibu bahwa memerah ASI secara memadai membutuhkan waktu 20-30 menit,
khususnya pada hari-hari pertama ketika ASI yang dihasilkan hanya sedikit. Penting sekali untuk
tidak mencoba memerah dalam waktu singkat.
PENUNTUN BELAJAR
PERAWATAN LUKA PERINEUM

NO LANGKAH

1. Menganjurkan ibu untuk cuci tangan dengan air dan sabun sebelum melakukan perawatan luka pada
perineum
2. Membersihkan daerah kelamin dan membersihkan vulva (mulai dari simpisis sampai anal) setiap kali
selesai BAK/BAB dgn sabun dan air

3. Jika terdapat luka episiotomi, hindari untuk menyentuh daerah luka.

4. Menganjurkan ibu untuk tidak membubuhkan apa pun pada luka perineum

5. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2x/ hari

6. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sesudah membersih daerah kelaminnya

Anda mungkin juga menyukai